Pembelajaran Kooperatif Efek Pembelajaran Kooperatif

10 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa diharapkan saling membantu, mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman Slavin, 2010: 4. Menurut Arends 2008: 5 model pembelajaran kooperatif dapat ditandai oleh fitur-fitur berikut ini: 1. Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar 2. Tim-tim terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. 3. Bilamana mungkin, tim terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender. 4. System reward-nya berorientasi kelompok maupun individu. Menurut Lie 2008:19 cooperative learning disebut juga dengan pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Terdapat beberapa macam metode yang termasuk dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu: metode Jigsaw, metode Numbered Head Together, metode Student Teams Achievement Division, metode Think Pair Share, dll. 11

B. Efek Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran secara kelompok yang bersifat heterogen dengan menitikberatkan pada kerja sama untuk memberikan pemahaman antar sesama anggota kelompok terhadap bahan ajar untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan bekerjasama dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan individu. Menurut Arends 2008: 5, cooperative learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan pembelajaran yaitu : prestasi akademik, toleransi dan penerimaan keanekaragama dan pengembangan keterampilan sosial. 1. Prestasi Akademik Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2. Toleransi dan Penerimaan Keanekaragaman Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari 12 berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dengan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3. Pengembangan Keterampilan Sosial Tujuan penting pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

C. Metode Kooperatif Berpikir Berpasangan Berbagi