No. Data Kalendering
Data Loading Test Metode
Danish Formula
ton Metode
Modified New ENR
ton
Metode Davisson
ton Metode
Mazurkiewicz ton
1 131,583 178,155 120,528 209,952
2 119,884 129,403
- -
4.9. Diskusi Hasil Perhitungan
Tiang pancang adalah salah satu bagian dari konstruksi yang digunakan untuk meneruskan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang
lebih rendah di dalam massa tanah. Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak
mempunyai daya dukung yang cukup kuat. Sehingga perlunya beberapa pengujian yang dilakukan dan juga anlisa pada perhitungan tersebut diantaranya
pengujian sondir, SPT, kalendering dan loading test. Pada perhitungan analisa tiang pancang ini, beberapa data yang
digunakan haruslah sesuai antara masing-masing data khususnya pada kedalaman yang sama pada pengujian atau tiang yang di pancang sehingga
analisa hasil dapat dilakukan. Namun tidak sepenuhnya analisa secara keseluruhan ini dapat dijadikan
patokan sepenuhnya, disebabkan jarak antara beberapa titik data yang diperoleh tidaklah begitu dekat seperti data SPT. Sehingga berkemungkinan adanya
perbedaan lapisan tanah pada masing-masing titik yang dapat mempengaruhi besarnya daya dukung tanah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga besarnya daya dukung ultimit pada satu tiang antara satu metode dengan metode yang lain belum tentu sama besar. Walaupun didasarkan
data pada satu tiang yang sama seperti pada perhitungan kalendering dan loading test. Salah satu kemungkinan perbedaan nilai yang didapat disebabkan
berbedanya nilai yang di aplikasikan pada masing-masing metode perhitungan pada kalendering. Seperti pada perhitungan metode Danish Formula
menggunakan nilai S final set dan nilai L kedalaman yang di ambil dari data lapangan yang kemudian digunakan kedalam rumus, sedangkan untuk rumus
Modified New ENR mengggunakan nilai S final set dan nilai h tinggi jatuh hammer.
Pada perhitungan loading test juga mendapatkan hasil yang berbeda menggunakan metode Davisson dan metode Mazurkiewicz pada satu tiang uji.
Pada metode perhitungan grafik yang menggunakan berbeda cara, Menurut perhitungan dengan metode Davisson akan mendapatkan nilai ultimit maximal
adalah sebesar nilai beban uji yang digunakan, yaitu dengan menghubungkan garis bantu sejauh jarak x pada grafik perhitugan loading test ke nilai grafik
terbesar sehingga didapat titik potong, lalu menarik garis vertikal dari titik potong tersebut hingga berpotongan dengan garis beban pada grafik. Sedangkan
pada metode mazurkiewicz kemungkinan akan didapatkan hasil nilai ultimit paling minimal pada besarnya nilai beban uji yang digunakan. Sehingga didapat
hasil perhitungan yang berbeda antara kedua metode perhitungan loading test tersebut.
Adapun juga pengaruh hasil perhitungan yang didapat berbeda juga dipengaruhi dari beberapa faktor , antara lain:
Universitas Sumatera Utara
- struktur tanah yang berbeda pada jarak yang terdekat sekalipun pada lokasi penelitian bisa menyebabkan perbedaan kepadatan tanah sehingga
memepengaruhi daya dukung. - bergantungnya pada ketelitian dan keahlian operator yang melaksanakan
pemancangan ataupun pengujian. - kurang lengkapnya data yang didapat dari lapangan.
Namun disamping itu, sebaiknya untuk melihat nilai daya dukung tiang pancang lebih akurat adalah dengan menggunakan data hasil kalendering
ataupun data hasil loading test, hal ini dikarenakan data yang di dapatkan untuk perhitungan merupakan data langsung pada tiang pancang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada proyek pembangunan switchyardPLTU pangkalan susu – Sumatera utara, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan daya dukung berdasarkan data sondir : Dengan Metode Aoki dan De Alencar
Sondir J-06 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 115,64 ton. Dengan Metode Mayerhoff
Sondir J-06 pada kedalaman 32,00 m dengan nilai PPK = 103 kgcm² dan JHL = 1202 kgcm, Q
ult
= 280,339 ton. 2. Perhitungan daya dukung berdasarkan data SPT:
SPT – BH-4 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 271,181 ton. SPT – BH-5 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 198,972 ton. 3. Perhitungan daya dukung saat pemancangan berdasarkan data Kalendering:
menggunakan metode Danish Formula: Titik 35 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 135,373 ton. Titik 81 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 123,337 ton Menggunakan metode Modified New ENR
Titik 35 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 183,287 ton Titik 81 pada kedalaman 32,00 m, Q
ult
= 133,131 ton
Universitas Sumatera Utara