Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca Indica L.)

(1)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005


(2)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

RINGKASAN

Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L.), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya Terhadap Mortalitas

Larva Nyamuk Aedes aegypti L.

Penggunaan insektisida sintetis dalam mengendalikan populasi nyamuk A. aegypti dilakukan secara berlebihan dan tidak terkendali. Hal ini dapat menimbulkan pengaruh yang tidak diharapkan, seperti resistensi pada nyamuk A. aegypti. Untuk itu perlu dicari insektisida alternatif, antara lain dapat berasal dari senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan, yaitu daun lengkuas (L. indica) (Grainge & Ahmed, 1988). Untuk menindak lanjuti informasi tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kandungan kimia ekstrak etanol daun kemangi, toksisitas dan pengaruh konsentrasi subletalnya terhadap larva nyamuk A.aegypti

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Entomologi FMIPA-USU dari bulan Mei-November 2005, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu faktor konsentrasi: Al (0,00%), A2 (0,23%), A3 (0,46%), A4 (0,93%) dan A5 (1,86%), dan waktu pengawatan B1 (4jam), B2 (8 jam), B3 (12 jam), B4 (16 jam) dengan tiga ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat perbedaan yang yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi mengandung senyawa kimia alkaloid, terpenoid, dan bersifat toksik terhadap larva nyamuk A. aegypti. Mortalitas larva semakin besar sejalan dengan meningkatnya konsentrasi dan waktu perlakuan dengan konsentrasi dan waktu perlakuan yang efektif terjadi pada konsentrasi 0,93% dan waktu 8 jam dengan jumlah larva yang mati 24 larva.


(3)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

SUMMARY

The Contents of chemical leaf extract of lengkuas (Lactuca indica L.), toxicity and its sublethal effect to mortality of larvae Aedes aegypti L.

Synthetic insecticides application dealing with pest population was misused and caused negative impact such as, A. aegypti resistancy. Alelochemical found on plant, for instance, on leaf of L. indica is highly valuable as an alternative insectiside replacing synthetic insectiside.

The reseach was held at the laboratory of Entomologi of Faculty of Mathematics and Natural Science, North Sumatera University from May until November 2005. Research design used was Complete Randomized Design in factorial with 3 replications. Consist of two factor, are; (A, concentration) A1 (0,00%), A2 (0,23%), A3 (0,46%), A4 (0,93%) dan A5 (1,86%), and (B, time) B1 4, B2 8 , B3 12 , B4 16 hours

Overall, ethanol extract toxic on A. aeypti larvae. The mortalyti of larvae -get higher as the concentration levels kemangi and time observation increased. The most effective treatment was concentration (0,93%) and time observation 8 hours, with the mortality rate was 24. The leaf extract of kemangi contained alkaloid and terpenoid, both compounds have acted as larvaside to A. aegypti larvae.


(4)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006 DAFTAR ISI halaman RINGKASAN . . . …. . . .i

SUMMARY. ... ii

KATAPENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL . . . ………v

DAFTAR GAMBAR………..vi

I. PENDAHULUAN. . . ………1

II. TINJAUAN PUSTAKA ………3

III. TUJUAN DAN KONSTRIBUSI PENELITIAN ... 6

IV. METODE PENELITIAN ……… ... 7

V. HASIL DAN PEMBAHASAN . ... ... ... .... ... ... ... ... ... ... 10

KESIMPULAN………. ... 15

DAFTAR PUSTAKA……….16


(5)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

DAFTAR TABEL

Tabel Judul halaman

1. Uji fitokimia ekstrak etanol daun lengkuas (L. indica)………10 2. Mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan

beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas………11

3. Mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan beberapa waktu yang berbeda . . . ... . . ….. 12

4. Mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas dan

waktu yang berbeda .. . .. . ... . . ... . . .. . . .. . . 13


(6)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

DAFTAR GAMBAR

Gambar judul halaman

1. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas terhadap

mortalitas larva nyamuk A. aegypti. . . …. . . .11 2. Hubungan waktu pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk

A. aegypti . . . ……….12 3. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas dan waktu

pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti . . . .14


(7)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

1. PENDAHULUAN

Dalam mengatasi penyakit demam berdarah salah satunya dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan insektisida sintetis. Penggunaan insektisida sintetis ini pada kurun waktu 40 tahun terakhir semakin meningkat baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini disebabkan insektisida sintetis tersebut mudah digunakan, lebih efektif, dan dari segi ekonomi lebih menguntungkan (Yoshida & Toscano, 1994). Akibat pemakaiannya yang berlebihan dan tidak terkontrol tersebut telah menyebabkan pengaruh yang tidak diharapkan, seperti resistensi pada nyamuk A. aegypti. Ini terlihat dari semakin meningkatnya kasus demam berdarah di Indonesia, khususnya di Kota Medan (84 orang tahun 1999, 103 orang tahun 2000, dan 131 orang tahun 2001, 163 orang tahun 2002, dan 189 orang pada tahun 2003) (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2003) Sedangkan di Alam insektisida sintetis sukar terdegradasi sehingga residunya dapat mencemari tanah, air, dan udara yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan (Metcalf & Luckman, 1982)

Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh insektisida sintetis, maka perlu suatu usaha guna mendapatkan insektisida alternatif yang lebih efektif dalam daya rusaknya, cepat dan mudah terdegradasi, dan mempunyai dampak yang kecil terhadap lingkungan. Salah satu insektisida alternatif yang berpotensi dalam mengendalikan populasi serangga adalah insektisida botani yang berasal dari senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan (Schmutterer, 1990).


(8)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah daun Lengkuas (L. indica) (Grainge & Ahmed, 1988). L. indica bersifat toksik, dan penolak, dan telah diuji terhadap Daucus caudatus, Manduca Sexta, Aphids, selain itu mempunyai aktivitas nematosida. Disamping itu tanaman lengkuas (L. indica) di Sumatera Utara banyak dibudidayakan, umbinya digunakan sebagai bumbu penyedap masakan, sedangkan daunnya hanya sebagai limbah, sehingga keberhasilan tanaman ini sebagai insektisida botani dapat menjadi nilai tambah bagi pembudidayaannya. Untuk menindak lanjuti informasi tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun lengkuas (L. indica), toksisitas, dan pengaruh konsentrasi subletalnya terhadap mortalitas larva A. aegypti.


(9)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 A. aegypti

A. aegypti merupakan serangga yang banyak terdapat di daerah perumahan, dan dapat bertindak sebagai vektor penyakit demam berdarah. Daur hidupnya mengalami metamorfosa sempurna yaitu; telur, larva, pupa, dan dewasa. Nyamuk dewasa terlihat berwarna coklat kehitaman dengan garis-garis putih yang kontras di bagian abdomen dan toraks. Disamping itu nyamuk dewasa mempunyai tanda spesifik berupa garis putih keperakan pada dorsal toraks, dan warna putih pada segmen terakhir dari kaki belakang (Gandahusada et al., 1998)

2.2 Kimia Pertahanan Tumbuhan

Senyawa kimia pertahanan tumbuhan merupakan metabolit sekunder atau alelokimia yang dihasilkan pada jaringan tumbuhan, dan dapat bersifat toksik, menurunkan kemampuan serangga dalam mencernakan makanan, dan pada akhirnya mengganggu pertumbuhan serangga. Senyawa kimia pertahanan tumbuhan antara lain meliputi tannin, saponin, terpenoid, alkaloid, dan flavonoid (Ishaaya, 1986; Howe & Westley, 1988).

Tanin terdapat pada berbagai tumbuhan berkayu dan herba, berperan sebagai pertahanan tumbuhan dengan cara menghalangi serangga dalam mencernakan makanan. Serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tannin yang tinggi akan memperoleh sedikit makanan yang bermanfaat bagi kehidupannya, akibatnya akan terjadi penurunan pertumbuhan (Howe & Wesley, 1988)


(10)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

Saponin terdapat pada berbagai jenis tumbuhan, dan bersama-sama dengan substansi sekunder tumbuhan lainnya berperan sebagai pertahanan diri dari serangan serangga, karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan (Applebaum, 1978; Ishaaya,1986). Selanjutnya Smith (1989) menjelaskan bahwa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga, dan juga bersifat toksik.

2.3. Lengkuas (L. indica)

Tanaman L. indica merupakan herba menahun, termasuk ke dalam famili compositae. Daun tersebar, memanjang dengan ujung runcing, bertepi rata atau bergigi tak teratur. Bongkol bunga kecil, berkumpul dalam karangan bunga bentuk malai rata yang besar, bercabang banyak, terminal. Bunga kuning cerah. Buah keras pipih, hitam, pada puncak terdapat berkas rambut putih yang rapat. Kebanyakan ditanam sebagai bumbu masakan (Van Steenis, 1988). Bagian tanaman yang digunakan sebagai insektisida adalah daun dengan sifat toksik, dan penolak, dan telah diuji terhadap Daucus caudatus, Manduca Sexta, Aphids (Grainge & Ahmed, 1988).

2.4 Respon Serangga Terhadap Adanya Senyawa kimia Tumbuhan

Simpson & Simpson (1990) menjelaskan bahwa apabila terjadi perubahan nutrisi pada serangga karena adanya senyawa alelokimia dalam makanannya, maka serangga akan melakukan suatu respon kompensasi. Respon ini dilakukan serangga sebagai upaya untuk mempertahankan kehidupannya, yaitu dengan cara mengubah laju konsumsi dan efisiensi pencernaan serta metabolismenya.


(11)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

Pengaruhnya akan terlihat pada pertumbuhan, lama perkembangan dan mortalitas serangga, menurunkan fekunditas. Pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah populasi serangga tersebut di alam.

Schoonhoven (1978) mengungkapkan bahwa apabila makanan yang dimakan mengandung senyawa alelokimia toksik, larva tidak dapat mencapai berat kritisnya untuk mencapai pupa. Ini disebabkan serangga menurunkan laju metabolisme dan sekresi enzim pencernaan. Adanya senyawa alelokimia dalam makanannya menyebabkan energi yang digunakan untuk pertumbuhan berkurang, karena digunakan untuk aktivitas enzim detoksifikasi MFO (Mixed Function Oxidase) merubah alelokimia menjadi mudah larut dalam air, dan dikeluarkan dalam bentuk senyawa tidak aktif


(12)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

III. TUJUAN DAN KONSTRIBUSI PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian:

̇ Untuk mengamati kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun lengkuas (L. indica)

̇ Untuk mengamati Toksisitas (LC 50) ekstrak etanol daun lengkuas (L. indica) terhadap larva A. aegypti

̇ Untuk mengamati pengaruh subletal ekstrak etanol daun lengkuas L. indica terhadap mortalitas larva A. aegypti

3.2. Konstribusi Penelitian:

̇ Dapat digunakan sebagai insektisida alternatif, untuk mengurangi pemakaian insektisida sintetis dalam mengendalikan populasi nyamuk A. aegypti, sehingga dampak negatif pemakaian insektida sintetis bisa ditekan.

̇ Sebagai nilai tambah bagi masyarakat yang mengelola tanaman lengkuas.

̇ Sebagai bahan masukan bagi penelitini lain, khususnya dalam bidang entomologi dan toksikologi untuk melakukan penelitian sejenis mengingat begitu banyaknya tanaman yang bersifat insektisida.


(13)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Penyediaan Hewan uji

Larva A. aegypti yang diperoleh dari lapangan dimasukkan ke dalam wadah-wadah-wadah plastik, diberi vitamin C dan pellet ikan. Dimasukkan ke dalam kandang-kandang pembiakan yang telah terdapat wadah berisi air gula sebagai makanan dewasa, wadah berisi air dan kertas saring sebagai media peletakan telur. Untuk kebutuhan darah bagi nyamuk betina setelah kopulasi diletakkan mencit. Telur yang dihasilkan dipelihara sampai larva instar 3 dan siap digunakan sebagai larva uji.

4.2 Pengadaan ekstrak etanol daun lengkuas

Serbuk daun lengkuas dimaserasi dengan etanol 96% selama 3 x 24 jam, sampai maserat berwarna bening. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotavapor sehingga diperoleh ekstrak etanol kental daun lengkuas. Untuk mengetahui kandungan senyawa kimianya dilakukan uji Fitokimia (Harborne, 1987).

4.3 Uji kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun lengkuas A. Uji Senyawa Alkaloid

Dua tetes ekstrak daun lengkuas dimasukkan ke dalam plat tetes, dan ditambahkan pereaksi Dragendroff terbentuk endapan jingga sampai merah coklat.


(14)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

B. Uji Senyawa Terpenoid

Dua tetes ekstrak daun lengkuas ditambahkan asam asetat anhidrida (AC2O)

sebanyak 2-3 tetes pada satu lubang, dan pada lubang lain ditambah H2SO4 pekat 1-2 tetes

sebagai pembanding. Bagian yang ditambah AC2O diaduk perlahan beberapa saat sampai

kering ditambah H2SO4 pekat 1-2 tetes. Pewarnaan hijau atau hijau kebiruan memberikan

indikasi adanya terpenoid.

C. Uji Senyawa Saponin

Dua tetes ekstrak daun lengkuas dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dikocok 15 menit ditambahkan HCL pekat. Bila terbentuk busa permanen memberikan indikasi adanya saponin

D. Uji Senyawa Ftavonoid

Dua tetes ekstrak daun lengkuas dimasukkan ke dalam plat tetes ditambah HCl pekat 2 tetes, dan ditambahkan serbuk Magnesium. Bila terbentuk warna orange indikasi adanya flavonoid.

4.4 Pengamatan

Pengaruh konsentrasi subletal ekstrak etanol daun lengkuas terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti diamati dengan cara memasukkan 25 ekor larva instar 3 ke dalam masing-masing wadah pertakuan yaitu (0,00%; 0,23%; 0,46%, 0,93%, 1,86%), dan waktu pengamatan (4, 8, 12, 16 jam)

4.5 Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu; Faktor Konsentrasi (A) (0,00%; 0,23%: 0,46%, 0,93%, 1,86%), dan faktor waktu pengamatan (B) (4, 8, 12, 16 jam)


(15)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006 4.6 Analisis Data

Data mortalitas hewan uji di analisis dengan sidik ragam, jika terdapat perbedaan yang nyata dilajutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5 % (Steel & Torrie, 1991)


(16)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian terhadap kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun lengkuas L.indica dan pengaruh konsentrasi subletalnya terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut.

5.1 Kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun lengkuas Tabel 1. Uji fitokimia ekstrak etanol daun lengkuas (L. indica)

No Senyawa Kimia H a s i I Keterangan

1. Alkaloid Endapan Jingga - merah coklat +

2. Terpenoid Hijau kebiruan +

3. Flavonoid Kuning kehijauan -

4. Saponin Tidak berbusa -

Dari Tabel 1 terlihat bahwa ekstrak etanol daun lengkuas setelah dilakukan pengujian fitokimia, mengandung senyawa alkaloid dan terpenoid. Ini ditandai dengan terbentuknya warna endapan jingga sampai merah coklat dengan menggunakan pereaksi Dragendroff sebagai indikasi adanya senyawa alkaloid. Sedangkan adanya senyawa terpenoid ditandai dengan terbentuknya warna hijau kebiruan.

Senyawa saponin dan flavonoid tidak terdapat pada ekstrak etanol daun lengkuas. Ini terlihat tidak terbentuknya busa pada uji saponin, dan tidak terbentuknya warna orange pada uji flavonoid.


(17)

5.2 Pengaruh konsentrasi subletal ekstrak etanol daun lengkuas terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Tabel 2. Rata-rata mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan Beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas

Perlakuan (%) Mortalitas

0,00 1,00 a

0,23 1,90 ab

0,43 2,81 b

0,96 22,14 c

1,86 26,00 c

Keterangan:Nilai rata-rata dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata (ANOVA diikuti dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%)

Dari Tabel 2 terlihat bahwa mortalitas larva nyamuk A. aegypti semakin besar sejalan dengan meningkatnya konsentrasi perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar1.

Gambar 1. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun Lengkuas terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Namun mortalitas larva nyamuk pada perlakuan 0,23% tidak berbeda dengan kontrol dan dengan perlakuan 0,43%. Ini berarti kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun kemangi pada perlakuan 0,23% dan 0,43% belum begitu

11

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005


(18)

berpengaruh terhadap kehidupan larva nyamuk A. aegypti. Sedangkan perlakuan yang berpengaruh terhadap kehidupan larva nyamuk A. aegypti yakni 0,93% dan 1,96%. Ini terlihat dari mortalitas larva yaitu berturut-turut 22,14 dan 26,00 larva.

Tabel 3. Rata-rata mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan Waktu yang berbeda

Perlakuan (jam) Mortalitas

4 8,73 a

8 11,11 b

12 11,50 b

16 12,79 b

Keterangan: Nilai rata-rata dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata (ANOVA diikuti dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%)

Dari Tabel 3 terlihat bahwa mortalitas larva nyamuk A. aegypti semakin besar sejalan dengan meningkatnya waktu perlakuan. Ini juga terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan waktu pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Mortalitas larva pada perlakuan 8 jam, 12 jam, dan 16 jam berbeda dengan perlakuan 4 jam, tetapi tidak berbeda di antara perlakuan 8 jam, 12 jam, dan 16 jam. Ini berarti mortalitas larva nyamuk sangat ditentukan oleh waktu perlakuan.

12

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005


(19)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

Tabel 4. Rata-rata mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan Beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas dan waktu yang berbeda

Perlakuan (%) Waktu (jam) Rata-rata

4 8 12 16

0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0,23 1,00 2,00 2,00 2,65 1,91 0,46 1,00 2,64 3,65 4,00 2,82

0,93 14,55 24,00 25,00 25,00 22,14

1,86 26,00 26,00 26,00 26,00 26,00

Rata-rata 8,71 11,13 11,53 11,73

Dari Tabel 4 terlihat bahwa mortalitas larva nyamuk A. aegypti berhubungan dengan konsentrasi dan waktu perlakuan.

Pada perlakuan 4 jam dan konsentrasi 0,23%, 0,46% belum terjadi mortalitas larva nyamuk A. aegypti. Belum terjadinya mortalitas pada konsentrasi ini diduga berhubungan dengan konsentrasi perlakuan yang rendah dan waktu pengamatan yang singkat, sehingga ekstrak yang diberikan belum bekerja dengan sempurna.

Pada waktu pengamatan 8 jam dengan konsentrasi perlakuan 0,23% dan 0,46% telah menyebabkan mortalitas larva rata-rata sebesar 2,00 larva, dan 2,64 larva. Pada konsentrasi 0,93% mortalitas larva sudah mencapai 24,00 larva. Mortalitas total terjadi pada perlakuan 1,86%.

Pada waktu pengamatan 12 jam dengan konsentrasi perlakuan 0,23% dan 0,46% telah menyebabkan mortalitas larva rata-rata sebesar 2,00 larva, dan 3,65 larva. Pada konsentrasi 0,93% mortalitas larva sudah mencapai 96,15%, dan 100% pada konsentrasi 1,86% yakni 26 larva.

Pada waktu pengamatan 16 jam dengan konsentrasi perlakuan 0,23% dan 0,43% telah menyebabkan mortalitas larva rata-rata sebesar 2,65 larva, dan 4,00


(20)

larva. Pada konsentrasi 0,93%, dan 1,86% mortalitas larva sudah mencapai 26 larva.

Mortalitas larva semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya konsentrasi dan waktu perlakuan, tetapi bila dihubungkan dengan efektivitas konsentrasi dan waktu perlakuan, maka efektivitas perlakuan terjadi pada konsentrasi 0,96 % dan waktu perlakuan 8 jam dengan kematian larva A. aegypti 24 larva. Ini terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun Lengkuas dan waktu pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Diduga kematian larva nyamuk A. aegypti disebabkan adanya kandungan senyawa alkaloid dan terpenoid. Seperti yang dijelaskan Smith (1989) bahwa senyawa alkaloid dan terpenoid merupakan senyawa kimia pertahanan tumbuhan yang bersifat toksik. Aksi toksik senyawa alkaloid terjadi pada sistem saraf, sedangkan aksi toksik senyawa terpenoid terjadi pada sistem pernapasan.

14

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005


(21)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

V. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun lengkuas bersifat toksik terhadap larva nyamuk A. aegypti. Mortalitas larva semakin besar sejalan dengan meningkatnya konsentrasi dan waktu perlakuan dengan konsentrasi dan waktu perlakuan yang efektif terjadi pada konsentrasi 0,96% dan waktu 8 jam dengan jumlah larva yang mati 24 larva. Mortalitas larva diduga disebabkan adanya senyawa alkaloid dan terpenoid pada ekstrak etanol daun lengkuas.


(22)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005

USU Repository©2006

DAFTAR PUSTAKA

Applebaum, S.W. & Birk, Y. 1979. Saponin In: Herbivor their interaction with Secondary plant

metabolite Ed.: Rosental G.A. & Janzen, D.A. Academic Press. New York. London. pp.

553-558.

Gandahusada, S., Ilahude & Pribadi, W. 1998. Parasitologi Kedokteran. Penerbit Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Hlm 217-222.

Grainge, M. & Ahmed, S. 1988. Handbook of plant with pest control properties. John Wiley & Sons. New York, Singapore. P. 107

Harborne, J.B. 1987. Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisis Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Padma winata, K & Soediro. I. ITB. Bandung.

Hoedojo. 1993. Vektor demam berdarah dengue dan upaya penanggulangannya. Majalah Parasitologi Indonesia. Volume 6. Min 34-35.

Howe, F.H. & Westley, L.C. 1988. Ecological relationships of plant and animal. Oxford university press. New York. pp. 29-38.

Ishaaya, I. 1986. Nutritional and allelochemic insect plant interaction reting to Digestion and food intake. Ed.: Miller, J.R. & Miller T.A. Insect plant Interaction. Springer-verlag. New York. London. pp. 639-642.

Metcalf, R.L. & Luckmann, W.H. 1982. Introduction to insect pest management. John Wiley & Sons. New York. Pp. 5-6.

Novizan. 2002. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. Agro Medika Pustaka. Jakarta. Hlm. 39.

Schmutterer, S. 1990. Properties and potential of natural pesticides from the Neem Tree, Azadirachta Indica. Annu. Rev. Entomol. 35:271-297.

Smith, RF. 1975. Phisiology of tree resistance ti insect. Annual review of entomology (20):75- 91. Soediro, L, Padmawinata, K., Soetarno, S. Ruslan, K. & Suganda, A.G. 1988. Flavonoid PAU. Bidang

Ilmu Hayati. ITB. Bandung. Hlm. 1-10.

Steel, R.G.D. & Torrie, J.H. 1991. Prinsip dan prosedur statistika. Diterjemahkan oleh Soemantri, B. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Van Steenis, 1988. Flora. Pradnya Paramita. Jakarta. Mm. 370.

Yoshida, H.A. & Toscano, N.C. 1994. Comparative effects of selected natural insecticides on

Heliothis Virescens (Lepidoptera:Noctuidae) larvae. J.Econ. Entomology 87(2): 305-310.


(1)

5.2 Pengaruh konsentrasi subletal ekstrak etanol daun lengkuas terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Tabel 2. Rata-rata mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan Beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas

Perlakuan (%) Mortalitas

0,00 1,00 a

0,23 1,90 ab

0,43 2,81 b

0,96 22,14 c

1,86 26,00 c

Keterangan:Nilai rata-rata dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata (ANOVA diikuti dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%)

Dari Tabel 2 terlihat bahwa mortalitas larva nyamuk A. aegypti semakin besar sejalan dengan meningkatnya konsentrasi perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar1.

Gambar 1. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun Lengkuas terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Namun mortalitas larva nyamuk pada perlakuan 0,23% tidak berbeda dengan kontrol dan dengan perlakuan 0,43%. Ini berarti kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun kemangi pada perlakuan 0,23% dan 0,43% belum begitu

11

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005 USU Repository©2006


(2)

berpengaruh terhadap kehidupan larva nyamuk A. aegypti. Sedangkan perlakuan yang berpengaruh terhadap kehidupan larva nyamuk A. aegypti yakni 0,93% dan 1,96%. Ini terlihat dari mortalitas larva yaitu berturut-turut 22,14 dan 26,00 larva.

Tabel 3. Rata-rata mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan Waktu yang berbeda

Perlakuan (jam) Mortalitas

4 8,73 a

8 11,11 b

12 11,50 b

16 12,79 b

Keterangan: Nilai rata-rata dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata (ANOVA diikuti dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%)

Dari Tabel 3 terlihat bahwa mortalitas larva nyamuk A. aegypti semakin besar sejalan dengan meningkatnya waktu perlakuan. Ini juga terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan waktu pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Mortalitas larva pada perlakuan 8 jam, 12 jam, dan 16 jam berbeda dengan perlakuan 4 jam, tetapi tidak berbeda di antara perlakuan 8 jam, 12 jam, dan 16 jam. Ini berarti mortalitas larva nyamuk sangat ditentukan oleh waktu perlakuan.

12

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005 USU Repository©2006


(3)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005 USU Repository©2006

Tabel 4. Rata-rata mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan Beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas dan waktu yang berbeda

Perlakuan (%) Waktu (jam) Rata-rata

4 8 12 16

0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

0,23 1,00 2,00 2,00 2,65 1,91 0,46 1,00 2,64 3,65 4,00 2,82

0,93 14,55 24,00 25,00 25,00 22,14

1,86 26,00 26,00 26,00 26,00 26,00

Rata-rata 8,71 11,13 11,53 11,73

Dari Tabel 4 terlihat bahwa mortalitas larva nyamuk A. aegypti berhubungan dengan konsentrasi dan waktu perlakuan.

Pada perlakuan 4 jam dan konsentrasi 0,23%, 0,46% belum terjadi mortalitas larva nyamuk A. aegypti. Belum terjadinya mortalitas pada konsentrasi ini diduga berhubungan dengan konsentrasi perlakuan yang rendah dan waktu pengamatan yang singkat, sehingga ekstrak yang diberikan belum bekerja dengan sempurna.

Pada waktu pengamatan 8 jam dengan konsentrasi perlakuan 0,23% dan 0,46% telah menyebabkan mortalitas larva rata-rata sebesar 2,00 larva, dan 2,64 larva. Pada konsentrasi 0,93% mortalitas larva sudah mencapai 24,00 larva. Mortalitas total terjadi pada perlakuan 1,86%.

Pada waktu pengamatan 12 jam dengan konsentrasi perlakuan 0,23% dan 0,46% telah menyebabkan mortalitas larva rata-rata sebesar 2,00 larva, dan 3,65 larva. Pada konsentrasi 0,93% mortalitas larva sudah mencapai 96,15%, dan 100% pada konsentrasi 1,86% yakni 26 larva.

Pada waktu pengamatan 16 jam dengan konsentrasi perlakuan 0,23% dan 0,43% telah menyebabkan mortalitas larva rata-rata sebesar 2,65 larva, dan 4,00


(4)

larva. Pada konsentrasi 0,93%, dan 1,86% mortalitas larva sudah mencapai 26 larva.

Mortalitas larva semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya konsentrasi dan waktu perlakuan, tetapi bila dihubungkan dengan efektivitas konsentrasi dan waktu perlakuan, maka efektivitas perlakuan terjadi pada konsentrasi 0,96 % dan waktu perlakuan 8 jam dengan kematian larva A. aegypti 24 larva. Ini terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun Lengkuas dan waktu pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti

Diduga kematian larva nyamuk A. aegypti disebabkan adanya kandungan senyawa alkaloid dan terpenoid. Seperti yang dijelaskan Smith (1989) bahwa senyawa alkaloid dan terpenoid merupakan senyawa kimia pertahanan tumbuhan yang bersifat toksik. Aksi toksik senyawa alkaloid terjadi pada sistem saraf, sedangkan aksi toksik senyawa terpenoid terjadi pada sistem pernapasan.

14

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005 USU Repository©2006


(5)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005 USU Repository©2006

V. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun lengkuas bersifat toksik terhadap larva nyamuk A. aegypti. Mortalitas larva semakin besar sejalan dengan meningkatnya konsentrasi dan waktu perlakuan dengan konsentrasi dan waktu perlakuan yang efektif terjadi pada konsentrasi 0,96% dan waktu 8 jam dengan jumlah larva yang mati 24 larva. Mortalitas larva diduga disebabkan adanya senyawa alkaloid dan terpenoid pada ekstrak etanol daun lengkuas.


(6)

Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005 USU Repository©2006

DAFTAR PUSTAKA

Applebaum, S.W. & Birk, Y. 1979. Saponin In: Herbivor their interaction with Secondary plant metabolite Ed.: Rosental G.A. & Janzen, D.A. Academic Press. New York. London. pp. 553-558.

Gandahusada, S., Ilahude & Pribadi, W. 1998. Parasitologi Kedokteran. Penerbit Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Hlm 217-222.

Grainge, M. & Ahmed, S. 1988. Handbook of plant with pest control properties. John Wiley & Sons. New York, Singapore. P. 107

Harborne, J.B. 1987. Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisis Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Padma winata, K & Soediro. I. ITB. Bandung.

Hoedojo. 1993. Vektor demam berdarah dengue dan upaya penanggulangannya. Majalah Parasitologi Indonesia. Volume 6. Min 34-35.

Howe, F.H. & Westley, L.C. 1988. Ecological relationships of plant and animal. Oxford university press. New York. pp. 29-38.

Ishaaya, I. 1986. Nutritional and allelochemic insect plant interaction reting to Digestion and food intake. Ed.: Miller, J.R. & Miller T.A. Insect plant Interaction. Springer-verlag. New York. London. pp. 639-642.

Metcalf, R.L. & Luckmann, W.H. 1982. Introduction to insect pest management. John Wiley & Sons. New York. Pp. 5-6.

Novizan. 2002. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. Agro Medika Pustaka. Jakarta. Hlm. 39.

Schmutterer, S. 1990. Properties and potential of natural pesticides from the Neem Tree, Azadirachta Indica. Annu. Rev. Entomol. 35:271-297.

Smith, RF. 1975. Phisiology of tree resistance ti insect. Annual review of entomology (20):75- 91. Soediro, L, Padmawinata, K., Soetarno, S. Ruslan, K. & Suganda, A.G. 1988. Flavonoid PAU. Bidang

Ilmu Hayati. ITB. Bandung. Hlm. 1-10.

Steel, R.G.D. & Torrie, J.H. 1991. Prinsip dan prosedur statistika. Diterjemahkan oleh Soemantri, B. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Van Steenis, 1988. Flora. Pradnya Paramita. Jakarta. Mm. 370.

Yoshida, H.A. & Toscano, N.C. 1994. Comparative effects of selected natural insecticides on Heliothis Virescens (Lepidoptera:Noctuidae) larvae. J.Econ. Entomology 87(2): 305-310.