BAHAN DAN METODE Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2005 hingga bulan Desember 2005 di Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Wilayah studi penelitian merupakan Kawasan Agropolitan yang terletak di Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

3.2. Jenis, Sumber Data dan Alat

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data potensi desa, data sosial ekonomi masyarakat serta data spasial yang diperoleh dari buku, peta, jurnal serta laporan yang terkait dengan penelitian ini. Di samping itu juga, dikumpulkan data primer yang diperoleh melalui survei dan pengamatan lapang. Peralatan yang digunakan meliputi seperangkat komputer, alat penyiam scanner Epson GT-12000, alat cetak printer hp Laserjet 1010 dan hp Deskjet 3325 , alat tulis dan perangkat lunak software program pengolah data. Perangkat lunak yang digunakan terdiri dari Adobe Photoshop 7.0, ArcView GIS 3.3, CorelDRAW 11, MapInfo Professional 7.0, Microsoft Acces 2003, Microsoft Excel 2003, Microsoft QuickBasic 4.5, Microsoft Word 2003, Statistica 6.0 dan PanaVue ImageAsembler dan kuesioner.

3.3. Teknik Penarikan Contoh

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik dan pola perpindahan penduduk di dalam Kawasan Agropolitan Pacet–Cipanas. Adapun tahapan pengambilan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada penduduk yang berdomisili pada empat belas desa di Kecamatan Pacet dan Cipanas. Jumlah kuesioner ditentukan berdasarkan proporsi jumlah kepala kelurga yang dibagi lagi menurut jenis pekerjaan penduduk pada masing-masing desa. Tabel 1. Tabel Jumlah Penduduk, Proporsi Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala Keluarga, Proporsi Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Responden. J Desa Asal Jumlah Penduduk Proporsi Jumlah Penduduk Jumlah Kepala Keluarga KK Proporsi Jumlah KK Jumlah Responden KK Batulawang 11258 6.8 2010 5.1 5 Cibodas 8203 4.9 3233 8.2 3 Ciherang 13119 7.9 3664 9.3 6 Ciloto 7539 4.5 2092 5.3 2 Cimacan 15911 9.6 2060 5.2 5 Cipanas 12396 7.5 3495 8.9 3 Cipendawa 15758 9.5 2881 7.3 3 Ciputri 9107 5.5 2497 6.4 5 Gadog 9943 6.0 2295 5.8 4 Palasari 10789 6.5 4042 10.3 3 Sindangjaya 10327 6.2 2896 7.4 2 Sindanglaya 16098 9.7 1996 5.1 4 Sukanagalih 15372 9.3 2700 6.9 4 Sukatani 10155 6.1 3416 8.7 4 umlah 165975 100 39277 100 53 Kuesioner disebarkan secara purposive stratified sampling dengan strata jenis pekerjaan kepala keluarga sesuai dengan proporsi desa kepada responden yang berjumlah lima puluh tiga kepala keluarga. Pengisisan kuesioner dilakukan dengan wawancara kepada setiap anggota keluarga. Hal ini dilakukan agar penyebaran kuesioner dapat mencakup semua kelompok umur, kelompok pekerjaan dan status dalam keluarga. Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan menjadi input pada tahap analisis data. Jenis data yang diperoleh mencakup nama responden, usia, tingkat pendidikan, status dalam keluarga, pekerjaan, lokasi asal, lokasi tujuan, maksud perjalanan, frekuensi perjalanan dan alat transportasi yang digunakan. Contoh kuesioner dan daftar sebarannya disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. 3.4. Metode Penelitian 3.4.1 Analisis Tabulasi Silang cross tabulation Hubungan antara lokasi asal, lokasi tujuan, alat transportasi, jenis pekerjaan dan maksud perjalanan ditinjau dari jumlah perjalanan penduduk dapat diketahui dengan menggunakan analisis tabulasi silang. Analisis ini digunakan untuk melihat jumlah individu dari tiap kelompok pekerjaan, maksud, alat transportasi yang melakukan perjalanan dengan frekuensi perjalanan tertentu. Dari analisis ini dapat dilihat kecenderungan pergerakan penduduk di Kawasan Agropolitan dalam melakukan perjalanan yang bersifat rutin, sehingga dapat diketahui lokasi yang menjadi tujuan utama penduduk dan kecenderungan penduduk untuk menggunakan alat transportasi tertentu. Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan satu peubah dengan peubah lain pada suatu tabel, sehingga dihasilkan jumlah hubungan dari kedua peubah tersebut. Satuan yang digunakan ialah satu kali perjalanan trip yang dilakukan penduduk pada suatu desa asal menuju lokasi tujuan tertentu. Tabulasi silang yang dibangun antara lain meliputi hubungan antara lokasi asal dengan lokasi tujuan, maksud perjalanan dengan lokasi tujuan, alat transportasi dengan lokasi tujuan, alat transportasi dengan lokasi asal, alat transportasi dengan pekerjaan dan alat transportasi dengan maksud perjalanan.

3.4.2 Analisis Deskriptif Pola Aliran Penduduk

Pola aliran penduduk yang terbentuk di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet-Cipanas mempunyai pola yang berbeda pada setiap desa. Perbedaan pola yang terbentuk ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan karakteristik masing- masing desa dan perbedaan karakteristik penduduk yang melakukan perjalanan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perjalanan penduduk ini dapat berupa faktor penarik pull factor dari desa tujuan ataupun faktor pendorong push factor dari desa asal. Adanya keterbatasan fasilitas yang dimiliki oleh suatu desa mendorong terjadinya perjalanan penduduk menuju desa dengan fasilitas yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas. Selain itu setiap penduduk memiliki motivasi tersendiri dalam melakukan perjalanan dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masing-masing individu. Pola aliran penduduk dapat dijelaskan dengan membangun tabulasi silang terhadap peubah-peubah perjalanan penduduk di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas. Pada analisis ini, aliran penduduk diklasifikasikan menurut lokasi asal, lokasi tujuan, maksud perjalanan, alat transportasi dan jenis pekerjaan penduduk.

3.4.3 Analisis Skalogram

Menurut Panuju dan Rustiadi 2005, analisis skalogram adalah metode yang digunakan untuk menentukan hirarki wilayah. Dalam metode ini, seluruh fasilitas umum yang ada di setiap unit wilayah didata dan disusun dalam satu tabel. Tahapan dalam penyusunan analisis skalogram adalah sebagai berikut: 1 menyusun fasilitas sesuai dengan penyebaran dan jumlah fasilitas di dalam unit- unit wilayah; 2 menyusun invers untuk fasilitas yang menandakan jarak terhadap fasilitas dan tingkat ketertinggalan wilayah. Pembuatan invers dari jarak terhadap fasilitas ini dimaksudkan agar nilai dari invers jarak berkorelasi positif dengan fasilitas yang lain; 3 semua nilai distandarisasi sehingga nilai tersebut memiliki satuan yang sama; 4 menjumlahkan seluruh fasilitas secara horizontal untuk menentukan indeks perkembangan suatu wilayah; 5 menjumlahkan masing- masing unit fasilitas secara vertikal sehingga diperoleh jumlah unit fasilitas yang tersebar di seluruh unit wilayah. Selain itu juga ditentukan rata-rata unit fasilitas tersebut average, simpangan baku standard deviation, total terisi countif, sehingga fasilitas yang bernilai nol tidak akan dihitung, bobot rasio antara total terisi dengan jumlah desa, nilai maksimum dan nilai minimum. Model yang digunakan untuk menentukan nilai indeks perkembangan desa: i i ij ij SD I I I min − = j i n i j I IPD ∑ = dimana : Keterangan : IPDj : indeks perkembangan desa ke-j Iij : nilai skor indeks perkembangan ke-i desa ke-j I’ij : nilai skor indeks perkembangan ke-i terkoreksi desa ke-j : nilai skor indeks perkembangan ke-i terkecil minimum min i I : simpangan baku indeks perkembangan ke-i SDi Dengan asumsi data menyebar normal, penentuan tingkat perkembangan wilayah dibagi menjadi tiga yaitu: • Hirarki I tingkat perkembangan tinggi jika: indeks perkembangan ≥ rata-rata + simpangan baku • Hirarki II tingkat perkembangan sedang jika: rata-rata indeks perkembangan rata-rata + simpangan baku • Hirarki III tingkat perkembangan rendah jika: indeks perkembangan rata-rata Peubah-peubah yang digunakan dalam analisis skalogram disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Peubah-Peubah Yang Digunakan dalam Analisis Skalogram N P K o eubah elompok P eubah Kep ad at an Pend ud uk 10 0 0 jiwa km2 Demo g rafi J umlah keluarg a yang meng g unakan lis t rik KK 3 J umlah keluarg a yang memp unyai t elevis i KK J umlah R umah Permanen Unit 5 Invers jumlah rumah b ukan p ermanen Unit Invers jumlah keluarg a yang t ing g al d i t ep i s ung ai KK Invers jumlah s urat mis kin yang d ikeluarkan d es a Unit 8 R as io luas p emukiman t erhad ap luas d es a Urb an Area J umlah TK Unit J umlah SD d an yang s ed erajat Unit 11 J umlah SLTP d an yang s ed erajat Unit J umlah SM U d an yang s ed erajat Unit 13 J umlah Akad emi Perg uruan Ting g i Unit J umlah Pes ant ren d an M ad ras ah Diniyah Unit J umlah Lemb ag a Ket eramp ilan Unit 16 J umlah Fas ilit as Perib ad at an Unit J umlah R umah Sakit Umum Unit 18 J umlah Fas ilit as Peng o b at an Unit J umlah Fas ilit as Penyed ia Ob at -o b at an Unit J umlah Tenag a M ed is Orang 21 J umlah Wis at a Alam Unit J umlah Temp at Hib uran Unit J umlah Wart el d an Warnet Unit 24 J umlah To ko R es t o ran Peng inap an Unit J umlah Ind us t ri Kerajinan Unit 26 J umlah B ank d an B PR Unit J umlah Ko p eras i Unit Invers jarak ke SLTP t erd ekat Km 29 Invers jarak ke SM U t erd ekat Km Invers jarak ke SM K t erd ekat Km 31 Invers jarak ke rumah s akit t erd ekat Km Invers jarak rumah s akit b ers alin t erd ekat Km Invers jarak b alai p eng o b at an t erd ekat Km 34 Invers jarak ke p us kes mas t erd ekat Km Invers jarak ke p us kes mas p emb ant u t erd ekat Km Invers jarak ke t emp at p rakt ek d o kt er t erd ekat Km 37 Invers jarak ke t emp at p rakt ek b id an t erd ekat Km Invers jarak ke p o lind es t erd ekat Km 39 Invers jarak ke ap o t ik t erd ekat Km Invers jarak ke p o s o b at d es a t erd ekat Km Invers jarak ke t o ko khus us o b at t erd ekat Km 42 Invers jarak ke b io s ko p t erd ekat Km Invers jarak ke t emp at p enyewaan vid io t erd ekat Km 44 Invers jarak ke t emp at b ilyard t erd ekat Km Invers jarak ke p ub d is ko t ik karao ke t erd ekat Km Invers jarak ke kant o r p o s t erd ekat Km 47 Invers jarak ke p o s p o lis i t erd ekat Km Aks es t erhad ap Fas ilit as Pend id ik 1 2 4 6 7 9 10 12 14 15 17 19 20 22 23 25 27 28 30 32 33 35 36 38 40 41 43 45 46 a Aks es t erhad ap Fas ilit as Kes ehat an Aks es t erhad ap Fas ilit as Eko no mi Ind eks Kualit as Hid up Fas ilit as Pend id ikan Fas ilit as Kes ehat an Fas ilit as Eko no mi

3.4.4 Analisis Kuantifikasi Hayashi I

Analisis kuantifikasi Hayashi I digunakan untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi perjalanan penduduk di Kawasan Agropolitan. Pada analisis ini peubah tujuan frekuensi perjalanan diukur dalam skala kuantitatif dan peubah-peubah penjelas diukur dalam skala kualitatif. Adapun peubah-peubah yang digunakan dalam analisis ini disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Peubah-Peubah yang Digunakan dalam Analisis Kuantifikasi Hayashi I No Peubah Kategori 1 Usia 0 - 12 tahun 13 - 21 tahun 22 - 49 tahun 50 - 69 tahun 2 Jenis Kelamin Pria Wanita 3 Tingkat Pendidikan Belum sekolah TK SD SLTP SMU Diploma Sarjana 4 Pekerjaan Belum Bekerja Ibu Rumah Tangga Karyawan SupirOjeg Pedagang Pelajar Petani PNS 5 Maksud Perjalanan Bekerja Belajar Belanja Pekerjaan Belanja Rumah Tangga Berobat Kursus Main Menabung Mengaji Olahraga Posyandu Rekreasi Silaturahmi 6 Lokasi Asal Ciputri Ciherang Cipendawa Cibodas Gadog Sindanglaya Cipanas Sukatani Sindangjaya Cimacan Palasari Ciloto Batulawang Sukanagalih 7 Lokasi Tujuan Ciputri Ciherang Cipendawa Cibodas Gadog Sindanglaya Cipanas Sukatani Sindangjaya Cimacan Palasari Ciloto Batulawang Sukanagalih 8 Alat Transport Jalan Kaki Andong Ojeg Motor Pribadi Angkot Mobil Pribadi Bis 9 Biaya Transport 0 - 2000 Rupiah 2001 - 4000 Rupiah 4001 - 6000 Rupiah 6001 - 8000 Rupiah 8001 - 10000 Rupiah 10 Kategori Desa Urban Kota Rural Desa

3.4.5 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua peubah dalam melihat ada atau tidaknya hubungan sebab-akibat antar peubah tersebut. Di dalam analisis korelasi sederhana, keeratan sifat antara dua peubah akan ditunjukkan dari koefisien korelasi yang bernilai positif atau negatif. Koefisien korelasi didefinisikan sebagai ukuran hubungan linier antara dua peubah acak X dan Y Walpole, 1995. Apabila dua peubah memiliki kecenderungan yang searah, maka berkorelasi positif dan bila memiliki kecenderungan yang berlawanan, maka berkorelasi negatif. Dua peubah disebut tidak berkorelasi atau tidak ada hubungan sama sekali, jika nilai koefisien korelasi mendekati nol. Analisis ini menggunakan data peubah karakteristik perjalanan penduduk di Kecamatan Cipanas dan Kecamatan Pacet. Koefisien korelasi yang menyatakan besarnya hubungan antara dua peubah dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n i i n i i n i i n i i n i i n i i n i i i xy y y n x x n y x y x n r keterangan: r xy = koefisien korelasi antara peubah x dan y n = jumlah contoh pengamatan x i = nilai peubah x untuk contoh pengamatan ke-i y i = nilai peubah y untuk contoh pengamatan ke-i Dalam analisis ini, peubah-peubah yang digunakan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Peubah-Peubah yang Digunakan dalam Analisis Korelasi No Peubah 1 Jumlah Penduduk Desa Asal Jiwa 2 Frekuensi Perjalanan 3 Fasilitas Pendidikan Desa Asal Unit 4 Fasilitas Kesehatan Asal Unit 5 Fasilitas Ekonomi Desa Asal Unit 6 Akses Tehadap Fasilitas Pendidikan Desa Asal Km 7 Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Asal Km 8 Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Asal Km 9 Kepadatan Penduduk Desa Asal 1000 JiwaKm2 10 Indeks Kualitas Hidup Desa Asal 11 Proporsi Area Permukiman Desa Asal

3.4.6 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh peubah- peubah penjelas X terhadap peubah tujuan Y yang diamati Usman dan Akbar, 2003. Pada analisis ini peubah-peubah yang digunakan harus saling bebas orthogonal atau dengan kata lain tidak terdapat multikolinearitas diantara peubah-peubah tersebut. Secara lebih spesifik, metode yang digunakan dalam analisis regresi berganda ini adalah forward stepwise method. Prinsip dasar dari forward stepwise method yaitu dengan memasukan peubah satu demi satu sampai diperoleh persamaan regresi yang paling baik. Secara otomatis pada metode regresi ini akan dipilih peubah yang relatif saling bebas dan menghasilkan model terbaik. Model terbaik dicirikan dengan nilai R 2 terbesar dan nilai S standard error terkecil. Model yang digunakan adalah: p p x x x Y α α α α + + + + = ... 2 2 1 1 dimana: Peubah Simbol Jumlah Perjalanan Y Jumlah Penduduk Desa Asal X1 Jumlah Penduduk Desa Tujuan X2 Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Asal Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Asal Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Asal Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa A Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa T Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa As Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tu Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Asa Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tu Kepadatan Penduduk Desa Asal Kepadatan Penduduk Desa Tujuan Indeks Kualitas Hidup Desa Asal Indeks Kualitas Hidup Desa Tujuan Proporsi Area Permukiman Desa Asal Proporsi Area Permukiman Desa Tujuan Luas Area Hutan Desa Asal Luas Area Hutan Desa Tujuan Luas Area Kebun Campuran Desa Asal Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan Luas Area Permukiman Desa Asal Luas Area Permukiman Desa Tujuan Luas Area Sawah Desa Asal Luas Area Sawah Desa Tujuan Luas Area Semak Belukar Desa Asal X29 Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan X30 Luas Area Tegalan Desa Asal X31 Luas Area Tegalan Desa Tujuan X32 Jarak X33 : koefisien regresi peubah ke-p Tabel 5. Peubah-Peubah yang Digunakan dalam Analisis Regresi Berganda. Dalam analisis regresi berganda ini digunakan tiga puluh tiga peubah penjelas X baik berupa faktor internal desa asal maupun faktor eksternal desa tujuan yang diduga mempengaruhi satu peubah tujuan Y. Peubah-peubah yang digunakan dalam analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 5. Y : peubah tujuan jumlah perjalanan penduduk X3 X4 X5 X6 X7 X8 sal X9 ujuan X10 al X11 juan X12 l X13 juan X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X p : peubah penjelas ke-p Data Potensi Desa Kabupaten Cianjur Tahun 2003 Data Potensi Desa Kabupaten Cianjur Terkoreksi Data Aliran Penduduk dan Karakteristik Desa Data Survei Aliran Penduduk Data Survei Aliran Penduduk Indeks Hirarki Data Input Aliran Penduduk Analisis Skalogram Data Kecamatan Pacet dan Cipanas Dalam Angka Tahun 2004 Analisis Tabulasi Silang Pola Aliran Penduduk Analisis Kuantifikasi Hayashi I Analisis Regresi Berganda Analisis Korelasi Keterkaitan Antara Pola Aliran dengan Karakteristik Desa Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Penduduk Faktor–Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi Aliran Penduduk Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Analisis Pola Aliran Penduduk

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI