Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis terhadap Kinerja Perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm Ciampea Kabupaten Bogor

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN PADA CV. MITRA TANI FARM
CIAMPEA KABUPATEN BOGOR

ARIEF SUGANDHA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Gaya
Kepemimpinan Bisnis terhadap Kinerja Perusahaan CV. Mitra Tani Farm adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Arif Sugandha
NIM H34114049

ABSTRAK
ARIF SUGANDHA. Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis terhadap Kinerja
Perusahaan CV. Mitra Tani Farm Ciampea Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
BURHANUDIN.
Gaya kepemimpinan bisnis merupakan magnet bagi keberlangsungannya
roda kehidupan di dalam sebuah perusahaan. Gaya kepemimpinan bisnis yang
diterapkan di dalam suatu organisasi sedikit banyaknya akan berpengaruh pada
kinerja perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gaya
kepemimpinan bisnis yang diterapkan perusahaan CV. Mitra Tani Farm Ciampea
kabupaten Bogor, menganalisis bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan bisnis
tersebut terhadap kualitas diri atau internal karyawan baik dari aspek kepuasan
kerja, kinerja dan motivasi kerja karyawan. Kemudian terakhir bagaimana
menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan bisnis terhadap kinerja perusahaan
melalui kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja. Dalam pembuktian secara

kuantitatif terdapat pengaruh gaya kepemimpinan bisnis terhadap kinerja
perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm Ciampea Bogor.

Kata kunci: gaya kepemimpinan bisnis, kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja
serta kinerja perusahaan.

ABSTRACT
ARIF SUGANDHA. Business Leadership Style toward the Firm Performances on
Reliationship. Supervised by BURHANUDDIN.
Business leadership style is a magnetism to realize the firm to be good.
Busisness leadership style applied in the organization more and less to have
influence on the firm performances. The objectives of this research are to identify
the business leadership style applied in the CV. Mitra Tani Farm of Ciampea
Bogor, and to analyze the business leadership style that applied in the firm and
then how to influences employee job satisfication, employee performance and
employee work motivation. And at last how to analyze business leadership style
effects toward firm performance to pass through employee job satisfication,
employee performance and employee work motivation. Quantitatively said that
business leadership style is a correlation toward the firm performance in the CV.
Mitra Tani Farm of Ciampea Bogor.


Keywords: Business of leadership style, job satisfication, performance and work
motivation and firm performance.

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN BISNIS TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN PADA CV. MITRA TANI FARM
CIAMPEA KABUPATEN BOGOR

ARIF SUGANDHA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

Judul Skripsi : Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis terhadap Kinerja
Perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm Ciampea Kabupaten Bogor
Nama
: Arif Sugandha
NIM
: H34114049

Disetujui oleh

Ir Burhanuddin, MM
Dosen pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


JuduJ Skripsi: Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis terhadap Kinerja
Perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm Ciampea Kabupaten Bogor
: Arif Sugandha
Nama
: H34114049
NIM

Disetujui oleh

Ir Burhanuddin, MM
Dosen pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

0 1 APR 2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah
gaya kepemimpinan bisnis, dengan judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis
terhadap Kinerja Perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm Ciampea Kabupaten
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Burhanudin. MM selaku
pembimbing, serta Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna M.Si yang telah banyak
memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Afnan, Bapak Amrul dan Bapak Budi sebagai jajaran direksi CV. Mitra Tani
Farm beserta staff yang telah membantu saya selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga
atas segala doa dan kasih sayangnya dan teman-teman mahasiswa Alih Jenis 2
Agribisnis yang telah memberi dukungan dan semangat bagi saya serta
masyarakat Tegalmanggah khususnya teman-teman pengajian Masjid Nurul
Hidayah G. Batu Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014
Arif Sugandha


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Perumusan Masalah

6

Tujuan Penelitian

7

Manfaat Penelitian

7

Ruang Lingkup Penelitian

8

TINJAUAN PUSTAKA
Gaya Kepemimpinan Bisnis


8
8

KERANGKA PEMIKIRAN

10

Konsep Teoritis

10

Konsep Kepemimpinan Bisnis

10

Gaya Kepemimpinan Bisnis

17


Kinerja Perusahaan

24

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan

25

Kepuasan Kerja Karyawan

25

Kinerja Karyawan

26

Motivasi Kerja Karyawan

28


Kerangka Pemikiran Operasional

30

METODE

32

Lokasi dan Waktu Penelitian

32

Teknik Pengumpulan Data

32

Responden

33

Analisis Data

33

Uji Signifikansi Rank Spearman

34

HASIL DAN PEMBAHASAN

35

Gambaran Umum Perusahaan

35

Sejarah Umum Perusahaan

35

Visi dan Misi Perusahaan

35

Struktur Organisasi CV. Mitra Tani Farm

36

Lokasi dan Aset Perusahaan
Laba Perusahaan

36
37

Gambaran Umum Responden Penelitian

38

Usia Responden

38

Jenis Kelamin Responden

39

Pendidikan Responden

39

Masa Kerja Responden

40

Analisis Data

40

Identifikasi Gaya Kepemimpinan Bisnis yang Berhubungan dengan
Kepuasan Kerja, Kinerja dan Motivasi Kerja Karyawan

41

Hubungan Gaya Kepemimpinan Bisnis dengan Kinerja Perusahaan

45

SIMPULAN DAN SARAN

48

Simpulan

48

Saran

48

DAFTAR PUSTAKA

48

RIWAYAT HIDUP

57

DAFTAR TABEL
1 Penggunaan lahan peternakan dan pertanian di CV. Mitra Tani Farm

37

2 Pencapaian laba perusahaan CV. Mitra Tani Farm selama 4 tahun

37

3 Usia responden di CV. Mitra Tani Farm

38

4 Jenis kelamin responden di CV. Mitra Tani Farm

39

5 Pendidikan responden di CV. Mitra Tani Farm

40

6 Masa kerja responden di CV. Mitra Tani Farm

41

7 Gaya yang diterapkan pemimpin bisnis menurut persepsi kepuasan kerja
karyawan pada CV. Mitra Tani Farm

42

8 Gaya yang diterapkan pemimpin bisnis menurut persepsi kinerja
karyawan pada CV. Mitra Tani Farm

43

9 Gaya yang diterapkan pemimpin bisnis menurut persepsi motivasi kerja
karyawan pada CV. Mitra Tani Farm

44

10 Hasil pengujian 1 gaya kepemimpinan bisnis terhadap kepuasan kerja,
kinerja dan motivasi kerja karyawan CV. Mitra Tani Farm

46

11 Hasil pengujian 2 kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja karyawan
terhadap kinerja perusahaan CV. Mitra Tani Farm

47

DAFTAR GAMBAR
1 Kemampuan pemimpin

15

2 Proses kepemimpinan teori jalur tujuan
3 Konsep yang dikembangkan dalam penelitian hubungan gaya
kepemimpinan bisnis terhadap kinerja perusahaan

22
32

4 Struktur organisasi CV. Mitra Tani Farm

36

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil korelasi rank spearman hubungan gaya kepemimpinan bisnis
terhadap kinerja perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm

52

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen (management) adalah ilmu yang mencakup pemikiran dan
perasaan (seni) untuk mengatur, mengarahkan dan menggerakkan individu
manusia, kelompok manusia dan perangkat organisasi lainnya untuk bekerja
sesuai arahan yang dimaksud. Dessler (2005) menyatakan “… Management
process involves the five basic functions of planning, organizing, staffing,
leading, and controlling…”. Manajemen memiliki tiga definisi, yang pertama
adalah managing dan kedua adalah treatment sehingga apabila digabungkan
dari definisi tersebut maka manajemen adalah pengelolaan atau pengendalian
suatu badan organisasi yang tersistematisasi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pengelolaan atau pengendalian dalam suatu pekerjaan di dalam
organisasi baik itu badan organisasi formal maupun non formal, profit
maupun non-profit haruslah dikelola atau dikendalikan dengan baik. Hampir
setiap aspek kehidupan manusia memerlukan pengelolaan atau pengendalian.
Maka untuk memuluskan jalannya suatu kegiatan organisasi diperlukan
adanya manajemen atau pengelolaan yang baik.
Kepemimpinan merupakan ilmu bagaimana memanajemen perangkatperangkat suatu organisasi agar bekerja sesuai dengan rel atau koridornya
baik yang berhubungan dengan tugas dan kewenangan yang telah disusun
organisasi tersebut untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber
daya terpenting dalam suatu organisasi adalah manusia (anggota organisasi)
yang mana mereka adalah orang-orang yang memberikan tenaga, bakat,
kreatifitas dan usaha mereka kepada organisasi. Manusia di dalam suatu
organisasi dianalogikan seperti magnet yang mampu menarik semua
kepentingan perusahaan sehingga mampu mencapai tujuan organisasi
tersebut.
Menurut Dessler (2005) mengemukakan pendapatnya tentang
manajemen sumber daya manusia, ia menyatakan bahwa, “… Human
resource management forms the policies and practices involved in carrying
out the people or human resource aspects of a management position,
including recruiting, screening, training, rewarding, and appraising…”. Dari
pendapat di atas mengisyaratkan betapa pentingnya arti dan peran sumber
daya manusia yang mana menjadi sentral dari tercapainya tujuan dalam suatu
organisasi dan pengendali dari manusia itu sendiri adalah pemimpin.
Kepemimpinan merupakan suatu keniscayaan dalam suatu sistem
organisasi kehidupan baik formal maupun non formal baik juga organisasi
bisnis maupun non bisnis. Bahasan yang lebih sempit lagi yang akan
diketengahkan dalam karya ini adalah mengenai kepemimpinan bisnis yang
mana teori ini diarahkan untuk me-manage organisasi yang memang sudah
terstruktural dan terorganisir serta memiliki fokus satu tujuan profit oriented
yaitu organisasi bisnis (corporate). Kepemimpinan bisnis memegang peranan
penting untuk terwujudnya suatu sistem organisasi bisnis yang baik, unggul
dan terstruktural. Ishak dalam Rachmawati (2006) mengemukakan
pendapatnya bahwa sentral dari setiap organisasi adalah manusia atau

2

karyawan. Manusia adalah faktor penting dalam perusahaan untuk
menjalankan visi, misi, dan tujuan organisasi melalui kerjasama tim
(teamwork) sehingga mencapai tujuan.
Suatu organisasi yang berorientasi pada keuntungan (profit making
organization) memiliki cara atau konsep yang berbeda bagaimana pemimpin
mengendalikan organisasi bisnisnya agar berjalan baik. Setiap organisasi
bisnis memiliki banyak metode, strategi dan program yang berbeda serta
banyak lagi perbedaan lainnya agar organisasi bisnis (perusahaan) tersebut
dapat berkompetisi dalam industri sejenis dan juga mencapai tujuan yang
diinginkan.
Herujito (2001) menganalisis pendapat F.W. Taylor tentang
kepemimpinan bahwa kepemimpinan adalah gerak-menggerakkan bagaimana
agar bawahannya berkeinginan bekerja bersama-sama sehingga mampu
mencapai suatu tujuan perusahaan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan
organiasi bisnis atau perusahaan dibutuhkan kebersamaan dan kerjasama,
para karyawan diharapkan memiliki rasa solidaritas dan saling membantu,
antara pimpinan dan karyawan harus memiliki rasa saling menghormati dan
juga saling menjaga hubungan baik antara atasan ke bawahan maupun
sebaliknya kemudian juga adanya dukungan semangat yang positif antar
sesama karyawan maupun pimpinan.
Kurangnya rasa kebersamaan antar elemen organisasi dapat
mempengaruhi ketidaknyamanan dan menurunkan kinerja perusahaan melalui
kepuasan kerja, kinerja karyawan dan motivasi kerja ditambah lagi komitmen
kerja, lingkungan kerja dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan pula. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut dibutuhkan
Pemimpin yang mampu menjalankan organisasi perusahaan dengan
sebaik-baiknya, karena hakikat seorang pemimpin (leader) bukan saja
ditentukan oleh hasil yang dicapai secara pribadi, melainkan juga oleh
kemampuan organisasi yang dipimpinya tersebut dalam menjalankan fungsifungsi manajemen guna mencapai hasil yang diinginkan perusahaan.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi bisnis diibaratkan sebagai pusat
kekuatan (center of power) bagi berjalannya fungsi-fungsi manajerial
perusahaan. Kepemimpinan pada organisasi bisnis dapat dianggap penting
atau tidak, bergantung dari kepentingan itu sendiri yaitu bagaimana individu
atau kelompok menyikapi rangsangan kepemimpinan tersebut sehingga
mampu menjalankan manajemen organisasi perusahaan. Kepemimpinan
dalam konsep dunia bisnis adalah cara bagaimana mengatur berbagai macam
pikiran dan perbuatan bawahan dan atau kumpulan bawahan (organisasi) agar
bekerja sesuai apa yang diinginkan pemimpin demi mencapai tujuan
perusahaan.
Kepemimpinan bisnis juga merupakan seni dimana kecerdasan
intelegensi (IQ) dipadukan dan diselaraskan dengan kecerdasan emosional
(EQ) untuk memikat hati orang-orang disekelilingnya baik para bawahan
maupun para koleganya sehingga berkeinginan dan berkemampuan untuk
melaksanakan sesuatu pekerjaan demi mencapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan
menggunakan pengaruh (kharisma) dan memotivasi individu atau kelompok

3

kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kemampuan pemimpin dalam
organisasi bisnis dalam mempengaruhi karyawannya akan menentukan cara
yang digunakan oleh karyawannya itu sendiri dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya di suatu organisasi bisnis atau perusahaan. Hal ini
didasari pada argumen bahwa seorang pemimpin bisnis memiliki otoritas atau
kewenangan dalam merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan
mengawasi perilaku karyawannya agar sesuai arahan atau sistem di
perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan dengan
nyata.
Koordinasi yang dibangun oleh pemimpin kepada bawahan ataupun
sebaliknya merupakan fungsi kepemimpinan. Keterlibatan peran bawahan
yang disinergikan dengan model kepemimpinan bisnis yang diterapkan akan
menciptakan keharmonisan pekerjaan sehingga berpengaruh untuk
tercapainya tujuan perusahaan. Keharmonisan ini terjadi melalui hubungan
baik antara bawahan dengan atasan dan juga sebaliknya, ada keharmonisan
dimana atasan memiliki sikap melayani dengan baik kepada bawahan, dan
keharmonisan juga dapat tumbuh antara sesama karyawan dimana mereka
sebagai sesama pekerja memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan
tetap berorientasikan pada terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan tujuan
masing-masing. Budaya organisasi dimana terdapat sikap saling
menghormati, melayani, menghargai dan kasih sayang antar sesama
karyawan ini akan membuat suasana kerja pada organisasi atau perusahaan
tersebut akan berada pada kondisi nyaman sehingga akan tercipta motivasi
dan komitmen dalam bekerja .
George R. Terry dalam Herujito (2001) menyatakan “… leadership is
the relationship in which one person, the leader influenses other to work
together willingly on related task to attain that which the leader desires…”.
Dari pendapat di atas, apabila dikaitkan dengan kepemimpinan bisnis maka
dapat diinterpretasikan bahwa kepemimpinan bisnis merupakan kemampuan
untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan agar rela, mampu dan
berkeinginan mengikuti arahan pemimpin demi tujuan perusahaan yang ingin
dicapai secara efektif, efisien dan ekonomis. Penerepan kepemimpinan dalam
suatu organisasi bisnis dalam dunia bisnis modern ini sangatlah banyak
sekali, dan setiap pemimpin bisnis memiliki model atau gaya kepemimpinan
bisnis tertentu yang diterapkan dalam kepemimpinannya.
Banyak penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
diterapkan baik dalam organisasi non bisnis maupun organisasi bisnis
merupakan keterampilan ilmu dan juga seni bagi pemimpin sehingga bila
teori ini diramu dalam aplikasi kepemimpinan bisnis dapat mempengaruhi
kinerja organisasi atau perusahaan tersebut. Menurut Kerlinger dan Padhazur,
dalam Randhita (2009) menyatakan bahwa, “… Faktor kepemimpinan
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai
karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usahausaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi…”. Artinya
disini bahwa pemimpin adalah sebagai contoh teladan, semakin baik
pemimpin memimpin bawahannya akan mempengaruhi karyawannya untuk
bekerja dengan baik, namun sebaliknya apabila pemimpin buruk dalam
mencontohkan bagaimana memimpin bawahannya maka akan memberikan

4

efek buruk karyawannya dalam bekerja.
Pendapat di atas juga dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan
dapat dipengaruhi oleh model atau gaya kepemimpinan bisnis, semakin baik
dan tepat gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan oleh pemimpin berarti
semakin baik pula kinerja perusahaan. Kesimpulan ini mengisyaratkan bahwa
perusahaan yang berhasil dalam pencapaian tujuan perusahaanya adalah
bergantung pada pemimpinnya dan bagaimana memimpinnya, secara
zhahiriyah untuk mengetahui kebenaran pendapat tersebut maka perlu
dianalisa bagaimana gaya pemimpin yang diterapkan dalam suatu sistem
manajemen perusahaan sehingga mampu mempengaruhi kinerja perusahaan.
Peningkatan kinerja perusahaan tidak serta-merta hanya dipengaruhi
dari gaya kepemimpinan bisnis saja akan tetapi ada banyak variabel lainnya
yang turut serta dalam peningkatan kinerja perusahaan dan salah satunya
adalah karyawan. Karena perusahaan itu dibangun oleh banyak bagian-bagian
atau elemen-elemen yang kompleks misalkan diantaranya adalah modal
(perusahaan itu sendiri), sumber daya baik alam maupun manusia diantaranya
pemimpin bisnis dan karyawan juga, sistem manajerial perusahaan dan ada
tujuan (goal) yang ingin dicapai. Agar mampu meningkatkan kinerja
perusahaan maka variabel-variabel tersebut harus disinergikan dan
dikorelasikan dalam suatu sistem manajerial yang baik sehingga mampu
mencapai tujuan perusahaan.
Suatu perusahaan yang sudah mapan (establish) dimana perusahaan
sudah memiliki modal dan sumber daya yang cukup maka kendala yang
biasanya terjadi adalah sistem manajemen yang kurang baik (rancu).
Kerancuan ini biasanya terjadi pada sistem hirarki pendelagasian tugas,
pembagian tugas dan deskripsi tugas yang dirasakan cukup rumit. Maka perlu
adanya sinergitas antara sistem manajemen tersebut sehingga peran pemimpin
bisnis sangat berpengaruh untuk mengendalikan dan menggerakkan sistem
manajemen tersebut sehingga mencapai tujuan.
Motor penggerak sistem manajemen dalam suatu perusahaan itu sendiri
adalah karyawan perusahaan, sehingga bagaimana karyawan mampu bekerja
untuk menggerakan sistem manajemen perusahaan agar mencapai tujuan, ini
sangatlah perlu untuk mendapat perhatian dari pemimpin perusahaan tersebut.
Diantara banyak variabel yang mempengaruhi kualitas kerja karyawan, pada
penelitian ini akan dibahas tiga variabel yang dianggap penting oleh peneliti
yaitu kepuasan kerja, kinerja karyawan dan motivasi kerja karyawan.
Kepuasan kerja akan bermuara kepada tingkat perpindahan karyawan
ke perusahaan lain (labour turn over) yang akan semakin kecil dan
kenyamanan karyawan untuk bekerja semakin baik serta akhir dari kepuasan
ini adalah kinerja karyawan yang menjadi semakin baik pula. Motivasi kerja
karyawan akan bermuara pada semakin meningkatnya keinginan mereka
untuk bekerja dan ini ada hubungannya dengan kinerja karyawan yang akan
terus meningkat dari waktu ke waktu. Kinerja karyawan merupakan muara
dari dua variabel sebelumnya dimana apabila kepuasan dan motivasi kerja
karyawan baik maka akan menghasilkan kinerja karyawan yang semakin baik
pula untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Puncak dari segala
kepentingan tersebut adalah bagaimana kinerja organisasi atau perusahaan
yang semakin baik pula, itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin bisnis

5

dan juga bagi organisasi manajemen secara keseluruhan.
CV. Mitra Tani Farm merupakan salah satu usaha perseorangan
berbentuk perusahaan perseroan komanditer yang dalam bahasa Belanda
disebut Commanditaire Vennootschaap (CV). Mitra Tani Farm sebagai
perusahaan perseroan komanditer dalam penyedia (distributor) sapi, kambing
dan domba sebagai bisnis utamanya dan kegiatan bisnis distribusi sayuran,
pakan dan pupuk sebagai bisnis tambahannya yang akan dipasarkan bagi
masyarakat Bogor khususnya dan masyarakat diluar Bogor umumnya. CV.
Mitra Tani Farm memiliki arti penting yang tidak hanya sebagai perusahaan
penyedia sapi, kambing dan domba serta produk pertanian lainnya, melainkan
juga bagaimana perusahaan harus mampu memberi keuntungan bagi
pemegang saham dan perusahaan dari kegiatan bisnis yang dijalankannnya.
Penilaian kinerja perusahaan yang menjadi bahasan pada karya ilmiah
ini adalah dilihat dari sisi finansial yaitu penilaian terhadap profit yang
diterima peruasahaan. Apabila keuntungan yang diterima oleh CV. Mitra Tani
Farm meningkat, dapat diasumsikan kinerja perusahaan meningkat namun
apabila keuntungan perusahaan menurun maka dapat diasumsikan kinerja
perusahaan sedang mengalami penurunan. Kemudian pada penilaian terhadap
kinerja perusahaan ini akan dihubungkan (final analysis) terhadap gaya
pemimpin yang diterapkan dan bagaimana kualitas kerja karyawan baik
kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan (middle analysis)
mampu memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis terhadap
kinerja perusahaan.
Keberhasilan kinerja perusahaan di CV. Mitra Tani Farm yang dapat
dicapai adalah dengan bagaimana sikap pemimpin untuk memperhatikan
internal organisasi yang dipimpinnya, terutama yang berhubungan dengan
perihal karyawan. Upaya ini merupakan hal yang perlu menjadi perhatian,
karena karyawan merupakan elemen penting terjadinya proses manajerial
perusahaan. Penilaian terhadap karyawan yang akan dibahas adalah
bagaimana kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan di CV. Mitra
Tani Farm, apakah aspek-aspek tersebut semakin hari semakin meningkat
atau semakin hari semakin turun. Apabila kualitas kerja karyawan ini
meningkat maka dapat diasumsikan keuntungan perusahaan akan meningkat
karena adanya semangat kerja dan semangat berfikir bagaimana produk
terjual dengan banyak tanpa mengurangi kepuasan konsumen sehingga
mampu menyeret kinerja perusahaan berbanding lurus dengan keuntungan
yang diterima.
Dua hal yang sangat penting lagi adalah, CV. Mitra Tani Farm
merupakan perusahaan yang dipimpin oleh 3 orang pemimpin. Sungguh
sangat menakjubkan 3 kepala dengan fungsi jabatan dan tanggung jawab
yang sama memegang tampuk kepemimpinan yang sama pula. Apakah
strategi yang diterapkan oleh ketiga pemimpin tersebut sehingga CV. Mitra
Tani Farm masih tetap eksis. Analisis ini sangat menarik sehingga menjadi
sangat penting untuk dibahas. Terakhir adalah CV. Mitra Tani Farm
merupakan perusahaan yang sedang melakukan ekspansi bisnis di bidang
penjualan makanan kaleng berupa kare dan rendang kemudian perikanan serta
penjualan youghurt. Kebijakan ini tentunya menghasilkan pengaruh kepada
internal perusahaan untuk dapat lebih menguasai lagi dan bekerja lebih baik

6

lagi dengan gaji yang tetap dan pengalaman yang tetap, sehingga memerlukan
tipe pemimpin yang lebih efektif dan ideal lagi sehingga perusahaan tetap
mendapatkan keuntungan (profit) seperti yang diharapkan dan menjadi target
perusahaan.
Berdasarkan literatur yang ada, bahwa ada hubungan positif antara gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, kinerja karyawan dan motivasi kerja
karyawan. Pada middle analysis ini akan dibahas bagaimana hubungan dari
variabel-variabel tersebut. Maksudnya jika kepuasan kerja, kinerja karyawan
dan motivasi kerja itu baik atau meningkat maka kinerja perusahaan akan
baik atau meningkat pula.
Sebaliknya, jika kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan
itu buruk atau menurun maka kinerja perusahaan akan buruk atau menurun
pula. Sehingga analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah,
apakah gaya kepemimpinan bisnis (top management) pada CV. Mitra Tani
Farm tersebut memiliki efek atau pengaruh terhadap kepuasan kerja, kinerja
dan motivasi kerja karyawan pada CV. Mitra Tani Farm sehingga mampu
mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Karena hal ini
dianggap penting maka kajian ini menjadi hal yang mendasar untuk melatar
belakangi penelitian ini dilakukan.

Perumusan Masalah
Banyak penelitian menganalisa bagaimana pengaruh antara gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, motivasi kerja karyawan ataupun
terhadap kepuasan kerja karyawan. Inti dari penelitian-penelitian tersebut
adalah bermuara pada, bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yang
diterapkan terhadap kinerja karyawan. Hampir tidak ada penelitian yang
membahas bagaimana hubungan pengaruh gaya kepemimpinan bisnis
terhadap kinerja perusahaan melalui kepuasan kerja, kinerja dan motivasi
kerja karyawan sebagai mediasinya atau jembatan dan bagaimana kedua
hubungan tersebut terjalin sehingga ini menjadi poin pertama dari dasar
penelitian ini.
Pada penelitian kali ini akan lebih dibahas, bagaimana hubungan antara
gaya kepemimpinan bisnis terhadap kinerja perusahaan yang terjadi pada CV.
Mitra Tani Farm melalui kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja karyawan
sebagai mediasinya. Pembahasan ini akan menilai bagaimana keterkaitan atau
hubungan antara gaya kepemiminan bisnis sehingga mampu mempengaruhi
kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja karyawan pada CV. Mitra Tani
Farm. Kemudian bagaimana kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja
karyawan pada CV. Mitra Tani Farm mampu mempengaruhi kinerja
perusahaan. Ini penting karena melihat CV. Mitra Tani Farm adalah
perusahaan yang tetap eksis dalam ekspansi bisnis baik dalam bidang
peternakan, pertanian, retail maupun bisnis turunan lainnya demi mencapai
target perusahaan yang ingin dicapai dengan mendaptakan keuntungan
perusahaan 2 kali lipat atau lebih dari sebelumnya. Ini merupakan tugas dan
tanggung jawab pemimpin perusahaan disamping itu juga perusahaan tidak
hanya dipimpin oleh 1 orang melainkan 3 orang pemimpin sehingga perlu

7

koordinasi antar pemimpin dan sinergitas yang mantap sehingga apa yang
menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik sesuai harapan yang
dicita-citakan.
Begitu pentingnya kajian tentang hubungan gaya kepemimpinan bisnis
terhadap kinerja perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm ini sehingga menjadi
rumusan masalah yang kemudian diangkat menjadi judul atau topik dalam
penelitian ini. Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1 Apakah gaya yang diterapkan Direktur CV. Mitra Tani Farm dalam
menjalankan bisnisnya di CV. Mitra Tani Farm yang berlokasi di Kampung
Tegal Waru, Desa Ciampea Kabupaten Bogor.
2 Apakah ada hubungan yang terjadi antara gaya kepemimpinan bisnis yang
diterapkan terhadap kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan
pada CV. Mitra Tani Farm.
3 Apakah ada hubungan yang terjadi antara kepuasan kerja, kinerja dan
motivasi kerja karyawan terhadap kinerja perusahaan pada CV. Mitra Tani
Farm tersebut.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1 Mengidentifikasi gaya kepemimpinan bisnis, kepuasan kerja, kinerja dan
motivasi kerja karyawan yang diterapkan pada CV. Mitra Tani Farm.
2 Menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan bisnis terhadap
kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja karyawan pada CV. Mitra Tani
Farm.
3 Menganalisis hubungan kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja
karyawan terhadap kinerja perusahaan pada CV. Mitra Tani Farm.

Manfaat Penelitian
Penelitian tentang hubungan gaya kepemimpinan bisnis terhadap
kinerja perusahaan ini diharapkan bermanfaat, diantaranya untuk :
1 Merekomendasikan gaya kepemimpinan bisnis terbaik kepada Jajaran
Direksi CV. Mitra Tani Farm sehingga mampu menghantarkan CV. Mitra
Tani Farm menjadi lebih baik kedepannya.
2 Menjadi sumber informasi dan referensi untuk kajian penelitian tentang
gaya kepemimpinan bisnis selanjutnya.
3 Menjadi refleksi para pemimpin bisnis yang sedang menempati pucuk
kepemimpinan tentang gaya kepemimpinan bisnis mana yang terbaik
untuk diterapkan di perusahaannya.

8

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini secara umum membahas tentang kepemimpinan melalui
teori-teori dan aplikasi (praktek) tentang kepemimpinan bisnis dari sumbersumber atau literatur yang ada baik tentang kepemimpinan secara umum dan
juga tentang kepemimpinan bisnis secara khusus. Sumber-sumber atau
literatur yang dikupas pada bahasan di dalam penelitian ini berasal dari buku,
skripsi, tesis, disertasi maupun literatur lainnya baik dari dalam maupun luar
negeri. Penjabaran secara sempit maupun luas diketengahkan pada konsepkonsep kepemimpinan ini dengan pandangan teoritik dari berbagai sumber
dan juga pandangan yang bersifat subjektif dari peneliti. Pengujian kuantitatif
akan dilakukan guna mendukung judgment agar lebih komplit, general dan
representatif.
Pengujian kuantitatif bertujuan untuk mengidentifikasi gaya
kepemimpinan bisnis, kepuasan kerja, kinerja dan motivasi kerja karyawan
yang akan diinterpretasikan dengan tabulasi silang (crosstabs) dan hubungan
korelasi antara gaya kepemimpinan bisnis dengan kepuasan kerja, kinerja dan
motivasi kerja karyawan serta hubungan korelasi antara kepuasan kerja,
kinerja dan motivasi kerja karyawan dengan kinerja perusahaan yang mana
akan dianalisis dengan uji korelasi signifikansi Rank Spearman. Lingkup
yang akan diketengahkan secara khusus adalah tentang gaya kepemimpinan
bisnis yang diterapkan pemimpin perusahaan yaitu Direktur CV. Mitra Tani
Farm yang secara langsung berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan
mediatornya adalah kepuasan kerja karyawan, kinerja karyawan dan motivasi
kerja karyawan.

TINJAUAN PUSTAKA

Gaya Kepemimpinan Bisnis
Menurut Rubidjito (2009) dalam disertasinya menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan bisnis yang sekarang dianut oleh banyak pemimpin organisasi
bisnis pada era modernisasi ini adalah kepemimpinan bersifat
transformasional. Dalam pandangannya, dia menyatakan gaya kepemimpinan
bisnis ini dianggap efektif diterapkan pada perusahaan yang ingin
meningkatkan kenerjanya baik dari sisi finansial maupun operasional melalui
motivasi bawahan atau karyawannya.
Kepemimpinan transformasional dikatakan baik bukan diukur dari
kinerja perusahaan yaitu dari hasil finansial dan operasional saja tetapi juga
terhadap peran kepemimpinan sebagai pendorong keselarasan sistem yang
ada pada perusahaan. Kepemimpinan bisnis transformasional banyak
diterapkan di perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Kriteria-kriteria
yang mendasari adanya kepemimpinan transformasional adalah a)
kepemimpinan, b) perencanaan strategik c) fokus pada pelanggan dan pasar
d) pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan e) fokus pada tenaga
kerja f) manajemen proses g) hasil yang diukur dengan sistem skor.

9

Peran kepemimpinan pada gaya kepemimpinan transformasional ini
telah teruji mampu memotivasi bawahan guna meraih kinerja yang tinggi dan
meningkatkan ekspektasi mereka sehingga hasilnya adalah kinerja perusahaan
yang meningkat pula. Studi ini telah terbukti bahwa pemimpin yang
menerapkan kepemimpinan transformasional akan menghasilkan kinerja
perusahaan dengan predikat baik seperti perusahaan BUMN yaitu PTPN 3.
Hasil dari penerapan gaya kepemimpinan bisnis transformasional adalah
kinerja perusahaan PTPN 3 dinobatkan sebagai perusahaan berpredikat baik.
Randhita (2009) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan (Lurah) pada
studi kasus Lurah Ciparigi Kelurahan Bogor Utara berkolerasi positif
terhadap kinerja pegawai kelurahan tersebut. Lurah sebagai pemimpin desa
itu menerapkan gaya kepemimpinan bersifat direktif, konsultatif, partisipatif
dan delegatif. Gaya yang diterapkan ini berdasarkan pada fungsi pemimpin
dalam lembaga atau institusi pemerintah (non profitable).
Pernyataan yang disimpulkan pada penelitian tersebut adalah bahwa
penerapan gaya kepemimpinan dapat berpengaruh positif pada kinerja
Pegawai Kelurahan yang dalam hal ini berkaitan dengan beberapa kegiatan,
yaitu pada kegiatan berkaitan dengan kesejahteraan pegawai, kegiatan
berkaitan dengan pendelegasian tugas dari Lurah kepada pegawai, kegiatan
berkaitan dengan musibah/bencana yang terjadi di lingkungan Kelurahan,
serta pada kegiatan berkaitan dengan pemberian pelayanan Kelurahan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maydiana (2008)
dinyatakan bahwa karyawan Bakmi Japos Cabang Bogor mendapatkan
pengaruh dari gaya kepemimpinan bisnis yang diterapkan pemimpin. Adanya
kinerja karyawan dan keefektifitasan kerja karyawan yang meningkat menjadi
solusi bagi penerapan gaya kepemimpinan tersebut.
Pemimpin dalam hal ini yaitu Manajer, dimana pemimpin tersebut
adalah pemimpin komunikator yang efektif. Gaya kepemimpinan bisnis yang
diterapkan oleh manajer tersebut sebagai pemimpin unit bisnis Bakmi Japos
Cabang Bogor ternyata dibutuhkan dan sesuai dengan lingkungan organisasi
perusahaan sehingga mendukung dalam pencapaian tujuan usaha restoran
tersebut sehingga mampu mendongkrak kinerja perusahaan dari sebelumnya.
Baihaqi (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan kinerja dengan komitmen
organisasi sebagai variabel intervening (studi pada PT. Yudhistira Ghalia
Indonesia area Yogyakarta), pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia dengan area kerja
Yogyakarta. Gaya kepemimpinan menjadi faktor penting yang mempengaruhi
perilaku kerja seperti kepuasan, kinerja dan turn over karyawan. Gaya
kepemimpinan secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja melalui
kecermatannya dalam menciptakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang
menarik, pelimpahan tanggung jawab serta penerapan peraturan dengan baik.
Penerapan gaya kepemimpinan bisnis dari manajer wilayah Yogyakarta
dari PT. Yudhistira Ghalia Indonesia tersebut ternyata menimbulkan efek
kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya dan apa yang didapat dari
kepuasan kerja karyawan ini adalah peningkatan kinerja karyawan sehingga
muncul ide, gagasan atau pun semangat bekerja dan dari hal kepuasan kerja

10

ini bermuara pada kinerja perusahaan dimana perusahaan tersebut mengalami
peningkatan pula.
Siregar (2009) dalam tesisnya yang mengkaji pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada RSU Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara. Gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin tersebut
disinergikan dengan kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi kepada
para pegawainya. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa, ada hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kenerja
pegawai di RSU tersebut melalui kemampuan komunikasi yang diterapkan
pemimpin. Hal itu ditunjukkan dengan adanya pengaruh gaya kepemimpinan
di RSU Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mampu secara nyata dan
signifikan meningkatkan kinerja karyawan pada RSU Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara tersebut. Gaya kepemimpinan yang diterapkan di RSU Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara ternyata memiliki efek terhadap keberhasilan
kinerja pada rumah sakit tersebut dari hasil yang sebelumnya. Tabel 1 di
bawah ini akan menerangkan secara singkat hasil-hasil penelitian terdahulu
tentang konsep gaya kepemimpinan.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah gambaran bagaimana atau hal apa yang
menjadi konsep dalam penelitian yang dilakukan dan dari mana sumbernya.
Konsep ini berupa kutipan yang diambil dari literatur yang menjadi yang
diketengahkan oleh peneliti dan juga bahasan dari pandangan atau pemikiran
secara subjektif dari bahasan yang diteliti.

Konsep Kepemimpinan Bisnis
Kepemimpinan merupakan keniscayaan yang telah didapatkan sejak
manusia terlahir ke dunia. Pendapat dari Siagian (2010) bahwa, telah terjadi
dikotomi mengenai pendapat tentang teori kepemimpinan. Madzhab pertama
mengatakan bahwa pemimpin itu merupakan titisan atau bakat yang melekat
semenjak seseorang tersebut dilahirkan (leaders are born). Kecendrungannya
bahwa seseorang tersebut akan menjadi pemimpin yang efektif dikarenakan
memang bakat-bakat kepemimpinan yang alamiah. Sedangkan madzhab
kedua berpendapat bahwa pemimpin itu dapat dibentuk atau ditempa (leaders
are made). Kecendrungannya bahwa siapapun dia, dapat menjadi pemimpin
yang efektif jika seseorang tersebut mendapat pendidikan (teoritical) dan
pelatihan (practical) tentang kepemimpinan. Secara garis besar, pendapat
yang dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang efektif
dibutuhkan 3 (tiga) unsur yaitu :
1 Memiliki bakat kepemimpinan secara alamiah
2 Memiliki kesempatan menjadi pemimpin

11

3 Mendapat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
Sejalan dengan pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
sederhana bahwa modal memiliki bakat pemimpin saja tidaklah cukup, perlu
adanya penempaan atau pembentukan pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan yang kemudian ditambah lagi dengan memiliki kesempatan
untuk terjun langsung sebagai pemimpin. Apabila ketiga unsur ini dimiliki
oleh seseorang, maka ini merupakan kesempurnaan atau keidealisan untuk
menjadi seorang pemimpin. Unsur-unsur kepemimpinan dapat juga dibagi
menjadi 4 (empat) bagian yaitu :
1 Ada orang atau kekuatan yang memberikan pengaruh
2 Ada orang atau pengikut yang menerima pengaruh
3 Ada pengarahan atau bimbingan yang disampaikan kepada pengikutnya.
4 Ada tujuan yang ingin dicapai
Kepemimpinan terbentuk dari empat unsur tersebut, dimana satu sama
lain saling berhubungan. Kehilangan satu unsur pembentuk kepemimpinan
akan menyebabkan terjadinya kepincangan dalam proses kepemimpinan
sehingga proses tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan efektif.
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat mendasar dalam manajerial
kehidupan, karena kepemimpinan maka proses manajerial kehidupan dapat
berjalan dengan baik. Begitu pula dengan kehidupan bisnis contohnya di
dalam perusahaan, kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam
mengarahkan atau mengendalikan manusia sebagai sumber daya yang penting
dalam perusahaan agar dapat bekerja sesuai arahan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Kepemimpinan yang dilakukan untuk mengelola atau
mengendalikan sebuah organisasi bisnis atau untuk tujuan menghasilkan
keuntungan (profit oriented) maka kepemimpinan ini disebut kepemimpinan
bisnis.
Kepemimpinan merupakan fitrah yang telah dibebankan kepada setiap
manusia dan kepemimpinan bisnis adalah kepemimpinan yang didapat
melalui pendidikan dan latihan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya bahwa
kepemimpinan dibentuk oleh dua aspek yaitu alamiah dan melalui treatment
baik pendidikan maupun latihan. Dalam pandangan para ahli kepemimpinan
dunia, seperti yang diterangkan oleh George R. Terry yang dikutip dari
Herujito (2001) bahwa, “… Leadership is the relationship in which one
person, the leader influenses other to work together willingly on related task
to attain that which the leader desires…”. Dari pendapat diatas
kepemimpinan merupakan suatu tindakan mempengaruhi orang lain,
menggerakkan orang lain agar berkeinginan mengikuti keinginan pemimpin
dalam mencapai tujuan organisasi yang telah dicita-citakan.
Apabila dihubungkan dengan kepemimpinan dalam suatu organisasi
bisnis (perusahaan) atau yang disebut kepemimpinan bisnis maka
kepemimpinan bisnis merupakan suatu tindakan mempengaruhi,
menggerakkan dan mengendalikan para bawahan atau organisasinya agar
berkeinginan mengikuti keinginan pemimpin dalam mencapai tujuan
perusahaan yang telah dicita-citakan. Kepemimpinan bisnis dan
penerapannya memegang peranan penting di dalam perusahaan, pemimpin
bisnis dianalogikan seperti halnya otak pada manusia, anggota tubuh (organ)
dianalogikan adalah seperti bawahannya, sistem organ merupakan kumpulan

12

orang-orang dalam suatu organisasi dan individu (manusia) itu sendiri
dianalogikan seperti perusahaan yang memiliki sumber daya, aturan
perusahaan, visi dan misi dan program untuk mencapai tujuan perusahaan,
dan kemudian adanya hasilan yang ingin dicapai.
Pengertian lain mengenai konsep kepemimpinan bisnis tidak hanya
didasarkan kepada konteks bisnis atau manajemen saja akan tetapi diluar dari
itu, bahwa kepemimpinan bisnis adalah seni yaitu bagaimana seorang
pemimpin menerapkan gaya kepemimpinannya dengan ungkapan jiwa
(perasaan) yang mengalir dalam setiap perintah. Herudjito (2001) juga
mengemukakan pendapatnya tentang kepemimpinan, bahwa kepemimpinan
adalah seni yaitu kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan
kemampuan untuk mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar bekerja
sesuai dengan yang diinginkan pemimpin.
Seni dalam kepemimpinan bisnis ini dapat dilihat dalam pandangan
yang luas. Layaknya seorang pelukis yang melukis sebuah lukisan, terkadang
ia gores dengan lembut terkadang terdapat juga goresan yang jelas,
menyesuaikan dengan ketertarikan perasaan hatinya sehingga lukisan tersebut
memiliki arti yang terdeskripsi dari zhahirnya lukisan tersebut. Pemimpin
bisnis menjalankan kepemimpinannya dengan mengikuti perasaan hatinya
atau sesuai dengan aliran perasaan hatinya yaitu kapan pemimpin harus
melakukan penegasan, menjaga kewibawaan, menghormati bawahan,
menjaga hubungan baik pada bawahan dan berbagai keterkaitan hubungan
emosional lainnya. Semua ini adalah seni atau berhubungan dengan perasaan
(hati) yang nantinya akan memberi hikmah kepada bawahan sehingga
lingkungan atau situasi kerja pada organisasi perusahaan yang dipimpinya
diharapkan kedepannya dapat berjalan dengan baik.
Pendapat yang lain menjelaskan bahwa kepemimpinan bisnis secara
konsepsional meliputi proses bagaimana mempengaruhi orang lain sehingga
mencapai tujuan perusahaan, memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok atau bawahan
dan budaya kelompok tersebut dalam bekerja secara tim (teamwork) menjadi
lebih baik dan solid. Selain itu juga kepemimpinan bisnis secara konsepsional
mempengaruhi paradigma (individuality perception) bawahan mengenai
aktifitas-aktifitas pengorganisasian dan bagaimana sasaran dapat dicapai,
memelihara hubungan kerjasama antar individu dan kelompok, adanya
dukungan dan kerja sama dari seorang maupun kelompok baik internal
ataupun eksternal pada organisasi perusahaan tersebut.
Sejalan dengan itu, menurut Chao–Chuan Chen dan Yueh–Ting Lee
(2008) yang menganalisa bagaimana konsep Confusianisme di Negara China,
dinyatakan bahwa, “… The Confucianist approach to leadership seems to
focus first and foremost on the individual leader. Self-cultivation (its level of
comprehensiveness and perfection) is not only the qualifying attribute of a
leader but also the primary means of exercising leadership in that the leader
person is the source of inspiration and the model for the followers. In
addition, leadership involves the cultivation of character in the followers and
such efforts unfold largely in the highly personalized role relationship
between superiors and subordinates…”. Sudut pandang yang dianalisa dari
pemikiran Confusian menurut Chao–Chuan Chen dan Yueh–Ting Lee adalah

13

bagaimana sikap atau karakteristik dari seoarang pemimpin itu sendiri.
Bagaimana sosok pemimpin itu, apakah superior untuk menjadi inspirasi dan
model panutan bagi pengikutnya dalam melakukan hubungan kerjasama dan
mengendalikan sistem manajemen organisasinya atau menjadi inferior, tidak
bijak dan tidak berwibawa dalam melakukan hubungan kerjasama dan
mengendalikan sistem manajemen organisasinya sehingga mampu mencapai
tujuan perusahaan.
Pada jurnal yang ditulis oleh Kwang-Kuo Hwang berjudul Leadership
Theory of Legalism and its Function in Confucian Society di dalam buku
Leadership and Management in China karangan Chao–Chuan Chen dan
Yueh–Ting Lee (2008) mengemukakan tentang teori kepemimpinan Hanfei
bahwa, “… Hanfei argued that all human behaviors are motivated by a
ruthless pursuit of self-interest, not by moral values. A physician will often
suck men’s wounds clean and hold the bad blood in his mouth, not because he
is bound to them by any tie of kinship but because he knows there is profit in
it..”. Artinya bahwa adanya motivasi terhadap perilaku pemimpin
dikarenakan adanya kepentingan diri sendiri dari pemimpin untuk mengejar
suatu tujuan sehingga ada upaya mempengaruhi dan mengendalikan orang
lain agar bekerja untuk memuluskan tercapainya tujuan pemimpin tersebut.
Chao–Chuan Chen dan Yueh–Ting Lee (2008) menganalisa tentang teori
kepemimpinan Hanfei bahwa teori tersebut dibangun atas 3 (tiga) konsep
yaitu 1) kekuasaan (power), 2) hukum (law), 3) tekhnik manajerial
(management technique). Bagaimana pemimpin sebagai pemegang kekuasaan
mendistribusikan atau memanajemen agar kekuasaannya sejalan dengan
peraturan serta pelaksanaannya dalam sistem manajerial kepemimpinan.
Secara luas bila dihubungkan dengan kepemimpinan bisnis mengenai
pendapat tentang teori kepemimpinan Hanfei adalah bahwa kepemimpinan
bisnis merupakan sifat dasar atau karakter dasar (basically behaviors) di
dalam diri seseorang pemimpin bisnis, yaitu bagaimana seseorang pemimpin
bisnis tersebut mengorganisasikan atau mengatur prisip-prinsip
kepemimpinannya kepada bawahannya akibat desakan atau adanya hubungan
dari kepentingan dirinya sendiri untuk mencapai suatu tujuan baik terikat
sistem (organisasi perusahaan) atau terlepas dari sistem.
Menurut Yuki dalam Mariam (2009) menyatakan “… Kepemimpinan
adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, untuk memahami dan setuju
dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara
efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk
mencapai tujuan bersama…”. Suyuti dalam Fauzan (2010) menyatakan “...
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi
pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan
kearah tujuan tertentu…”. Secara harfiah bahwa pemimpin disini berfungsi
sebagai koordinator dan integrator bagi organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan seperti diatas dapat diartikan juga sebagai pemimpin
yang berfungsi sebagai fasilitator yang mana pemimpin memiliki pola
pemikiran memang ditujukan terhadap suatu individu atau kelompok untuk
menjalankan tugas dan kewenangan dalam tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan bisnis adalah sikap pemimpin untuk mempengaruhi pola pikir
bawahan agar berkeinginan menjalankan tugas dan kewenangannya untuk

14

mencapai tujuan perusahaan.
Apabila kita ingin menamsilkan kepemimpinan bisnis dalam suatu
perusahaan, maka perusahaan adalah seperti pesawat, co-pilotnya adalah
informasi yang dibutuhkan oleh pemimpin dan pilotnya adalah pemimpin.
Pilot akan menggerakkan atau menekan tombol-tombol untuk menjalankan
pesawat dan melalui arahan co-pilotnya pesawat akan diterbangkan sesuai
kota tujuan yang ditujukan. Pemimpin melakukan tugasnya dengan
bersandarkan kepada informasi tentang suatu program kegiatan, masalah atau
isu yang dihadapi oleh perusahaan yang mana informasi tersebut memberikan
metode bagaimana pemimpin menjalankan prinsip dan kepemimpinannya.
Ketiga alat tersebut (pesawat, pilot dan co-pilot) satu sama lain saling
beriringan dan saling berhubungan bagaimana agar kemudi tetap dalam
kehendak pilot dan sampailah mereka ke kota yang dituju.
Begitu juga halnya pemimpin bisnis, harus saling berhubungan dan
berjalan beriringan dalam menjalankan kepemimpinannya baik dengan
internal organisasi perusahaan dan juga eksternal organisasi perusahaan.
Semakin baik aplikasi metode yang diterapkan pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya maka membawa perusahaan akan lebih baik lagi.
Kepemimpinan yang ideal merupakan pemimpin yang harus memiliki
sifat-sifat unggul melebihi orang lain yang menjadi penciri bagi seorang
pemimpin tersebut sehingga layak disebut sebagai pemimpin. Menurut Arep
dan Tanjung dalam Rachmawati (2006) menggambarkan secara garis besar
bahwa seorang pemimpin idealnya memiliki tiga kategori umum, yakni:
1 Kemampuan pemimpin untuk menganalisa problematika organisasi,
kemudian adanya inisiatif pemimpin dalam solving problem.
2 Kemampuan pemimpin untuk menyusun struktur organisasi dilihat dari
kompetensi bawahannya sehingga mampu menempatkan orang-orang yang
tepat dalam suatu jabatan organisasi sehingga organisasi dapat berjalan
baik.
3 Kemampuan pemimpin menciptakan suasana atau lingkungan kerja yang
baik dengan cara pemimpin menjalin kerjasama dan hubungan yang baik
kepada bawahan.
Menurut Siagian (2010) yang dikutip dalam bukunya berjudul teori dan
praktek kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi-fungsi kepemimpinan yang
hakiki terdapat dalam 5 hal yaitu :
1 Pemimpin sebagai penentu arah dari organisasi yang dipimpinnya, usaha
ini yaitu bagaimana mengarahkan perusahaan mencapai tujuan.
2 Pemimpin sebagai sebagai wakil dan juru bicara dalam organisasi untuk
hubungannya terhadap eksternal perusahaan.
3 Pemimpin sebagai komunikator yang efektif untuk mengakomodasi
kepentingan perusahaan terhadap peran karyawannya dalam perusahaan
itu sendiri.
4 Pemimpin sebagai mediator yang handal untuk mengakomodasi internal
organisasi dari permasalahan atau konflik sosial yang terjadi dalam
perusahaan yang dipimpinnya.
5 Pemimpin sebagai pelaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan
netral terhadap pandangan yang terkotak-kotak di kalangan para anggota
organisasi perusahaan.

15

Siagian juga mengemukakan pendapatnya dalam buku karangannya
sendiri tentang teori kepemimpinan situasional, dikatakan bahwa
kepemimpinan situasional