11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI FILARIASIS
Filariasis adalah suatu infeksi sistemik yang disebabkan cacing filaria dewasa yang hidup dalam kelenjar limfe dan darah manusia yang ditularkan oleh
nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan akan menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki elephantiasis,
pembesaran lengan, payudara, dan alat kelamin pada wanita maupun laki-laki. Penyakit ini menyebabkan produktifitas penderitanya penurun dan mengakibatkan
kerugian yang tidak sedikit akibat kehilangan jam kerja yang disebabkan penyakit tersebut Akhsin Zulkoni, 2011:55.
Filariasis Penyakit Kaki Gajah adalah penyakit menular pada saluran dan kelenjar kemih yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh nyamuk.
Penyakit ini bersifat manahun kronis dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin baik pada perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga
menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara Ditjen PP PL Depkes RI, 2009:1.
2.2 EPIDEMIOLOGI FILARIASIS
Penyakit filariasis terutama ditemukan di daerah khatulistiwa. Di Indonesia filariasis banyak ditemukan di pedesaan. Di kota hanya Wuchereria Bancrofti yang
12
ditemukan di kota Jakarta, Tangerang, Pekalongan, Semarang, dan kota lain Inge Sutanto, 2009:40.
Survei prevalensi filariasis yang telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan menunjukkkan bahwa prevalensi infeksi cukup tinggi, mulai dari 0,5
sampai 19,46. Prevalensi dapat berubah dan pada umumnya kondisi akan berubah dengan adanya kemajuan dalam pembangunan yang menyebabkan perubahan
lingkungan. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor-faktor seperti hospes, hospes reservoir, vektor, dan keadaan lingkungan yang sesuai untuk menunjang
kelangsungan hidup masing-masing Inge Sutanto, 2009:40. Sebagai vektor filariasis, perilaku nyamuk merupakan penentu penyebaran
filariasis dan timbulnya daerah endemis filariasis. Perilaku vektor tersebut yaitu: 1 derajat infeksi alami yang dapat diketahui dengan hasil pembedahan nyamuk yang
tersebar dialam 2 sifat antropofilik dan zoofilik yang meningkatkan jumlah sumber infeksi 3 umur nyamuk yang panjang hingga mampu mengembangkan
pertumbuhan larva mencapai stadium infektif untuk ditularkan 4 dominasi terhadap spesies nyamuk lain 5 mudah menggunakan tempat pengandung air
sebagai tempat perindukan nyamuk dari telur sampai dewasa Rosdiana Safar: 2010:246.
2.3 ETIOLOGI FILARIASIS