Parameter Yang Diamati
a. Bobot Potong dan Persentase Bobot Potong
Bobot potong diperoleh dengan cara penimbangan bobot akhir kelinci setelah dipuasakan selama 7 jam. Untuk persentase bobot potong diperoleh dengan
cara bobot potong dibagi penimbangan bobot akhir kelinci dikali 100. b.
Bobot Karkas Bobot karkas diperoleh dari hasil penimbangan dari daging bersama tulang
kelinci yang telah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas pergelangan kaki, isi rongga perut, darah ekor dan kulit
yang dihitung dalam gram. c.
Persentase Bobot Karkas Persentase bobot karkas diperoleh dengan cara membagikan bobot karkas
dengan bobot potong dikali 100.
Pelaksanaan Penelitian 1.
Persiapan Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan adalah kandang individu berukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 20 petak. Kandang dipersiapkan seminggu sebelum kelinci masuk
dalam kandang agar kandang bebas dari hama penyakit. Kandang beserta peralatan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan
dengan menggunakan rodalon.
2. Pemilihan Ternak
Penyeleksian ternak kelinci yang akan digunakan sebagai objek penelitian melalui beberapa syarat sebagai berikut adalah ternak kelinci dalam keadaan
sehat, lincah, tidak cacat dilihat dari bentuk kaki yang lurus dan lincah, ekor
Universitas Sumatera Utara
melengkung keatas lurus merapat ke bagian luar mengikuti tulang punggung, telingga lurus ke atas dan telinga tidak terasa dingin, mata jernih dan bulu
mengkilat. Sebelum kelinci dimasukkan kedalam kandang, dilakukan penimbangan setelah pemuasaan selama 4-6 jam untuk mengetahui bobot
badan awal dari masing-masing kelinci kemudian dilakukan random pengacakan yang bertujuan untuk memperkecil nilai keragaman. Lalu kelinci
dimasukkan kedalam sebanyak 1 ekor per unit penelitian.
3. Pembuatan Inokulen Cair
Pembuatan inokulan cair menggunakan beberapa bahan antara lain air sumur, air tebu, ragi tape, ragi tempe, dan yakult. Skema pembuatan inokulen cair
dapat dilihat pada Lampiran 1.
4. Pengolahan Daging Buah Kakao Fermentasi Dengan Rhizopus sp,
Saccharomyces sp dan Lactobacillus sp
Pengolahan daging buah kakao dimulai dari pengambilan buah kakao, pengupasan, pengambilan daging buah kakao, pengerendaman menggunakan
tawas selama 30 menit, pencucian, perebusan dan penjemuran hingga kering lalu penggilingan hingga menjadi tepung daging buah kakao dan proses
terakhir difermentasi selama 7 hari. Skema pengolahan daging buah kakao fermentasi Rhizopus sp, Saccharomyces sp dan Lactobacillus sp dapat dilihat
pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.
5. Penyusunan Pakan Dalam Bentuk Pellet
Bahan penyusun pellet yang digunakan terdiri atas daging buah kakao Theobrama cacao L. fermentasi, tepung jagung, bungkil kedelai, bungkil
kelapa, dedak, ultra mineral, minyak nabati dan molases. Bahan yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formulasi pellet yang telah sesuai dengan level perlakuan. Untuk menghindari ketengikan, pencampuran
konsentrat dilakukan satu kali dalam dua minggu dan pencampuran dilakukan dengan pengayakan. Pembuatan pellet dapat dilihat pada Lampiran 4.
6. Pemeliharaan Kelinci