kekuatan fisik yang semakin menurun pula. Faktor usia sangat berpengaruh pada pekerjaan yang sangat mengandalkan kekuatan dan kemampuan fisik tenaga kerja.
Seperti tenaga kerja pada industri baja di Kota Semarang, usia akan sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya karena pada industri baja lebih dominan
mengandalkan kekuatan fisik.
2.7. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pikiran, wawasan serta pandangannya akan semakin luas sehingga dapat berpikir lebih baik dan cepat
sehingga output yang dihasilkan akan bernilai lebih tinggi. Selain itu, keterampilan sesorang juga memegang peranan penting dalam meningkatkan
produktivitas. Keterampilan berkembang melalui dan di dalam pekerjaan, dimana keterampilan dapat di tingkatkan melalui latihan Yori Akmal, 2006:22.
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan terakhir yang ditempuh oleh tenaga kerja pada industri baja di Kota Semarang melalui
pendidikan formal pada jenjang SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana yang dinyatakan dalam satuan tahun.
2.8. Masa Kerja
Menurut Rendy Akhmad Andrianto 2014:6, masa kerja merupakan salah satu penentu dalam memberikan penghasilan seseorang dalam bekerja, dimana
masa kerja diukur berdasarkan lamanya waktu seseorang bekerja di suatu perusahaan. Semakin lama seseorang bekerja dapat disimpulkan bahwa
keterampilan dan keahlian yang dimiliki semakin baik dan meningkat, sebab pengalaman yang telah dimiliki dalam menyelesaikan tugas dapat terselesaikan
dengan baik. Kata “produktivitas kerja” dapat diartikan sebagai seseorang yang semakin lama dapat menguasai bidang pekerjaanya itu berarti produktivitas
kerjanya meningkat, dan sebaliknya apabila seseorang yang dengan masa kerja yang kurang lama biasanya produktivitas kerjanya rendah.
Pengertian masa kerja dalam penelitian ini adalah lamanya bekerja para tenaga kerja pada industri baja di Kota Semarang yang dinyatakan dalam satuan
tahun.
2.9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan standart keselamatan kerja yang dimaksudkan untuk melindungi para tenaga kerja dari kecelakaan kerja di
perusahaan semaksimal mungkin. Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga dapat diartikan sebagai instrumen yang memproteksi tenaga kerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.
Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja merupakan suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja dan pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi kecelakaan kerja.
Menurut Umar Husein 2003:167, Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu dibina agar dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan kesehatan kerja
tenaga kerja. Agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
1. Tanamkan dalam diri tenaga kerja keyakinan bahwa mereka adalah pihak
yang paling menentukan dalam pencegahan kecelakaan. 2.
Tunjukkan pada tenaga kerja bagaimana mengembangkan perilaku kerja yang aman.
3. Berikan teknik pencegahan kecelakaan secara spesifik.
4. Buatlah contoh yang baik.
5. Tegakkan standart keselamatan kerja secara tegas.
Indikator yang perlu diperhatikan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
1. Pemakaian Peralatan Kerja
- Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang dan rusak.
- Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
2. Pemakaian Perlengkapan Keselamatan Kerja
- Penggunaan pakaian atau seragam kerja yang disesuaikan
dengan jenis pekerjaan. -
Penggunaan alat pelindung diri seperti masker, sarungan tangan, tutup mulut dan hidung Hasibuan 2008:188 dan Mangkunegara
2005:162 3.
Keadaan tempat lingkungan kerja
- Pemeliharaan lingkungan kerja yang selalu bersih.
- Kondisi ruang kerja yang tidak terlalu padat dan sesak.
4. Upaya pemeliharaan kondisi fisik
- Tingkat kenyamaan karyawan terhadap lingkungan fisik
seperti penerangan, tingkat kebisingan, tingkat sirkulasi udara. -
Pemberian fasilitas konsultasi kesehatan dan poliklinik yang memadai bagi para karyawan yang mengalami gangguan
kesehatan sewaktu-waktu. 5.
Upaya pemeliharaan kondisi mental -
Kondisi stress kerja dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah.
- Hubungan antara sesama karyawan Sedarmayanti 2009:131
2.10. Hubungan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen