sebesar 65 dengan ketuntasan kelas 50, naik menjadi 82 dengan ketuntasan kelas 77, dan pada siklus III sebesar 83, ketuntasan kelas 87. Sedangkan skor
peningkatan keterampilan guru dari siklus I sebesar 39, menjadi 43 pada siklus II, dan 47 pada siklus III.
Sesuai hasil penelitian Ratna Juwita dalam judul Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsawdan Alat Peraga Kartu Bilangan untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VI SD, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa siklus I
69,5 72,5 tuntas menjadi 92 97,5 tuntas siklus II dan aktivitas siswa pada sikus I 72 menjadi 83 pada siklus II.
Arismi Kuwati dan Ratna Juwita telah membuktikan dengan penerapan model kooperartif tipe jigsawdalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas
siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang, penelitiandilaksanakan dengan judul
“PeningkatanKualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas V SD Negeri Gebugan 03 Bergas Kab. Semarang”.
1.2 Rumusan Masalahdan Pemecahan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah: a.
Apakah model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Gebugan 03 Bergas Kab.
Semarang?
b. Apakah model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa
kelas V SD Negeri Gebugan 03 Bergas Kab. Semarang pada pembelajaran IPA?
c. Apakah model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri Gebugan 03 Bergas Kab. Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti memilih penelitian tindakan kelas dengan penerapan model kooperatif tipe jigsawpada mata pelajaran IPA siswa
kelas V SD Negeri Gebugan 03 Bergas Kab. Semaranguntuk memecahkan permasalahan dalam belajar.
Adapun langkah-langkah model kooperatif tipe jigsaw menurut Slavin dalam Sumarno, 2010: 1 dibagi menjadi lima fase:
a. Fase 1Reading.
Kegiatan diawali pembentukan kelompok oleh guru, dengan anggota 4 siswa tiap kelompok kelompok asal. Guru membagi LKS untuk dipelajari
bersama. Selanjutnya, anggota kelompok berunding membagi tugas untuk masuk ke kelompok expert kelompok ahli sesuai dengan tugas yang sama.
b. Fase 2 Expert Group Discussions
Dalam kelompok expert, siswa berdiskusi membahas dan memecahkan masalah dalam LKS. Setelah selesaidiskusi, semua anggota kelompok expert
kembali ke kelompok asal.
c. Fase 3 Team reports
Siswa yang ditunjuk sebagai wakil dalam kelompok expert menjelaskan pada teman-teman kelompok asal tentang materi yang telah dibahas dan
dikerjakan. Pada saat diskusi expert, guru dapat memberi bimbingan, validasi materi, dan jawaban siswa dari masing-masing expert.
d. Fase 4 Assessment
Guru mengadakan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Hasilnya berupa nilai individu anggota kelompok.
e. Fase 5 Team recognition
Guru bersama siswa menghitung perubahan nilai awal base score dengan nilai hasil kuis secara individual. Kemudian nilai semua siswa anggota
masing-masing kelompok dijumlah dan dirata-rata, maka akan diperoleh nilai kelompok.
http:goeswarno.blogspot.com201006model-pembelajaran-tipe-jigsaw- ii.html. diunduh 19 April 2013, 21:07
1.3 Tujuan Penelitian