Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam dekade terakhir ini. Wisatawan yang datang ke kota ini semakin meningkat setiap minggunya, mengikuti dan diikuti perkembangan jumlah daya tarik wisata yang tidak kalah cepatnya dengan perkembangan wisatawan. Lingkungan permukiman yang semula bermakna sebagai tempat tinggal sekarang berubah tidak hanya sekedar sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai tempat penampungan wisatawan. Keberadaan penduduk setempat memiliki peran yang penting dalam menunjang perkembangan kepariwisataan karena banyak diantara mereka yang menjadi pelaku ekonomi di lokasi obyek wisata Waduk Cacaban. Keberadaan penduduk menjadi penggerak ekonomi pariwisata juga merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana saja. Statistik arus wisata Jawa Tengah tahun 1998, Kabupaten Tegal masuk dalam 10 besar Daerah Tingkat II berdasarkan jumlah pendapatan obyek wisatataman rekreasi, yaitu Rp.385.807.029,00 setiap tahun dari 4 obyek wisata yang ada dan menempati urutan ke-9. Hal ini relevan dengan Kabupaten Tegal yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata DTW di Jawa Tengah yang memiliki potensi kepariwisataan. Waduk cacaban adalah salah satu obyek wisata yang akan dikembangkandan diharapkan dapat menjadi andalan bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Obyek wisata waduk Cacaban merupakan campur tangan buatan manusia. Pembangunan fisiknya dimulai tahun 1952 dimana peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 16 September. Sejak saat itu resmi obyek wisata waduk cacaban dioperasionalkan hingga sekarang. Tiket masuk ke tempat obyek wisata waduk Cacaban tidaklah mahal hari biasa pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp. 3.500 dan anak- anak tiket masuk Rp. 2.500 sedangkan untuk hari libur pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp. 4.500 dan untuk anak-anak tiket masuk Rp. 3.500. Pihak pengelola obyek wisata waduk Cacaban juga menyediakan tempat parkir yang luas, toilet dan mushola. Fasilitas yang menunjang obyek wisata waduk Cacaban untuk menarik perhatian wisatawan antara lain fasilitas berupa bumi perkemahan, tempat bermain anak, panggung hiburan, bukit mbah Santi, kapal wisata, warung apung. Wisatawan selain bisa menikmati pemandangan alam juga bisa menikmati makanan khas warung apung di tengah-tengah waduk cacaban dengan menaiki kapal persewaan dan dikenakan biaya persewaan Rp. 20.000 yang di buat pengelola obyek wisata waduk Cacaban. Transportasi menuju ke kawasan wisata alam waduk Cacaban dapat di tempuh melalui dua jalur yang pertama dari kota Tegal dengan jarak 20 km dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada saat sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi –Cacaban sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah pelaksanaan angkutan dengan “Loko Antik” dari pabrik gula Pangkah menuju waduk Cacaban. Tata laksana atau infrastruktur yang mendukung sarana dan prasarana obyek wisata cacaban sudah memadai antara lain sumber listrik, aksesbilitas jalur angkutan, sistem komunikasi dan sistem pengamanan yang dibuat pengelola obyek wisata cacaban dan pemerintah Kabupaten Tegal akan tetapi dukungan dari masyarakat setempat belum bisa memaksimalkan obyek wisata waduk Cacaban sebagai sumber pendapatan ekonomi masyarakat maupun pemerintah kabupaten sehingga waduk Cacaban kurang diminati wisatawan dari dalam maupun luar kota. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pengunjung masih tergolong rendah dibandingkan dengan obyek wisata Guci dan purwahamba Indah akan tetapi mempunyai nilai ekonomi. Waduk Cacaban memiliki nilai surplus konsumen diperoleh sebesar Rp. 154.271,25 per tahun atau Rp. 77.135,63 per satu kali kunjungan sehingga nilai total ekonomi obyek wisata waduk Cacaban sebesar Rp. 2.859.263.348 per tahun. Kemampuan membayar pengunjung atas obyek wisata waduk Cacaban adalah Rp. 77.135,63 per individu masih jauh di atas harga pengeluaran rata- rata Rp. 35.358,97. Untuk itu pengembangan obyek wisata waduk Cacaban perlu ditingkatkan dalam pengelolaan. Keberadaan obyek wisata waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal terutama di desa karanganyar mengesampingkan arti penting pendidikan karena lebih mementingkan bekerja setelah lulus SD dan SMP. Menurut UU No. 132003 Bab X Pasal 68 tentang Ketenagakerjaan penduduk yang usianya belum produktif tidak boleh dipekerjakan. Hal ini disebabkan karena di kawasan obyek wisata waduk Cacaban adalah sumber ekonomi yang berkembang cukup baik bagi penduduk untuk mencari keuntungan di sektor pariwisata. Penduduk desa Karanganyar sebagian besar masih rendah dalam tingkat pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kesadaran penduduk untuk menempuh pendidikan masih rendah, faktanya bahwa biaya sekolah semakin mahal walaupun ada BOS tetapi sekolah-sekolah masih melakukan pungutan atau sumbangan biaya sekolah lagi. Alasan lain yaitu sulitnya mencari pekerjaan setelah selesai sekolah sesuai dengan bidangnya sehingga penduduk kurang mementingkan masalah pendidikan. Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang selalu mengalami perkembangan Hasbullah, 2009. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhannya untuk belajar. Untuk itu remaja sadar telah mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis pekejaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang harus dimiliki H. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, 2008. Pendidikan sangat penting bagi manusia, namun secara kenyataannya penduduk di obyek wisata waduk Cacaban khususnya di desa Karanganyar tingkat pendidikan masih rendah sehingga penduduk terkadang mengabaikan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk desa Karanganyar yang berjumlah 7.842 jiwa, terdapat 1.686 jiwa berpendidikan dari SD sampai tamat SMA atau sekitar 21,50 dari keseluruhan jumlah penduduk. Dengan demikian tingkat pendidikan penduduk di desa Karanganyar masih rendah BPS Kabupaten Tegal. Dari pembahasan di atas maka tertarik untuk meneliti tentang: “Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal” B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut. 1. Mengapa penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal ? 2. Bagaimanakah tingkat pendidikan penduduk di waduk Cacaban Kabupaten Tegal ? 3. Bagaimanakah kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di waduk Cacaban Kabupaten Tegal ?

C. Tujuan Penelitian