Lingkungan Biologi Lingkungan Sosial, Ekonomi, Dan Budaya

33

2.11.2 Lingkungan Biologi

Menurut Mukono 2000:11 dalam hubungannya dengan penyakit maka dari sektor lingkungan biologi dapat dibagi dalam beberapa hal sebagai berikut: 1. Agen penyakit yang infeksius 2. Reservoir manusia atau binatang 3. Vektor pembawa penyakit lalat, nyamuk, dll 4. Tumbuhan dan binatang Lingkungan biologi dapat menjadi rantai penularan filariasis. Contoh lingkungan biologi adalah tanaman air sebagai tempat pertumbuhan nyamuk Mansonia sp. Dalam penelitian Santoso 2011:6 bahwa keberadaan ternak berhubungan dengan kejadian filariasis p-value=0,000. Keberadaan ternak dapat menjadi penghambat untuk terjadinya penularan filariasis, yaitu dapat menjadi penghambat agar nyamuk tidak menggigit manusia bila kandang ternak terletak diantara tempat perkembangbiakan dan rumah pemiliknya.

2.11.3 Lingkungan Sosial, Ekonomi, Dan Budaya

Lngkungan sosial, ekonomi dan budaya adalah lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya interaksi manusia, termasuk perilaku, adat istiadat, budaya, kebiasaan dan tradisi penduduk. Kebiasaan bekerja pada malam hari perlu diperhatikan karena berkaitan dengan intensitas kontak dengan vektor. Insiden filariasis pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan karena umumnya laki-laki lebih sering kontak dengan vektor karena pekerjaannya. 34

2.12 Kerangka Teori

Gambar 2.1: Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Lawrence Green dalam Soekidjo Notoatmodjo 2012:18, Dina Agustiantiningsih2013, Rizky Amelia 2014, Eunike R. Rustiana 2005, A. Wawan 2010, Depkes RI 2008, Santoso 2011, Ardias, dkk

2012, Ike Ani Windiastuti, dkk 2013, Bagus Febrianto, dkk 2008, Mukono, 2000.

Pelayanan Kesehatan Faktor predisposisi predisposing factors 1. Pengetahuan pencegahan filariasis 2. Sikap pencegahan filariasis Faktor pemungkin enabling factors 1. Sosialisasi pencegahan penularan filariasis Faktor Penguat reinforcing faktor 1. Dukungan TPE 2. Dukungan keluarga Praktik pencegahan filariasis terhadap kondisi fisik lingkungan Kondisi fisik lingkungan Karakteristik Individu 1. Umur 2. Pendidikan 3. Jenis pekerjaan Pelayanan kesehatan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN FILARIASIS DENGAN PRAKTEK MINUM OBAT DALAM PROGRAM PEMBERIAN OBAT MASAL PENCEGAHAN (POMP) FILARIASIS KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KOTA PEKALONGAN

1 24 115

HUBUNGAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015

3 13 123

HUBUNGAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENULARAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KELURAHAN JENGGOT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015

0 18 114

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis (TB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS (TB) DI WILAYAH KERJA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis (TB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boy

0 2 16

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV-AIDS pada Waria di Kota Padang Tahun 2013

0 0 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA

0 0 10

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT KELURAHAN PABEAN, KECAMATAN PEKALONGAN UTARA, KOTA PEKALONGAN TENTANG FILARIASIS LIMFATIK

0 0 6

Kondisi Filariasis Pasca Pengobatan Massal di Kelurahan Pabean Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan

0 0 6

PENGETAHTJAN, SIKAP DAN PRAKTIK MASYARAKAT KELURAHAN PABEAN, KECAMATAN PEKALONGAN UTARA, KOTA PEKALONGAN TENTANG FILARIASIS LIMFATIK

0 0 9