Analisis Pemanfaatan Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

(1)

ANALISIS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam

bidang studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

Ikwan Al Ashari Daulay 100709041

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Pemanfaatan Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

Oleh : Ikwan Al Ashari Daulay

NIM : 100709041

Pembimbing I : Drs. Nazaruddin, S.H., M.A NIP. 130810757

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si NIP. 19560716197903 2 002

Tanda Tangan :


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Pemanfaatan Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

Oleh : Ikwan Al Ashari Daulay

NIM : 100709041

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

NIP. 19511119 198601 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

NIP. 19511013 197603 1 001

Tanda Tangan :


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip pada karya ini.

Medan, Agustus 2014

Ikwan Al Ashari Daulay


(5)

ABSTRAK

Daulay, Ikhwan Al Ashari. 2014. Analisis Pemanfaatan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS), Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan UMTS.

Jenis penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas Muhamadiyah Tapanuli Selatan berjumlah 5.676 orang dan sampel penelitian adalah 98 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, dan studi kepustakaan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi.

Dari hasil analisis data diketahui pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan pada umumnya 78,6% kunjungan pengguna ke perpustakaan dalam 1 bulan lebih dari 3 kali. Pada umumnya 80,6% hal yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan koleksi adalah membaca di tempat dan juga meminjamnnya. Selanjutnya 81,6,5% tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan UMTS adalah untuk keperluan studi dan juga menambah wawasan. Kemudian sebagian besar (84,7%) pengguna kurang puas dengan layanan sirkulasi yang ada di Perpustakaan UMTS. Lalu sebagian besar (67,4%) layanan referensi membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi yang butuhkan pengguna. Dan sebagian besar (61,2%) responden menjawab koleksi yang tersedia di Perpustakaan UMTS kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Ridhonya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: “Analisis Pemanfaatan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang studi ilmu perpustakaan dan informasi pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Imu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil. Pertama dan terutama sekali Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua Ayahanda Dahrun Daulay dan Ibunda Sariandun Rangkuti yang selalu memberikan doa dan semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini. Dan tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi S1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Penguji II.

3. Bapak Drs. Nazaruddin, S.H, M.A selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku Penguji I yang telah meluang waktunya memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

6. Para staf pengajar dan staf administrasi pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan bantuan selama masa perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada keluarga tercinta baik abang, kakak dan adek yang selalu mengiringi kehidupan peneliti baik suka maupun duka dengan limpahan kasih sayang, cinta dan doa mereka.

8. Kepada sahabat-sahabat terbaik Fadli Mulia Lubis, Fitrianti Pohan, Marlina Solin, Aris Sulaiman, Abdul Hamid, Dede Aditya Nugraha, Indra L.P Hutagalung, Wiyatama Adha, dan Janitra Tarigan terima kasih banyak atas bantuan dan semangat yang kalian berikan.

9. Kepada teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi angkatan 2010, semangat kawan-kawan dalam menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) ini.

Penulis berharap semua yang telah mereka berikan berupa doa, bimbingan, semangat, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis sendiri. Terima kasih.

Medan, Agustus 2014


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8

2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi... 9

2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10

2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10

2.2.1 Jenis-Jenis Koleksi ... 11

2.2.2 Fungsi Koleksi ... 13

2.3 Pemanfaatan Perpustakaan ... 14

2.3.1 Pemanfaatan Koleksi ... 15

2.3.2 Tujuan Pemanfaatan ... 16

2.3.3 Frekuensi Pemanfaatan ... 17

2.4 Pelayanan Perpustakaan ... 17

2.4.1 Layanan Sirkulasi ... 18

2.4.2 Layanan Referensi ... 19

2.5 Kebutuhan Informasi ... 20

2.5.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi ... 22

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 23

2.5.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 24

2.5.4 Pengguna Informasi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Populasi ... 28

3.4 Sampel ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.7 Instrumen Penelitian ... 31

3.7.1 Kuesioner ... 31

3.7.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ... 31

3.8 Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Pengumpulan Data ... 34 4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Pemanfaatan koleksi perpustakaan . 34


(9)

4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan 37

4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi .. 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata ...… 29

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner ... 31

Tabel 4.1 Frekuensi Kunjungan pemanfaatan koleksi ... 34

Tabel 4.2 Bentuk Pemanfaatan Koleksi ... 35

Tabel 4.3 Tujuan Memanfaatkan koleksi Perpustakaan ... 36

Tabel 4.4 Motivasi dalam memanfaatkan koleksi Perpustakaan ... 37

Tabel 4.5 Jumlah Koleksi yang dipinjam dalam 1 Bulan ... 38

Tabel 4.6 Pelayanan Petugas Perpustakaan Pada Layanan Sirkulasi ... 39

Tabel 4.7 Tanggapan Pengguna Terhadap Layanan Sirkulasi ... 39

Tabel 4.8 Layanan Referensi untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 40

Tabel 4.9 Manfaat Layanan referensi untuk memenuhi kebutuhan informasi ... 41

Tabel 4.10 Bantuan petugas dalam layanan koleksi referensi ... 42

Tabel 4.11 Kesesuaian Koleksi yang tersedia ... 43

Tabel 4.12 Jumlah Koleksi di Perpustakaan... 43

Tabel 4.13 Fasilitas yang terdapat pada Ruang Baca ... 44


(11)

ABSTRAK

Daulay, Ikhwan Al Ashari. 2014. Analisis Pemanfaatan Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS), Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan UMTS.

Jenis penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas Muhamadiyah Tapanuli Selatan berjumlah 5.676 orang dan sampel penelitian adalah 98 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, dan studi kepustakaan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi.

Dari hasil analisis data diketahui pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan pada umumnya 78,6% kunjungan pengguna ke perpustakaan dalam 1 bulan lebih dari 3 kali. Pada umumnya 80,6% hal yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan koleksi adalah membaca di tempat dan juga meminjamnnya. Selanjutnya 81,6,5% tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan UMTS adalah untuk keperluan studi dan juga menambah wawasan. Kemudian sebagian besar (84,7%) pengguna kurang puas dengan layanan sirkulasi yang ada di Perpustakaan UMTS. Lalu sebagian besar (67,4%) layanan referensi membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi yang butuhkan pengguna. Dan sebagian besar (61,2%) responden menjawab koleksi yang tersedia di Perpustakaan UMTS kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dimana pendidikan tersebut berkembang kejenjang Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi mempunyai tiga fungsi yang lebih dikenal sebagai Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) menjunjung tinggi fungsi Tri Darma tersebut.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 angka 2 dijelaskan mengenai koleksi perpustakaan sebagai berikut: “Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan”.

Dalam Standart Nasional Indonesia Perpustakaan Perguruan Tinggi (3, 2009) Poin 5 diuraikan bahwa pada perpustakaan perguruan tinggi penambahan koleksi sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul atau minimal 200 (dua ratus) judul per tahun berdasarkan buku yang sering dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai kebutuhan informasi, yang di katakan oleh Belkin dalam Fourie (2008, 4) dinyatakan bahwa “An information need can refer to the gap between what we know and what we need to know, or to an anomalous state of knowledge”. Dalam hal kebutuhan informasi mengacu pada perbedaan antara apa yang diketahui dengan apa yang perlu diketahui, sehingga dapat didefinisikan apa yang menjadi kebutuhan informasi.

Penyebaran informasi berkembang dengan cepat, baik informasi yang tercetak maupun tidak tercetak. Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh atas berkembangnya informasi dan masyarakat pun sudah menyadari akan pentingnya menguasai informasi yang up to date untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Oleh karena itu, perpustakaan harus meningkatkan manajemen pengelolaannya, sumber daya koleksi yang dimiliki serta pelayanan sarana dan prasarananya.


(13)

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) berdiri sejak tanggal 15 Juli 1983, terdiri dari 6 (enam) fakultas dan 13 (tiga belas) program studi S1 yang terakreditasi yaitu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Agama Islam serta Fakultas Hukum. Saat ini terdapat 50 (lima puluh) orang staf administrasi, dosen tetap yayasan 90 (sembilan puluh) orang, dosen tetap PNS diperbantukan sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang serta dosen tidak tetap (dosen luar biasa) 250 (dua ratus lima puluh) orang staf pengajar, dengan 5.676 mahasiswa aktif UMTS. UMTS berada pada jalan Sutan Moch. Arief No. 32 Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Perpustakaan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi atau dapat disebut jantung dari Perguruan Tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sarana untuk pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademika, khususnya mahasiswa dan dosen.

Perpustakaan UMTS merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi. Koleksi yang ada pada perpustakaan hingga tahun 2014 sebanyak 7.705 judul dengan 14.886 eksemplar, yang terdiri dari buku teks sebanyak 2.486 judul dengan 5.219 eksemplar, terbitan berkala sebanyak 367 eksemplar, grey literature (skripsi, tesis dan disertasi) sebanyak 9.300 eksemplar.

Perpustakaan UMTS dari tahun 2009 sampai tahun 2014 belum ada melakukan penambahan koleksi buku teks maupun koleksi terbitan berkala. Meskipun pustakawan telah mengajukan proposal untuk penambahan koleksi perpustakaan kepada pihak yayasan. Hanya koleksi grey literature saja yang mendapat penambahan dikarenakan hasil karya tulis ilmiah dari mahasiswa UMTS itu sendiri. Koleksi perpustakaan sangat penting untuk terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan informasi dari waktu ke waktu, perkembangan informasi akan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dan sivitas akademika perguruan tinggi lainnya.

Pada Perpustakaan UMTS, pengguna dapat memanfaatkan koleksi yang ada dengan membaca koleksi ditempat, meminjam koleksi bagi anggota perpustakaan, berdiskusi, serta pengguna diluar anggota perpustakaan UMTS


(14)

diizinkan untuk memfotokopi koleksi yang ada. Pada Perpustakaan UMTS terdapat beberapa fasilitas diantaranya: tempat penitipan tas, meja dan kursi baca, rak buku, meja sirkulasi/layanan, lemari arsip untuk tata usaha, papan pengumuman, kotak saran dan jam dinding. Disamping itu, pada perpustakaan UMTS ini tidak terdapat fasilitas komputer yang terkoneksi internet untuk dimanfaatkan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi secara efesien dan efektif. Pada perpustakaan UMTS, tidak ada katalog dan penyusunan buku di rak yang berantakan tidak sesuai dengan subjek yang ditentukan, sehingga menyulitkan pengguna dalam temu kembali koleksi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Pada pengamatan awal penulis, diketahui bahwa tingkat pemanfaatan Perpustakaan UMTS rata-rata pengunjung mencapai 100 orang per-hari. Kemudian untuk hari Sabtu, pemanfaatan perpustakaan UMTS meningkat hingga 40%, karena perpustakaan UMTS ini juga sering dimanfaatkan oleh mahasiswa dari universitas lainnya atau masyarakat umum. Jumlah peminjam pada Perpustakaan UMTS rata-rata 30 orang per hari. Untuk jumlah pinjaman, rata-rata 45 judul per harinya dengan lama peminjaman selama 1 minggu. Untuk pengunjung di luar dari UMTS tidak diperkenankan meminjam buku karena sering terjadi kehilangan koleksi.

Kebutuhan informasi seseorang berhubungan dengan layanan informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Kebutuhan untuk memenuhi informasi yang berguna sebagai pendukung kegiatan pengguna sehari-hari bagi seluruh sivitas akademika UMTS. Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS. Pada kenyataan yang ada Perpustakaan UMTS belum mampu memberikan kebutuhan informasi bagi pengguna. Hal ini di dikarenakan pihak perpustakaan UMTS belum melakukan penambahan koleksi dari tahun 2009 sampai tahun 2014 baik buku teks maupun koleksi lainnya. Sehingga infomasi tersebut tidak up to date dan tidak sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna saat ini.

Seharusnya perpustakaan UMTS harus mampu menyediakan kebutuhan informasi bagi penggunanya untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan dan pemanfaatan pengguna terhadap perpustakaan UMTS.


(15)

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi bagi sivitas akademika UMTS, dengan adanya perpustakaan mendukung pemenuhan informasi penggunanya. Oleh karena itu, perpustakaan sebagai penyedia informasi (information provider), sudah saatnya memposisikan diri sebagai institusi terdepan dimana saat ini seluruh masyarakat secara global telah mengarah kepada kebutuhan informasi sebagai komponen utama masyarakat modern.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan analisis tentang bagaimana pemanfaatan Perpustakaan UMTS, apakah sudah memenuhi kebutuhan informasi dari pengguna perpustakaan? Jika belum, lalu indikator apakah yang masih kurang dan perlu diperbaiki oleh Perpustakaan UMTS agar pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS, serta tugas dan fungsi utama Perpustakaan UMTS sebagai perpustakaan perguruan tinggi dapat terpenuhi secara maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pemanfaatan Perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan UMTS.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Perpustakaan UMTS, sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan guna peningkatan pemanfaatan perpustakaan.

2. Peneliti lain, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Peneliti, yaitu dapat memperdalam pengetahuan peneliti khususnya tentang pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi Pengguna Perpustakaan UMTS.


(16)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam bidang kajian pengguna. Ruang lingkup penelitian ini adalah pemanfaatan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang meliputi pemanfaatan koleksi perpustakaan, pemanfaatan layanan perpustakaan, sarana dan prasarana.


(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”.

Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi. Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran dan menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno (2006, 36) perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademika perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

Hasugian (2009, 79) menyatakan pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah

Perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu terpenuhinya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) menjelaskan bahwa, “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan yang memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”.


(18)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, yang dimaksud dengan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan pendidikan tinggi yang dibentuk untuk memenuhi informasi sivitas akademika dan nilai suatu perguruan tinggi di pengaruhi oleh kondisi perpustakaannya. Perpustakaan UMTS sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi diperuntukkan bagi sivitas akademikanya untuk dapat dimanfaatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma perguruan tinggi. Secara khusus adalah untuk membantu para dosen dan mahasiswa, serta tenaga pendidikan di perguruan tinggi itu dalam proses pembelajaran dan menunjang penelitian.

Hasugian (2009, 80) menyebutkan “Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi”.

Sedangkan dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 32) sebagai unsur penunjang perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut:

1. Mengadakan buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staff lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi.

2. Mengadakan buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika.

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka

5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna pustaka.

6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program kepustakaan.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan perpustakaan yaitu untuk memenuhi kebutuhan informasi staff pengajar dan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan menunjang penelitian. Tujuan perpustakaan UMTS yaitu untuk memenuhi


(19)

kebutuhan informasi staff pengajar dan mahasiswa dengan menyediakan bahan pustaka serta menyediakan jasa peminjaman koleksi.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Menurut buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 3), sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan memiliki berbagai fungsi yaitu:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutahir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam dalam berbagai bidang.

4. Fungsi rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi


(20)

yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa fungsi perguruan tinggi yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi deposit serta fungsi interpretasi. Perpustakaan UMTS ikut berperan dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Maka perpustakaan UMTS memiliki beberapa fungsi antara lain, fungsi edukasi untuk sumber belajar para sivitas akademika, fungsi informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi, fungsi riset dalam mendukung pengguna untuk melakukan penelitian, serta fungsi publikasi dalam rangka mempublikasikan hasil karya yang dihasilkan oleh sivitas akademika UMTS dan fungsi deposit.

2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap perpustakaan memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya. Tugas perpustakaan pada umumnya adalah menghimpun, mengelola, dan menyebar luaskan informasi kepada masyarakat luas. Menurut Yusup (2010, 21):

Perpustakaan perguruan tinggi bertugas mengelola sumber-sumber informasi yang mampu mendukung pelaksanaan kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, dan semua sumber informasi yang dimaksud dapat dimanfaatkan secara bersama oleh seluruh sivitas akademikanya.

Selain itu dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 3) mengenai perpustakaan perguruan tinggi dikatakan bahwa “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.

Berdasarkan uraian di atas, maka tugas perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk mendukung pemanfaatan perpustakaan, memberikan layanan, mengembangkan koleksi serta mengolah dan merawat bahan pustaka. Perpustakaan UMTS juga bertugas untuk melayani keperluan sivitas akademika UMTS dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


(21)

2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Penyediaan fasilitas diperpustakaan merupakan sarana dalam pemanfaatan perpustakaan karena dapat menunjang pemenuhan informasi secara optimal sehingga tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat tercapai. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 18):

Fasilitas perpustakaan adalah perabotan dan peralatan yang harus ada di perpustakaan, perabotan adalah perlengkapan fisik yang dibutuhkan didalam ruangan perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku dan lain-lain. Peralatan adalah perangkat atau benda pelayanan seperti mesin ketik, computer, printer, scanner, mesin fotokopi, alat baca mikro dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa fasilitas perpustakaan Perguruan Tinggi dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan dan koleksi perpustakaan, serta memudahkan kegiatan perpustakaan berjalan dengan baik. Pada Perpustakaan UMTS terdapat beberapa fasilitas untuk penunjang pemanfaatan perpustakaan, antara lain tempat penitipan tas, meja dan kursi baca, meja sirkulasi/layanan, lemari arsip untuk tata usaha, papan pengumuman, kotak saran serta jam dinding.

2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi demi terwujudnya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,

Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana perpustakaan berada. Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademika masyarakat perguruan tinggi tersebut.


(22)

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 11) dikatakan bahwa “Koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan serta disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi”.

Menurut Darmono (2001, 60) “Koleksi perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)”.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa koleksi perpustakaan UMTS adalah semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan dan berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS. Adapun bahan perpustakaan UMTS terdiri dari koleksi tercetak dan tidak tercetak.

2.2.1 Jenis-Jenis Koleksi

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut;

a. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. b. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang

studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.

c. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

d. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.

e. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.

f. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.

g. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.

h. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).

Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 30), “Beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3) bentuk mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik.”


(23)

1. Karya Cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.

b. Terbitan berseri, merupakan bahan pustaka yang direncakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang dimaksud dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan, bulanan, dan lainnya), laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan dan sebagainya.

2. Karya Noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.

a. Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.

b. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.

3. Bentuk Mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro reader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.


(24)

b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.

4. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Berdasarkan uraian diatas, jenis koleksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri atas karya cetak, karya non cetak, bentuk mikro dan bentuk elektronik. Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok perpustakaan. Jenis koleksi yang terdapat pada perpustakaan UMTS antara lain koleksi buku teks, terbitan berkala serta koleksi grey literature.

2.2.2 Fungsi Koleksi

Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 30) bahwa fungsi koleksi adalah:

1. Fungsi pendidikan

Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.

2. Fungsi penelitian

Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi referensi

Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi.

4. Fungsi umum

Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan


(25)

program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.

Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi koleksi perpustakaan perguruan tinggi yaitu sebagai fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi referensi dan fungsi umum. Fungsi koleksi pada perpustakaan UMTS berfungsi sebagai fungsi pendidikan dalam menunjang pendidikan, fungsi penelitian untuk menunjang program penelitian yang dilakukan, sebagai fungsi referensi untuk melengkapi bahan-bahan referensi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang dibina secara teratur dan teratur.

2.3 Pemanfaatan Perpustakaan

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna, faedah. Pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional RI edisi keempat (2005, 873) mendefinisikan bahwa, ”Pemanfaatan mengandung arti sebagai proses, cara, perbuatan memanfaatkan”. Sebuah perpustakaan dapat dikatakan bermanfaat atau tidak bagi penggunanya berkaitan dengan upaya pembinaan koleksi serta layanannya agar dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh penggunanya.

Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun sebuah perpustakaan dikatakan berhasil bila dimanfaatkan oleh penggunanya. Julianda (2009, 2) menyebutkan secara umum manfaat perpustakaan adalah:

1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.

2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta

3. Pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.

4. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.

5. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.


(26)

6. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

7. Penyediaan program layanan informasi yang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh customer, baik sivitas akademika maupun masyarakat umum.

8. Pengembangan SDM melalui penumbuhan budaya kerja dan sikap profesional.

9. Penyediaan sumber informasi di bidang Seni, Sains, Teknologi, manajemen dan bisnis serta humaniora sebagai rujukan sivitas akademika dan umum menuju masyarakat produsen informasi. 10.Penyediaan media penyebarluasan informasi.

11.Mengkaji dan mengaplikasikan bentuk-bentuk kerjasama dengan berbagai instansi baik dari dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan untuk memperoleh informasi bagi sivitas akademika dan masyarakat umum.

Berdasarkan uraian diatas, pemanfaatan perpustakaan adalah ketika pengguna perpustakaan yang menggunakan koleksi dan layanan perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Pada perpustakaan UMTS pemanfaatan perpustakaan berhubungan dengan proses yang dilakukan pengguna perpustakaan dalam menggunakan koleksi dan layanan yang ada pada perpustakaan UMTS sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi.

2.3.1 Pemanfaatan Koleksi

Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat diperpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan utama pada sebuah perpustakaan, yaitu membaca koleksi di perpustakaan maupun meminjam koleksi dari bagian sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi (out circulation use).

Menurut Zulkarnaen (2007, 45), beberapa cara memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan sebagai berikut:

1. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang diinginkan. Dengan


(27)

melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu yang lebih banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

2. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang yang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya di perpustakaan.

3. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang diperoleh dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku yang berbeda.

4. Memperbanyak (menggunakan jasa Foto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin Foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang diinginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.

Dari penjelasan di atas, dijabarkan beberapa cara pemanfaatan koleksi yang biasa dilakukan oleh pengguna. Pemanfaatan koleksi merupakan cara proses, cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pengguna dapat memanfaatkan koleksi yang tersedia dengan membaca di tempat, meminjam koleksi, mencatat informasi dari buku serta memperbanyak koleksi.

2.3.2 Tujuan Pemanfaatan

Perpustakaan sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan koleksi perpustakaan akan tercapai. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional RI edisi keempat (4) (2005, 1216), “Tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan), yang dituju, maksud, tuntutan (yang dituntut)”. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pemanfaatan adalah sebagai proses, cara dan perbuatan pengguna dalam kegiatan pemanfaatan koleksi perpustakaan.


(28)

2.3.3 Frekuensi Pemanfaatan

Setiap pengguna perpustakaan akan memanfaatkan koleksi perpustakaan dimana pengguna sangat membutuhkan informasi. Kegiatan atau aktifitas pengguna dalam mencari dan memanfaatkan perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan frekuensi pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional RI edisi keempat (2005, 322), “Arti dari frekuensi pemanfaatan adalah kekerapan”. Sedangkan menurut Suwarno (2010, 93), dijelaskan bahwa “Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.

Definisi frekuensi penggunaan adalah kekerapan pemakaian yang dilakukan secara teratur. Bila dikaitkan dengan ilmu perpustakaan, frekuensi penggunaan adalah kekerapan pengguna dalam pemakaian perpustakaan sebagai penyedia koleksi yang menyedikan informasi yang dibutuhkan dalam upaya pemecahan masalah yang dishadapi pengguna.

Dari uraian diatas, menjelaskan bahwa frekuensi pemanfaatan perpustakaan adalah proses pengulangan seorang pengguna perpustakaan untuk menggunakan atau memanfaatkan koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan.

Berdasarkan uraian diatas, pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses kegiatan pengguna perpustakaan dalam menggunakan koleksi dan layanan perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Adapun yang menjadi indikator pemanfaatan perpustakaan adalah pemanfaatan koleksi dan pemanfataan layanan yang meliputi layanan sirkulasi dan layanan referensi.

2.4 Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan untuk melayani penggunanya. Yaitu suatu kegiatan untuk memberikan pelayanan dan bantuan kepada pemakai agar memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan.

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 53), “ Pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pengguna. Melalui pelayanan perpustakaan, pengguna dapat


(29)

memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memanfaatkan berbagai perkakas penelusuran yang tersedia”.

Sedangkan Darmono (2007, 134) menyatakan bahwa “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

Sehubungan dengan pendapat diatas, Moenir (2000, 410) menyatakan perwujudan pelayanan yang didambakan adalah:

1. adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang dibuat-buat.

2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu atau sindiran yang mengarah kepada permintaan sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas maupun kesejahteraan.

3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.

4. Pelayanan yang jujur dan terus terang.

Berdasarkan uraian diatas, pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pengguna. Selain itu, pelayanan perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar dapat melaksanakan pelayanan dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi hendaknya mempunyai koleksi yang cukup bervariasi dari jenis maupun isinya. Serta diharapkan adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang dibuat-buat dan mendapatkan pelayanan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan.

2.4.1 Layanan Sirkulasi

Salah satu pelayanan yang ada pada sebuah perpustakaan yaitu layanan sirkulasi. Layanan ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk dapat meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa keluar perpustakaan. Jenis bahan pustaka yang dipinjamkan dapat berupa koleksi buku teks, jurnal, majalah serta koleksi grey literature. Menurut Darmono (2007, 141) “Layanan Sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan”.


(30)

Fungsi utama layanan sirkulasi adalah meminjamkan koleksi dalam jangka waktu tertentu. Tugas dari layanan sirkulasi yaitu untuk meminjamkan, mengembalikan, mencatat pemesanan, memperpanjang masa peminjaman, menagih, memberikan sanksi dan memberikan keterangan bebas/bersih peminjaman.

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 97) “Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”.

Rahayuningsih (2007, 97) penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan untuk:

1. Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.

2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian, apabila koleksi itu diperlukan pengguna lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam/dinantikan pada waktu pengembalian.

3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga.

4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi

5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.

Berdasarkan uraian diatas, layanan sirkulasi adalah kegiatan langsung yang berhubungan dengan pengguna disediakan oleh perpustakaan untuk melayani pengguna yang akan meminjam dan mengembalikan bahan pustaka. Pelayanan sirkulasi memiliki tugas untuk melakukan pendaftaran anggota, peminjaman, perpanjangan waktu pinjam dan pengembalian buku, serta layanan yang berkaitan dengan peminjaman. Dengan adanya layanan sirkulasi, diharapkan pengguna dapat memanfaatkan koleksi bahan pustaka dengan optimal.

2.4.2 Layanan Referensi

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI (2004, 86) adalah :

“Layanan referensi adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusuri informasi dalam berbagai subjek. Dengan layanan


(31)

referensi, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik, dan dengan pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal. Tugas dari layanan rujukan adalah memberikan informasi yang bersifat umum, membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya, membimbing pengguna dalam penelusuran informasi, menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan, membantu pengguna untuk menemukan informasi/bahan perpustakaan yang dicarinya dan membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur dan sebagainya.”

Sedangkan Darmono (2001, 141) menyatakan bahwa:

“Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan, tetapi hanya untuk dibaca di tempat.”

Layanan referensi merupakan layanan rujukan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Tujuan layanan referensi menurut Rahayuningsih (2007, 104) antara lain:

1. memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat

2. memungkinkan pengguna menelusuri informasi dengan pilihan yang lebih luas

3. memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

Berdasarkan uraian di atas, pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan, memakai koleksi referensi.

2.5 Kebutuhan Informasi

Manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Salah satunya adalah kebutuhan kognitif. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan


(32)

lingkungannya. Pada perpustakaan UMTS kebutuhan informasinya berbeda-beda. Setiap fakultas di UMTS memiliki kebutuhan informasi sesuai dengan fakultas dan jurusan masing-masing.

Kebutuhan informasi merupakan salah satu kebutuhan seseorang untuk melangsungkan hidupnya. Miranda dan Tarapanoff menyatakan (2008, 1): “Information need is defined as a state or process started when one perceives that there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem”. Miranda dan Tarapanoff mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pengertian yang dinyatakan oleh Tarapanoff di atas memperkuat pernyataan bahwa setiap orang memang membutuhkan informasi sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. Kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS juga berbeda-beda tergantung dari sivitas akademika UMTS tersebut.

Tentunya memahami kebutuhan informasi sangat penting bagi lembaga yang melayankan informasi seperti perpustakaan, seperti yang dinyatakan oleh Hiller (2004, 15) bahwa:

Memahami kebutuhan informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain:

1. Siapa pemakai potensial perpustakaan 2. Apa yang mereka pelajari dan teliti

3. Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan

4. Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan

5. Bagaimana mereka menggunakan sumber informasi dan perpustakaan

6. Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya sebuah perpustakaan untuk mengetahui kebutuhan informasi penggunanya agar dapat diketahui siapa pemakai, apa yang harus dilayankan, bagaimana ketergunaan dari


(33)

sumber daya informasi yang terdapat pada perpustakaan dan bagaimana pemanfaatan dari perpustakaan itu sendiri.

Menurut Chowdhury (1999: 92) bahwa: “Kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu”. Seperti yang telah dikatakan oleh Chowdhury (1999, 24):

Sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain: 1. Mempunyai konsep yang relatif

2. Berubah pada periode tertentu

3. Berbeda antara satu orang dengan orang lain 4. Dipengaruhi oleh lingkungan

5. Sulit diukur secara kuantitas 6. Sulit diekspresikan

7. Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata yang telah diolah dalam satu bentuk sehingga menjadi lebih berguna dan lebih berarti.

2.5.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi pengguna sangat beraneka ragam. Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak (2003, 4), Klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun, konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah kontruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis ini yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.


(34)

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Dari uraian di atas menjelaskan bahwa untuk mendefenisikan dan mengukur kebutuhan informasi pengguna dapat dilihat dari keanekaragaman kebutuhan dan permintaan informasi menuntut dilakukannya pendekatan terhadap kebutuhan pengguna, agar dapat memenuhi dan menyediakan informasi yang mereka cari. Keempat pendekatan di atas, merupakan metode untuk mendefinisikan jenis-jenis kebutuhan informasi dari setiap pengguna agar mempermudah proses pemenuhannya.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Nicholas dalam Ishak (2006, 93) faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah:

1. Jenis pekerjaan

2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan

3. Waktu

4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)

5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi Sehubungan dengan hal di atas Devadason (1996, 56) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:

1. Ketersediaan sumber informasi 2. Kegunaan informasi

3. Latar belakang, motivasi, kepentingan profesional, dan karakteristik lain yang dimiliki pemakai

4. Sosial, politik, ekonomi, hukum dan sistem yang berkaitan dengan pemakai,


(35)

Sedangkan Pannen (1990, 32) mengatakan bahwa “Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang meminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan”.

Berdasarkan ketiga pernyataan di atas terdapat persamaan dan perbedaan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Persamaannya terdapat pada pekerjaan atau profesi, akses terhadap informasi dan faktor koleksi atau informasi yang tersedia. Sedangkan perbedaannya terletak pada sistem sosial, ekonomi dan politik tempat pemakai berada, dan waktu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebutuhan informasi setiap orang tersebut berbeda satu sama lain.

Wilson dalam Ishak (2006, 93) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :

1. Kebutuhan individu (person)

Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs).

2. Peran sosial (social role)

Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.

3. Lingkungan (environment)

Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.

Terdapat tiga tingkatan yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, efektif dan kognitif. Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi dan lingkungan fisik.

2.5.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Menurut Leckie dkk. yang dikutip oleh Ishak (2006, 94) kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi yaitu:


(36)

1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan dan usia. Semakin tinggi seseorang semakin banyak kebutuhan informasinya.

2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang

3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang.

4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang mata kuliah dan tiba-tiba muncul dalam

5. benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut.

6. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut.

7. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.

Menurut Nicholas dalam Ishak (2006, 94) terdapat 11 karakteristik kebutuhan informasi yaitu:

1. Pokok masalah (subject) 2. Fungsi (function)

3. Sifat (nature)

4. Tingkat intelektual (intellectual level) 5. Titik pandang (viewpoint)

6. Kuantitas (quantity) 7. Kualitas (quality)

8. Batas waktu informasi (date)

9. Kecepatan pengiriman (speed of delivery) 10.Tempat asal publikasi (place)

11.Pemrosesan dan pengemasan (processing and packaging). 2.5.4 Pengguna Informasi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi berbeda-beda sesuai dengan latar belakang kebutuhan pencari informasi, sebagaimana yang dinyatakan oleh Prawati (2003, 27) “Hal tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, mengikuti perkembangan baru, mendukung dan merencanakan penelitian, mengajar, manajemen, serta mengutip sitasi bibliografi bagi karya tulis”.


(37)

Brophy (2000, 56) mengatakan bahwa kelompok pengguna informasi pada perpustakaan perguruan tinggi dapat dikategorikan :

1. Mahasiswa under graduate 2. Mahasiswa postgraduate 3. Mahasiswa peneliti 4. Staf pengajar 5. Staf peneliti

6. Pihak manajemen kampus 7. Alumni

8. Anggota komunitas bisnis lokal 9. Anggota organisasi lokal

10.Pemerintah

11.Badan pendanaan kampus

12.Anggota dari komunitas perpustakaan lokal 13.Komunitas peneliti nasional dan internasional 14.Komunitas perpustakaan nasional dan internasional 15.Pustakawan dan profesional di bidang informasi

Berbagai macam kelompok pengguna ini memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap perpustakaan. Menurut Sulistyo Basuki (1993:201) “pengguna dapat di bedakan sebagai pengguna aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang luas dapat dikaitkan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan”. Setiap kelompok pengguna merefleksikan harapan dan opini terhadap layanan perpustakaan yang mereka inginkan atau pernah mereka manfaatkan.

Pengguna Informasi pada perpustakaan perguruan tinggi dapat digolongkan menjadi, mahasiswa sebagai pelajar, dan dosen sebagai staf pengajar perguruan tinggi.

1. Mahasiswa

Perpustakaan akademik memiliki hubungan yang erat dengan mahasiswa. Tingginya aktivitas akademik di sebuah perguruan tinggi akan meningkatkan frekuensi kunjungan dan pemanfaatan layanan di perpustakaan. Hal ini akan menciptakan interaksi yang kuat antara perpustakaan dengan mahasiswa.

Menurut Jordan (1998, 23) menyatakan bahwa:

“Kebutuhan mahasiswa terhadap perpustakaan pada umumnya tidak dapat diidentifikasikan oleh mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang tidak dapat menjelaskan kebutuhan mereka terhadap layanan


(38)

perpustakaan merupakan kelompok pengguna yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Pada umumnya tidak memiliki kemampuan menyampaikan pendapat mereka terhadap layanan perpustakaan yang mereka inginkan secara spesifik sehingga perpustakaan tidak dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dari layanan perpustakaan. Beberapa mahasiswa bahkan melakukan tindakan instant dengan melakukan pencurian dan vandalism terhadap koleksi perpustakaan.”

Kebutuhan mahasiswa terhadap perpustakaan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Namun kebutuhan informasi akan mahasiswa tentu berbeda jauh dari seorang pelajar SMA/SMP, seperti yang dikatakan oleh Tan dalam Yusup (2010, 98) “Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan-kebutuhan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah”.

2. Dosen

Dosen merupakan seorang staf pengajar pada perguruan tinggi, yang memerlukan sumber informasi termutakhir. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya perpustakaan sangat berperan penting dalam menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan. Harisanty (2008, 11) menyatakan bahwa:

“Pada perpustakaan perguruan tinggi saat ini, jumlah dosen yang memanfaatkan jasa perpustakaan masih relatif sedikit. Pengguna perpustakaan, khususnya dosen, terdiri dari banyak sekali kelompok, strata sosial, lingkungan pendidikan, etnis suku, kebudayaan, agama, dan kepercayaan, serta masih banyak lagi. Oleh karena itu sikap, pandangan, cara berpikir, wawasan dan persepsi terhadap sesuatu juga berbeda. Akibat keterbatasan dari informasi dan komunikasi maka respon terhadap perpustakaan tidak sama.”

Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa kebutuhan informasi adalah sesuatu kebutuhan yang datang dari diri seseorang atas tuntutan untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mengatasi segala kekurangan pengetahuannya. Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi pengguna dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi berhubungan dengan ketersediaan koleksi, motivasi penggunaan koleksi serta fasilitas yang tersedia pada perpustakaan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2005, 234) penelitian deskriptif adalah “penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2005, 11) penelitian deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (indepeden) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variabel yang lain”

Pada penelitian ini, peneliti memberikan suatu gambaran secara apa adanya data yang diperoleh dari fakta-fakta yang didapat di lapangan untuk menganalisis pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi oleh pengguna Perpustakaan UMTS.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Perpustakaan Universitas Muhamadiyah Tapanuli Selatan. Jl. Sutan Moch. Arief No. 32 Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

3.3 Populasi

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti harus menentukan kriteria populasi agar wilayahnya jelas dan dapat diketahui kuantitasnya. Menurut Sugiyono (2010, 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan berjumlah 5.676 orang yang terdiri dari : (Sumber: berdasarkan data dari pustakawan Perpustakaan UMTS pada tanggal 05 April 2014).


(40)

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

3.4 Sampel

Sampel adalah sekelompok kecil yang diamati. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010, 118) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini sangat besar maka perlu dibatasi dan menetapkan sampel.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 5.676 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Karena peneliti memiliki keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka tidak semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Penentuan besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

� = �

1 +�(�)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel (responden dalam penelitian). N = Jumlah populasi.

e = Kelonggaran sampel (10%). 1 = Konstanta.

No Fakultas Jumlah

1. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1.565

2. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1.143

3. Pertanian 521

4. Perternakan 526

5. Agama Islam 451

6. Hukum 1.470


(41)

� = � 1 +�(�)2

� = 5.676 1 + 5.676(0.1)2

� = 5.676 1 + 5.676(0.01)

� =5.676

57.76= 98.26 ����������������� 98 �����

Dari jumlah populasi 5.676 orang maka diperoleh sampel adalah 98 orang. Karena populasi berstrata secara proposional dan heterogen, maka untuk penentuan sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Sugiyono (2010, 93) menyatakan “Proportionate stratified random sampling digunakan apabila kondisi populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”.

Tabel 3.2 Jumlah Penentuan Sampel Berdasarkan Strata

No Fakultas Jumlah Sampel

1. Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1.565 1.565

5.676

x 98 = 27

2. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1.143 1.143

5.676

x 98 = 20

3. Pertanian 521 521

5.676 x 98 = 9

4. Perternakan 526 526

5.676 x 98 = 9

5. Agama Islam 451 451 x 98 = 8

5.676

6. Hukum 1.470 1.470

5.676 x 98 = 25

Jumlah 5.676 98

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian kepada responden.


(42)

2. Studi kepustakaan dan dokumentasi yaitu mengumpulkan data ilmiah dari buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui buku, jurnal dan bahan pustaka serta dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Arikunto (2010, 203) “Instrumen penelitian adalah alat bantu/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga lebih mudah diolah”.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, yang memuat indikator-indikator dari masing-masing variabel.

3.7.1 Kuesioner

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2010: 199) “ Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”.

Pada penelitian ini, penulis menyusun kuesioner dalam bentuk pertanyaan dengan menyediakan pilihan jawabannya.

3.7.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian

Kisi-kisi kuesioner pada dasarnya memberikan gambaran sistematis mengenai apa yang akan ditanyakan kepada responden sehingga memberikan sinkronisasi antara permasalahan yang diteliti dengan data yang diperoleh dari responden. Oleh karena itu, untuk mempermudah penyusunan kuesioner, maka peneliti membuat kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:


(43)

Tabel 3.2 : Kisi- kisi Variabel penelitian

No Variabel Indikator Item

Pertanyaan

Jumlah 1. Pemanfaatan

perpustakaan dalam

memenuhi kebutuhan informasi

a. Pemanfaatan Koleksi b. Pemanfaatan Layanan

• Layanan Sirkulasi • Layanan Referensi c. Kebutuhan informasi

1,2,3,4 5,6,7 8,9,10 11,12,13,14

4 3 3 4

TOTAL 14

3.8 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah menggunakan metode statistik deskriptif, menurut Sugiyono (2006, 21) bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Setelah penyebaran kuesioner selesai maka data dianalisis dengan metode statistik deskriptif dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase jawaban responden digunakan rumus distribusi frekuensi yang dijelaskan oleh Hadi (1981, 421):

�= �

�× 100% Dimana: P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh (frekuensi) n = Jumlah responden/ sampel


(44)

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data yang dikemukakan oleh Arikunto (2005: 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada 1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengahnya 50,00% : Setengahnya

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,99% : Pada umumnya


(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berdasarkan kuesioner dengan cara memberi daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner diberikan kepada pengguna khususnya mahasiswa sebagai pengguna perpustakaan. Jumlah sampel penelitian ini adalah 98 orang.

4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Pemanfaatan koleksi perpustakaan Pemanfaatan perpustakaan memiliki makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan koleksi dan layanan yang ada di perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.

Untuk mengetahui tanggapan reponden pada Perpustakaan UMTS tentang frekuensi kunjungan dalam memanfaatkan koleksi Perpustakaan UMTS dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1: Frekuensi Kunjungan pemanfaatan koleksi perpustakaan

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi

Persentase (%) Berapa kali frekuensi berkunjung

Saudara memanfaatkan Perpustakaan UMTS dalam 1 bulan?

≥ 4 kali 30 30,6

3 kali 47 48

2 kali 19 19,4

1 kali 2 2

Total 98 100

Data pada Tabel 4.1 di atas dapat diintepretasikan bahwa sebesar 30,6% atau sebanyak 30 responden menyatakan frekuensi berkunjung ke perpustakaan dalam 1 bulan di atas 4 kali, Sedangkan sebanyak 47 responden atau sebesar 48% menjawab 3 kali, kemudian 19 orang atau sebesar 19,4% melakukannya 2 kali serta 2 responden atau 2% menjawab 1 kali.


(46)

Berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau sebanyak 47 responden (48%) menjawab frekuensi kunjungan ke Perpustakaan UMTS dalam memanfaatkan koleksi dalam 1 bulan sebanyak 3 kali. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pengguna untuk mengulangi menggunakan atau memanfaatkan koleksi yang ada pada Perpustakaan UMTS.

Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai bentuk pemanfaatan koleksi perpustakaan UMTS, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2: Bentuk pemanfaatan koleksi perpustakaan

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi

Persentase (%) Tindakan apa yang Saudara

lakukan dalam memanfaatakan koleksi perpustakaan UMTS?

Membaca di tempat

26 26,5

Meminjam 53 54,1

Foto kopi 15 15,3

Mencatat 4 4,1

Total 98 100

Data pada Tabel 4.2 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebesar 26,5% atau sebanyak 26 responden menjawab hal yang dilakukan dalam memanfaatkan koleksi adalah membaca di tempat. Sedangkan yang menjawab meminjam koleksi sebanyak 53 responden atau sebesar 54,1%, 15 responden (15.3%) menjawab memfotokopinya serta 4 responden atau 4,1 % menjawab mencatat koleksi yang akan dimanfaatkan.

Berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya 53 responden (54,1%) menjawab meminjam koleksi. Sebagian besar pengguna meminjam koleksi dalam rangka memanfaatkan koleksi Perpustakaan UMTS sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi.

Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden mengenai tujuan memanfaatkan koleksi dan layanan Perpustakaan UMTS dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:


(47)

Tabel 4.3: Tujuan Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi

Persentase (%)

Apakah tujuan Saudara memanfaatkan koleksi Perpustakaan UMTS?

Keperluan Studi

36 36,7

Menambah wawasan

44 44,9

Kegiatan penelitian

5 5,1

Mengisi waktu luang

13 13,3

Total 98 100

Data pada Tabel 4.3 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebesar 36,7% atau sebanyak 36 responden menjawab tujuan memanfaatkan koleksi Perpustakaan UMTS adalah untuk keperluan studi. Sedangkan yang menjawab untuk menambah wawasan sebanyak 44 responden atau sebesar 44,9%, selanjutnya yang menjawab untuk kegiatan penelitan sebanyak 5 orang atau sebesar 5,1%, serta 13 responden atau 13,3% menjawab untuk mengisi waktu luang.

Berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya 44 responden (44,9%) tujuan memanfaatkan koleksi Perpustakaan UMTS yaitu untuk menambah wawasan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh antusias mahasiswa dalam rangka menyelesaikan tugas kuliah ataupun untuk menambah wawasan pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan.

Selanjutnya untuk mengetahui motivasi pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan UMTS, dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:


(48)

Tabel 4.4: Motivasi dalam Memanfaatkan Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan

Jawaban Frekuensi

Persentase (%) Apakah yang memotivasi

Saudara

untuk memanfaatkan perpustakaan UMTS?

Keanekaragaman koleksi

8 8,2

Sumber Informasi Pengetahuan

54 55,1

Fasilitas dan ruangan yang nyaman

26 26,5

Kemudahan dalam temu kembali koleksi

10 10,2

Total 98 100

Data pada Tabel 4.4 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebesar 8,2% atau sebanyak 8 responden menjawab motivasi pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan UMTS adalah karena keanekaragaman koleksi. Sedangkan yang menjawab karena sumber informasi pengetahuan sebanyak 54 responden atau sebesar 55,1%, selanjutnya 26 responden atau sebesar 26,5% karena fasilitas dan ruangan yang nyaman, serta 10 responden atau 10,2% menjawab karena kemudahan dalam temu kembali koleksi.

Berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada sebagian besar (55,1%) 54 responden menjawab motivasi pengguna memanfaatkan perpustakaan karena sebagai sumber informasi pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi pengetahuan dapat memotivasi pengguna untuk memanfaatkan Perpustakaan UMTS.

4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan Sirkulasi adalah salah satu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman, perpanjangan dan pengembalian buku. Kegiatan sirkulasi dapat dilakukan sesudah buku-buku selesai diproses lengkap dengan label-labelnya (ada kartu buku, kantong kartu buku, lidah buku dan call number-nya). Secara umum sirkulasi mengandung pengertian kegiatan peredaran koleksi bahan pustaka baik yang dilakukan di dalam perpustakaan maupun keluar perpustakaan. Kelancaran pelaksanaan kegiatannya bergantung kepada sistem peminjaman yang dipilih, petugas yang terampil, dan peraturan peminjaman yang jelas.


(1)

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Keanekaragaman koleksi 8 8,2 8,2 8,2

Sumber Informasi Pengetahuan

54 55,1 55,1 63,3

Fasilitas dan ruangan yang nyaman

26 26,5 26,5 89,8

Kemudahan dalam temu kembali koleksi

10 10,2 10,2 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 item 22 22,4 22,4 22,4

> 3 item 41 41,8 41,8 64,3

< 3 item 24 24,5 24,5 88,8

Tidak pernah meminjam 11 11,2 11,2 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat cepat 1 1,0 1,0 1,0

Cepat 30 30,6 30,6 31,6

Kurang cepat 42 42,9 42,9 74,5

Tidak cepat 25 25,5 25,5 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat puas 5 5,1 5,1 5,1

Puas 10 10.2 10.2 15,2

Kurang Puas 63 64.3 64.3 79.5

Tidak puas 20 20.4 20,4 100,0


(2)

Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat memenuhi 14 14,3 14,3 14,3

Memenuhi 58 59,2 59,2 73,5

Kurang memenuhi 20 20,4 20,4 93,9

Tidak memenuhi 6 6,1 6,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat membantu 13 13,3 13,3 13,3

Membantu 53 54,1 54,1 67,3

Kurang membantu 24 24,5 24,5 91,8

Tidak membantu 8 8,2 8,2 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat membantu 8 8,2 8,2 8,2

Membantu 69 70,4 70,4 78,6

Kurang membantu 15 15,3 15,3 93,9

Tidak membantu 6 6,1 6,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat sesuai 10 10,2 10,2 10,2

Sesuai 57 58,2 58,2 68,4

Kurang sesuai 23 23,5 23,5 91,8

Tidak sesuai 8 8,2 8,2 100,0

Total 98 100,0 100,0


(3)

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat memadai 1 1,0 1,0 1,0

Memadai 37 37,8 37,8 38,8

Kurang memadai 49 50,0 50,0 88,8

Tidak memadai 11 11,2 11,2 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat memadai 2 2,0 2,0 2,0

Memadai 58 59,2 59,2 61,2

Kurang memadai 34 34,7 34,7 95,9

Tidak memadai 4 4,1 4,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat memenuhi 8 8,2 8,2 8,2

Memenuhi 60 61,2 61,2 69,4

Kurang memenuhi 24 24,5 24,5 93,9

Tidak memenuhi 6 6,1 6,1 100,0


(4)

Lampiran 4 : Lama Menjadi Anggota Pepustakaan UMTS

no

Lama menjadi anggota

FAKULTAS

1 3 Tahun

FISIP

2 3 Tahun

FISIP

3 2 Tahun

FISIP

4 1 Tahun

FISIP

5 1 Tahun

FISIP

6 3 Tahun

FISIP

7 3 Tahun

FISIP

8 3 Tahun

FISIP

9 1 Tahun

FISIP

10 3 Tahun

FISIP

11 2 Tahun

FISIP

12 2 Tahun

FISIP

13 2 Tahun

FISIP

14 4 Tahun

FISIP

15 1 Tahun

FISIP

16 3 Tahun

FISIP

17 3 Tahun

FISIP

18 4 Tahun

FISIP

19 3 Tahun

FISIP

20 3 Tahun

FKIP

21 1 Tahun

FKIP

22 1 Tahun

FKIP

23 1 Tahun

FKIP

24 3 Tahun

FKIP

25 1 Tahun

FKIP

26 2 Tahun

FKIP

27 2 Tahun

FKIP

28 2 Tahun

FKIP

29 2 Tahun

FKIP

30 3 Tahun

FKIP

31 4 Tahun

FKIP

32 4 Tahun

FKIP

33 4 Tahun

FKIP

34 1 Tahun

FKIP

35 1 Tahun

FKIP

36 1 Tahun

FKIP

37 3 Tahun

FKIP

38 2 Tahun

FKIP


(5)

39 4 Tahun

FKIP

40 2 Tahun

FKIP

41 2 Tahun

FKIP

42 3 Tahun

FKIP

43 5 Tahun

FKIP

44 1 Tahun

FKIP

45 4 Tahun

FKIP

46 4 Tahun

FKIP

47 2 Tahun

FKIP

48 2 Tahun

HUKUM

49 3 Tahun

HUKUM

50 1 Tahun

HUKUM

51 3 Tahun

HUKUM

52 3 Tahun

HUKUM

53 3 Tahun

HUKUM

54 2 Tahun

HUKUM

55 2 Tahun

HUKUM

56 2 Tahun

HUKUM

57 4 Tahun

HUKUM

58 3 Tahun

HUKUM

59 1 Tahun

HUKUM

60 1 Tahun

HUKUM

61 3 Tahun

HUKUM

62 2 Tahun

HUKUM

63 3 Tahun

HUKUM

64 1 Tahun

HUKUM

65 1 Tahun

HUKUM

66 4 Tahun

HUKUM

67 2 Tahun

HUKUM

68 3 Tahun

HUKUM

69 3 Tahun

HUKUM

70 4 Tahun

HUKUM

71 1 Tahun

HUKUM

72 1 Tahun

HUKUM

73 2 Tahun

PAI

74 2 Tahun

PAI

75 2 Tahun

PAI

76 3 Tahun

PAI

77 4 Tahun

PAI

78 2 Tahun

PAI


(6)

80 1 Tahun

PAI

81 2 Tahun

Pertanian

82 4 Tahun

Pertanian

83 2 Tahun

Pertanian

84 3 Tahun

Pertanian

85 3 Tahun

Pertanian

86 3 Tahun

Pertanian

87 3 Tahun

Pertanian

88 2 Tahun

Pertanian

89 2 Tahun

Pertanian

90 3 Tahun

Peternakan

91 3 Tahun

Peternakan

92 4 Tahun

Peternakan

93 3 Tahun

Peternakan

94 2 Tahun

Peternakan

95 2 Tahun

Peternakan

96 1 Tahun

Peternakan

97 1 Tahun

Peternakan

98 3 Tahun

Peternakan

(Sumber : Penelitian Tanggal 4-5 Juli 2014)