KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

4.1. Letak Geografis

Daerah studi merupakan wilayah inti Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur yang mencakup Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas dengan total luas wilayah 10.880,36 ha. Kecamatan Cipanas merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pacet yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur No.05 Tahun 2005. Kawasan Agropolitan tersebut secara administratif memiliki batas-batas sebagai berikut : • Sebelah Utara : Kabupaten Bogor • Sebelah Timur : Kecamatan Sukaresmi • Sebelah Selatan : Kecamatan Cugenang • Sebelah Barat : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Peta administrasi Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Peta Administrasi Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas

4.2. Topografi dan Fisiografi

Daerah studi berada pada ketinggian 941 sampai 1.559 meter diatas permukaan laut. Sistem fisiografi secara umum merupakan sistem volkan yang merupakan lereng sebelah Timur Gunung Gede. Topografi daerah studi beragam dari datar hingga bergunung. Topografi datar hingga berombak kemiringan lereng 0-8 ditemui di daerah Timur dan Selatan daerah studi. Topografi berombak sampai berbukit kemiringan lereng 8- 30 ditemui di bagian Barat dan Selatan. Topografi berbukit sampai bergunung kemiringan lereng 30-60 ditemui di bagian Utara daerah studi. Peta bentang lahan Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Peta Bentang Lahan Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas

4.3. Iklim

Suhu rata-rata bulanan daerah studi berkisar antara 19-22 °C. Curah hujan rata-rata mencapai 316,2 mmbulan dengan rataan hari hujan sebanyak 17 hari bulan. Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di daerah studi termasuk tipe iklim Afa. Tipe iklim Afa adalah iklim hujan tropik dengan suhu bulan terdingin 18 °C, curah hujan 60 mmbulan dan suhu rata-rata bulan terpanas 22,2 °C.

4.4. Jenis Tanah

Terdapat enam jenis tanah di daerah studi, yaitu: Andosol Distrik, Latosol Kambik Distrik, Podsolik Argilik, Kambisol Distrik, Regosol Distrik, dan Regosol Eutrik Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1980. Andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan liat amorf terutama alofan serta sedikit silikat, alumina atau hidroxida-besi. Jenis tanah ini tersebar di daerah volkan Rachim dan Suwardi, 2002. Latosol merupakan tanah yang dihasilkan dari proses latosolisasi. Dalam proses pembentukan Latosol, basa-basa cepat dibebaskan, bahan organik cepat terdekomposisi, pelarutan silikat dirangsang, dan pelarutan besi, alumunium, dan mangan dihambat. Proses latosolisasi menyebabkan Latosol kaya akan seskuioksida dan miskin silikat Soepardi, 1983. Podsolik terbentuk akibat proses podsolisasi. Podsolisasi atau silifikasi merupakan proses pencucian unsur kecuali silikat. Tanah yang terbentuk memiliki lapisan atas yang pucat karena semua unsur tercuci kecuali silikat yang sebagian besar dalam bentuk kuarsa Rachim dan Suwardi, 2002. Kambisol memiliki horison penciri kambik yaitu horison penimbunan liat dan seskuioksida tetapi belum memenuhi sebagai horison argilik atau spodik. Regosol adalah tanah yang memiliki kadar fraksi pasir 60 atau lebih pada kedalaman antara 25-100 cm dari permukaan tanah mineral. Tanah ini tidak mempunyai horison diagnostik atau horison apapun selain horison A okrik, horison H histik atau sulfurik Rachim dan Suwardi, 2002.

4.5. Kependudukan

Total jumlah penduduk di daerah studi pada tahun 2004 adalah 179.986 orang, terdiri dari 42879 keluarga. Total kepadatan penduduk di daerah studi sebesar 17 orangha. Desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Sindanglaya dengan kepadatan penduduk mencapai 105 orangha. Desa berkepadatan penduduk terendah adalah Desa Batulawang dengan kepadatan penduduk sebesar 4 orangha.

4.6. Jaringan Jalan dan Aksesibilitas

Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas memiliki aksesibilitas antar desa yang kurang baik. Hal ini dikarenakan jaringan jalan di kawasan ini cenderung berbentuk dendritik yang keseluruhannya bermuara pada jalan negara dan terpusat pada terminal di Desa Cipanas. Jaringan jalan di kawasan ini memiliki total panjang jalan 431,251 Km dengan kerapatan 39,636 mha. Peta jaringan jalan di Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 5. Sebagian besar penduduk di kawasan ini menggunakan sarana angkutan umum angkot sebagai alat transportasi utama. Fasilitas angkutan umum yang terdapat di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas bermuara di satu terminal yang terletak di Desa Cipanas. Gambar 5. Peta Jaringan Jalan Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas

4.7. Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas didominasi oleh kebun campuran dan tegalan. Dari hasil klasifikasi Citra Landsat TM Path- Row 122-065 tahun 2002, penggunaan lahan untuk kebun campuran mencapai 3536,96 Ha 32,51 dan tegalan sebesar 3438,27 Ha 31,60 . Sedangkan penggunaan lahan untuk permukiman seluas 2036,41 Ha 18,72 , hutan seluas 1660,77 Ha 15,26 , sawah seluas 169, 22 Ha 1,56 dan semak belukar seluas 38,74 Ha 0,36 . Peta penggunaan lahan di Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN