KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK TERHADAP AKTIVITAS PEREKONOMIAN DI OBYEK WISATA WADUK CACABAN KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN TEGAL

(1)

i

CACABAN KECAMATAN KEDUNGBANTENG

KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Arif Muktiaji NIM 3201408024

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 7 Februari 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Moch. Arifien, M.Si Drs. Satyanta Parman, MT

NIP. 19550826 19883031 NIP. 19611202 1990021 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 19620904 1989011 001


(3)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Februari 2013 Penguji Utama

Drs. Hariyanto, M.Si

NIP. 196203151989011 001

Penguji I Penguji II

Drs. Moch Arifien, M.Si Drs. Satyanta Parman, MT

NIP. 19550826 1983031 003 NIP. 19611202 1990021 001 Mengetahui:

Dekan,

Dr. Subagyo, M.Pd


(4)

iv

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 17 Februari 2013

Arif Muktiaji NIM: 3201408024


(5)

v MOTTO:

 Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

 Kehidupan itu seperti kaca depan dan spion mobil, janganlah melihat ke belakang tapi tataplah ke depan karena kita bisa meraih masa depan yang kita inginkan.

 Kesalahan masa lalu adalah pelajaran tapi belajarlah dari kesalahan yang pernah kita alami dan jadikan kesalahan sebagai bagian dari kehidupan.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

 Ayahanda Aris Abdul Rozat yang saya banggakan

 Ibunda Rintowati yang saya cintai

 Adikku Amanatun Nisya yang saya sayangi


(6)

vi

Skripsi dengan judul : “Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten

Tegal”

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Program Sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, saran, dorongan moral maupun materiil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyapaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Yth:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyusun skripsi ini. 2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan ijin penelitian ini.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, yang telah memberikan kemudahan administrasi selama proses pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Drs. Satyanta Parman, M.T., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Drs. Hariyanto, M.Si., selaku dosen penguji utama yang telah memberikan pengarahan selama proses skripsi.


(7)

vii selaku responden dalam penelitian ini

9. Kepada Nizar Adytama yang sudah membantu memberikan sarannya. 10. Mughni Isfahani Rahmadiar yang tidak berhentinya memberikan semangat. 11. Pendidikan Geografi angkatan 2008.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan untuk perkembangan Ilmu pengetahuan di Indonesia

Semarang, 17 Februari 2013


(8)

viii

Perekonomian Di Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Aktivitas Ekonomi, Obyek Wisata Waduk Cacaban Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam dekade terakhir ini. Keberadaan penduduk memiliki peran yang penting dalam menunjang pengembangan kepariwisataan karena banyak diantara mereka yang menjadi pelaku ekonomi di obyek wisata waduk Cacaban. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab penduduk bekerja di obyek wisata waduk Cacaban, persepsi penduduk terhadap tingkat pendidikan dan kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan variabelnya tingkat pendidikan dan aktivitas perekonomian, sedangkan populasinya adalah warga Kelurahan Karanganyar yang bekerja di sektor perdagangan, jasa dan persewaan di obyek wisata waduk Cacaban berjumlah 351 orang. Sampelnya berjumlah 53 orang diperoleh dengan menggunakan teknik Stratified random sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Teknik analisis data menggunakan deskriptif presentase (DP) dan analisis regresi yang diolah menggunakan SPSS 16.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Besarnya kontribusi tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban dengan kategori sangat tinggi sebesar 82,47%. Jika dilihat dari uji hipotesis secara parsial dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Hasil uji F diperoleh t hitung sebesar 4,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka kontribusi tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perekonomian.

Dari hasil kesimpulan bahwa penyebab penduduk bekerja di obyek wisata waduk Cacaban karena pengaruh fisik yaitu untuk memperoleh pendapatan dengan kategori tinggi sebesar 75,47%. Terdapat keterlibatan penduduk dalam penelitian ini yaitu untuk yang tingkat pendidikan SMA dengan kategori sedang sebesar 47,16%, pendidikan SMP dengan kategori rendah sebesar 39,62%, pendidikan SD dengan kategori sangat rendah sebesar 13,22%. Terdapat profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden bahwa 23 responden atau 43,40% pendidikan SMA bekerja sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket, satpam, persewaan kapal dan tenda. Sedangkan 16 responden atau 30,18% pendidikan SMP bekerja sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, tukang parkir, persewaan kapal, tenda dan tikar. Sedangkan 14 responden atau 26,42% pendidikan SD bekerja sebagai penjual makanan maupun minuman, toilet, persewaan tenda dan tikar. Terdapat pendapatan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dari 53 responden bahwa 23 responden yang berprofesi sebagai penjual ikan bakar, penjual tiket, satpam, tukang parkir dan persewaan kapal secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 1.243.500 per bulan. Sedangkan tingkat pendidikan SMP dari 16 responden yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel, jasa toilet, persewaan kapal, tenda dan tikar secara keseluruhan mendapatkan rata-rata Rp. 547.750 per bulan. Sedangkan untuk pendidikan SD yang berprofesi sebagai penjual makanan maupun


(9)

ix

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini untuk pedagang sebaiknya mengutamakan kebersihan makanan yang dijual kemudian makanan yang dijual lebih berfariasi agar pengunjung tertarik, bagi jasa adalah memberikan pelayanan yang maksimal agar nantinya pengunjung ingin kembali lagi ke obyek wisata waduk Cacaban, bagi persewaaan sebaiknya memberikan pelayanan yang ramah dan sebaiknya sudah ada papan harga untuk barang yang akan disewa.


(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitin ... 5

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Tingkat Pendidikan ... 10

B. Aktivitas Perekonomian ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 18


(11)

xi

D. Variabel Penelitian ... 21

1. Variabel Bebas (X) ... 21

2. Variabel Terikat (Y) ... 22

E. Metode Pengumpulan Data ... 23

1. Metode Dokumentasi ... 23

2. Metode Observasi ... 23

3. Metode Angket... 23

F. Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 23

1. Instrumen Penelitian ... 23

2. Validitas Instrumen ... 24

3. Realibilitas Instrumen ... 26

G. Metode Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 31

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 31

2. Kondisi Penggunaan Lahan ... 33

3. Kondisi Penduduk Daerah Penelitian ... 34

B. Hasil Penelitian ... 41

1. Analisis Deskriptif Persentase ... 41

C. Uji Asumsi Klasik ... 93


(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN... 100


(13)

xiii

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi pendapatan ... 16

3.1 Jumlah Populasi ... 20

3.2 Validitas Angket ... 25

3.3 Uji Realibilitas ... 26

3.4 Kriteria Persentase ... 29

4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Karanganyar ... 33

4.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 34

4.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35

4.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Waduk Cacaban 2008 – 2012 ... 36

4.5 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Perdagangan di Kelurahan Karanganyar ... 41

4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Perdagangan Terhadap Tingkat Pendidikan ... 42

4.7 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

4.8 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Toilet di Kelurahan Karanganyar ... 44

4.9 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Jasa Toilet Terhadap Tingkat Pendidikan ... 44

4.10 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Satpam di Kelurahan Karanganyar ... 45

4.11 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Jasa Satpam Terhadap Tingkat Pendidikan ... 46


(14)

xiv

Jasa Penjual Tiket Terhadap Tingkat Pendidikan ... 47

4.14 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Juru Parkir di Kelurahan Karanganyar ... 48

4.15 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Jasa Juru Parkir Terhadap Tingkat Pendidikan ... 49

4.16 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 49

4.17 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Kapal di Kelurahan Karanganyar ... 50

4.18 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Persewaan Kapal Terhadap Tingkat Pendidikan ... 51

4.19 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Tenda di Kelurahan Karanganyar ... 52

4.20 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Persewaan Tenda Terhadap Tingkat Pendidikan ... 53

4.21 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Persewaan Tikar di Kelurahan Karanganyar ... 53

4.22 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Persewaan Tikar Terhadap Tingkat Pendidikan ... 54

4.23 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55

4.24 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Secara Keseluruhan ... 55

4.25 Alasan Pekerja Pedagang Bekerja di Obyek Wisata... 57

4.26 Alasan Pekerja Toilet Bekerja di Obyek Wisata... 57

4.27 Alasan Pekerja Satpam Bekerja di Obyek Wisata ... 58

4.28 Alasan Pekerja Penjual Tiket Bekerja di Obyek Wisata ... 58


(15)

xv

4.33 Lama Bekerja di sektor Pedagang... 62

4.34 Lama bekerja di sektor Jasa Toilet... 62

4.35 Lama Bekerja di sektor Jasa Satpam ... 63

4.36 Lama Bekerja di Sektor Penjual Tiket ... 63

4.37 Lama Bekerja di Sektor Juru Parkir ... 64

4.38 Lama Bekerja di sektor Persewaan Kapal ... 65

4.39 Lama Bekerja di sektor Persewaan Tenda ... 65

4.40 Lama Bekerja disektor Persewaan Tikar ... 66

4.41 Pekerjaan Pedagang yang dibantu Keluarga ... 66

4.42 Pekerjaan Jasa Toilet yang dibantu Keluarga ... 67

4.43 Pernah atau Tidak Pedagang yang ditertibkan ... 68

4.44 Pernah atau Tidak Pekerja Persewaan Kapal yang ditertibkan ... 68

4.45 Pernah atau Tidak Pekerja Persewaan Tenda yang ditertibkan ... 69

4.46 Pernah atau Tidak Persewaan Tikar yang ditertibkan ... 69

4.47 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Perdagangan ... 70

4.48 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Jasa Toilet ... 70

4.49 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Kapal ... 71

4.50 Jumlah Penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Tenda... 71

4.51 Jumlah penduduk Menurut Pekerja di Sektor Persewaan Tikar ... 72

4.52 Waktu Bekerja di Sektor Perdagangan ... 73

4.53 Waktu Bekerja di Sektor Jasa Toilet ... 73

4.54 Waktu Bekerja di Sektor Persewaan Kapal ... 74


(16)

xvi

4.59 Pendapatan Perbulan di Sektor Jasa Toilet ... 77

4.60 Pendapatan Jasa Toilet Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 77

4.61 Pendapatan Perbulan Jasa Tiket ... 78

4.62 Pendapatan Jasa Tiket Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 79

4.63 Pendapatan Perbulan Juru Satpam ... 79

4.64 Pendapatan Jasa Satpam Berdasrkan Tingkat Pendidikan ... 80

4.65 Pendapatan Perbulan di Sektor Juru Parkir ... 80

4.66 Pendapatan Juru Parkir Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81

4.67 Pendapatan Perbulan Persewaan Kapal ... 81

4.68 Pendapatan Persewaan Kapal Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 82

4.69 Pendapatan Perbulan Persewaan Tenda ... 82

4.70 Pendapatan Persewaan Tenda Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 83

4.71 pendapatan Perbulan Persewaan Tikar ... 84

4.72 Pendapatan Persewaan Tikar Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 84

4.73 Pendapatan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 85

4.74 Pengeluaran Perhari Pedagang ... 86

4.75 Pengeluaran Perhari Persewaan Kapal ... 87

4.76 Pengeluaran Perhari Persewaan Tenda ... 87

4.77 Pengeluaran Perhari Persewaan Tikar ... 88

4.78 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Karanganyar ... 88

4.79 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Terhadap Tingkat Pendidikan ... 89


(17)

(18)

xviii

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir...18

4.1 Peta Kelurahan Karanganyar ... 32

4.2 Diagram Batang Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk ... 90


(19)

xix

1 Instrumen Penelitian ... 100

2 Hasil Penelitian ... 132

3 Uji Validitas ... 142

4 Daftar Nama Responden ... 143

5 Tabel Validitas ... 145

6 Dokumentasi Penelitian ... 146

7 Peta Lokasi Penelitian ... 149

8 Surat Ijin Penelitian... 150

9 Surat Kesbangpol ... 151


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal semakin pesat dalam dekade terakhir ini. Wisatawan yang datang ke kota ini semakin meningkat setiap minggunya, mengikuti dan diikuti perkembangan jumlah daya tarik wisata yang tidak kalah cepatnya dengan perkembangan wisatawan. Lingkungan permukiman yang semula bermakna sebagai tempat tinggal sekarang berubah tidak hanya sekedar sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai tempat penampungan wisatawan.

Keberadaan penduduk setempat memiliki peran yang penting dalam menunjang perkembangan kepariwisataan karena banyak diantara mereka yang menjadi pelaku ekonomi di lokasi obyek wisata Waduk Cacaban. Keberadaan penduduk menjadi penggerak ekonomi pariwisata juga merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana saja.

Statistik arus wisata Jawa Tengah tahun 1998, Kabupaten Tegal masuk dalam 10 besar Daerah Tingkat II berdasarkan jumlah pendapatan obyek wisata/taman rekreasi, yaitu Rp.385.807.029,00 setiap tahun dari 4 obyek wisata yang ada dan menempati urutan ke-9. Hal ini relevan dengan Kabupaten Tegal yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW)


(21)

di Jawa Tengah yang memiliki potensi kepariwisataan. Waduk cacaban adalah salah satu obyek wisata yang akan dikembangkandan diharapkan dapat menjadi andalan bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Obyek wisata waduk Cacaban merupakan campur tangan buatan manusia. Pembangunan fisiknya dimulai tahun 1952 dimana peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 16 September. Sejak saat itu resmi obyek wisata waduk cacaban dioperasionalkan hingga sekarang.

Tiket masuk ke tempat obyek wisata waduk Cacaban tidaklah mahal hari biasa pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp. 3.500 dan anak-anak tiket masuk Rp. 2.500 sedangkan untuk hari libur pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp. 4.500 dan untuk anak-anak tiket masuk Rp. 3.500. Pihak pengelola obyek wisata waduk Cacaban juga menyediakan tempat parkir yang luas, toilet dan mushola.

Fasilitas yang menunjang obyek wisata waduk Cacaban untuk menarik perhatian wisatawan antara lain fasilitas berupa bumi perkemahan, tempat bermain anak, panggung hiburan, bukit mbah Santi, kapal wisata, warung apung. Wisatawan selain bisa menikmati pemandangan alam juga bisa menikmati makanan khas warung apung di tengah-tengah waduk cacaban dengan menaiki kapal persewaan dan dikenakan biaya persewaan Rp. 20.000 yang di buat pengelola obyek wisata waduk Cacaban.

Transportasi menuju ke kawasan wisata alam waduk Cacaban dapat di tempuh melalui dua jalur yang pertama dari kota Tegal dengan jarak 20 km


(22)

dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada saat sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi–Cacaban sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah

pelaksanaan angkutan dengan “Loko Antik” dari pabrik gula Pangkah menuju

waduk Cacaban.

Tata laksana atau infrastruktur yang mendukung sarana dan prasarana obyek wisata cacaban sudah memadai antara lain sumber listrik, aksesbilitas jalur angkutan, sistem komunikasi dan sistem pengamanan yang dibuat pengelola obyek wisata cacaban dan pemerintah Kabupaten Tegal akan tetapi dukungan dari masyarakat setempat belum bisa memaksimalkan obyek wisata waduk Cacaban sebagai sumber pendapatan ekonomi masyarakat maupun pemerintah kabupaten sehingga waduk Cacaban kurang diminati wisatawan dari dalam maupun luar kota.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pengunjung masih tergolong rendah dibandingkan dengan obyek wisata Guci dan purwahamba Indah akan tetapi mempunyai nilai ekonomi. Waduk Cacaban memiliki nilai surplus konsumen diperoleh sebesar Rp. 154.271,25 per tahun atau Rp. 77.135,63 per satu kali kunjungan sehingga nilai total ekonomi obyek wisata waduk Cacaban sebesar Rp. 2.859.263.348 per tahun.

Kemampuan membayar pengunjung atas obyek wisata waduk Cacaban adalah Rp. 77.135,63 per individu masih jauh di atas harga pengeluaran rata-rata Rp. 35.358,97. Untuk itu pengembangan obyek wisata waduk Cacaban perlu ditingkatkan dalam pengelolaan.


(23)

Keberadaan obyek wisata waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal terutama di desa karanganyar mengesampingkan arti penting pendidikan karena lebih mementingkan bekerja setelah lulus SD dan SMP. Menurut UU No. 13/2003 Bab X Pasal 68 tentang Ketenagakerjaan penduduk yang usianya belum produktif tidak boleh dipekerjakan. Hal ini disebabkan karena di kawasan obyek wisata waduk Cacaban adalah sumber ekonomi yang berkembang cukup baik bagi penduduk untuk mencari keuntungan di sektor pariwisata.

Penduduk desa Karanganyar sebagian besar masih rendah dalam tingkat pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kesadaran penduduk untuk menempuh pendidikan masih rendah, faktanya bahwa biaya sekolah semakin mahal walaupun ada BOS tetapi sekolah-sekolah masih melakukan pungutan atau sumbangan biaya sekolah lagi. Alasan lain yaitu sulitnya mencari pekerjaan setelah selesai sekolah sesuai dengan bidangnya sehingga penduduk kurang mementingkan masalah pendidikan.

Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009). Pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang


(24)

merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhannya untuk belajar. Untuk itu remaja sadar telah mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis pekejaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang harus dimiliki (H. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, 2008).

Pendidikan sangat penting bagi manusia, namun secara kenyataannya penduduk di obyek wisata waduk Cacaban khususnya di desa Karanganyar tingkat pendidikan masih rendah sehingga penduduk terkadang mengabaikan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk desa Karanganyar yang berjumlah 7.842 jiwa, terdapat 1.686 jiwa berpendidikan dari SD sampai tamat SMA atau sekitar 21,50 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Dengan demikian tingkat pendidikan penduduk di desa Karanganyar masih rendah (BPS Kabupaten Tegal).

Dari pembahasan di atas maka tertarik untuk meneliti tentang:

Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas Perekonomian Di Obyek Wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut.

1. Mengapa penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal ?

2. Bagaimanakah tingkat pendidikan penduduk di waduk Cacaban Kabupaten Tegal ?


(25)

3. Bagaimanakah kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di waduk Cacaban Kabupaten Tegal ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui :

1. Penyebab penduduk bekerja di sektor pariwisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal.

2. Tingkat pendidikan penduduk di obyek wisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal.

3. Kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban Kabupaten Tegal.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Memberikan informasi serta sumbangan pemikiran tentang kontribusi tingkat pendidikan penduduk di waduk cacaban Kabupaten Tegal pada umumnya.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.


(26)

E. Penegasan Istilah

Tujuan penegasan istilah adalah untuk memberikan batasan ruang lingkup/pengertian-pengertian dari istilah-istilah dalam judul agar mudah dipahami serta untuk menghindarkan salah persepsi terhadap judul ini. Ada beberapa istilah yang perlu ditegaskan yaitu:

1. Kontribusi

Kontribusi merupakan sumbangan yaitu pemberian sesuatu sebagai bantuan (Poerwodarminta, W. J. S., 2001:864). Dari pengertian kontribusi tersebut makna yang dimaksud kontribusi dalam penelitian ini adalah sumbangan yang diberikan dari kontribusi tingkat pendidikan terhadap aktivitas perekonomian.

2. Tingkat Pendidikan

Dalam Ihsan (2008 :129-132) dikatakan bahwa tingkat (jenjang) pendidikan formal meliputi pendidikan Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat (jenjang) pendidikan penduduk adalah sampai sejauh mana tingkat pendidikan formal yang ditempuh penduduk di Obyek Wisata waduk Cacaban.

3. Aktivitas Perekonomian a. Aktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah

“kegiatan / keaktifan”. W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan


(27)

bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.

b. Perekonomian

Definisi perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya disamping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa.

Bidang ekonomi tidak biasa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi suatu Negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut ideology, akumulasi kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai social budaya, serta pertahanan dan keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa. Proses tersebut akan mempunyai dampak positif dalam arti meningkatkan kesejahteraan suatu banga manakala kegiatan ekonomi itu terselenggara dalam posisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa.


(28)

4. Obyek wisata Waduk Cacaban a. Obyek Wisata

Obyek wisata dalam kamus pariwisata diartikan sebagai perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. b. Waduk Cacaban

Waduk Cacaban adalah sebuah bendungan yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. Luas areal waduk adalah 928,7 ha dan berisi air sebanyak 90 juta m³. Waduk ini didukung dengan latar belakang pemandangan hutan dengan panorama yang indah.

Waduk Cacaban diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952 (Waduk di Indonesia yang pertama kali diresmikan). Waduk ini sebenarnya berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun juga difungsikan sebagai obyek wisata. Letaknya tidak jauh dari Slawi, lebih kurang 9 km ke arah timur tepatnya di desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng, dan merupakan salah satu obyek wisata di daerah tersebut.

Pemandangan diwaduk cacaban masih sangat alami karena letak waduk cacaban jauh dari perkotaan. Uniknya lagi ditengah-tengah waduk juga terdapat pulau kecil yang bernama pulau gendu, untuk bisa melihat langsung pulau gendu kita menggunakan kapal-kapal yang tersedia dipinggir waduk.


(29)

F. Sistematika Skripsi

Guna memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi serta memberikan gambaran secara menyeluruh maka secara garis besar sistematika penulisan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal skripi, isi skripsi, dan bagian akhir skripi. Sistematika skripsi adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi

Bagian awal skripsi terdiri dari: halaman judul skripsi, halaman sari atau abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi

Bagian isi skripsi terdiri dari beberapa bab yaitu:

Bab I : pendahuluan memuat latar belakang masalah, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II : landasan teori yang berisi tentang landasan-landasan teoritis mengenai dalil atau teori-teori yang menjadi dasar dari pembahasan: teori dalam pembahasan ini yaitu pendidikan dan aktivitas perekonomian.

Bab III : metode penelitian berisi metode dalam penelitian meliputi: populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, mtode pengumpulan data, dan metode analisis data yang digunakan.


(30)

Bab IV : menguraikan tentang laporan hasil penelitian, dimana diuraikan tentang hal-hal yang menyangkut deskripsi objek penelitian, penyajian dan analisis data, dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : penutup, dibahas kesimpulan yang didasarkan atas hasil penelitian, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran yang sekaligus merupakan akhir dari penulisan skripsi. 3. Bagian akhir

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang diperlukan sebagai acuhan dalam penulisan skripsi.


(31)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan

Menurut Achmad Sugandi (2006:36), Pembelajaran menurut teori behavioristik adalah upaya untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan dan terjadi hubungan lingkungan dengan tingkah laku si belajar karena bisa juga disebut pembelajaran perilaku.

Dalam pembelajaran perilaku tidak lepas dari prinsip bahwa perilaku berubah menurut konsekuensi-konsekuensi langsung. Konsekuensi itu berupa menyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan memperkuat perilaku sebaliknya pembelajaran yang kurang menyenangkan akan memperlemah perilaku.

Berdasarkan pengertian sederhana maka pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2008:1-2).

Pendidikan di Indonesia idealnya adalah tiap penduduk bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan.


(32)

Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Tanpa adanya pendidikan akan sangat mustahil lahirnya peradaban baru yang berkembang, sejahtera, bahagia, dan maju seperti apa yang dicita-citakan dalam pandangan hidup mereka. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan dari suatu masyarakat atau negara. Karena semakin tinggi cita-cita atau taraf kemajuan yang diinginkan, maka akan semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang dibutuhkan.

4. Sistem Pendidikan

Salah satu pengertian pendidikan menurut Ihsan (2008:108) sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak , yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).

Sistem pendidikan di Indonesia merupakan sistem pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 dimana pendidikan nasionak adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latian bagi peranannya di masa yang akan datang.

Tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya menjadi suatu sistem yang akan berjalan dengan sistem lainnya (ekonomi, politik, agama, dll) untuk mencapai tujuan nasional. Oleh karena itu jika dihubungkan dengan pembangunan


(33)

nasional maka motor penggerak menuju tujuan pembangunan nasional adalah manusia itu sendiri yang memiliki penunjang berupa tingkat pendidikan, pengetahuan, dan teknologi.

Marimba, Ahmad D, (dalam Hasbullah, 2012:2) menegaskan, bahwa pendidikan merupakan bimbingan atau secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kebribadian yang utama, unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah: (a) usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar, (b) ada pendidik, pembimbing, atau penolong, (c) ada yang dididik atau si terdidik, (d) bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan, (e) dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yaitu berupa pengaruh , perlindungan, bantuan, bimbingan dan pelatihn yang diberikan kepada semua orang untuk pengembangan potensi diri dalam proses pendewasaannya.

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar dijabarkan dalam Pasal 17 Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program pendidikan 6 tahun terdiri atas


(34)

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibdaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsnawiyah (MTs) atau bentuk lainnya yang sederajat.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-Undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan suatu siswa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undang-Undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003. Pendidika tinggi adalah jenjang pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma , sarjana, magister spesialis, doktor yang disediakan oleh perguruan tinggi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut akademik, polteknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.


(35)

1. Tujuan Serta Pentingnya Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam peranannya di dalam masyarakat, pada masa yang akan datang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan yang sifatnya mutlak, termasuk dalam kehidupan dari suatu bangsa dan negara.

Tap MPR No. 2 Tahun 1993 tentang GBHN bidang pendidikan

yang berbunyi:“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, tanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan

rohani”.

Tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab II Pasal 4

sebagai berikut : “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesejahteraan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa


(36)

Dari penjelasan di atas dangan jelas bahwa begitu pentingnya bagi kehidupan manusia. Pendidikan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan status sosial ekonomi keluarga. Terpenuhinya pendidikan seseorang merupakan modal mengubah status sosial ekonominya agar menjadi lebih baik.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Terdapat beberapa fungsi pendidikan tinggi antara lain sebagai berikut:

a) Meneruskan dan mengembangkan peradaban, ilmu, teknologi, dan seni, serta ikut dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. b) Menghasilkan tenaga-tenaga berbudi luhur, yang bertakwa kepada

Tuhan YME dan bermoral pancasila.

c) Menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, menguasai ilmu dan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

Pada jenjang pendidikan yang telah dibahas di atas, pendidikan dasar diselenggarakan selama sembilan tahun untuk bangsa Indonesia.Pada jenjang pendidikan dasar inilah bangsa Indonesia dikenakan wajib belajar. Dengan kata lain penyelenggaraan wajib belajar di Indonesia berlangsung selama sembilan tahun yang terbagi pada Sekolah Dasar selama enam tahun dan Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun.


(37)

B.Aktivitas Perekonomian

1. Pengertian Aktivitas Ekonomi

Aktivitas ekonomi adalah dampak yang terjadi pada sistem ekonomi yang menyangkut struktur ekonomi dan kondisi ekonomi, struktur ekonomi diartikan sebagai suatu kesempatan kerja, pendapatan seseorang, pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan.

Berdasarkan dengan teori R.J.Chorley and P.Hagget (1967 : 2) mengatakan perilaku ekonomi sebagai istilah yang menunjukkan perilaku individu maupun kelompok bahwa fenomena ekonomi mencerminkan nilai-nilai individu maupun kelompok yang mempunyai kebijakan dan keputusan. Bahwa faktor-faktor perilaku ekonomi pada individu maupun kelompok yang dipengaruhi oleh pengaruh fisik, budaya dan politik.

Faktor-faktor dalam penelitian ini yang mempengaruhi penduduk bekerja di obyek wisata waduk Cacaban adalah pengaruh fisik yang meliputi pendapatan, lingkungan dan keadaan alam.

Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari tak seorang pun dapat membuat semua barang yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu ada kerja sama antara orang yang satu dengan orang lainnya. Dalam aktivitas perekonomian meliputi pekerjaan masyarakat, waktu bekerja, pendapatan dan penghasilan.


(38)

a. Pekerjaan

Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat desa Karanganyar di obyek wisata Waduk Cacaban adalah bekerja di sektor pariwisata yang mencakup jenis usaha Pedagang, Persewaan dan Jasa. Bekerja di daerah obyek wisata Waduk Cacaban harus pintar untuk menentukan kapan waktunya untuk bekerja ketika wisatawan mengunjungi obyek wisata Waduk Cacaban.

b. Waktu bekerja

Waktu kerja yang digunakan oleh pekerja dalam bekerja setiap harinya. Dalam hal ini adalah waktu yang digunakan oleh Pedagang, Persewaan dan Jasa (berapa jam) dalam setiap hari. Waktu dalam bekerja akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang dimiliki karena jika waktu bekerja cuma sebentar akan memperoleh pendapatan yang kecil sedangkan jika waktu bekerja membutuhkan waktu yang lama akan memperoleh pendapatan yang besar.

c. Pendapatan

Menurut Singarimbun dalam Banowati (2001: 21) pendapatan adalah penerimaan berupa uang maupun barang yang diterima atau dihasilkan (BPS, 2009:9). Pendapatan ini berupa pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh tenaga kerja berupa uang. Pendapatan ini diukur dalam uang tiap harinya. Jadi, dengan pendapatan yang diperoleh dapat diketahui klasifikasi rata-rata pendapatan yang bekerja disektor pariwisata.


(39)

Klasifikasi pendapatan menurut BPS tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Pendapatan

NO Klasifikasi Pendapatan Jumlah Pendapatan 1. Pendapatan sangat tinggi ≥ Rp. 3.000.000,-

2. Pendapatan tinggi Rp.2.400.000,- – Rp.2.999.000,- 3. Pendapatan menengah Rp.1.700.000,- – Rp.2.399.000,- 4. Pendapatan sedang Rp. 1.000.000,- – Rp. 1.699.000,- 5. Pendapatan rendah < Rp. 1.000.000,-

Sumber: Badan Pusat Statisik (BPS), 2009 d. Pengeluaran

Tingkat pengeluaran yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan jasmani dan rohani. Bagi pekerja yang kemampuan ekonominya tinggi cenderung lebih mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan makan akan lebih diperhatikan dengan mekanan yang bergizi.

2. Pariwisata

Menurut Suwantoro (2002 : 32) pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.


(40)

Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggrakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala yang menjadi sasaran wisata.

Waduk Cacaban merupakan perpaduan antara obyek wista alam dengan buatan manusia. Kegiatan masyarakat di obyek wisata waduk Cacaban meliputi jenis usaha Pedagang, Persewaan dan Jasa.

(a) Pedagang

Pedagang adalah orang yang memperjual belikan barang atas prakarsa dan resiko untuk kebutuhan sehari-hari di obyek wisata waduk Cacaban. Untuk jenis usaha pedagang para penduduk bekerja secara menyebar tidak berpusat di satu titik.

(b) Persewaan

Persewaan adalah orang yang menyewakan barang atau yang lainnya dalam waktu tertentu di obyek wisata waduk Cacaban misalnya penyewaan kapal, tenda dan tikar. Untuk jenis usaha persewaan kapal para penduduk bekerja secara berkelompok, sedangkan jenis usaha persewaan tenda dan jenis usaha persewaan tikar bekerja secara menyebar.

(c) Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Untuk jenis usaha jasa penduduk bekerja secara menyebar tidak memusat.


(41)

C. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1

Hubungan Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y) Kontribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Aktivitas

Perekonomian

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (X) yang meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas perekonomian di obyek wisata Waduk Cacaban. Pada aktivitas perekonomian yang menjadi variabel terikat dipecah menjadi beberapa sub variabel bebas yaitu Y1, Y2, Y3 dan Y4. Sub variabel bebas Y1 pekerjaan yang meliputi jenis usaha Pedagang, Penyewaan dan Jasa.

Variabel Terikat 1 (Y1)

Pekerjaan

Pedagang Persewaan Jasa

Variabel Bebas (X)

Tingkat Pendidikan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi

Variabel Terikat 2 (Y2)

Waktu bekerja Hari biasa Hari libur Saat ada event

Variabel Terikat 3 (Y3)

Pendapatan

Pendapatan per bulan

Variabel Terikat 4 (Y4)

Pengeluaran

Modal yang dibutuhkan


(42)

Pada sub variabel bebas Y2 yaitu waktu bekerja yang meliputi waktu bekerja pada hari biasa, hari libur dan saat ada event. Sub variabel Y3 yaitu pendapatan yang meliputi pendapatan per bulan.

Dan sub variabel Y4 yaitu pengeluaran yang meliputi pengeluaran per hari. Dari keempat sub variabel tersebut akan menjadi faktor penentu terhadap tingkat pendidikan. Jika diketahui faktor-faktor dari variabel bebas tersebut maka akan diketahui pula seberapa kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas kepariwisataan di obyek wisata waduk Cacaban kecamatan Kedungbanteng kabupaten Tegal.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibahas dalam pembahasan di atas. Hipotesis yang di ambil dalam penelitian ini adalah ada kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban.


(43)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah di desa Karanganyar yang berjumlah 351 jiwa yang bekerja di sektor pariwisata.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis usaha di obyek wisata Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal

No Desa/Kelurahan Pedagang Jasa Persewaan Jumlah

1. Penujah 4 36 4 44

2. Karanganyar 103 28 220 351

3. Tonggara 176 51 20 247

4. Karangmalang 79 39 12 130

Jumlah 362 346 64 772

Sumber : BPS Kabupaten Tegal 2011

Dari tabel 3.1 menunjukan bahwa desa Karangnyar penduduk paling terbanyak sekaligus desa yang terdekat dengan obyek wisata Waduk Cacaban di bandingkan dengan ke tiga desa lainnya.

B. Sampel

Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:134) subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sedangkan jika subyeknya besar maka dapat diambil


(44)

antara 5%-15% atau 20-25% atau lebih. Sedangkan populasi dalam penelitian ini sebanyak 351 jiwa berdasarkan jenis usaha di obyek wisata waduk Cacaban. Sampel yang diambil sebesar 15%, maka sampelnya yaitu 53 jiwa. C. Stratified Random Sampling

Sampel penelitian ini sebesar 53 jiwa yang meliputi tiga jenis usaha yaitu pedagang berjumlah 15 jiwa meliputi penjual ikan bakar, penjual nasi pecel, dan makanan maupun minuman, jasa berjumlah 5 jiwa meliputi jasa penjual tiket, jasa juru parkir, jasa toilet dan jasa satpam dan persewaan berjumlah 33 jiwa meliputi persewaan kapal, persewaan tenda dan persewaan tikar. Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel menggunakan stratified random sampling. Menurut Sudigdo (1995:48) stratified random sampling merupakan pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu besaran yang mempunyai suatu variasi nilai dua atau lebih yang dapat diukur, diamati, atau dihitung. Variabel itu sebagain suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:2).

1. Variabel Bebas (X)

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel


(45)

terikat). Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2003:3). Yang termasuk variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah kontribusi tingkat pendidikan penduduk yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Alasan mengambil variabel tingkat pendidikan sebagai variabel X karena persepsi tingkat pendidikan mempengaruhi aktivitas perekonomian.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel respon atau konsekuen. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel independen (Sugiyono, 2003:3). Yang termasuk variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah aktivitas perekonomian meliputi indikator berikut ini :

a. Pekerjaan - Persewaan - Pedagang - Jasa

b. Waktu bekerja - Hari biasa - Hari libur - Saat ada event c. Pendapatan

- Pendapatan per bulan d. Pengeluaran


(46)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat semua data baik namasampel maupun data lain yang bersangkutan dengan penelitian ini. Selain itu, metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapat data awal kontribusi tingkat pendidikan penduduk.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengamatan ke objek penelitian (Arikunto, 2007:156).Observasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

3. Metode Angket

Metode Angket adalah metode yang digunakan peneliti untuk mengetahui data kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian.

F. Instrumen Penelitian

1. Pembuatan instrumen penelitian

Sebuah instrumen yang valid apabila mampu mengukur tujuan yang diinginkan (Arikunto, 2007:68). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi redahnya tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Dalam Arikunto (2007:86) suatu tes dikatakan reliabel artinya


(47)

dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada instrumen yang cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu tes yang sudah baik biasanya reliabel.

Langkah-langkah dalam menyusun instrumen adalah sebagai berikut. a. Menentukan tujuan.

Tujuan dari penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian.

b. Menentukan ruang lingkup angket.

Ruang lingkup angket ini berupa kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian.

c. Membuat kisi-kisi angket.

d. Membuat soal pada angket berdasarkan kisi-kisi. e. Melaksanakan penelitian

2. Validitas Instumen

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varians kesalahan yang kecil sehingga kita dapat percaya bahwa angka yang dihasilkan merupakan angka yang sebenarnya.

Validitas suatu instrumen tidaklah berlaku umum untuk semua tujuan ukur. Sebuah tes biasanya hanya menghasilkan ukuran yang valid


(48)

satu tujuan ukur tertentu. Oleh karena itu pernyataan valid harus diiringi oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan, yaitu valid untuk mengukur apa, lebih lanjut bagi siapa. Untuk menguji validitas instrumen yang berupa tes digunakan rumus Pearson Product Moment Corelation

dengan

: koefisien korelasi skor item dan skor total n : banyaknya subyek

: jumlah skor item : jumlah skor total

: jumlah perkalian skor item dengan skor total : jumlah kuadrat skor item

: jumlah kuadrat skor total

Hasil perhitungan rxydibandingkan dengan rtabeldengan taraf kesalahan 5%. Jika rxy>rtabel maka instrumen tersebut dikatakan valid.


(49)

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Angket No Rxy Rtabel Kriteria

1 0,589 0,514 Valid 2 0,810 0,514 Valid 3 0,541 0,514 Valid 4 0,845 0,514 Valid 5 0,748 0,514 Valid 6 0,710 0,514 Valid 7 0,878 0,514 Valid 8 0,769 0,514 Valid 9 0,658 0,514 Valid 10 0,731 0,514 Valid 11 0,676 0,514 Valid 12 0,594 0,514 Valid 16 0,733 0,514 Valid 17 0,663 0,514 Valid 18 0,615 0,514 Valid

3. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability yang artinya dapat dipercaya. Suatu instrumen dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Atau dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Rumusnya adalah sebagai berikut:


(50)

= ( ) (1 - ) (Arikunto, 2006:196) Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ = Jumlah varians butir t = Varians total

Tabel 3.3 Uji Realibilitas

r11

=

20

1 -

9,70

20 - 1 91,238

r11 = 0,941

Pada ฀ = 5% dengan N = 15 diperoleh r tabel = 0.514

Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel Reliabel

k = 20

Σα²b = 9,70

α²t = 91,24 r11 = 0,941

2 2

11 1

1 k

k

t b


(51)

G. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif prosentase dan analisis regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis atau mengetahui ada tidaknya kontribusi tingkat pendidikan penduduk terhadap aktivitas perekonomian di obyek wisata waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

1. Metode Deskriptif Presentase

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan mengenai variabel tingkat pendidikan dan aktivitas perekonomian. Untuk membahas hasil penelitian digunakan persentase dan bobot kualitas untuk menuangkan skor yang berupa angka kedalam bentuk kata kedalam kalimat karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka hasil penelitian harus dikuantitatifkan lebih dahulu dengan skor pada jawaban responden melalui angket.

 Jawaban A dengan skor nilai 4

 Jawaban B dangan skor nilai 3

 Jawaban C dengan skor nilai 2

 Jawaban D dengan skor nilai 1

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini yaitu:


(52)

a. Membuat tabel distibusi jawaban angket variabel X dan Y

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang ditentukan

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden d. Merumuskan skor tersebut kedalam rumus

DP =

Keterangan :

n= nilai yang diperoleh

N= Jumlah seluruh nilai yang diharapkan

e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori .

Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria persentase untuk ditarik kesimpulan. Adapun langkah-langkah pembuatan kriteria persentase adalah sebagai berikut:

1) Mencari persentase maksimal ( 4 : 4 ) x 100% = 100% 2) Mencari persentase minimal

( 1 : 4 ) x 100% = 25%

3) Menghitung rentang persentase = 100% - 25%

= 75%


(53)

= x 100% = 25%

5) Menentukan banyaknya kriteria. Adapun kriterianya adalah sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.

6) Membuat tabel persentase Tabel 3.4 Kriteria Persentase

Untuk angket terbuka atau uraian, analisisnya dengan cara merekap semua jawaban, kemudian mencari jawaban tertinggi, dan jawaban terendah kemudian jawaban tertinggi dikurangi dengan jawaban terendah lalu dibagi menjadi 4 karena dibuat empat klasifikasi. Setelah diklasifikasikan lalu dideskripsikan.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (X yaitu tingkat pendidikan) dengan variabel terikat (Y yaitu aktivitas perekonomian). Regresi sederhana untuk populasi dengan sebuah variabel bebas yang dikenal dengan regresi linear sederhana mempunyai bentuk:

.

No Persentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat Tinggi

2 63% - 81% Tinggi

3 44%- 62% Sedang


(54)

Berdasarkan sebuah sampel, persamaan regresi populasi akan ditentukan, atau lebih tepat akan ditaksir. Ini dapat dilakukan dengan menaksir parameter . Jika ditaksir oleh a dan b, maka regresi berdasarkan sampel adalah:

Keterangan: X = variabel bebas,

Yˆ = variabel terikat,

a = harga Yˆ bila X = 0 (harga konstan),

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan variabel bebas. Bila b (+) maka naik dan bila b(-) maka terjadi penurunan.

Koefisien-koefisien regresi a dan b dihitung dengan rumus:

2 2 2 ) ( } )( ( ) )( ( i i i i i i i X X n Y X X X Y

a dan

2 2 ( )

) )( ( i i i i i i X X n Y X Y X n b

Korelasi dapat dihitung dengan rumus berikut (Sudjana, 2005: 315).

2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Harga r tersebut kemudian dibandingkan dengan harga r tabel dengan dk = n dan taraf kesalahan 5%. Jika rhitung> rtabel maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar rhitung (Sugiyono, 2003:243-250).

Koefisien determinasinya r2 (dengan mengkuadratkan harga r) menentukan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dalam % .


(55)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian

Kondisi umum daerah penelitian ini dideskripsikan bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan penelitian dan objek penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian. Latar belakang yang dideskripsikan meliputi kondisi fisik dan kondisi sosial daerah penelitian.

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian a) Letak Astronomis

Waduk Cacaban Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal

secara geografis terletak antara 109‟11‟28” BT sampai dengan 109‟14‟58” BT dan 7‟1‟31” LS sampai dengan 7‟4‟18” LS.

b) Letak Administrasi

Secara Administrasi kawasan obyek wisata Waduk Cacaban merupakan bagian dari desa Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng dengan batas-batas sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Suradadi

Timur : Kec. Jatinegara, Kec. Warureja Barat : Kecamatan Jatinegara


(56)

Gambar 4.1 : Peta Desa Karanganyar


(57)

Kabupaten Tegal, Desa Karanganyar ini memiliki 34 RT dan 14 RW dan memiliki luas wilayah sekitar 457.289 hektar. Kelurahan Karanganyar berbatasan langsung dengan Kelurahan Dukuhjati Wetan di sebelah utara, sedangkan di wilayah timur berbatasan langsung dengan Kelurahan Tonggara, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Panujah, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pangkah. Berikut adalah Kondisi Umum Kelurahan Karanganyar:

2. Kondisi Penggunaan Lahan

Data mengenai penggunaan lahan suatu daerah sangat diperlukan, guna mengetahui pemanfaatan lahannya sesuai dengan aturan atau tidak, berikut adalah penggunaan lahan di Kelurahan Karanganyar.

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di Kelurahan Karanganyar

Penggunaan lahan Jumlah (Ha) Persentase (%)

Tanah Keperluan Fasilitas sosial a. Masjid/Musholla

b. Gereja Tanah kering a. Pekarangan b. Tegalan

- 22

-

61.666 Ha 207.731 Ha

- 0,004

-

13,48 45,42

Jumlah 457.289 Ha 100,00

Sumber: Data Monografi Kelurahan Karanganyar tahun 2011

Berdasarkan Tabel 4.1 Penggunaan lahan di kelurahan Karanganyar paling banyak adalah Tegalan yaitu sebesar 207.731 Ha atau sekitar (45,42%), dan yang paling sedikit adalah padang rumput sebesar 70 Ha atau sekitar (0,015%).


(58)

informasi mengenai data demografis suatu wilayah. Data mengenai jumlah penduduk, persebaran dan susunan penduduk menurut berbagai kelompok umur yang sesuai dengan perencanaan akan sangat membantu keberhasilan suatu kebijakan pembangunan yang akan diambil.

a) Komposisi Penduduk Menurut Umur

Distribusi penduduk menurut kelompok umur dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas jumlah penduduk yang memiliki usia produktif, dan jumlah penduduk yang memiliki usia non produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk yang memiliki usia produktif dan penduduk yang memiliki usia non produktif dalam penelitian ini dapat dilihat pada pada Tabel 4.2.

Tabel 4 . 2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Karanganyar

Kelompok umur L P Jumlah Persentase (%)

0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ 456 259 177 200 225 559 235 460 210 345 200 125 177 350 45 26 340 110 747 109 205 115 450 101 107 210 116 350 210 124 360 139 796 369 924 309 430 674 685 561 317 555 316 475 387 474 405 165 10,15 4,7 11,78 3,9 5,4 8,5 8,7 7,1 4,0 7,0 4,0 6,0 5,0 6,0 5,1 2,1

Jumlah 4.049 3.793 7.842 100,00

Sumber: Data Monografi Kecamatan Kedungbanteng Tahun 2011


(59)

b) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Data mengenai mata pencaharian penduduk bisa menggambarkan karakteristik suatu daerah, berikut adalah komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Karanganyar disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Karanganyar

Jenis mata pencaharian Jumlah Persentase (%) Pertanian

pertambangan Industri

Listrik, Gas dan Air kontruksi Pedagang Jasa Persewaan Perantara keuangan Jasa sosial Lain-lain 1738 1 28 - 4 103 28 220 3 34 23 79,65 0,04 1,28 - 0,18 4,72 1,28 10,08 0,13 1,55 1,05

Jumlah 2182 100,00

Sumber: Data Monografi Kelurahan Karanganyar Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 4.3 komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Karanganyar didominasi Pertanian sebesar 1738 atau (79,65%), karena wilayah Kelurahan Karanganyar sebagian besar lahan pertanian.

c) Gambaran umum obyek wisata waduk Cacaban

Waduk cacaban mulai digagas sejak tahun 1914 dan dibuat perencanaan detailnya pada tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan fisiknya dimulai pada tahun 1952 dimana peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 16 September 1952.


(60)

daerah perbukitan. Kondisi ini akan mempengaruhi ”Charakteristics run off” yang

akan masuk ke waduk Cacaban.

Berdasarkan data dari Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal, jumlah wisatawan yang datang ke obyek wisata waduk Cacaban antara periode 2005-2012 cenderung mengalami penurunan bisa dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Waduk Cacaban 2008 – 2012.

Sumber : Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal

Berdasarakan Tabel 4.4 bahwa jumlah pengunjung obyek wisata waduk Cacaban pada tahun 2008 sebesar 22.302 jiwa, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu 20,65% menjadi 17.696 jiwa. Tahun 2010 jumlah pengunjung mengalami penurunan kembali yaitu 20,75% menjadi 3.672 jiwa. Namun pada tahun 2011 dan tahun 2012 jumlah pengunjung mengalami peningkatan yaitu 10,59% dan 6,03%.

No. Tahun Kunjungan Pengunjung

(jiwa)

Kenaikan

Angka %

1. 2. 3. 4. 2008 2009 2010 2011 22.302 17.696 14.024 15.510 -4.606 -3.672 1.486 936 20,65 20,75 10,59 6,03


(61)

wisata agar memiliki daya tarik lebih sehingga dapat menaikkan kembali jumlah pengunjung.

d) Unsur-unsur yang menunjung daya tarik di obyek wisata waduk Cacaban di Kecamatang Kedungbanteng Kabupaten Tegal.

1. Daya tarik wisata

Waduk cacaban selain mempunyai fungsi sebagai sumber air untuk irigasi, juga merupakan potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata air maupun wisata alam. Kawasan wisata alam obyek wisata waduk Cacaban merupakan salah satu aset pemerintah Kabupaten Tegal sebagai obyek wisata dari beberapa obyek wisata lainnya.

Potensi wisata yang ada di kawasan wisata alam obyek wisata waduk Cacaban antara lain meliputi :

a. Pemandangan alam

Sebagai kawasan wisata alam pemandangan alam yang indah merupsksn modal dasar yang diandalkan dan kawasan waduk Cacaban memang memiliki pemandangan yang indah, hamparan air waduk sejauh mata memandang dilingkari oleh bukit-bukit sebagai sabuk hijau dan pulau-pulau kecil yang ada didalamnya melengkapi keindahannya.

b. Bangunan bersejarah pada waduk

Disamping mempunyai pemandangan yang indah kawasan obyek wisata waduk Cacaban menyuguhkan bangunan bersejarah berupa bendungan atau waduk yang dibangun tahun 1952 yang diresmikan oleh presiden Soekarno.


(62)

difungsikan sebagai wisata air antara lain menggunakan kapal dengan membayar Rp. 20.000 penggunjung sudah bisa berkeliling menikmati pemandangan waduk Cacaban.

d. Panggung hiburan

Obyek wisata waduk Cacaban disamping sebagai mempuyai pemandangan yang indah juga mempunyai panggung hiburan untuk pentas musik atau event-event lainnya.

e. Taman bermain

Taman bermain terletak di bawah bangunan bendungan utama yang fungsinya untuk tempat bermain dan bersantai para pengunjung, ditempat ini pengunjung dapat sepuasnya bermain terutama anak-anak karena ditempat ini disediakan fasilitas bermain sseperti ayunan dan papan luncur.

f. Bukit mbah Santi

Bukit mbah Santi merupakan tempat untuk yang ingin melakukan aktivitas bumi perkemahan dilakukan kebanyak oleh para pelajar baik yang dari dalam Kabupaten Tegal maupun dari luar Kabupaten Tegal khususnya Kota Tegal. 2. Prasarana

Prasarana adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, diantaranya adalah :


(63)

berlobang dan jalan tersebut masih terbilang kecil yang masih bisa dilalui oleh kendaraan pribadi, sepeda motor dan angkutan.

b. Listrik

Obyek wisata waduk Cacaban sumber daya listrik digunakan untuk penerangan dan sumber tenaga, saat ini kebutuhan listrik sebagian besar terlayani oleh PLN namun belum secara keseluruhan, kebutuhan listrik di obyek wisata waduk Cacaban hanya terpakai di warung makan karena kawasan-kawasan yang dirasa kurang memerlukan penerangan tidak menggunakan listrik.

c. Air bersih

Kebutuhan air bersih di obyek wisata waduk Cacaban dimanfaatkan untuk keperluan wisatawan, penduduk yang berjualan di obyek wisata waduk Cacaban, dan untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus). Dalam pemanfaatan sumber air bersih penduduk maupun pengunjung memanfaatkan air PDAM yang sudah masuk obyek wisata waduk Cacaban.

3. Sarana wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalan wisatanya. Sarana itu meliputi :

a. Masjid terletak di bawah kawasan obyek wisata waduk Cacaban.

b. Lahan parkir di obyek wisata waduk Cacaban ada dua yaitu di bawah kawasan obyek wisata waduk Cacaban dan di atas kawasan bukit mbah Santi.


(64)

warung yang lain umumnya menjual nasi pecel, makanan dan minuman kecil yang terletak diatas bangunan utama waduk secara berkelompok meskipun sudah ada tanda larangan, dan warung yang lain tersebar di bukit mbah Santi dan area bermain anak.

d. Menara pandang sarana untuk melihat pemandangan waduk Cacaban dan pulau-pulau yang berada ditengah-tengahnya.

e. Persewaan di obyek wisata waduk Cacaban ada tiga yaitu persewaan kapal, tenda dan tikar. Obyek wisata waduk Cacaban menyediakan ฀ 20 kapal yang berada di badan bangunan utama obyek wisata waduk Cacaban karena belum tersedianya dermaga yaitu pada batu repkop, kemudian menyediakan ฀ 15 tenda dan tikar yang berada di bukit mbah Santi terletak menyebar di setiap sudut obyek wisata waduk Cacaban.

f. Jasa di obyek wisata waduk cacaban meliputi jasa parkir, tiket, toilet maupun satpam. Jasa tersebut berada di bawah obyek wisata waduk Cacaban, untuk toilet di kawasan obyek wisata ada dua diantaranya di kawasan bawah dan di kawasan atas bukit mbah Santi.

4. Aksesbilitas

Obyek wisata waduk Cacaban terletak di dua jalur yaitu pertama dari kota Tegal dengan jarak 20 km dan yang kedua dari kota Slawi dengan jarak 9 km, dimana pada saat sekarang sudah tersedia angkutan umum dengan trayek Slawi–Cacaban sebanyak 25 armada, sedangkan dalam persiapan sekarang adalah pelaksanaan


(65)

Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk memperjelas gambaran terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu tingkat pendidikan penduduk dan aktivitas perkonomian.

a. Variabel tingkat pendidikan a) Sektor Perdagangan

Berdasarkan hasil penelitian persepsi tentang tingkat pendidikan untuk penduduk kelurahan Karanganyar yang bekerja disektor perdagangan rata-rata pendidikannya sangat tinggi yaitu SMA yaitu 11 dari 15 responden atau sekitar 73,33% dan yang SMP hanya 4 responden atau sekitar 26,67%.

Tabel 4.5 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Perdagangan di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 11 73,33

2 SMP 4 26,67

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 15 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di sektor perdagangan sudah banyak yang sudah lulus SMA dibandingkan dengan SMP, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan persepsi tingkat pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.


(66)

mereka bekerja disektor perdagangan yang ada di obyek wisata waduk Cacaban sehingga mereka pandai untuk berbisnis.

Untuk lebih lengkapnya data dari variable persepsi tingkat pendidikan penduduk bekerja disektor perdagangan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 85,56 % dihasilkan dua kategori 70,83% - 75,00% termasuk kategori tinggi, 75,01% - 100% dengan katergori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 85,56% dapat diketahui bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk di obyek wisata waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel persepsi tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Perdagangan Terhadap Tingkat Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen 1 56,25 - ≤ 71,25 Sangat tinggi 11 73,33

2 41,25 - ≤ 56,25 Sedang 4 26,67

3 26,25 - ≤ 41,25 Rendah 0 0,00

4 11,25 - ≤ 26,25 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 15 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh gambaran persepsi tingkat pendidikan sebanyak 11 responden (73,33%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 4 responden (26,67%) termasuk dalam kategori sedang.


(67)

meliputi penjual nasi pecel, penjual makanan dan minuman kecil dan penjual ikan bakar di warung apung. Berikut tabel profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.7 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

Pendidikan

Frekuens i

Profesi (%)

1 SMA 2 Penjual ikan

bakar

13,33

2 SMP 5 Penjual nasi

pecel

33,33

3 SD 8 Penjual

makanan dan minuman

53,33

Jumla h

15 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 15 responden menunjukkan bahwa 2 responden atau 13,33% pendidikan SMA berprofesi sebagai penjual ikan bakar kemudian 5 responden atau 33,33% pendidikan SMP berprofesi sebagai penjual nasi pecel dan 8 responden atau 53,33% berprofesi sebagai penjual makanan dan minuman.

b)Sektor Jasa

Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja disektor jasa ada 5 responden, dengan berbagai tingkat pendidikan 2 responden bekerja disektor jasa toilet kemudian 3 responden lainnya bekerja sebagai jasa tiket masuk, juru


(68)

Pendidikan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet dari 2 responden rata-rata persepsi tentang tingkat pendidikannya sangat tinggi 100% sudah lulus SMA, menunjukan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet persepsi terhadap tingkat pendidikan sangat tinggi.

Tabel 4.8 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Toilet di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 2 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 2 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.8 bahwa persepsi tingkat pendidikan penduduk yang bekerja disektor jasa toilet sudah lulus SMA, membuktikan bahwa persepsi tingkat pendidikan tidak hanya wajib belajar 9 tahun.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk bekerja di sektor jasa toilet dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 93,75% dihasilkan 1 kategori 93,67% - 100% dengan katergori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 93,75% dapat diketahui bahwa pendidikan penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel 4.9.


(69)

Frekuensi Persen 1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 2 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 2 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sebanyak 2 responden (100%) termasuk dalam kategori sangat tinggi walaupun mereka hanya bekerja di sektor jasa toilet namun mereka juga mementingkan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian pendidikan untuk penduduk kelurahan Karanganyar yang bekerja di sektor jasa satpam keamanan pendidikannya sangat tinggi lulus SMA yaitu 1 responden atau 100%.

Tabel 4.10 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Satpam di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 1 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.10 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di sektor satpam sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.


(70)

membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka sebagai satpam keamanan obyek wisata Waduk Cacaban.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk bekerja sebagai satpam dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 83,33 % dihasilkan satu kategori 83,33% - 100% dengan katergori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 83,33% dapat diketahui bahwa pendidikan penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Jasa Satpam Terhadap Tingkat

Pendidikan.

NO Interval Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen 1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sebanyak 1 responden (100%) termasuk dalam kategori sangat tinggi.


(71)

Tabel 4.12 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Penjual Tiket di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 1 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.12 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di sektor penjual tiket sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat pendidikan yang sangat tinggi akan mempengaruhi aktivitas ekonomi untuk menjadi lebih baik.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka di sektor penjual tiket.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 91,67 % dihasilkan satu kategori 91,67% - 100% dengan kategori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 91,67% dapat diketahui bahwa pendidikan penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil


(72)

Tabel 4.13 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Jasa Penjual Tiket Terhadap Tingkat Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen 1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sangat tinggi membuktikan bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan penduduk yang bekerja disektor juru parkir didapat hasil seperti berikut: dari 1 responden atau 100%.

Tabel 4.14 Persepsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Sektor Jasa Juru Parkir di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 1 100

2 SMP - -

3 SD - -

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.14 bahwa tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di sektor juru parkir sudah lulus SMA, hal itu sangat mempengaruhi aktivitas perekonomian penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban, dengan tingkat


(73)

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka disektor juru parkir.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 87,50 % dihasilkan satu kategori 87,50% - 100% dengan kategori sangat tinggi.

Dengan rata-rata sebesar 87,50% dapat diketahui bahwa pendidikan penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Persepsi Penduduk Yang Bekerja di Sektor Jasa Juru Parkir Terhadap Tingkat Pendidikan.

NO Interval (%) Kriteria Jumlah

Frekuensi Persen 1 7,50 - ≤9,50 Sangat tinggi 1 100

2 5,50 - ≤7,50 Sedang 0 0,00

3 3,50 - ≤5,50 Rendah 0 0,00

4 1,50 - ≤3,50 Sangat rendah 0 0,00

Jumlah 1 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh gambaran tingkat pendidikan sangat tinggi membuktikan bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh pekerjaan.


(74)

jasa tukang parkir, toilet, penjual tiket dan satpam. Berikut tabel profesi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di sektor jasa.

Tabel 4.16 Profesi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

No Tingkat

Pendidikan

Frekuens i

Profesi (%)

1 SMA 3 Penjual tiket,

Satpam dan tukang parkir

60

2 SMP 1 Toilet 20

3 SD 1 Toilet 20

Jumla h

5 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh gambaran tingkat pendidikan terhadap profesi di obyek wisata waduk Cacaban dari 5 responden menunjukkan bahwa 2 responden atau 40% pendidikan SMA berprofesi sebagai penjual tiket, satpam dan tukang parkir kemudian 1 responden atau 20% pendidikan SMP berprofesi sebagai jasa toilet dan 1 responden atau 20% berprofesi ssebagai jasa toilet.

c) Sektor Persewaan

Berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang bekerja disektor persewaan ada 33 responden, dengan berbagai tingkat pendidikan 20 responden yang bekerja di sektor persewaan kapal, 8 responden bekerja di sektor persewaan tenda, dan 6 responden bekerja di sektor persewaan tikar di obyek wisata Waduk Cacaban.


(75)

Kapal di Kelurahan Karanganyar.

No Tingkat

Pendidikan

Penduduk %

1 SMA 15 75,00

2 SMP 2 10,00

3 SD 3 15,00

4 Tidak Sekolah - -

Jumah 20 100

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.17 dari 20 responden bahwa 15 responden lulus SMA atau sekitar 75,00%, kemudian 2 responden lulus SMP atau sekitar 10,00% dan pendidikan rendah 3 responden lulus SD atau sekitar 15,00%.

Berdasarkan data penelitian pentingnya sekolah menurut para penduduk obyek wisata Waduk Cacaban itu adalah sangat penting karena sekolah dapat membekali ilmu pengetahuan juga dapat mempengaruhi ilmu mereka bekerja disektor Persewaan kapal.

Untuk lebih lengkapnya data dari variabel tingkat pendidikan penduduk dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. Hasil pengukuran variabel tingkat pendidikan penduduk yaitu dengan memberikan enam pertanyaan dengan kisaran aktual 45 % - 100 % dengan rata-rata sebesar 85,33 % dihasilkan tiga kategori 83,33% - 100% kategori sangat tinggi, kemudian 66,67 – 75,00 kategori tinggi dan 45,83% - 62,50% dengan kategori rendah.

Dengan rata-rata sebesar 85,33% dapat diketahui bahwa pendidikan penduduk di obyek wisata Waduk Cacaban adalah sangat tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dalam Tabel


(1)

Gardu Ketinggian Air Pangkalan Kapal

Persewaan Kapal Jalan Penyebrangan


(2)

Wawancara Dengan Persewaan Tenda Wawancara Dengan Persewaan Tikar

Wawancara Dengan Pedagang Toilet


(3)

(4)

(5)

(6)