Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

(1)

ANALISIS POLA ALIRAN PENDUDUK

DI KAWASAN AGROPOLITAN

(Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

Oleh :

HERU MAULANA

A24101013

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

(Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur). (Di bawah bimbingan ERNAN RUSTIADI dan DYAH RETNO PANUJU).

Penerapan konsep agropolitan merupakan tantangan sekaligus jawaban di tengah isu pembangunan yang berkaitan dengan masalah polarisasi desa-kota di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan program agropolitan di Indonesia diterapkan sejak tahun 2002 dengan memulai program rintisan pada delapan kawasan, salah satunya berlokasi di Kabupaten Cianjur.

Pengetahuan mengenai interaksi spasial antar desa di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam pengembangan kawasan tersebut. Salah satu bentuk interaksi spasial adalah perjalanan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Keterkaitan pola aliran penduduk dengan berbagai faktor dalam studi ini diidentifikasi dengan menggunakan analisis kuantifikasi Hayashi I, analisis regresi berganda, analisis tabulasi silang dan analisis korelasi terhadap data karakteristik desa dan data karakteristik perjalanan penduduk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas cenderung melakukan perjalanan menuju wilayah yang memiliki jumlah dan jenis fasilitas yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan wilayah asal. Faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan penduduk antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, daya dorong dari lokasi asal, daya tarik dari lokasi tujuan, maksud perjalanan, pekerjaan penduduk, biaya transportasi dan tingkat perkembangan desa asal.


(3)

Dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa faktor-faktor internal

(push factor) dan eksternal (pull factor) yang mempengaruhi perjalanan penduduk

antara lain: indeks fasilitas ekonomi desa tujuan, luas area hutan desa asal, luas area kebun campuran desa tujuan, kepadatan penduduk desa tujuan, akses terhadap fasilitas ekonomi desa tujuan, luas area tegalan desa tujuan, luas area semak belukar desa tujuan, luas area permukiman desa tujuan, indeks kualitas hidup desa asal, akses terhadap fasilitas kesehatan desa tujuan, indeks fasilitas kesehatan desa asal, luas area semak belukar desa asal, akses terhadap fasilitas pendidikan desa asal, indeks fasilitas ekonomi desa tujuan, jarak tempuh, luas area hutan desa tujuan, indeks fasilitas kesehatan desa tujuan, proporsi area permukiman desa tujuan, indeks kualitas hidup desa tujuan, luas area tegalan desa asal, luas area permukiman desa asal serta akses terhadap fasilitas ekonomi desa asal.

Faktor-faktor eksternal yang signifikan mempengaruhi aliran penduduk di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas antara lain: indeks fasilitas pendidikan desa tujuan, indeks fasilitas ekonomi desa tujuan, luas area kebun campuran desa tujuan, akses terhadap fasilitas ekonomi desa tujuan, indeks kualitas hidup desa tujuan dan jarak tempuh. Sedangkan jumlah penduduk desa asal dan jarak tempuh merupakan faktor-faktor internal yang signifikan mempengaruhi perjalanan penduduk.


(4)

HERU MAULANA. Analysis of Inhabitants Mobility Pattern in Agropolitan District (Study Case Pacet and Cipanas Subdistrict, Cianjur Regency). (ERNAN RUSTIADI and DYAH RETNO PANUJU as advisors).

Implementation of agropolitan concept is a challenge and related to rural-urban polarization in developing countries. Agropolitan programme in Indonesia was started since 2002 in eight districts, one of those is located in Cianjur Regency.

Spatial interaction analysis in agropolitan district is an important factor to be considered for local development. Spatial interaction can be represented by mobility of inhabitants. In this study, the determinant factors affecting local mobility were identified by using hayashi quantification analysis I, multiple regression analysis, cross tabulation analysis and correlation analysis.

The research result shows that people of agropolitan district tend to move to area which has better facility in quality and quantity. Factors affecting inhabitant movement were: age, gender, education level, pull factor from destination region, push factor from origin region, trip purpose, job, transportation cost, and development level of origin area.

The result of multiple regression analysis shows internal factors (push factor) and external factors (pull factor) affecting people mobility can be devided into related destination region and origin region. Factor related to destination regions are: economic facility index, population density, access to economic facilites, characteristic of land use, access tohealth facilities, trip distance, health facility index and quality of life index. Factors related to origin regions are:


(5)

characteristic of land use, quality of life index, health facility index, access to education facilities and access to economic facility.

The external factors which are significantly affect the people mobility in Pacet and Cipanas agropolitan district namely: education facility index of destination region, economic facility index of destination region, mixed crop farming area of destination region, access to economic facilities of destination region, quality of life index of destination region and trip distance. While population of origin region and trip distance were the internal factors which significantly influence inhabitant mobility.


(6)

(Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

Oleh :

HERU MAULANA

A24101013

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

Nama : Heru Maulana

NRP : A24101013

Menyetujui

Dosen Pembimbing II

Ir. Dyah Retno Panuju NIP. 132 158 766 Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M. Agr NIP. 131 879 339

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr NIP. 130 422 698


(8)

Hari Ibu tahun 1983 adalah hari dimana penulis dilahirkan, sebagai putra kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Rudi Yusuf dan Ibu Sri Hendartini. Selama empat belas tahun penulis menimba ilmu mulai dari TK Kartini, SD Negeri Cipanas IV, SLTP Negeri Cipanas I hingga Madrasah Aliyah Negeri Pacet, Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2001, IPB menerima penulis sebagai mahasiswa Strata Satu Jurusan Tanah melalui jalur USMI.

Ketika menyandang predikat mahasiswa, penulis bergabung dengan Biro Lingkungan Hidup AZIMUTH, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakutas Pertanian, Lembaga Advokasi Mahasiswa Fakutas Pertanian (LAM – A), Himpunan Mahaiswa Ilmu Tanah (HMIT) dan Unit Kegiatan Mahasiswa

Association for Community Development and Agricultural Studies (ASPECT)

IPB. Disamping berkecimpung di dunia organisasi mahasiswa, penulis juga acap kali berpartisipasi sebagai panitia penyelenggara pada berbagai kegiatan dalam lingkup kampus, regional maupun nasional. Penulis juga terpilih sebagai delegasi IPB dalam rangkaian kegiatan Jambore Mahasiswa Ilmu Tanah se-Indonesia (JITI) I di Malang, Jawa Timur. Dalam bidang akademis, penulis berperan aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Dasar–Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat, rahmat, karunia, hidayah serta ridho-Nya sehingga karya ilmiah (skripsi) ini dapat dirampungkan. Melalui karya ilmiah ini penulis mencoba mengamati dan mempelajari pola aliran penduduk di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Melalui lembaran ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi I atas segala bimbingan, dorongan dan masukkan-masukkannya kepada penulis, serta kepada Ibu Ir. Dyah Retno Panuju sebagai Pembimbing Skripsi II atas kesabaran, bimbingan, masukkan dan nasehat yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. Kemudian kepada Bapak Ir. Moentoha Selari, MS selaku dosen penguji, penulis ucapkan terima kasih atas segala saran dan masukkan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada:

1. Mamah dan Bapa yang tidak pernah lelah dan selalu ada. Juga kepada Hendi Ardiansyah dan Heri Hidayat atas segalanya.

2. Keluarga besar Nenek Ika dan Keluarga besar Umah.

3. Uwak Hedianto Esnowo beserta keluarga dan Uwak Hernowo Esnowo beserta keluarga.

4. Teh Heni beserta keluarga, Teh Ita dan Teh Tini beserta keluarga. 5. Mbak Dian Ayu Ira Puspita, SE.

6. Para sahabat: Ahmad Ismail, Asep Yanuar Arifin, Rinaldi, Dhimas Aditia Aditama, Setra Kusumardana, Alldicka Christvelldy, Rahmatullah Sigit.

7. Rekan-rekan seperjuangan di Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan: M. Muchtar Adam, Hertanto Setia Darma, Dian Amelia


(10)

Fiendri Yusril.

8. Lesa Ilma Grenti, Nathalia Hermaya Sari, Laila M Yogaswara, Melita Kusfiyanti, Arine T Orientasari.

9. Semua kader militan HMI Cabang Bogor Komisariat Fakultas Pertanian IPB. 10.Semua mahasiswa Ilmu Tanah IPB.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, semoga segala sesuatu yang dituangkan dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Yakin Usaha Sampai.

Billahittaufik wal hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb

Bogor, Juni 2006 Penulis


(11)

ANALISIS POLA ALIRAN PENDUDUK

DI KAWASAN AGROPOLITAN

(Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

Oleh :

HERU MAULANA

A24101013

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

(Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur). (Di bawah bimbingan ERNAN RUSTIADI dan DYAH RETNO PANUJU).

Penerapan konsep agropolitan merupakan tantangan sekaligus jawaban di tengah isu pembangunan yang berkaitan dengan masalah polarisasi desa-kota di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan program agropolitan di Indonesia diterapkan sejak tahun 2002 dengan memulai program rintisan pada delapan kawasan, salah satunya berlokasi di Kabupaten Cianjur.

Pengetahuan mengenai interaksi spasial antar desa di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam pengembangan kawasan tersebut. Salah satu bentuk interaksi spasial adalah perjalanan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Keterkaitan pola aliran penduduk dengan berbagai faktor dalam studi ini diidentifikasi dengan menggunakan analisis kuantifikasi Hayashi I, analisis regresi berganda, analisis tabulasi silang dan analisis korelasi terhadap data karakteristik desa dan data karakteristik perjalanan penduduk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas cenderung melakukan perjalanan menuju wilayah yang memiliki jumlah dan jenis fasilitas yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan wilayah asal. Faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan penduduk antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, daya dorong dari lokasi asal, daya tarik dari lokasi tujuan, maksud perjalanan, pekerjaan penduduk, biaya transportasi dan tingkat perkembangan desa asal.


(13)

Dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa faktor-faktor internal

(push factor) dan eksternal (pull factor) yang mempengaruhi perjalanan penduduk

antara lain: indeks fasilitas ekonomi desa tujuan, luas area hutan desa asal, luas area kebun campuran desa tujuan, kepadatan penduduk desa tujuan, akses terhadap fasilitas ekonomi desa tujuan, luas area tegalan desa tujuan, luas area semak belukar desa tujuan, luas area permukiman desa tujuan, indeks kualitas hidup desa asal, akses terhadap fasilitas kesehatan desa tujuan, indeks fasilitas kesehatan desa asal, luas area semak belukar desa asal, akses terhadap fasilitas pendidikan desa asal, indeks fasilitas ekonomi desa tujuan, jarak tempuh, luas area hutan desa tujuan, indeks fasilitas kesehatan desa tujuan, proporsi area permukiman desa tujuan, indeks kualitas hidup desa tujuan, luas area tegalan desa asal, luas area permukiman desa asal serta akses terhadap fasilitas ekonomi desa asal.

Faktor-faktor eksternal yang signifikan mempengaruhi aliran penduduk di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas antara lain: indeks fasilitas pendidikan desa tujuan, indeks fasilitas ekonomi desa tujuan, luas area kebun campuran desa tujuan, akses terhadap fasilitas ekonomi desa tujuan, indeks kualitas hidup desa tujuan dan jarak tempuh. Sedangkan jumlah penduduk desa asal dan jarak tempuh merupakan faktor-faktor internal yang signifikan mempengaruhi perjalanan penduduk.


(14)

HERU MAULANA. Analysis of Inhabitants Mobility Pattern in Agropolitan District (Study Case Pacet and Cipanas Subdistrict, Cianjur Regency). (ERNAN RUSTIADI and DYAH RETNO PANUJU as advisors).

Implementation of agropolitan concept is a challenge and related to rural-urban polarization in developing countries. Agropolitan programme in Indonesia was started since 2002 in eight districts, one of those is located in Cianjur Regency.

Spatial interaction analysis in agropolitan district is an important factor to be considered for local development. Spatial interaction can be represented by mobility of inhabitants. In this study, the determinant factors affecting local mobility were identified by using hayashi quantification analysis I, multiple regression analysis, cross tabulation analysis and correlation analysis.

The research result shows that people of agropolitan district tend to move to area which has better facility in quality and quantity. Factors affecting inhabitant movement were: age, gender, education level, pull factor from destination region, push factor from origin region, trip purpose, job, transportation cost, and development level of origin area.

The result of multiple regression analysis shows internal factors (push factor) and external factors (pull factor) affecting people mobility can be devided into related destination region and origin region. Factor related to destination regions are: economic facility index, population density, access to economic facilites, characteristic of land use, access tohealth facilities, trip distance, health facility index and quality of life index. Factors related to origin regions are:


(15)

characteristic of land use, quality of life index, health facility index, access to education facilities and access to economic facility.

The external factors which are significantly affect the people mobility in Pacet and Cipanas agropolitan district namely: education facility index of destination region, economic facility index of destination region, mixed crop farming area of destination region, access to economic facilities of destination region, quality of life index of destination region and trip distance. While population of origin region and trip distance were the internal factors which significantly influence inhabitant mobility.


(16)

(Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

Oleh :

HERU MAULANA

A24101013

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(17)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

Nama : Heru Maulana

NRP : A24101013

Menyetujui

Dosen Pembimbing II

Ir. Dyah Retno Panuju NIP. 132 158 766 Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M. Agr NIP. 131 879 339

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr NIP. 130 422 698


(18)

Hari Ibu tahun 1983 adalah hari dimana penulis dilahirkan, sebagai putra kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Rudi Yusuf dan Ibu Sri Hendartini. Selama empat belas tahun penulis menimba ilmu mulai dari TK Kartini, SD Negeri Cipanas IV, SLTP Negeri Cipanas I hingga Madrasah Aliyah Negeri Pacet, Kabupaten Cianjur. Pada tahun 2001, IPB menerima penulis sebagai mahasiswa Strata Satu Jurusan Tanah melalui jalur USMI.

Ketika menyandang predikat mahasiswa, penulis bergabung dengan Biro Lingkungan Hidup AZIMUTH, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakutas Pertanian, Lembaga Advokasi Mahasiswa Fakutas Pertanian (LAM – A), Himpunan Mahaiswa Ilmu Tanah (HMIT) dan Unit Kegiatan Mahasiswa

Association for Community Development and Agricultural Studies (ASPECT)

IPB. Disamping berkecimpung di dunia organisasi mahasiswa, penulis juga acap kali berpartisipasi sebagai panitia penyelenggara pada berbagai kegiatan dalam lingkup kampus, regional maupun nasional. Penulis juga terpilih sebagai delegasi IPB dalam rangkaian kegiatan Jambore Mahasiswa Ilmu Tanah se-Indonesia (JITI) I di Malang, Jawa Timur. Dalam bidang akademis, penulis berperan aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Dasar–Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.


(19)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat, rahmat, karunia, hidayah serta ridho-Nya sehingga karya ilmiah (skripsi) ini dapat dirampungkan. Melalui karya ilmiah ini penulis mencoba mengamati dan mempelajari pola aliran penduduk di Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Melalui lembaran ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi I atas segala bimbingan, dorongan dan masukkan-masukkannya kepada penulis, serta kepada Ibu Ir. Dyah Retno Panuju sebagai Pembimbing Skripsi II atas kesabaran, bimbingan, masukkan dan nasehat yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. Kemudian kepada Bapak Ir. Moentoha Selari, MS selaku dosen penguji, penulis ucapkan terima kasih atas segala saran dan masukkan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada:

1. Mamah dan Bapa yang tidak pernah lelah dan selalu ada. Juga kepada Hendi Ardiansyah dan Heri Hidayat atas segalanya.

2. Keluarga besar Nenek Ika dan Keluarga besar Umah.

3. Uwak Hedianto Esnowo beserta keluarga dan Uwak Hernowo Esnowo beserta keluarga.

4. Teh Heni beserta keluarga, Teh Ita dan Teh Tini beserta keluarga. 5. Mbak Dian Ayu Ira Puspita, SE.

6. Para sahabat: Ahmad Ismail, Asep Yanuar Arifin, Rinaldi, Dhimas Aditia Aditama, Setra Kusumardana, Alldicka Christvelldy, Rahmatullah Sigit.

7. Rekan-rekan seperjuangan di Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan: M. Muchtar Adam, Hertanto Setia Darma, Dian Amelia


(20)

Fiendri Yusril.

8. Lesa Ilma Grenti, Nathalia Hermaya Sari, Laila M Yogaswara, Melita Kusfiyanti, Arine T Orientasari.

9. Semua kader militan HMI Cabang Bogor Komisariat Fakultas Pertanian IPB. 10.Semua mahasiswa Ilmu Tanah IPB.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, semoga segala sesuatu yang dituangkan dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Yakin Usaha Sampai.

Billahittaufik wal hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb

Bogor, Juni 2006 Penulis


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Agropolitan ... 3

2.2. Konsep Interaksi Spasial ... 4

2.3. Sistem Transportasi... 7

2.4. Pola Aliran Penduduk Desa ... 9

2.5. Metode Kuantifikasi Hayashi I ... 10

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 13

3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Alat Penelitian ... 13

3.3. Teknik Penarikan Contoh... 13

3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Analisis Tabulasi Silang... 15

3.4.2. Analisis Deskriptif Pola Aliran Penduduk ... 15


(22)

3.4.4. Analisis Kuantifikasi Hayashi I ... 18 3.4.5. Analisis Korelasi ... 20 3.4.6. Analisis Regresi Berganda ... 21

IV.KONDISI UMUM LOKASI STUDI

4.1. Letak Geografis... 24 4.2. Topografi dan Fisiografi ... 25

4.3. Iklim ... 26 4.4. Jenis Tanah... 26 4.5. Kependudukan ... 27 4.6. Jaringan Jalan dan Aksesibilitas ... 27 4.7. Penggunaan Lahan ... 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Tingkat Perkembangan Desa di Kawasan Agropolitan ... 30 5.2. Kecenderungan Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan ... 32 5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Penduduk ... 36 5.4. Keterkaitan antara Karakteristik Desa dengan Frekuensi Perjalanan

Penduduk... 48 5.5. Faktor-Faktor Internal (Push Factor) dan Eksternal (Pull Factor)

Yang Mempengaruhi Aliran Penduduk ... 50 5.5.1 Faktor-Faktor Internal (Push Factor) Yang Mempengaruhi

Aliran Penduduk ... 51 5.5.2 Faktor-Faktor Eksternal (Pull Factor) Yang Mempengaruhi

Aliran Penduduk ... 56 5.5.3 Implikasi Kajian Pola Aliran Penduduk di Kawasan


(23)

iii

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 62 6.2. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman 1. Jumlah Penduduk, Proporsi Jumlah Penduduk dan Jumlah Responden ... 14 2. Peubah-Peubah Yang Digunakan dalam Analisis Skalogram ... 18 3. Peubah-Peubah Yang Digunakan dalam Analisis Kuantifikasi Hayashi I.... 19 4. Peubah-Peubah Yang Digunakan dalam Analisis Korelasi ... 21 5. Peubah-Peubah Yang Digunakan dalam Analisis Regresi Berganda ... 22 6. Hasil Uji Berpasangan Nilai Tengah Aliran Penduduk Masuk dan Keluar

Pada Hirarki I, Hirarki II dan Hirarki III... 32 7. Ringkasan Hasil Analisis Kuantifikasi Hayashi I ... 38 8. Hasil Analisis Korelasi Frekuensi dan Peubah Perjalanan Penduduk ... 49 9. Persamaan-Persamaan Model Gravitasi Faktor-Faktor Internal (Push Factor)

Yang Mempengaruhi Perjalananan Penduduk ... 52 10.Tabel Signifikansi Peubah-Peubah Internal (Push Factor) ... 53 11.Persamaan-Persamaan Model Gravitasi Faktor-Faktor Eksternal (Pull Factor)

Yang Mempengaruhi Perjalananan Penduduk ... 56 12.Tabel Signifikansi Peubah-Peubah Eksternal (Pull Factor) ... 57

Lampiran

1. Format Kuesioner Perjalanan Penduduk ... 66 2. Daftar Sebaran Kuesioner Menurut Lokasi ... 67 3. Hasil Analisis Skalogram... 68 4. Hasil Analisis Tabulasi Silang Lokasi Asal terhadap Lokasi Tujuan (Jumlah

Perjalananan)... 71 5. Hasil Tabulasi Silang Lokasi Asal terhadap Lokasi Tujuan (Jumlah


(25)

v

6. Hasil Tabulasi Silang Lokasi Asal terhadap Lokasi Tujuan (Rata-rata

Frekuensi) ... 73 7. Hasil Tabulasi Silang Maksud Perjalanan terhadap Lokasi Tujuan (Jumlah

Perjalanan) ... 74 8. Hasil Tabulasi Silang Maksud Perjalanan terhadap Lokasi Tujuan (Jumlah

Frekuensi) ... 75 9. Hasil Tabulasi Silang Maksud Perjalanan terhadap Lokasi Tujuan (Rata-rata

Frekuensi) ... 76 10.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Lokasi Tujuan (Jumlah

Perjalanan) ... 77 11.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Lokasi Tujuan (Jumlah

Frekuensi) ... 78 12.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Lokasi Tujuan (Rata-rata

Frekuensi) ... 78 13.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Lokasi Asal (Jumlah

Perjalanan) ... 79 14.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Lokasi Asal (Jumlah

Frekuensi) ... 79 15.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Lokasi Asal (Rata-rata

Frekuensi) ... 80 16.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Pekerjaan (Jumlah

Perjalanan) ... 80 17.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Pekerjaan (Jumlah

Frekuensi) ... 81 18.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Pekerjaan (Rata-rata

Frekuensi) ... 81 19.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Maksud Perjalanan (Jumlah

Perjalanan) ... 82 20.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Maksud Perjalanan (Jumlah

Frekuensi) ... 83 21.Hasil Tabulasi Silang Alat Transportasi terhadap Maksud Perjalanan


(26)

22.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push Factor dan Pull Factor ... 85 23.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Batulawang ... 86 24.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Cibodas ... 86 25.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Ciherang... 87 26.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Ciloto... 87 27.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Cimacan ... 88 28.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Cipanas... 88 29.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Cipendawa... 89 30.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Ciputri ... 89 31.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Gadog... 90 32.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Palasari... 90 33.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Sindangjaya... 91 34.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Sindanglaya... 91 35.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Sukanagalih... 92 36.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Push

Factor di Desa Sukatani... 93 37.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull


(27)

vii

38.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull Factor di Desa Cibodas ... 93 39.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Ciherang... 94 40.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Ciloto... 94 41.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Cimacan ... 95 42.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Cipanas... 95 43.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Cipendawa... 96 44.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Ciputri ... 96 45.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Gadog... 97 46.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Palasari... 97 47.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Sindangjaya... 98 48.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Sindanglaya... 98 49.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull

Factor di Desa Sukagalih... 99 50.Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Peubah-Peubah Pull


(28)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman 13.Kaitan Pola Penggunaan Lahan dan Biaya terhadap Transportasi ... 9 14.Diagram Alir Penelitian Analisis Pola Aliran Penduduk ... 23 15.Peta Administrasi Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas ... 24 16.Peta Bentang Lahan Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas ... 25 17.Peta Jaringan Jalan Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas ... 28 18.Peta Penggunaan Lahan Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas ... 29 19.Peta Sebaran Fasilitas Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas... 30 20.Peta Hirarki Desa Kawasan Agropolitan Pacet-Cipanas ... 31 21.Peta Perjalanan Penduduk di Kawasan Agropolitan... 33 22.Peta Jumlah Perjalanan Penduduk di Kawasan Agropolitan ... 36 23.Grafik Hubungan antara Usia Penduduk dengan Frekuensi ... 39 24.Grafik Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Frekuensi... 40 25.Grafik Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Frekuensi ... 41 26.Grafik Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan Frekuensi... 42 27.Grafik Hubungan antara Maksud Perjalanan dengan Frekuensi... 43 28.Grafik Hubungan antara Desa Asal dengan Frekuensi ... 44 29.Grafik Hubungan antara Desa Tujuan dengan Frekuensi ... 45 30.Grafik Hubungan antara Alat Transportasi dengan Frekuensi... 46 31.Grafik Hubungan antara Biaya Transportasi dengan Frekuensi ... 47 32.Grafik Hubungan antara Kategori Desa Asal dengan Frekuensi ... 48


(29)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Konsep agropolitan merupakan alternatif solusi berkaitan dengan permasalahan pembangunan antara desa dan kota yang tidak berimbang. Berkembangnya kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan ternyata tidak memberikan efek penetesan ke bawah (trickle down process), tetapi justru menimbulkan efek pengurasan sumberdaya dari wilayah desa sekitarnya (backwash effect). Terjadinya backwash effect disebabkan oleh terbukanya akses ke wilayah perdesaan yang menyebabkan eksploitasi sumberdaya yang ada di desa. Hal ini diperkuat oleh kondisi penduduk kawasan perdesaan yang umumnya merupakan masyarakat dengan kualitas sumber daya manusia yang kurang berkembang, sehingga tidak memiliki posisi tawar (bargaining position) yang menguntungkan dalam dinamika hubungan desa-kota (Rustiadidan Pribadi, 2003)

Menurut Anwar (2001), karakteristik masyarakat perdesaan di Indonesia umumnya miskin, kurang terorganisasi dan tersebar. Investasi yang dilakukan di wilayah perdesaan menjadi sangat terbatas karena secara ekonomi tidak efisien dan terdapat kecenderungan fasilitas-fasilitas umum terkonsentrasi di pusat-pusat administrasi wilayah.

Di Indonesia, penerapan konsep agropolitan merupakan tantangan sekaligus jawaban di tengah isu pembangunan yang berkaitan dengan masalah polarisasi desa-kota yang telah menyentuh negara-negara berkembang. Pengembangan program agropolitan di Indonesia diterapkan sejak tahun 2002 dengan memulai program rintisan pada delapan kawasan, salah satunya berlokasi di Kabupaten Cianjur.


(30)

Pola-pola penggunaan lahan, jaringan jalan dan sebaran fasilitas fisik di Kawasan Agropolitan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan kawasan tersebut. Pola-pola penggunaan lahan, jaringan jalan dan fasilitas fisik yang efisien dan optimal dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan wilayah.

Pengetahuan mengenai interaksi antar wilayah di Kawasan Agropolitan sangat penting dalam perencanaan pembangunan sarana dan prasarana wilayah. Kecenderungan (trend) arah perjalanan penduduk dalam beraktifitas akan menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan lokasi pembangunan sarana dan prasarana wilayah seperti jaringan jalan dan fasilitas-fasilitas umum. Pembangunan suatu fasilitas tertentu pada lokasi yang mudah diakses penduduk akan meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan fasilitas tersebut.

Pergerakan penduduk yang terjadi di suatu wilayah merupakan akibat dari adanya kebutuhan akan sumberdaya (push factor) serta ketersedian sumberdaya yang dibutuhkan di wilayah tujuan (pull factor). Karakteristik wilayah dan karakteristik penduduk memegang peranan penting dalam terjadinya interaksi antar wilayah.

2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi pola aliran penduduk di Kawasan Agropolitan.

2. Mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi pola aliran spasial penduduk.

3. Mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pola aliran spasial penduduk.


(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengembangan Agropolitan

Agropolitan merupakan kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong dan menarik kegiatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya (Rivai, 2003). Kota pertanian (agropolitan) berada dalam kawasan sentra produksi pertanian yang memberikan kontribusi besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya.

Menurut Nasoetion (1999) dalam Hastuti (2001), paradigma konsep agropolitan adalah (1) hubungan perdesaan dengan kota-kota dapat mencapai suatu tingkat sinergisme sepanjang hubungan fungsional dari sub-wilayah tersebut menghasilkan nilai tambah yang dapat diredistribusikan melalui pengembangan suatu tatanan institusional yang secara benar menggambarkan status kelangkaan suatu sumberdaya atau komoditas, (2) apabila terjadi akumulasi modal, terdapat mekanisme pasar yang dapat mengalirkan modal kepada penggunaan yang dapat memberikan manfaat sosial terbesar, dan (3) perkembangan pusat pertumbuhan (kota) pada suatu tingkat akan mengalami deminishing return sehingga harus dibatasi melalui mekanisme pasar.

Rivai (2003) menyatakan bahwa pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan alternatif solusi untuk pengembangan wilayah perdesaan. Konsep pengembangan agropolitan tidak semata-mata ditujukan kepada pembangunan fisik material, tetapi juga sekaligus harus dikaitkan dengan pembangunan masyarakat (sumberdaya manusia) secara langsung. Titik berat pembangunan


(32)

masyarakat, khususnya masyarakat setempat memerlukan pendekatan yang bersifat integral dan terpadu, artinya pembangunan yang akan dilaksanakan tidak hanya menyangkut pembangunan struktur fisik, tetapi sekaligus pembangunan manusia dengan pendekatan yang berimbang. Pengembangan Kawasan Agropolitan harus mempunyai keterkaitan yang harmonis dengan kombinasi antara pendekatan yang top down dengan pendekatan bottom up yang bertujuan untuk mencapai efek ganda (multiplier effect). Prakarsa-prakarsa dari bawah tidak dapat diabaikan, karena merupakan invisible hand dalam menggerakkan sumberdaya-sumberdaya yang ada sebagai kekuatan utama untuk mewujudkan pengembangan kawasan agropolitan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan upaya untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi berbasis pertanian dengan memperkuat keterkaitan sektoral antara pertanian, non pertanian dan jasa penunjangnya serta keterkaitan spasial antara wilayah perdesaan dan perkotaan.

2.2. Konsep Interaksi Spasial

Menurut Rustiadi et al. (2005), konsep pengembangan wilayah memandang penting aspek keterpaduan sektoral, spasial serta keterpaduan antar pelaku-pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Keberadaan potensi sumberdaya alam serta aktivitas-aktivitas sosial-ekonomi yang tersebar secara tidak merata dan tidak seragam menyebabkan perlu adanya mekanisme interaksi antar dan inter wilayah secara optimal.


(33)

5

Akibat keterbatasan sumberdaya yang tersedia, dalam suatu perencanaan pembangunan selalu diperlukan adanya skala prioritas pembangunan. Dari sudut dimensi sektor pembangunan, skala prioritas didasarkan atas suatu pemahaman bahwa setiap sektor memiliki sumbangan langsung yang berbeda terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan (penyerapan tenaga kerja, pendapatan regional dan lain sebagainya), dimana setiap sektor memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Pada kenyataannya, aktivitas sektoral tersebar secara tidak merata dan spesifik, beberapa sektor cenderung memiliki aktivitas yang terpusat dan terkait dengan sebaran sumberdaya alam, buatan (infrastruktur) dan sosial yang ada pada wilayah tersebut (Rustiadi et al., 2005).

Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional dan sinergis antar sektor-sektor pembangunan. Keterpaduan spasial membutuhkan adanya interaksi spasial yang optimal dalam arti terjadinya struktur keterkaitan antar wilayah yang dinamis. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), interaksi (interaction) adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi wilayah itu sendiri merupakan hubungan yang dinamis antara satu wilayah dengan wilayah lain, baik hubungan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan lain sebagainya. Interaksi antar dua wilayah dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan masyarakat di dua wilayah tersebut, jarak wilayah dan besarnya pengaruh jarak antara kedua wilayah tersebut.

Faktor penentu besarnya interaksi antara dua daerah atau lebih ditentukan berdasarkan pada: (1) jarak antar daerah yang berinteraksi dan (2) jumlah penduduk pada daerah yang berinteraksi. Semakin dekat jarak dan semakin besar


(34)

jumlah penduduk antar daerah yang berinteraksi, maka interaksi yang terjadi akan semakin besar. Adapun pergerakan yang dilakukan oleh penduduk sedikitnya dipengaruhi oleh dua motivasi yaitu: (a) pergerakan dengan motivasi kegiatan ekonomi dan (2) pergerakan dengan motivasi pemenuhan kebutuhan pelayanan (Richardson, 1991).

Menurut Rustiadi et al. (2005), untuk menjelaskan fenomena interaksi antar wilayah, model yang umum digunakan adalah model gravitasi. Model ini pada dasarnya merupakan bentuk analogi hukum gravitasi Newton yang kemudian dikembangkan untuk ilmu sosial. Dalam perkembangan model gravitasi, interaksi antar dua wilayah dimodelkan sebagai fungsi dari massa kedua wilayah serta jarak antar kedua wilayah sebagai berikut:

c ij

j i ij

r

m

m

k

T

β α

=

dimana:

Tij : interaksi antar wilayah i dan j

mi : massa wilayah asal i (push factor)

mj : massa wilayah tujuan j (pull factor)

rij : jarak antar wilayah i dan j

α, β, c : koefisien peubah massa wilayah i, massa wilayah j dan jarak r

k : konstanta

Penyelesaian dari persamaan diatas dapat dipecahkan dengan pendekatan fungsi regresi linier dengan terlebih dahulu mentranformasikan persamaan diatas ke dalam bentuk logistik normal (ln), sehingga menjadi:


(35)

7

Selanjutnya persamaan ini dapat dipecahkan seperti persamaan regresi menjadi:

Yij = K + αXi + βXj - cXij

Dalam interaksi wilayah terdapat kekuatan-kekuatan tertentu yang mendorong pergerakan penduduk, barang atau informasi antar wilayah. Menurut Ullman (1995) dalam Rustiadi et al. (2005), terdapat tiga hal yang mendasari terjadinya interaksi, yaitu:

• Hubungan komplementer antara dua wilayah (hubungan supply-demand) yang saling melengkapi.

• Adanya penghalang kesempatan yang menyebabkan terjadinya interaksi antar dua wilayah yang komplementer, sehingga diperlukan sumber alternatif

supply dari wilayah lain.

• Adanya biaya pergerakan (transferability cost) yang berlebihan dapat mengurangi interaksi meskipun hubungan antara dua wilayah bersifat komplementer dan tidak ada penghalang.

2.3. Sistem Transportasi

Transportasi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan sesuatu (orang dan atau barang) dari satu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana. Pemindahan ini harus menempuh suatu jalur perpindahan atau prasarana lintasan yang mungkin sudah disiapkan oleh alam, seperti sungai, laut, dan udara atau jalur lintasan hasil kerja pemikiran manusia, misalnya jalan raya, jalan rel dan pipa (Setijowarno, 2003).


(36)

Kamaludin (1987) dalam Mardhotillah (2001) menyatakan bahwa terdapat tiga hal penting yang harus dipenuhi dalam transportasi, yaitu: (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedia alat pengangkut, dan (c) ada jalan yang dapat dilalui.

Sistem transportasi dari suatu wilayah adalah sistem pergerakan manusia dan barang antara satu zona asal dan zona tujuan dalam wilayah yang bersangkutan. Pergerakan yang dimaksud dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana atau moda dengan menggunakan berbagai sumber tenaga dan dilakukan untuk suatu keperluan tertentu. Menurut skala perorangan, sistem transportasi adalah suatu perjalanan (trip) dari tempat asal ke tempat tujuan dalam usaha untuk melakukan suatu aktivitas tertentu di tempat tujuan. Sistem transportasi secara menyeluruh dapat dipecah menjadi beberapa sistem yang lebih kecil (mikro) yang masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi.

Pada setiap jenis penggunaan lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan dan komersial) mempunyai ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda yaitu jumlah arus lalu lintas, jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil) dan lalu lintas pada waktu tertentu. Jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter sosial ekonomi, jumlah aktivitas dan intensitas tata guna lahan tersebut seperti terlihat pada Gambar 1. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkannya. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya (Mardhotillah, 2001).

Menurut Meyer dan Straszheim (1971), untuk menduga bangkitan perjalanan penduduk, unit yang umum digunakan adalah unit rumah tangga. Pendugaan bangkitan perjalanan dilakukan dengan melihat jumlah perjalanan


(37)

9

yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk bekerja, sekolah, rekreasi dan untuk keperluan tertentu lainnya.

Kecenderungan pola spasial dari aktivitas

ekonomi

Biaya dan karakteristik harga

Pilihan Penentuan rute dan moda

transportasi Distribusi

Perjalanan Pola penggunaan

lahan dan sebaran penduduk

Gambar 1. Kaitan Pola Penggunaan Lahan dan Biaya Terhadap Transportasi (Meyer dan Straszheim, 1971).

2.4. Pola Aliran Penduduk Desa

Setiap pertukaran barang dan jasa memerlukan pergerakan atau perpindahan orang. Ukuran, struktur, dan efisiensi dari suatu wilayah dipengaruhi oleh sistem transportasi dalam perpindahan barang dan orang, termasuk di wilayah perdesaan.

Pada prinsipnya, penduduk merupakan aspek utama dalam setiap kegiatan perencanaan wilayah. Jumlah penduduk merupakan faktor utama untuk menentukan banyaknya permintaan bahan konsumsi yang harus disediakan. Begitu juga tentang banyaknya fasilitas umum yang perlu dibangun pada suatu wilayah. Di sisi lain, penduduk dapat dipandang sebagai faktor produksi yang dapat dialokasikan untuk berbagai kegiatan, sehingga dapat dicapai suatu nilai tambah (kemakmuran) yang maksimal bagi wilayah tersebut (Tarigan, 2002).

Lebih lanjut Tarigan (2002) mengungkapkan bahwa mobilitas penduduk antar desa umumnya lebih banyak diungkapkan dalam studi yang intensif dengan


(38)

cakupan wilayah yang terbatas. Ciri yang sangat menonjol dari mobilitas antar desa adalah aktifitas ekonomi yang dilakukan biasanya terbatas pada sektor pertanian.

Mobilitas penduduk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) perpindahan dari daerah ke daerah lain (geographical mobility), dan (2) perpindahan dari suatu lapangan kerja ke lapangan kerja lain (occupational mobility).

Perubahan jumlah penduduk suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian, karena selisih jumlah penduduk yang pindah keluar daerah dengan penduduk pendatang turut menentukan perkembangan jumlah penduduk suatu daerah (Warpani, 1984).

Berdasarkan jangka waktu dan motivasinya, mobilitas penduduk dapat dikelompokkan menjadi: (1) migrasi tidak permanen, yang meliputi mobilitas komutasi (harian) dan sirkulasi (musiman), dan (2) migrasi permanen.

2.5. Metode Kuantifikasi Hayashi I

Menurut Saefulhakim (1996), analisis kuantifikasi hayashi I memiliki tujuan yang sama dengan analisis regresi berganda, perbedaan pokok antara kedua analisis ini adalah pada skala peubah dan pendugaan parameter peubah. Pada analisis regresi berganda, peubah tujuan dan penjelas diukur dalam skala kuantitatif (data interval atau data ratio), sedangkan analisis kuantifikasi hayashi I peubah tujuan diukur dalam skala kuantitatif dan peubah-peubah penjelas diukur dalam skala kualitatif (data nominal atau data ordinal). Hasil atau output dari analisis kuantifikasi hayashi I antara lain berupa koefisien korelasi berganda, nilai kisaran (range) dan nilai korelasi parsial.


(39)

11

Koefisien korelasi berganda (R) adalah nilai korelasi antara y dengan estimasinya. Nilai R2 menentukan seberapa jauh peubah penjelas yang digunakan dalam model dapat menerangkan peubah tujuan.

Kemudian selisih antara nilai terbesar dan terkecil dari ajk dalam satu item disebut kisaran (range) dari skor hayashi I untuk j. Untuk mencari nilai kisaran digunakan rumusan sebagai berikut:

(range)j =

( )

( )

jk k jk

k a min a

max −

Nilai kisaran ini dapat ditafsirkan sebagai tingkat kepekaan (elastisitas) dari peubah tujuanterhadap pergeseran kategori dalam peubah penjelas.

Apabila model yang digunakan hanya memiliki dua peubah penjelas, maka

nilai korelasi parsial antara x1 dengan y (=r1y.2) dan x2 dengan y (= ), masing-masing dapat dirumuskan sebagai berikut:

1 . 2y r

(

)

(

)

2

2 2 12 12 2 1 2 . 1 1 1 y y y y r r r r r r − − − =

(

)

(

)

2

1 2 12 12 1 2 1 . 2 1 1 y y y y r r r r r r − − − =

Nilai dapat ditafsirkan sebagai besarnya pengaruh langsung dari

peubah penjelas ke-1 terhadap peubah tujuan (dimana pengaruh tidak langsung yang mungkin terjadi melalui peubah penjelas yang ke-2 dieliminasi).

2 . 1y r

Uji nyata untuk nilai korelasi parsial dilakukan dengan menghitung nilai t

sebagai berikut:

( , )

(

2

)

1 p p a f r f r t − = dimana:


(40)

f : derajat bebas; f = -(n R-1)-2 = -n R-1 n: banyaknya sampel

R : banyaknya peubah penjelas dalam model

rp : nilai korelasi parsial antara peubah penjelas dengan peubah tujuan " : taraf nyata

Misalkan nilai t tabel untuk taraf nyata " dan derajat bebas adalah . Jika > , maka nilai r

f

(f a


(41)

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2005 hingga bulan Desember 2005 di Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Wilayah studi penelitian merupakan Kawasan Agropolitan yang terletak di Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

3.2. Jenis, Sumber Data dan Alat

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data potensi desa, data sosial ekonomi masyarakat serta data spasial yang diperoleh dari buku, peta, jurnal serta laporan yang terkait dengan penelitian ini. Di samping itu juga, dikumpulkan data primer yang diperoleh melalui survei dan pengamatan lapang.

Peralatan yang digunakan meliputi seperangkat komputer, alat penyiam

(scanner) Epson GT-12000, alat cetak (printer) hp Laserjet 1010 dan hp Deskjet

3325, alat tulis dan perangkat lunak (software) program pengolah data. Perangkat lunak yang digunakan terdiri dari Adobe Photoshop 7.0, ArcView GIS 3.3, CorelDRAW 11, MapInfo Professional 7.0, Microsoft Acces 2003, Microsoft

Excel 2003, Microsoft QuickBasic 4.5, Microsoft Word 2003, Statistica 6.0 dan

PanaVue ImageAsembler dan kuesioner.

3.3. Teknik Penarikan Contoh

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik dan pola perpindahan penduduk di dalam Kawasan Agropolitan Pacet–Cipanas. Adapun tahapan pengambilan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada


(42)

penduduk yang berdomisili pada empat belas desa di Kecamatan Pacet dan Cipanas. Jumlah kuesioner ditentukan berdasarkan proporsi jumlah kepala kelurga yang dibagi lagi menurut jenis pekerjaan penduduk pada masing-masing desa. Tabel 1. Tabel Jumlah Penduduk, Proporsi Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala

Keluarga, Proporsi Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Responden.

J

Desa Asal Jumlah

Penduduk

Proporsi Jumlah Penduduk (%)

Jumlah Kepala Keluarga (KK)

Proporsi Jumlah KK

(%)

Jumlah Responden

(KK)

Batulawang 11258 6.8 2010 5.1 5

Cibodas 8203 4.9 3233 8.2 3

Ciherang 13119 7.9 3664 9.3 6

Ciloto 7539 4.5 2092 5.3 2

Cimacan 15911 9.6 2060 5.2 5

Cipanas 12396 7.5 3495 8.9 3

Cipendawa 15758 9.5 2881 7.3 3

Ciputri 9107 5.5 2497 6.4 5

Gadog 9943 6.0 2295 5.8 4

Palasari 10789 6.5 4042 10.3 3

Sindangjaya 10327 6.2 2896 7.4 2

Sindanglaya 16098 9.7 1996 5.1 4

Sukanagalih 15372 9.3 2700 6.9 4

Sukatani 10155 6.1 3416 8.7 4

umlah 165975 100 39277 100 53

Kuesioner disebarkan secara purposive stratified sampling dengan strata jenis pekerjaan kepala keluarga sesuai dengan proporsi desa kepada responden yang berjumlah lima puluh tiga kepala keluarga. Pengisisan kuesioner dilakukan dengan wawancara kepada setiap anggota keluarga. Hal ini dilakukan agar penyebaran kuesioner dapat mencakup semua kelompok umur, kelompok pekerjaan dan status dalam keluarga.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan menjadi input pada tahap analisis data. Jenis data yang diperoleh mencakup nama responden, usia, tingkat pendidikan, status dalam keluarga, pekerjaan, lokasi asal, lokasi tujuan, maksud perjalanan, frekuensi perjalanan dan alat transportasi yang digunakan. Contoh kuesioner dan daftar sebarannya disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.


(43)

15

3.4. Metode Penelitian

3.4.1 Analisis Tabulasi Silang (cross tabulation)

Hubungan antara lokasi asal, lokasi tujuan, alat transportasi, jenis pekerjaan dan maksud perjalanan ditinjau dari jumlah perjalanan penduduk dapat diketahui dengan menggunakan analisis tabulasi silang. Analisis ini digunakan untuk melihat jumlah individu (dari tiap kelompok pekerjaan, maksud, alat transportasi) yang melakukan perjalanan dengan frekuensi perjalanan tertentu.

Dari analisis ini dapat dilihat kecenderungan pergerakan penduduk di Kawasan Agropolitan dalam melakukan perjalanan yang bersifat rutin, sehingga dapat diketahui lokasi yang menjadi tujuan utama penduduk dan kecenderungan penduduk untuk menggunakan alat transportasi tertentu.

Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan satu peubah dengan peubah lain pada suatu tabel, sehingga dihasilkan jumlah hubungan dari kedua peubah tersebut. Satuan yang digunakan ialah satu kali perjalanan (trip) yang dilakukan penduduk pada suatu desa asal menuju lokasi tujuan tertentu.

Tabulasi silang yang dibangun antara lain meliputi hubungan antara lokasi asal dengan lokasi tujuan, maksud perjalanan dengan lokasi tujuan, alat transportasi dengan lokasi tujuan, alat transportasi dengan lokasi asal, alat transportasi dengan pekerjaan dan alat transportasi dengan maksud perjalanan.

3.4.2 Analisis Deskriptif Pola Aliran Penduduk

Pola aliran penduduk yang terbentuk di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet-Cipanas mempunyai pola yang berbeda pada setiap desa. Perbedaan pola yang terbentuk ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan karakteristik masing-masing desa dan perbedaan karakteristik penduduk yang melakukan perjalanan.


(44)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perjalanan penduduk ini dapat berupa faktor penarik (pull factor) dari desa tujuan ataupun faktor pendorong (push factor) dari desa asal.

Adanya keterbatasan fasilitas yang dimiliki oleh suatu desa mendorong terjadinya perjalanan penduduk menuju desa dengan fasilitas yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas. Selain itu setiap penduduk memiliki motivasi tersendiri dalam melakukan perjalanan dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masing-masing individu. Pola aliran penduduk dapat dijelaskan dengan membangun tabulasi silang terhadap peubah-peubah perjalanan penduduk di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas.

Pada analisis ini, aliran penduduk diklasifikasikan menurut lokasi asal, lokasi tujuan, maksud perjalanan, alat transportasi dan jenis pekerjaan penduduk.

3.4.3 Analisis Skalogram

Menurut Panuju dan Rustiadi (2005), analisis skalogram adalah metode yang digunakan untuk menentukan hirarki wilayah. Dalam metode ini, seluruh fasilitas umum yang ada di setiap unit wilayah didata dan disusun dalam satu tabel. Tahapan dalam penyusunan analisis skalogram adalah sebagai berikut: (1) menyusun fasilitas sesuai dengan penyebaran dan jumlah fasilitas di dalam unit-unit wilayah; (2) menyusun invers untuk fasilitas yang menandakan jarak terhadap fasilitas dan tingkat ketertinggalan wilayah. Pembuatan invers dari jarak terhadap fasilitas ini dimaksudkan agar nilai dari invers jarak berkorelasi positif dengan fasilitas yang lain; (3) semua nilai distandarisasi sehingga nilai tersebut memiliki satuan yang sama; (4) menjumlahkan seluruh fasilitas secara horizontal untuk menentukan indeks perkembangan suatu wilayah; (5) menjumlahkan


(45)

masing-17

masing unit fasilitas secara vertikal sehingga diperoleh jumlah unit fasilitas yang tersebar di seluruh unit wilayah. Selain itu juga ditentukan rata-rata unit fasilitas tersebut (average), simpangan baku (standard deviation), total terisi (countif, sehingga fasilitas yang bernilai nol tidak akan dihitung), bobot (rasio antara total terisi dengan jumlah desa), nilai maksimum dan nilai minimum. Model yang digunakan untuk menentukan nilai indeks perkembangan desa:

i i ij ij

SD

I

I

I

'

=

min

j i n

i

j

I

IPD

=

'

dimana :

Keterangan :

IPDj : indeks perkembangan desa ke-j

Iij : nilai (skor) indeks perkembangan ke-i desa ke-j

I’ij : nilai (skor) indeks perkembangan ke-i terkoreksi desa ke-j

: nilai (skor) indeks perkembangan ke-i terkecil (minimum)

min

i

I

: simpangan baku indeks perkembangan ke-i SDi

Dengan asumsi data menyebar normal, penentuan tingkat perkembangan wilayah dibagi menjadi tiga yaitu:

• Hirarki I (tingkat perkembangan tinggi) jika:

indeks perkembangan ≥ (rata-rata + simpangan baku) • Hirarki II (tingkat perkembangan sedang) jika:

rata-rata < indeks perkembangan < (rata-rata + simpangan baku) • Hirarki III (tingkat perkembangan rendah) jika:

indeks perkembangan < rata-rata

Peubah-peubah yang digunakan dalam analisis skalogram disajikan pada Tabel 2.


(46)

Tabel 2. Peubah-Peubah Yang Digunakan dalam Analisis Skalogram

No Peubah Kelompok P eubah

Kep ad at an Pend ud uk (10 0 0 jiwa/ km2 ) Demo g rafi J umlah keluarg a yang meng g unakan lis t rik (KK)

3 J umlah keluarg a yang memp unyai t elevis i (KK) J umlah R umah Permanen (Unit )

5 Invers jumlah rumah b ukan p ermanen (Unit )

Invers jumlah keluarg a yang t ing g al d i t ep i s ung ai (KK) Invers jumlah s urat mis kin yang d ikeluarkan d es a (Unit )

8 R as io luas p emukiman t erhad ap luas d es a Urb an Area J umlah TK (Unit )

J umlah SD d an yang s ed erajat (Unit ) 11 J umlah SLTP d an yang s ed erajat (Unit )

J umlah SM U d an yang s ed erajat (Unit ) 13 J umlah Akad emi/ Perg uruan Ting g i (Unit )

J umlah Pes ant ren d an M ad ras ah Diniyah (Unit ) J umlah Lemb ag a Ket eramp ilan (Unit )

16 J umlah Fas ilit as Perib ad at an (Unit ) J umlah R umah Sakit Umum (Unit ) 18 J umlah Fas ilit as Peng o b at an (Unit )

J umlah Fas ilit as Penyed ia Ob at -o b at an (Unit ) J umlah Tenag a M ed is (Orang )

21 J umlah Wis at a Alam (Unit ) J umlah Temp at Hib uran (Unit ) J umlah Wart el d an Warnet (Unit ) 24 J umlah To ko / R es t o ran/ Peng inap an (Unit )

J umlah Ind us t ri Kerajinan (Unit ) 26 J umlah B ank d an B PR (Unit )

J umlah Ko p eras i (Unit )

Invers jarak ke SLTP t erd ekat (Km) 29 Invers jarak ke SM U t erd ekat (Km) Invers jarak ke SM K t erd ekat (Km) 31 Invers jarak ke rumah s akit t erd ekat (Km)

Invers jarak rumah s akit b ers alin t erd ekat (Km) Invers jarak b alai p eng o b at an t erd ekat (Km) 34 Invers jarak ke p us kes mas t erd ekat (Km)

Invers jarak ke p us kes mas p emb ant u t erd ekat (Km) Invers jarak ke t emp at p rakt ek d o kt er t erd ekat (Km) 37 Invers jarak ke t emp at p rakt ek b id an t erd ekat (Km)

Invers jarak ke p o lind es t erd ekat (Km) 39 Invers jarak ke ap o t ik t erd ekat (Km)

Invers jarak ke p o s o b at d es a t erd ekat (Km) Invers jarak ke t o ko khus us o b at t erd ekat (Km) 42 Invers jarak ke b io s ko p t erd ekat (Km)

Invers jarak ke t emp at p enyewaan vid io t erd ekat (Km) 44 Invers jarak ke t emp at b ilyard t erd ekat (Km)

Invers jarak ke p ub / d is ko t ik/ karao ke t erd ekat (Km) Invers jarak ke kant o r p o s t erd ekat (Km)

47 Invers jarak ke p o s p o lis i t erd ekat (Km)

Aks es t erhad ap Fas ilit as Pend id ik 1 2 4 6 7 9 10 12 14 15 17 19 20 22 23 25 27 28 30 32 33 35 36 38 40 41 43 45 46 a

Aks es t erhad ap Fas ilit as Kes ehat an

Aks es t erhad ap Fas ilit as Eko no mi Ind eks Kualit as Hid up

Fas ilit as Pend id ikan

Fas ilit as Kes ehat an

Fas ilit as Eko no mi

3.4.4 Analisis Kuantifikasi Hayashi I

Analisis kuantifikasi Hayashi I digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi perjalanan penduduk di Kawasan Agropolitan. Pada analisis ini peubah tujuan frekuensi perjalanan diukur dalam


(47)

19

skala kuantitatif dan peubah-peubah penjelas diukur dalam skala kualitatif. Adapun peubah-peubah yang digunakan dalam analisis ini disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Peubah-Peubah yang Digunakan dalam Analisis Kuantifikasi Hayashi I

No Peubah Kategori

1 Usia

0 - 12 tahun 13 - 21 tahun 22 - 49 tahun 50 - 69 tahun

2 Jenis Kelamin Pria Wanita

3 Tingkat Pendidikan

Belum sekolah TK SD SLTP SMU Diploma Sarjana

4 Pekerjaan

Belum Bekerja Ibu Rumah Tangga Karyawan Supir/Ojeg Pedagang Pelajar Petani PNS

5 Maksud Perjalanan

Bekerja Belajar Belanja Pekerjaan Belanja Rumah Tangga Berobat Kursus Main Menabung Mengaji Olahraga Posyandu Rekreasi Silaturahmi

6 Lokasi Asal

Ciputri Ciherang Cipendawa Cibodas Gadog Sindanglaya Cipanas Sukatani Sindangjaya Cimacan Palasari Ciloto Batulawang Sukanagalih

7 Lokasi Tujuan

Ciputri Ciherang Cipendawa Cibodas Gadog Sindanglaya Cipanas Sukatani Sindangjaya Cimacan Palasari Ciloto Batulawang Sukanagalih

8 Alat Transport

Jalan Kaki Andong Ojeg Motor Pribadi Angkot Mobil Pribadi Bis

9 Biaya Transport

0 - 2000 Rupiah 2001 - 4000 Rupiah 4001 - 6000 Rupiah 6001 - 8000 Rupiah 8001 - 10000 Rupiah


(48)

3.4.5 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua peubah dalam melihat ada atau tidaknya hubungan sebab-akibat antar peubah tersebut. Di dalam analisis korelasi sederhana, keeratan sifat antara dua peubah akan ditunjukkan dari koefisien korelasi yang bernilai positif atau negatif. Koefisien korelasi didefinisikan sebagai ukuran hubungan linier antara dua peubah acak X dan Y (Walpole, 1995). Apabila dua peubah memiliki kecenderungan yang searah, maka berkorelasi positif dan bila memiliki kecenderungan yang berlawanan, maka berkorelasi negatif. Dua peubah disebut tidak berkorelasi atau tidak ada hubungan sama sekali, jika nilai koefisien korelasi mendekati nol. Analisis ini menggunakan data peubah karakteristik perjalanan penduduk di Kecamatan Cipanas dan Kecamatan Pacet.

Koefisien korelasi yang menyatakan besarnya hubungan antara dua peubah dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

= = = = = = = 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n i i n i i n i i n i i n i i n i i n i i i xy y y n x x n y x y x n r keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara peubah x dan y

n = jumlah contoh pengamatan

xi = nilai peubah x untuk contoh pengamatan ke-i

yi = nilai peubah y untuk contoh pengamatan ke-i


(49)

21

Tabel 4. Peubah-Peubah yang Digunakan dalam Analisis Korelasi

No Peubah

1 Jumlah Penduduk Desa Asal (Jiwa) 2 Frekuensi Perjalanan

3 Fasilitas Pendidikan Desa Asal (Unit) 4 Fasilitas Kesehatan Asal (Unit) 5 Fasilitas Ekonomi Desa Asal (Unit)

6 Akses Tehadap Fasilitas Pendidikan Desa Asal (Km) 7 Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Asal (Km) 8 Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Asal (Km) 9 Kepadatan Penduduk Desa Asal ( 1000 Jiwa/Km2) 10 Indeks Kualitas Hidup Desa Asal

11 Proporsi Area Permukiman Desa Asal

3.4.6 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh peubah-peubah penjelas (X) terhadap peubah tujuan (Y) yang diamati (Usman dan Akbar, 2003). Pada analisis ini peubah-peubah yang digunakan harus saling bebas

(orthogonal) atau dengan kata lain tidak terdapat multikolinearitas diantara

peubah-peubah tersebut.

Secara lebih spesifik, metode yang digunakan dalam analisis regresi berganda ini adalah forward stepwise method. Prinsip dasar dari forward stepwise

method yaitu dengan memasukan peubah satu demi satu sampai diperoleh

persamaan regresi yang paling baik. Secara otomatis pada metode regresi ini akan dipilih peubah yang relatif saling bebas dan menghasilkan model terbaik. Model terbaik dicirikan dengan nilai R2 terbesar dan nilai S (standard error) terkecil.

Model yang digunakan adalah:

p p

x

x

x

Y

=

α

0

+

α

1 1

+

α

2 2

+

...

+

α


(50)

Peubah Simbol

Jumlah Perjalanan Y

Jumlah Penduduk Desa Asal X1

Jumlah Penduduk Desa Tujuan X2

Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Asal Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Asal Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Asal Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa A Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa T Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa As Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tu Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Asa Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tu Kepadatan Penduduk Desa Asal

Kepadatan Penduduk Desa Tujuan Indeks Kualitas Hidup Desa Asal Indeks Kualitas Hidup Desa Tujuan Proporsi Area Permukiman Desa Asal Proporsi Area Permukiman Desa Tujuan Luas Area Hutan Desa Asal

Luas Area Hutan Desa Tujuan Luas Area Kebun Campuran Desa Asal Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan Luas Area Permukiman Desa Asal Luas Area Permukiman Desa Tujuan Luas Area Sawah Desa Asal Luas Area Sawah Desa Tujuan

Luas Area Semak Belukar Desa Asal X29

Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan X30

Luas Area Tegalan Desa Asal X31

Luas Area Tegalan Desa Tujuan X32

Jarak X33

" : koefisien regresi peubah ke-p

Tabel 5. Peubah-Peubah yang Digunakan dalam Analisis Regresi Berganda.

Dalam analisis regresi berganda ini digunakan tiga puluh tiga peubah penjelas (X) baik berupa faktor internal (desa asal) maupun faktor eksternal (desa tujuan) yang diduga mempengaruhi satu peubah tujuan (Y). Peubah-peubah yang digunakan dalam analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 5.

Y : peubah tujuan (jumlah perjalanan penduduk)

X3 X4 X5 X6 X7 X8 sal X9 ujuan X10 al X11 juan X12 l X13 juan X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28


(51)

23

Data Potensi Desa Kabupaten Cianjur

Tahun 2003

Data Potensi Desa Kabupaten Cianjur

Terkoreksi

Data Aliran Penduduk dan Karakteristik Desa Data Survei

Aliran Penduduk

Data Survei Aliran Penduduk

Indeks Hirarki

Data Input Aliran Penduduk Analisis

Skalogram Data Kecamatan Pacet

dan Cipanas Dalam Angka Tahun 2004

Analisis Tabulasi Silang

Pola Aliran Penduduk Analisis Kuantifikasi

Hayashi I

Analisis Regresi Berganda Analisis Korelasi

Keterkaitan Antara Pola Aliran dengan Karakteristik

Desa

Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Penduduk

Faktor–Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi

Aliran Penduduk


(52)

4.1. Letak Geografis

Daerah studi merupakan wilayah inti Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur yang mencakup Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas dengan total luas wilayah 10.880,36 ha. Kecamatan Cipanas merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pacet yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur No.05 Tahun 2005. Kawasan Agropolitan tersebut secara administratif memiliki batas-batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kabupaten Bogor

• Sebelah Timur : Kecamatan Sukaresmi

• Sebelah Selatan : Kecamatan Cugenang

• Sebelah Barat : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Peta administrasi Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 3.


(53)

25

4.2. Topografi dan Fisiografi

Daerah studi berada pada ketinggian 941 sampai 1.559 meter diatas permukaan laut. Sistem fisiografi secara umum merupakan sistem volkan yang merupakan lereng sebelah Timur Gunung Gede.

Topografi daerah studi beragam dari datar hingga bergunung. Topografi datar hingga berombak (kemiringan lereng 0-8%) ditemui di daerah Timur dan Selatan daerah studi. Topografi berombak sampai berbukit (kemiringan lereng 8-30%) ditemui di bagian Barat dan Selatan. Topografi berbukit sampai bergunung (kemiringan lereng 30-60%) ditemui di bagian Utara daerah studi. Peta bentang lahan Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 4.


(54)

4.3. Iklim

Suhu rata-rata bulanan daerah studi berkisar antara 19-22 °C. Curah hujan rata-rata mencapai 316,2 mm/bulan dengan rataan hari hujan sebanyak 17 hari /bulan. Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di daerah studi termasuk tipe iklim Afa. Tipe iklim Afa adalah iklim hujan tropik dengan suhu bulan terdingin > 18

°C, curah hujan > 60 mm/bulan dan suhu rata-rata bulan terpanas >22,2 °C.

4.4. Jenis Tanah

Terdapat enam jenis tanah di daerah studi, yaitu: Andosol Distrik, Latosol Kambik Distrik, Podsolik Argilik, Kambisol Distrik, Regosol Distrik, dan Regosol Eutrik (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1980). Andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan liat amorf terutama alofan serta sedikit silikat, alumina atau hidroxida-besi. Jenis tanah ini tersebar di daerah volkan (Rachim dan Suwardi, 2002).

Latosol merupakan tanah yang dihasilkan dari proses latosolisasi. Dalam proses pembentukan Latosol, basa-basa cepat dibebaskan, bahan organik cepat terdekomposisi, pelarutan silikat dirangsang, dan pelarutan besi, alumunium, dan mangan dihambat. Proses latosolisasi menyebabkan Latosol kaya akan seskuioksida dan miskin silikat (Soepardi, 1983). Podsolik terbentuk akibat proses podsolisasi. Podsolisasi atau silifikasi merupakan proses pencucian unsur kecuali silikat. Tanah yang terbentuk memiliki lapisan atas yang pucat karena semua unsur tercuci kecuali silikat yang sebagian besar dalam bentuk kuarsa (Rachim dan Suwardi, 2002).


(55)

27

Kambisol memiliki horison penciri kambik yaitu horison penimbunan liat dan seskuioksida tetapi belum memenuhi sebagai horison argilik atau spodik. Regosol adalah tanah yang memiliki kadar fraksi pasir 60% atau lebih pada kedalaman antara 25-100 cm dari permukaan tanah mineral. Tanah ini tidak mempunyai horison diagnostik atau horison apapun selain horison A okrik, horison H histik atau sulfurik (Rachim dan Suwardi, 2002).

4.5. Kependudukan

Total jumlah penduduk di daerah studi pada tahun 2004 adalah 179.986 orang, terdiri dari 42879 keluarga. Total kepadatan penduduk di daerah studi sebesar 17 orang/ha. Desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Sindanglaya dengan kepadatan penduduk mencapai 105 orang/ha. Desa berkepadatan penduduk terendah adalah Desa Batulawang dengan kepadatan penduduk sebesar 4 orang/ha.

4.6.Jaringan Jalan dan Aksesibilitas

Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas memiliki aksesibilitas antar desa yang kurang baik. Hal ini dikarenakan jaringan jalan di kawasan ini cenderung berbentuk dendritik yang keseluruhannya bermuara pada jalan negara dan terpusat pada terminal di Desa Cipanas. Jaringan jalan di kawasan ini memiliki total panjang jalan 431,251 Km dengan kerapatan 39,636 m/ha. Peta jaringan jalan di Kawasan Agropolitan disajikan pada Gambar 5.

Sebagian besar penduduk di kawasan ini menggunakan sarana angkutan umum (angkot) sebagai alat transportasi utama. Fasilitas angkutan umum yang


(1)

Lampiran 39. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Ciherang

Beta Standard Error

B Standard

error

t(1) p-level

Intercept -57.078 3.620 -15.768 0.040

Luas Area Tegalan Desa Tujuan 1.216 0.030 8.130 0.198 41.149 0.015

Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 1.135 0.057 13.076 0.651 20.076 0.032 Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.575 0.023 -1.691 0.066 -25.516 0.025 Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 0.008 0.085 0.051 0.508 0.099 0.937

Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan 0.903 0.034 7.238 0.271 26.735 0.024

Proporsi Area Permukiman Desa Tujuan -2.329 0.120 -13.209 0.683 -19.339 0.033

Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 0.990 0.067 10.736 0.725 14.801 0.043

Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan -0.454 0.036 -2.129 0.168 -12.676 0.050

Luas Area Hutan Desa Tujuan -0.372 0.046 -0.212 0.026 -8.150 0.078

Kepadatan Penduduk Desa Tujuan 0.782 0.119 3.602 0.550 6.548 0.096

Jumlah Penduduk Desa Tujuan -0.251 0.042 -4.718 0.793 -5.954 0.106

Indeks Kualitas Hidup Desa Tujuan -0.092 0.019 -1.000 0.202 -4.951 0.127

Lampiran 40. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Ciloto

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(6) p-level

Intercept -25.465 12.326 -2.066 0.084

Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan 0.050 0.200 0.040 0.162 0.248 0.812

Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan 1.079 0.229 8.144 1.732 4.702 0.003 Proporsi Area Permukiman Desa Tujuan -1.618 0.424 -8.645 2.268 -3.811 0.009

Kepadatan Penduduk Desa Tujuan 1.563 0.343 6.787 1.491 4.552 0.004

Luas Area Pemukiman Desa Tujuan 0.611 0.204 3.432 1.146 2.996 0.024

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan 0.328 0.175 0.303 0.161 1.874 0.110

Luas Area Tegalan Desa Tujuan -0.192 0.148 -1.208 0.933 -1.295 0.243


(2)

Lampiran 41. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Cimacan

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(1) p-level

Intercept -51.946 0.010 -5112.101 0.000

Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan 1.115 0.000 1.006 0.000 5376.883 0.000

Luas Area Tegalan Desa Tujuan 1.538 0.000 10.773 0.001 17548.373 0.000

95

ndeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 2.135 0.000 24.247 0.003 8267.701 0.000

Luas Area Pemukiman Desa Tujuan 0.747 0.000 4.664 0.001 5211.588 0.000

Jumlah Penduduk Desa Tujuan -0.969 0.000 -19.098 0.002 -11693.735 0.000

Luas Area Sawah Desa Tujuan -0.503 0.000 -0.406 0.000 -3958.929 0.000

ndeks Kualitas Hidup Desa Tujuan -0.378 0.000 -4.313 0.002 -2609.011 0.000

Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.149 0.000 -0.458 0.000 -2309.787 0.000 Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan -0.112 0.000 -1.356 0.002 -581.414 0.001

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan -0.037 0.000 -0.038 0.000 -693.635 0.001

ndeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.013 0.000 -0.111 0.001 -189.555 0.003

Jarak 0.008 0.000 0.015 0.000 58.799 0.011

I

I

I

Lampiran 42. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Cipanas

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(1) p-level

Intercept 1.272 0.752 1.692 0.340

Jarak -1.208 0.015 -1.558 0.020 -79.327 0.008

Luas Area Hutan Desa Tujuan 0.336 0.023 0.123 0.009 14.428 0.044

Luas Area Sawah Desa Tujuan 0.270 0.020 0.135 0.010 13.824 0.046

Luas Area Tegalan Desa Tujuan 0.043 0.010 0.185 0.044 4.244 0.147

Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.125 0.014 -0.238 0.026 -9.234 0.069 Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.222 0.016 1.656 0.119 13.955 0.046

Luas Area Pemukiman Desa Tujuan 0.079 0.016 0.306 0.060 5.111 0.123

ndeks Kualitas Hidup Desa Tujuan 0.094 0.013 0.665 0.093 7.182 0.088

Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan 0.023 0.012 0.119 0.060 1.973 0.299

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan -0.062 0.015 -0.039 0.010 -4.116 0.152

Kepadatan Penduduk Desa Tujuan -0.063 0.032 -0.187 0.097 -1.931 0.304

Proporsi Area Permukiman Desa Tujuan 0.040 0.027 0.146 0.101 1.453 0.384


(3)

Lampiran 43. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Cipendawa

96

ndeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 1.356 0.284 14.737 3.086 4.775 0.041

ndeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.235 0.222 1.106 1.046 1.057 0.401

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan 0.535 0.193 0.526 0.190 2.775 0.109

Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan -1.200 0.281 -7.178 1.678 -4.277 0.051

ndeks Kualitas Hidup Desa Tujuan 0.268 0.167 2.928 1.819 1.610 0.249

Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.931 0.346 10.757 4.002 2.688 0.115

Luas Area Hutan Desa Tujuan -0.421 0.266 -0.240 0.152 -1.582 0.255

Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.150 0.139 -0.443 0.409 -1.082 0.392 I

I

I

Lampiran 44. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Ciputri

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(2) p-level

Intercept -0.152 31.190 -0.005 0.997

Luas Area Pemukiman Desa Tujuan 0.449 0.217 2.680 1.294 2.072 0.174

Jarak -1.064 0.205 -2.021 0.389 -5.191 0.035

Jumlah Penduduk Desa Tujuan -0.215 0.318 -4.052 5.996 -0.676 0.569

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(1) p-level

Intercept 36.860 2.306 15.981 0.040

Luas Area Hutan Desa Tujuan 0.863 0.038 0.494 0.022 22.532 0.028

Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.956 0.024 4.513 0.115 39.245 0.016

Jarak -0.491 0.024 -0.914 0.045 -20.243 0.031

Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan 0.566 0.029 4.561 0.236 19.311 0.033 Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.657 0.035 -1.945 0.103 -18.808 0.034

Jumlah Penduduk Desa Tujuan -0.625 0.040 -11.832 0.748 -15.815 0.040

Indeks Kualitas Hidup Desa Tujuan -0.395 0.019 -4.327 0.212 -20.457 0.031 Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan -0.011 0.037 -0.010 0.032 -0.309 0.809

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan 0.067 0.027 0.066 0.026 2.500 0.242

Luas Area Tegalan Desa Tujuan 0.256 0.025 1.723 0.169 10.194 0.062

Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 0.310 0.042 3.386 0.456 7.419 0.085


(4)

Lampiran 45. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Gadog

I

I

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(1) p-level

Intercept 2.746 0.025 111.244 0.006

Akses Terhadap Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.136 0.000 -0.399 0.001 -460.036 0.001

ndeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan -0.245 0.000 -1.956 0.003 -764.184 0.001

Luas Area Sawah Desa Tujuan -1.138 0.000 -0.873 0.000 -2833.189 0.000

Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan 1.134 0.000 0.972 0.000 3887.421 0.000

Kepadatan Penduduk Desa Tujuan 0.832 0.000 3.819 0.001 2646.758 0.000

Luas Area Hutan Desa Tujuan -0.780 0.001 -0.442 0.000 -1536.606 0.000

Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan -0.577 0.000 -6.622 0.005 -1265.459 0.001

Jarak -0.054 0.000 -0.107 0.000 -256.558 0.002

ndeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.114 0.000 0.534 0.001 372.125 0.002

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan 0.181 0.000 0.176 0.000 673.314 0.001

Luas Area Pemukiman Desa Tujuan -0.159 0.000 -0.944 0.002 -484.863 0.001

Jumlah Penduduk Desa Tujuan 0.090 0.000 1.682 0.005 328.346 0.002

Lampiran 46. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Palasari

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(11) p-level

Intercept 4.451 1.312 3.391 0.006

Jarak -0.505 0.206 -0.878 0.358 -2.454 0.032

Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.470 0.206 1.944 0.853 2.280 0.044


(5)

Lampiran 47. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Sindangjaya

I

Beta

Standard

Error

B

Standard

Error

t(10)

p-level

Intercept

3.570

2.050

1.741

0.112

Jarak

-0.559

0.214

-1.007

0.385

-2.617

0.026

ndeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan

0.525

0.233

2.307

1.024

2.253

0.048

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan

0.257

0.234

0.236

0.214

1.102

0.296

Lampiran 48. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Sindanglaya

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(1) p-level

Intercept 47.761 0.540 88.450 0.007

Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan 0.451 0.012 3.421 0.090 37.810 0.017

Jarak -0.172 0.007 -0.325 0.014 -23.380 0.027

Jumlah Penduduk Desa Tujuan -0.555 0.017 -9.890 0.302 -32.701 0.019

Kepadatan Penduduk Desa Tujuan 0.790 0.025 3.447 0.108 32.042 0.020

Luas Area Sawah Desa Tujuan -0.626 0.011 -0.456 0.008 -58.088 0.011

Indeks Kualitas Hidup Desa Tujuan -0.258 0.005 -2.657 0.053 -50.505 0.013 Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan -0.324 0.016 -3.528 0.177 -19.886 0.032 Proporsi Area Permukiman Desa Tujuan -0.198 0.015 -1.061 0.082 -12.967 0.049

Luas Area Tegalan Desa Tujuan -0.117 0.016 -0.742 0.103 -7.216 0.088

Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan -0.140 0.006 -0.620 0.026 -24.206 0.026

Luas Area Semak Belukar Desa Tujuan 0.215 0.019 0.175 0.015 11.366 0.056

Indeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 0.200 0.034 2.051 0.347 5.913 0.107


(6)

Lampiran 49. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Sukanagalih

I

Beta Standard Error

B Standard

Error

t(8) p-level

Intercept -1.995 1.098 -1.818 0.107

Luas Area Sawah Desa Tujuan 0.310 0.177 0.236 0.135 1.749 0.118

I

ndeks Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan 0.779 0.189 8.345 2.023 4.126 0.003

Akses Terhadap Fasilitas Pendidikan Desa Tujuan -0.505 0.207 -2.980 1.223 -2.436 0.041

ndeks Kualitas Hidup Desa Tujuan -0.319 0.137 -3.438 1.471 -2.338 0.048

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan 0.346 0.158 0.335 0.153 2.194 0.060

Lampiran 50. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Terhadap Peubah-Peubah

Pull Factor

di Desa Sukatani

Beta Standard B Standard t(9) p-level

Error Error

Intercept 3.759 1.778 2.114 0.064

Jarak -0.611 0.213 -1.090 0.380 -2.867 0.019

Indeks Fasilitas Kesehatan Desa Tujuan 0.375 0.252 1.613 1.085 1.487 0.171

Luas Area Kebun Campuran Desa Tujuan 0.282 0.235 0.253 0.211 1.197 0.262

Indeks Fasilitas Ekonomi Desa Tujuan 0.260 0.247 1.912 1.817 1.052 0.320