Desain Uji Coba Media Pembelajaran Interaktif

3.5.5 Revisi Desain

Peneliti merevisi memperbaiki produk berdasarkan masukan yang didapat dari hasil uji para ahli expert judgement . Perbaikan desain dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan pada media pembelajaran interaktif ini.

3.5.6 Uji Kelayakan Produk

Produk pada penelitian ini berupa Media Pembelajaran Interaktif Jaringan Dasar materi pokok Topologi Jaringan Komputer untuk SMK bidang keahlian TIK kelas X. Uji Kelayakan produk dilakukan untuk mendapatkan tanggapan dan penilaian kelayakan dari Guru Jaringan Dasar di SMK NU Ungaran. Setelah mendapatkan kelayakan dari responden tersebut,maka media diterapkankan dalam pembelajaran Jaringan Dasar untuk dapat mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa yang terjadi pada mata pelajaran Jaringan Dasar di SMK NU Ungaran.

3.6 Desain Uji Coba Media Pembelajaran Interaktif

3.6.1 Uji Coba Produk

Ujicoba produk media pembelajaran interaktif sangat penting dilakukan untuk memperoleh efektivitas media pembelajaran. Uji coba tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak atau tidak yang dilihat dari kesesuaian dengan pendidik sebagai pengguna untuk menyelesaikan masalah pembelajaran. Produk yang baik memenuhi dua criteria, yaitu: criteria pembelajaran instructional criteria dan criteria penampilan presentation criteria . Ujicoba dilakukan dua kali, yaitu: Uji ahli media dan isi materi dan uji kelayakan dilakukan oleh pendidik sebagai pengguna produk . Dengan melakukan ujicoba, kualitas produk yang dikembangkan benar-benar teruji secara empiris. Ada dua tahapan dalam ujicoba produk, yaitu: 1. Uji ahli atau validasi, dilakukan dengan responden para ahli multimedia dan bidang studi yang dijadikan bahan penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk me-review produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan revisi . 2. Uji kelayakan dilakukan kepada pendidik sebagai pengguna produk media pembelajaran interaktif .

3.6.2 Subjek Uji coba

Subyek utama yaitu : 1. Dosen Universitas Negeri Semarang selaku Pakar Ahli sebagai uji pakar media pembelajaran. 2. Guru SMK NU Ungaran selaku pengampu mata pelajaran Jaringan Dasar sebagai uji kelayakan media pembelajaran. Pengujian dilakukan di SMK NU Ungaran serta beberapa tempat dari Pakar Ahli sebelum diterapkan kepada siswa.

3.6.3 Proses Uji Coba Produk dan Penerapan di Lapangan

Pada proses ujicoba ini peneliti melakukan implementasi metode quasi experimental design, yaitu membandingkan efektivitas metode mengajar lama dengan yang baru pretest – posttest . Dalam desain model ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random R. Kelompok pertama yang diberi perlakuan X disebut kelas eksperimen dan kelompok lain tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif dan kelas kontrol adalah kelas yang diberi model pembelajaran biasa konvensional. Setelah pengumpulan data, peneliti menganalisis pengaruh perlakuan yang diberikan kepada sampel penelitian. Desain penelitian yang dilaksanakan dapat dilihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Desain Experiment dengan kelompok experiment dan kelompok control . Sugiyono, 2010: 112 Keterangan: R : Random X : treatment produk media pembelajaran interaktif O 1 : Nilai pretest kelas eksperimen O 2 : Nilai posttest kelas eksperimen O 3 : Nilai pretest kelas kontrol O 4 : Nilai posttest kelas kontrol Penelitian dilakukan dengan memberikan sebuah pretest kepada 2 kelas experiment dan control, sehingga menghasilkan O 1 dan O 3. Nilai ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal setiap siswa pada 2 buah kelas tersebut. Langkah selanjutnya adalah mulai menerapkan X pada kedua kelas. Setelah X diterapkan, maka melakukan postest pada kedua kelas untuk mendapatkan hasil O 2 dan O 4 . Pada O 2 adalah nilai pada kelas yang menggunakan media pembelajaran interaktif, sedangkan O 4 adalah nilai yang tidak menggunakan media pembelajaran interaktif. Efektivitas metode mengajar baru diukur dengan R O 1 X O 2 R O 3 X O 4 cara membandingkan antara nilai O 2 dan O 4 . Bila nilai O 4 lebih besar daripada O 2 , maka metode mengajar tersebut efektif.

3.7 Instrumen Penelitian