Deskripsi Lokasi Penelitian Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Batang Kumu adalah desa yang berada Di Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, dengan jumlah kepala keluarga 1.296 KK dan jumlah penduduk laki-laki 2.781 jiwa, perempuan 2.667 jiwa, total jumlah penduduk desa batang kumu 5.448 jiwa. Desa batang kumu memiliki luas 20,0 Km 2 yang berbatasan dengan beberapa wilayah di Kabupaten Rokaan Hulu berikut batas wilayah Desa Batang Kumu : Batas Utara : Tambusai Utara, Desa Rantau Kasai Batas Barat : Padang Lawas, Desa Sungai Korang Batas Timur : Tambusai Utara, Desa Rantau Kasai Batas Selatan : Tambusai Tengah, Desa Rantau Panjang dan Tambusai Timur. 32 Universitas Sumatera Utara

4.2 Gambaran Umum Responden

Seperti yang diutarakan pada Bab sebelumnya, bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang masyarakat Desa Batang Kumu yang melakukan konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit, dengan jumlah responden tersebut penulis ingin mengetahui Dampak Konversi Perkebunan Karet ke Perkebunan Kelapa Sawit. 4.2.1 Responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan identifikasi menurut jenis kelamin akan dilihat jumlah distribusi masyarakatDesa Batang Kumu berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang hasilnya dapatdilihat padatabel berikut: Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Responden Persentase Laki-laki 30 75 Perempuan 10 25 Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Masyarakat Desa Batang Kumu yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih banyak laki-laki 30 orang 75, bila dibandingkan dengan jumlah responden perempuan 10 orang 25, hal ini dikarenakan dari populasi sampel yang di ambil kebanyakan adalah kepala keluarga.

4.2.2 Responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan identifikasi menurut pendidikan, akan dilihat jumlah distribusi responden menurut jenjang pendidikannya, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Jenjang pendidikan Responden Persentase SD 11 27,5 SMP Sederajat 18 45 SMA Sederajat 8 20 Sarjana 3 7,5 Jumlah 40 100 Responden Berdasarkan Pendidikan Responden yang mempunyai pendidikan SMP Sederajat lebih mendominasi dalam penelitian ini yaitu 18 orang 45, hal ini menunjukkan tingkat pendidikan masih rendah di Desa Batang Kumu dikarenakan oleh kurangnya kemauan untuk meraih pendidikan yang lebih baik. 4.2.3Responden berdasarkan umur Berdasarkan identifikasi menurut umur akan dilihat distribusi responden menurut umurnya, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Umur Umur Responden Persentase 20 – 29 14 35 30 – 39 11 27,5 40 – 49 11 27,5 ≥50 4 10 Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Responden yang berusia 20 – 29 tahun lebih mendominasi dalam penelitian ini yaitu 14 orang 35. Hal ini dikarenakan sebagian yang berusia 20 –29 tahun yang belum menikah adalah responden yang mewakili orang tuanya, karena orang tuanya berusia lanjut dan ketidak mampuan membaca dan mendengar. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Berdasarkan tingkat kesejahteraan

Berdasarkan identifikasi menurut kesejahteraan akan dilihat distribusi responden menurut kepemilikan aset, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Berdasarkan Kepemilikan Aset Aset Responden Persentase Memiliki kulkas 21 52,5 Memiliki telepon Memiliki kipas angin 30 75 Memiliki penyejuk udaraAC Memiliki antena parabola 40 100 Memiliki DVDVCD player 9 22,5 Memiliki TV berwarna 40 100 Memiliki radio 2 5 Memiliki tape recorder 4 10 Memiliki computer 15 37,5 Memiliki telepon genggam 40 100 Memiliki alat elektronik lain 40 100 Memiliki sepeda motor 40 100 Memiliki mobil 18 45 Memiliki rumah bukan lantai tanah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki Antena parabola, TV Berwarna, Telepon genggam, Elektronik lain, Sepeda motor dan memiliki Rumah bukan lantai tanah mencapai 100 , hal ini disesuaikan dengan pengukuran tingkat kesejahteraan Badan Koordinasi Universitas Sumatera Utara Keluarga Berencana Nasional BKKBN maka masyarakat Desa Batang Kumu yang melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit masuk dalam kategori sejahtera sebagai berikut : 1. Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal dan teratur bagi masyarakat dalam bentuk material, seperti: sumbangan materi untuk kepentingan sosial kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan lain sebagainnya. 2. Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun pengembangan serta telah memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

4.2.5 Berdasarkan jenis konversi

Berdasarkan identifikasi menurut jenis konversi yang dilakukan akan dilihat distribusi respondennya, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Berdasarkan jenis konversi perkebunan Jenis konversi Responden Persentase 1. Konversi perkebunan karet ke kelapa sawit dengan menjual lahan karet dan membeli lahan kelapa sawit. 10 25 2. Konversi perkebunan karet ke kelapa sawit dengan menebang perkebunan karet dan menggantinya dengan kelapa sawit. 22 55 3. Konversi perkebunan karet ke kelapa sawit dengan menjual perkebunan karet kemudian membeli lahan kosong untuk perkebunan kelapa sawit. 8 20 Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Responden yang melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit didominasi oleh konversi dengan menebang perkebunan karet yang mereka miliki kemudian menggantinya kelapa sawit yaitu sebanyak 22 orang 55, Hal ini dikarena melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit dengan menebang perkebunan karet kemudian menggantinya dengan kelapa sawit memiliki biaya yang lebih murah jika dibandingan dengan jenis konversi lainya. Universitas Sumatera Utara

4.3 Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan Di Desa Batang Kumu terdiri dari dua aspek yang diteliti yaitu : 1. Aspek Sosial Pada aspek sosial ini diteliti berbagai fenomena yang terjdi di Desa Batang Kumu akibat adanya konversi perkebunan karet ke kelapa sawit seperti fenomena yang terjdi padalingkungan, kemudian konflik antar masyarakat dan bagaimana peningkatan infrastruktur pada Desa Batang Kumu, dengan hasil penelitian sebagai berikut : Tabel 4.6 Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit buruk bagi lingkungan seperti pencemaran tanah, perubahan iklim dan ketersediaan air di Desa Batang Kumu. Jawaban Responden Responden Persentase Sangat Setuju 8 20 Setuju 13 32,5 Ragu – Ragu 15 37,5 Tidak Setuju 4 10 Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Dari tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang dampak konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan karena banyak pihak mengatakan bahwa perkebunan kelapa sawit buruk bagi lingkungan seperti pencemaran tanah, perubahan iklim, dan dapat mengganggu ketersediaan air, hal ini sesuai dengan jawaban responden yaitu 8 orang 20 responden menjawab sangat setuju, 13 orang 32,5 menjawab Universitas Sumatera Utara setuju, 15 orang 37 menjawab ragu – ragu, dan 4 orang 10 menjawab tidak setuju Tabel 4.7 Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawitberdampak baik bagi peningkatatan infrastrukturseperti jembatan dan jalan, di Desa Batang Kumu Jawaban Responden Responden Persentase Sangat Setuju 4 10 Setuju 25 62,5 Ragu – Ragu 10 25 Tidak Setuju 1 2,5 Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Dari tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang dampak konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit terhadap infrastruktur seperti peningkatan kualitas jumlah jembatan, dan pembangunan jalan baru, hal ini sesuai dengan jawaban responden yaitu, 4 orang 10 menjawab sangat setuju, 25 orang 62,5, 10 orang 25 menjawab ragu – ragu dan 1 orang 2,5 menjawab tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa melakukan konversi nperkebunan karet ke kelapa sawit berdampak pada terjadinya konflik antar masyarakat Desa Batang Kumu. Jawaban Responden Respoden Persentase Sangat Setuju 3 7,5 Setuju 10 25 Ragu – Ragu 13 32,5 Tidak Setuju 14 35 Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Dari tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang dampak konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit yang dapat menimbulkan terjadinya konflik antar masyarakat Desa Batang Kumu yaitu : 3 orang 7,5 menjawab sangat setuju, 10 orang 25 menjawab setuju, 13 orang 32,5 menjawab ragu – ragu dan 14 orang 35 menjawab tidak setuju, jawaban responden didominasi tidak setuju karena biasanya konflik yang terjadi hanya pada masyarakat yang melakukan konversi dengan menjual perkebunan karet kemudian membeli perkebuan kelapa sawit, dalam hasil penelitian ini kebanyakan masyarakat melakukan konversi dengan menebang perkebunan karet kemudian menggantinya dengan perkebunan kelapa sawit. 2. Aspek Ekonomi Pada aspek ekonomi ini barbagai kontribusi akibat adanya konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit Di Desa Batang Kumu,seperti dampaknya pada peningkatan pendapatan, terbukanya lapangan pekerjaan yang lebih banyak, dan semakin mudahnya membuka lapangan usaha baru bagi masyarakat yang melakukan konversi tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit dapat meningkatkan pendapatan. Jawaban Responden Responden Persentase Sangat Setuju 8 20 Setuju 26 65 Ragu – Ragu 6 15 Tidak Setuju Jumlah 40 100 Sumber : data olahan,2015 Dari tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang dampak konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit terhadap peningkatan pendapatan masyarakat Desa Batang Kumu yaitu : 8 orang 20 masyarakat menjawab sangat setuju, 26 orang 65 menjawab setuju, 6 15 orang ragu – ragu dan tidak ada yang menjawab tidak setuju. Tabel 4.10 Tanggapan responden terhadap peryataan bahwa deengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Batang Kumu. Jawaban Responden Responden Persentase Sangat Setuju 10 25 Setuju 27 67,5 Ragu – Ragu 3 7,5 Tidak Setuju Jumlah 40 100 Sumber : data olahan, 2015 Dari tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang dampak konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit terhadap terciptanya lapangan pekerjaan yang lebih luas baik sebagai kariyawan pabrik minyak kelapa sawit Universitas Sumatera Utara maupun sebagai pekerja diperkebunan kelapa sawit masyarakat, dengan hasil 10 orang 25 menjawab sangat setuju, 27 orang 67,5 menjawab setuju, 3 orang 7,5 menjawab ragu – ragu dan tidak ada yang menjawab tidak setuju. Tabel 4.11 Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit berdampak pada bertambahnya kesempatan membuka lapangan usaha baru. Jawaban Responden Responden Persentase Sangat Setuju 10 25 Setuju 21 52,5 Ragu – Ragu 9 22,5 Tidak Setuju Jumlah 40 100 Sumber : data olahan,2015 Dari tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang dampak konversi perkebunan karet ke perkebunan kelapa sawit terhadap terciptanya kesempatan membuka lapangan usaha baru, hal ini bisa terjadi karena masyarakat memanfaatkan waktu luang sebelum tibanya waktu memanen perkebunan kelapa sawit yang mereka miliki, selain itu masyarakat juga membuka lapangan usaha baru karena semakin banyaknya pabrik minyak kelapa sawit yang datang ke desa tersebut dengan hasil yaitu : 10 orang 25 menjawab sangat setuju, 21 orang 52,5 menjawab setuju, 9 orang menjawab ragu – ragu dan tidak ada yang menjawab tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Rekapitulasi jawaban responden dari Aspek Sosial Pernyataan Frekuensipersentase Responden SS S RR TS 1 Dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit buruk bagi lingkungan seperti pencemaran tanah, perubahan iklim dan ketersediaan air di Desa Batang Kumu. 8 20 13 32,5 15 37,5 4 10 40 100 2 Dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit berdampak baik bagi peningkatatan infrastruktur seperti jembatan dan jalan, di Desa Batang Kumu 4 10 25 62,2 10 25 1 2,5 40 100 3 Melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit berdampak pada terjadinya konflik antar msyarakat desa batang kumu. 3 7,5 10 25 13 32,5 14 35 40 100 Jumlah 15 12,5 48 40 38 31 19 16,5 120 100 Sumber : data olahan, 2015 Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban responden dari indikator aspek sosial responden menjawab sangat setuju sebanyak 15 12,5 responden yang menjawab setuju berjumlah 48 40, selanjutnya responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 38 31, dan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 19 16,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Rekapitulasi jawaban responden dari Aspek Ekonomi Pernyataan Frekuensipersentase Respo nden SS S RR TS 1. Dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit dapat meningkatkan pendapatan. 8 20 26 65 6 15 40 100 2. Dengan melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Batang Kumu. 10 25 27 67,5 3 7,5 40 100 3. Melakukan konversi perkebunan karet ke kelapa sawit berdampak pada bertambahnya kesempatan membuka lapangan usaha baru 10 25 21 52,5 9 22,5 40 100 Jumlah 28 23,3 74 61,6 18 15 120 100 Sumber : data olahan,2015 Dengan demikian dapat diketahui bahwa jawaban responden dari indikator aspek ekonomi responden menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang 23,3 responden yang menjawab setuju berjumlah 74 orang 61,6, selanjutnya responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 18 15, dan responden yang menjawab tidak setuju tidak ada. Universitas Sumatera Utara 4.4 Pembahasan 4.4.1 Analisis dampak konversi perkebunan karet ke kelapa sawit