Faktor saling ketergantungan Dampak Komoditi Kopi Gayo Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Di Bener Meriah

Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu: 1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan 2. Faktor saling memenuhi kebutuhan

3. Faktor saling ketergantungan

Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. ika tingkah laku timbal balik interaksi sosial itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa Universitas Sumatera Utara kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap. Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antarstatus, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia.

2.2. Kehidupan Sosial Ekonomi

Pengertian kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri. Sosial Ekonomi - Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki artian sebagai Universitas Sumatera Utara ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. Jadi bisa dijadikan kesimpulan adalah bahwa sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil mencukupinya. Dampak sosial yang terjadi di masyarakat akibat tidak terpenuhinya faktor ekonomi yang banyak terjadi di sekitar kita beberapa contoh dampaknya adalah: 1. Kesenjangan sosial Sejatinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi di suatu negara maka bisa juga ikut mendongkrak status dan pendapatan seluruh lapisan masyarakat. Namun hal tersebut tidak akan terjadi jika tidak dilakukan kajian menyeluruh akan manfaat dan keuntungan yang di dapatkan dari pertumbuhan ekonomi negara. Yang terjadi adalah semakin tingginya jurang kesenjangan sosial di masyarakat akibat yang merasakan kemakmuran dari pertumbuhan ekonomi hanya kalangan lapisan masyarakat menengah ke atas sementara kalangan masyarakat menengah Universitas Sumatera Utara ke bawah masih bergelut dengan kekurangan dan tidak bisa ikut merasakan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi negara. 2. Kekerasan etnis dan kelompok Dampak sosial ekonomi ini sering terjadi di Indonesia, timpangnya perekonomian mengakibatkan masyarakat tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi, merasakan kemakmuran dan pemerataan pembangunan. Akhirnya masyarakat yang berada dalam lingkup seperti ini jadi gampang terpengaruh dan tersulut, tidak memiliki pendirina sendiri dan cenderung gampang sekali terprovokasi baik oleh masa ataupun oleh tokoh yang mereka anggap lebih pintar. Inilah yang menyebabkan suatu daerah rawan sekali dengan konflik tidak memikirkan lebih dalam akibat jangka panjang dari konflik tersebut 3. Kekerasan dalam rumah tangga Ini adalah contoh dampak sosial ekonomi yang ketiga, walaupun ekonomi bukanlah alasan utama namun dalam beberapa kasus kekerasan dalam rumah tangga faktor ekonomi lah yang jadi pemicu utama. Akibat tidak tercapainya suatu kebutuhan masyarakat dalam lingkup keluarga jadi bersumbu pendek, tidak berpikir panjang salah satu akibatnya adalah karena beban hidup yang tinggi dan berlangsung berkepanjangan.

2.3. Sekilas Sejarah tentang Kopi

Tanaman kopi di masuk ke Indonesia pada tahun 1696 oleh orang-orang Belanda, akan tetapi usaha yang pertama ini gagal. Usaha ini diulangi lagi pada tahun 1699 dan berhasil, selanjutnya dikembangkan perkebunan-perkebunan Universitas Sumatera Utara kopi di pulau jawa. Lebih dari satu abad kemudian hampir separuh perkebunan kopi di pulau jawa mengusahakan tanaman kopi, jenis kopinya adalah Arabika Khalid, dkk, 1996 Perkebunan-perkebunan kopi arabika di Jawa pada saat itu berkembang dengan sangat pesat, karena kopi yang dihasilkan di jawa mempunyai mutu yang sangat baik dan sangat digemari oleh orang-orang Eropa. Sebelum tahun 1900 kopi arabika merupakan komoditas ekspor utama bagi Pemerintah Hindia Belanda karena hampir seluruh ekspor pada saat itu terdiri dari kopi arabika dan hanya 10-20 saja terdiri dari jenis liberika Khalid, dkk, 1996. Kopi arabika kemudian menyebar ke pulau-pulau yang lain seperti Sumatera, Sulawesi, Bali, dan lainnya, akan tetati luas perkebunan di luar pulau jawa tidak seluas di jawa. Masa keemasan kopi arabika di jawa khususnya dan di Indonesia umumnya mulai memudar sesudah tampak adanya gejala setelah serangan jamur karat daun Hemileia vastarix. Gejala tersebut mulai di jawa tahun 1878. Varietas-varietas kopi arabika yang ditanam pada saat itu rentan terhadap serangan jamur, sehingga pada waktu yang relatip singkat telah menimbulkan kerugian yang besar. Akibatnya banyak perkebunan kopi arabika di lahan – lahan rendah dialihkan ke tanaman lain, seperti kakao, karet, kopi robusta dan kelapa. Sampai dengan dasawarsa delapan puluhan, kopi arabika hanya tinggal di lahan- lahan tinggi, seperti Ijen Jawa Timur, Aceh Tengah Aceh, Toraja Sulawesi Selatan dan Kinta Mani Bali. Untuk mengatasi masalah penyakit tersebut, pada tahun 1900 dimasukkan diintroduksi jenis Robusta. Jenis ini agak tahan serangan jamur karat daun, sehingga dalam waktu relatip singkat tanaman kopi Universitas Sumatera Utara Robusta telah mendominasi kebun-kebun kopi terutama di lahan-lahan rendah, sayangnya mutu kopi robusta tidak sebaik arabika. Khalid, dkk, 1996 Tahun 1908 pertama kali belanda memperkenalkan kopi arabika yang dimasukkan ke Takengon Aceh Tengah. Ditanam pertama kali di sebelah Utara Danau Lut Tawar yang diyakini sekitar Paya Tumpi. Kemudian belanda mengembangkan kawasan perkebunan lainya yang dikelola sebagai tanaman komersial yang hasilnya dieksport keluar negeri bersama tanaman sayur-sayuran seperti kentang, teh, dan getah pinus mercusi terpentin.

2.3.1. Kopi setelah Masa Kemerdekaan

Setelah belanda hengkang karena masuknya Jepang pengolahan perkebunan kopi kopi Blang Gele beralih kepada Jepang. Tidak banyak kisah perkebunan kopi ini selama pendudukan Jepang di Gayo karena Jepang sibuk mempersiapkan diri dalam perang. Setelah Jepang pergi, perkebunan kopi kemudian di kelola pemerintah daerah. Pemerintah daerah kemudian memberikan pengolahan perkebunan kepada pengusaha asal Bireun yang bernama Nyak Mahmud. Nyak Mahmud mengelola perkebunan ini hingga sebelum tahun 1964, karena pada tahun 1964 pemda Aceh Tengah yang sudah memiliki Bupati pertama Abdul Wahab bersama Agraria membagi tanah belanda ini kepada bekas pekerja Belanda. Dengan masuknya penjajahan Jepang ke dataran tinggi gayo pada tahun 1942 perkebunan kopi yang sudah ditekuni sempat terlantar. Selanjutnya usaha kopi perkebunan kopi rakyat mulai dikembangkan kembali setelah zaman kemerdekaan , terutama setelah selesainya konflik G30 SKPI dan peristiwa DITII tahun 1960-an. Sampai sekarang masyarakat gayo mulai mengandalkan Universitas Sumatera Utara kopi sebagai komoditas utama dengan tidak mengabaikan komoditas yang lain. Lahan perkebunan kopi berkembang secara signifikan dari tahun ke tahun. Masyarakat gayo yang semula menjadikan lahan pertanian, persawahan, dan danau sebagai sumber mata pencarian mereka, lambat laun beralih ke perkebunan kopi. Peralihan profesi ini lebih disebabkan karena ketika perluasan perkampungan atau migrasi dimana tanah atau lahan baru yang ditempati tidak cocok lagi untuk bersawah dan jauh dari danau laut tawar.

2.3.2. Sejarah Sosial Masyarakat Aceh yang Berada di Dataran Tinggi Gayo

Suku Gayo adalah salah satu suku terbesar yang mendiami dataran tinggi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD. Suku ini memiliki adat istiadat yang unik, salah satunya adalah adat dalam sistem perkampungan. Orang Gayo yang suka hidup secara kolektif menjadikan mereka membuat perkampungan secara kolektif pula. Pola perkampungan ini memperlihatkan betapa rasa kebersamaan antar sesama suku terus dijaga. Meskipun demikian, seiring perkembangan zaman, pola perkampungan itu sudah mulai banyak berubah, begitupun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 2.3.3. Tentang Suku Gayo Kebudayaan Gayo sudah ada sejak orang Gayo bermukim di wilayah dataran tinggi Gayo. Kebudayaan ini mulai berkembang pada masa Kerajaan Linge pertama abad ke-10 Masehi. Kebudayaan itu meliputi aspek kekerabatan, komunitas sosial, pemerintahan, pertanian, kesenian dan lain-lain. Kata Gayo sendiri berasal dari kata Pegayon yang artinya tempat mata air yang jernih tempat ikan suci bersih dan kepiting. Syamsudin19791980 ฀ Universitas Sumatera Utara Saat ini Suku Gayo mendiami tiga kabupaten di NAD, yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues. Mereka juga tersebar di beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Tamiang, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, dan di Kabupaten Aceh Timur.

2.3.4. Pengertian Komoditi Kopi

Komoditikomoditas adalah: salah satu istilah yang juga sering digunakan dalam perekonomian. Secara bahasa Komoditas memiliki 2 arti yang mana artinya adalah sebagai berikut : 1. Sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. 2. Secara lebih umum, suatu produk yang diperdagangkan, termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks. Perdagangan apapun memiliki resiko tersendiri begitu pula dengan perdagangan komoditas, gagal janji dan fluktuasi harga menjadi ancaman utama melakukan perdagangan komoditas. Seperti yang telah disebutkan bahwa harga komoditas bergantung pada permintaan dan penawaran yang terjadi pada pasar komoditas. Sementara permintaan tersendiri menurut ekonomi ditentukan oleh banyaknya atau bertambahnya jumlah penduduk, bertambahnya penggunaan atau konsumsi masyarakat, penggunaan baru atau substitusi. Penawaran terhadap komoditas berubah bisa karena pertambahan kapasitas produksi atau ada penambahan luas lahan dari komoditas yang akan Universitas Sumatera Utara diproduksi seperti lahan sawah dan lain lain, musim yang berlangsung, baik buruknya cuaca, larangan dari pemerintah, bencana alam atau hal hal yang mengganggu perdamaian dan faktor faktor lain yang turut mempengaruhi harga dari suatu komoditas dan juga faktor yang tidak bisa diramalkan. Hal tersebut membuat pasar menggunakan prinsip lindung nilai sebagai kebutuhan pasar. Kebutuhan akan lindung nilai bisa ditentukan di dalam bursa komoditas ataupun diluar. Kebutuhan akan lindung nilai tadinya hanya digunakan pada komoditas utama seperti pertanian namun lindung nilai sekarang menjadi kebutuhan utama untuk semua jenis komoditas bagi para pelaku pasar. Komoditas yang dibutuhkan untuk memiliki lindung nilai seperti komoditas keuangan, cuaca, ekonomi dan komoditas lainnya. Untuk memperoleh lindung nilai biasanya diperlukan sebuah kontrak. Beberapa kontrak yang terjadi kemudian diperdagangkan di Bursa Komoditas atau biasa dinamakan sebagai Bursa Kontrak Pekerjaan orang Gayo sebagai petani kopi pun tidak hanya mendorong mereka untuk memuaskan kehidupan ekonomi secara individual, tetapi lebih jauh dari itu, mata pencaharian tersebut telah mendorong mereka untuk keluar dari kehidupan privat menuju dunia sosial yang lebih luas. Di Tanah Gayo, orang- orang menjadikan budaya minum kopi sebagai sarana sosialisasi baik di rumah, kedai, kantor, dan sebagainya. Sayangnya, belum lama ini nama besar tersebut telah dipatenkan oleh Holland Coffee, sebuah perusahaan milik Belanda. Akibatnya Kopi Gayo tidak dapat dipasarkan ke luar negeri dengan memakai merek aslinya. Keadaan ini Universitas Sumatera Utara secara tidak langsung dapat merugikan petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah

2.3.5. Pengertian dan Ruang Lingkup Tata Niaga

Pengertian yang menyangkut persoalan cara kita berpencaharian dan cara kita hidup, dibagi ke dalam tiga aspek pokok yaitu: produksi, distribusi dan konsumsi. Dalam pengertian ekonomi; produksi dan distribusi adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan jasa, sedang konsumsi adalah kegiatan yang bertalian dengan penurunan kegunaan daripada barang dan jasa. Istilah pemasaran dan tataniaga yang sering kita dengar dalam ucapan sehari-hari di negeri kita adalah terjemahan dari perkataan “marketing” atau biasa disebut tataniaga daripada pemasaran. Kegunaan yang diciptakan oleh kegiatan tataniaga adalah kegunaan waktu time utility, kegunaan tempat place utility, dan kegunaan pemilikan possesion utility. Kegunaan waktu berarti bahwa barang-barang mempunyai faedah yang lebih besar setelah terjadi perubahan waktu, misalnya: ikan tongkol pada waktu bukan musimnya lebih besar faedahnya dibandingkan pada waktu musimnya. Kegunaan tempat berarti barang-barang itu mempunyai faedah atau kegunaan yang lebih besar karena perubahan tempat, misalnya: ikan mas yang dihasilkan di Cisaat Kabupaten Sukabumi akan mempunyai kegunaan lebih besar bila dipindahkan atau dibawa ke Jakarta sebagai daerah konsumen. Para pembudidaya, pengolah kerupuk, nugget dan lain-lain, akan menjualnya kepada konsumen karena dibutuhkan yang memberikan kepuasan faedah atau Universitas Sumatera Utara kegunaan baginya, maka terjadilah peralihan pemilikan Possesion Utility atau Ownership Utility melalui proses jual beli. Berdasarkan uraian di atas, tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan bergerak barang-barang dan jasa dari produsen sampai pada konsumen. Dan Berdasarkan definisi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir tataniaga adalah menempatkan barang-barang ke tangan konsumen akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi proses pengumpulan konsentrasi, proses pengimbangan equalisasi dan proses penyebaran dispersi. Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari arus barang. Barang- barang yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah lebih besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran secara lebih efisien. Equalisasi merupakan tahap kedua dari arus barang, terjadi antara proses konsentrasi dan proses dispersi, yang merupakan tindakan-tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya. Universitas Sumatera Utara

2.4. Pengertian Produksi Secara Sempit

Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian Produksi Secara Umum Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang - barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan.Produksi Sebagai Sistem dan Proses Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan. Pengertian Produksi Secara Ekonomi Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa .Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si; 2005 Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa .Imamul Arifin Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan produksi atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input faktor produksi

2.4.1 . DefinisiPengertian D

istribusi Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut Universitas Sumatera Utara diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah utility waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya, yaitu: 1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi Channel of distributionmarketing channel. 2. . Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang Physical distribution. Saluran Distribusi Menurut Winardi 1989:299 yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut: “ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli. “ Sedangkan Philip Kotler 1997:140 mengemukakan bahwa :“ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi“. Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut. Pedagang perantara Pada dasarnya, pedagang perantara merchant middleman ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu ; pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa Universitas Sumatera Utara produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga memperdagangkannya. Agen perantara Agent middle man ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang mereka tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu : 1. Agen Penunjang Agen pembelian dan penjulan Agen Pengangkutan Agen Penyimpanan 2. Agen Pelengkap Agen yang membantu dalam bidang finansial Agen yang membantu dalam bidang keputusan Agen yang dapat memberikan informasi Agen khusus Menurut Philip Kotler 1993:174 agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan dengan baik efektif dan efisien maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu : a Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran. b Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran. c Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli. Universitas Sumatera Utara d Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan. e Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan. f Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang. g Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut. h Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut. Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialih-alihkan diantara penyalur. Apabila perusahaanprodusen menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi. Ada beberapa alternatif saluran tipe saluran yang dapat dipakai. Biasanya alternatif saluran tersebut didasarkan pada golongan barang konsumsi dan barang industri. Universitas Sumatera Utara 1 Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembelinya adalah pembelikonsumen akhir, bukan pemakai industri karena barang –barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri Basu Swasta 1984:96. 2 Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Jadi, pembeli barang industri ini adalah perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk non laba Basu Swasta, 1984:97 Berdasarkan pengertian diatas, maka seperti halnya pupuk itu digolongkan kedalam golongan barang industri, sebab pupuk dibeli petani bukan untuk dikonsumsi tetapi untuk digunakan dalam produksi pertaniannya. Dibawah ini digambarkan beberapa tipe saluran untuk barang konsumsi dan barang industri. Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat. Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut :“ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “. Manajemen distribusi fisik hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal ini sering pula diistilahkan sebagai manajemen Universitas Sumatera Utara logistik atau logistik pemasaran. Namun demikian, apapun istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama. Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam kegiatan distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam Basu Swasta, 1984: 220-229, yaitu : 1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya a. Penentuan lokasi penyediaan Kebijaksanaan terhadap lokasi persediaan didasarkan pada strategi yang diinginkan, apakah secara memusat konsentrasi ataukah menyebar dispersi dipasarnya. Jika perusahaan mengkonsentrasikan persediaannya, maka akan memudahkan dalam mengadakan pengawasan. Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan penanganan barangnya. Namun dari segi lain dapat terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan pengantaran barang kebeberapa segmen pasar akan terlambat. Dan jika perusahan menyebarkan persediaannya kebeberapa lokasi, maka keadaannya akan berlainan, dan merupakan kebalikan dari konsentrasi. b. Sistem penyimpanan persediaan Penyimpanan erat kaitannya dengan pergudangan, biasanya perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas penyimpan sendiri umumnya menyewa kepada lembaga atau perusahaan lain atau disebut gudang umum. Besarnya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut besarnya ruangan yang digunakan. 2. Sistem penanganan barang Sistem penanganan barang yang dapat digunakan antara lain : paletisasi dan pengemasan. Universitas Sumatera Utara a Paletisasi Dalam paletisasi, penanganan barang-barang baik itu berupa bahan baku maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini barang-barang dapat dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya besar. b Pengemasan Barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya. 3. Sistem pengawasan persediaan Faktor penting yang lain dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan adalah meminimumkan jumlah persediaan yang diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya. Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan analisis ramalan penjualan. 4. Prosedur memproses pesanan Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan antara lain menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta menyampaikannya kepada pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup Universitas Sumatera Utara atau tidak mampu melaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada pembeli dan Pemilihan metode pengangkutan 5. Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan mempunyai hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itu fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu

2.4.2 Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian

Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi Postproduction yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen postharvest dan pengolahan processing. Penanganan pasca panen postharvest sering disebut juga sebagai pengolahan primer primary processing merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan secondary processing merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama pengawetan, mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan industri. Universitas Sumatera Utara Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuaitepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Prosedurperlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untuk berbagai bidang kajian antara lain: a Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan primer, bertujuan menyiapkan hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya bisa berupa pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dll. b Penanganan pasca panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan benih yang baik dan mempertahankan daya kecambah benih dan vigornya sampai waktu c penanaman. Teknologi benih meliputi pemilihan buah, pengambilan biji, pembersihan, penjemuran, sortasi, pengemasan, penyimpanan Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan teknik deskriptif. Kopi Gayo Gayo Coffee merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Gayo adalah nama suku asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai petani kopi. Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia. Penelitian ini bertujuan menggambarkan dan mempelajari masalah- masalah dalam masryarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan yang ada, sikap dan pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dari suatu fenomena sosial. Alasannya permasalahan yang diteliti merupakan suatu fenomena yang terjadi sebagaimana adanya fakta-fakta yang ada di lapangan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Bener Meriah yaitu di empat kecamatan yang mewakili yaitu: Kecamatan Timang Gajah, Kecamatan Bukit, Kecamatan Bandar, dan Kecamatan Permata Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena mayoritas penduduknya adalah petani kopi murni. 40 Universitas Sumatera Utara

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, ada 2 jenis data yang akan digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. a Pertama data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui hasil wawancara dari informannarasumber. b Kedua, data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada melalui kajian pustaka, teori-teori, dan dokumentasi serta peraturan perundang-undangan sehingga diperlukan studi dokumentasi dan literature. Tujuannya sebagai upaya untuk mendapatkan informasi yang penting, tajam, mumpuni, dan mendukung keakuratan penelitian ini. Studi dokumentasi dan literatur yang terdapat dalam fenomena yang diteliti merupakan basis data yang dapat dijadikan sebagai informasi penting, seperti majalah, jurnal-jurnal ilmiah, data media massa dari Koran, internet dan data pendukung lainya. Adapun teknik pengumpulan data bertujuan mengumpulkan data atau informasi yang dapat menjelaskan permasalan atau penelitian secara onyektif. Dalam usahanya untuk memperoleh data secara diskriptif, peneliti menggunakan berbagai macam instrumen yang biasa dipakai dalam penelitian kualitatatif yaitu: 1. Pengamatan terlibat berperan serta participant observation Pengamatan terlibat adalah pengamatan yang dilakukan sambil sedikit banyak berperan serta dalam objek yang kita teliti . pengamatan berperan serta adalah strategi lapangan yang secara simultan memadukan analisis dokumen. Wawancara dengan responden dan informan, partisipasi dan observasi langsung dan introspeksi, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang nyata dan aktual. Universitas Sumatera Utara Adapun hal-hal yang perlu peneliti amati adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi petani kopi di Kabupaten Bener Meriah? b. Bagaimana peran pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup petani kopi yang berada di Bener Meriah? c. Bagaimana dampak komoditi kopi gayo terhadap kehidupan sosial petani di Bener Meriah 1. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mengungkap dan mengolaborasi sebanyak mungkin informasi melalui Tanya jawab langsung dengan responden sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara akan dilakukan pada orang – orang yang memiliki pengetahuan atau kapasitas terhadap permasalahan dalam penalitian ini untuk melihat sejauh mana peran pemerintah dalam upaya menolong para petani kopi dikabupaten Bener Meriah. Teknik pengumpulan informan yang diwawancarai adalah teknis Snow Balls. Ini artinya jumlah informan bisa berkembang sesuai kebutuhan data.

3.4. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian Lexy 1998;80. Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah dalam penelitian ini ada dua informan yaitu: Universitas Sumatera Utara Informan kunci key binforman yaitu orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian tersebut, dan informan biasa informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Mengingat informan penelitian ini cukup luas ruang lingkupnya maka ditentukan informan pada penelitian ini adalah para petani yang memiliki lahan pertanian yang tersebar di 3 kecamatan yang menjadi sentral kopi dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Bener Meriah, Yaitu kecamatan: 1. Kecamatan Timang Gajah 2. Kecamatan Bukit 3. Kecamatan Bandar 4. Kecamatan Permata Sumber data lain yang diperlukan diperoleh dari: 1. Petani Dari 7 kecamatan yang mayoritas petaninya menanam kopi gayo maka peneliti mengambil 4 kecamatan yang mewakili kecamatan yang lain seperti kecamatan bukit, kecamatan timang gajah kecamatan Bandar dan kecamatan permata peneliti telah mewawancarai sebanyak 40 orang petani kopi murni yang memiliki lahan pertanian minimal 1 hektar di masing- masing kecamatan dan yang mewakili kecamatanya: Kecamatan Bukit diwakili oleh: 1 Muhammad Yusuf 2 M. rasyid A. Nopi Universitas Sumatera Utara Kecamatan Timang Gajah diwakili oleh: 1 Hendra Irama 2 Sawal Kecamatan Bandar diwakili oleh: 1 Elies A. Mulyadi 2 Jakaria Kecamatan Permata 1 Sahril Bahril 2 Sutarman 2. Agen Gelondong yang merangkap menjadi Agen Gabah Agen gelondonganPembeli kopi cery yang ada dari 4 kecamatan yang menjadi sentra kopi di ambil 40 orang yang diwawancarai oleh peneliti dengan pembagian 10 orang dimasing-masing kecamatan Bukit, Kecamatan Timang Gajah, seta kecamatan, kecamatan Bandar, serta kecamatan permata. Kecamatan bukit diwakili oleh : 1 Aman Rat 2 Abdul Mutalif Kecamatan Timang Gajah diwakili oleh: 1 Bapak Taufik 2 Bapak Tawardi Kecamatan Bandar diwakili oleh: 1 Bapak Suhardi 2 Bapak Jamaludin Universitas Sumatera Utara Kecamatan Permata diwakili oleh: 1 Bapak Abdullah 2 Bapak Taufik Pada dasarnya agen-agen kopi ini tidak menetap di satu kecamatan saja namun berkeliling di seluruh kab. Bener Meriah untuk mencari kopi-kopi petani dan membelinya dengan harga yang rendah, bigitu juga dengan petani kopi akan berganti-ganti menjual kopi mereka tidak pada satu agen saja petani mencari agen yang mau membeli kopi mereka dengan harga yang agak tinggi. 3. Pemerintah a Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah b Dinas Perkebunan c Dinas Perindustrian d Dinas Keuangan e Dinas Pertanian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data primer diambil dengan mempergunakan wawancara mendalam depth interview yang diajukan kepada informan yang kemudian dianalisa observasi oleh peneliti disamping itu juga dikumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu kegiatan dengan menelaah sejumlah buku, karya ilmiah Universitas Sumatera Utara dan dokumenarsip yang berhubungan atau memiliki relevansi dengan penelitian ini. Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan tahap-tahap sebagai berikut: a. Reduksi Data data reduction, pada tahap ini data diberi kode, disimpulkan, dan dikategorikan menurut aspek-aspek penting dari setiap tema yang diteliti. Tahap ini juga membantu dalam menentukan data apa lagi yang diperlukan dan bagaimana serta siapa yang akan memberikan informasi selanjutnya, metode apa yang akan digunakan untuk menganalisis yang akhirnya akan membawa pada kesimpulan b. Pengorganisasikan data data organization yang telah ditentukan sebelumnya meliputi beberapa kategori yang ditetapkan, sehingga pada saat ini adalah proses pengumpulan assembling informasi yang betul- betul penting dianggap merupakan tema atau pusat penelitian. c. Interpretasi atau penafsiran interpretation, tahap ini meliputi proses mengidentifikasikan pola-pola patterns kecendrungan trends, dan penjelasan explanations, yang akan membawa pada kesimpulan yang telah teruji melalui data yang benar-banar lengkap, sehingga tidak ada informasi atau pengertian baru yang terlewatkan.

3.6. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang dilakukan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian Singarimbun, 1989. Universitas Sumatera Utara Adapun yang menjadi definisi konsep yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Pengertian Tataniaga secara sederhana dikatakan sebagai proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen. Produsen adalah mata rantai pertama dan konsumen adalah mata rantai yang terakhir Tataniaga adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat dalam arus barang dan jasa dari titik produksi hingga barang dan jasa tersebut ada di tangan konsumen. Tataniaga pertanian Berdasarkan pengertian tataniaga di atas maka didefinisikan pengertian tataniaga pertanian secara umum, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik barang–barang hasil pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen termasuk kegiatan- kegiatan yang ada di dalamnya . Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya. Equalisasi merupakan tahap kedua dari arus barang, terjadi antara proses konsentrasi dan proses dispersi, yang merupakan tindakan-tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Dispersi merupakan proses tahap akhir daripada arus barang yang terkumpul dan disebarkan ke arah konsumen atau pihak yang menggunakannya. Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan Universitas Sumatera Utara norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat . kontak Inggris : “contact berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama- sama dan tangere yang artinya menyentuh Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosialkemasyarakatan. komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap dan perasaan-perasaan yang disampaikan, kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Kegunaan tempat berarti barang-barang itu mempunyai faedah atau kegunaan yang lebih besar karena perubahan tempat. Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan

3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dijadwalkan selama 6 enam bulan. Sejak bulan Mei dan selesai pada bulan November 2013 Universitas Sumatera Utara

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kopi Di Indonesia

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Komoditas ini diperkirakan menjadi sumber pendapatan utama tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang sebagian besar mendiami kawasan pedesaan di wilayah-wilayah terpencil. Selain itu, komoditas ini juga berperan penting dalam penyediaan lapangan kerja di sektor industri hilir dan perdagangan. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar. Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.210.365 ha dengan produksi 686,92 ton dan volume ekspor 433.595 ton atau setara dengan US 814.311.000. Komposisi kepemilikan perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh Perkebunan Rakyat PR dengan porsi 96 dari total areal di Indonesia, dan yang 2 sisanya merupakan Perkebunan Besar Negara PBN serta 2 merupakan Perkebunan Besar Swasta PBS. Posisi tersebut menunjukkan bahwa peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup signifikan. Hal ini juga berarti bahwa keberhasilan perkopian Indonesia secara langsung akan memperbaiki kesejahteraan petani. Pada tahun 2010 komposisi perkebunan kopi yang diusahakan di Indonesia terdiri atas kopi Robusta seluas 958.782 hektar 79,21 dan Arabika seluas 251.583 ha 21,78 . Rata-rata produktivitas nasional kopi Robusta dan kopi Arabika berturut-turut adalah 741 kgha dan 959 kgha. Sampai dengan saat ini data luas areal dan produksi kopi Liberika dimasukkan ke dalam kopi Robusta. 49 Universitas Sumatera Utara Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi Robusta dengan pangsa sebesar 20 dari ekspor kopi robusta dunia. Kawasan segitiga kopi Indonesia yang meliputi Provinsi-provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu merupakan daerah penghasil kopi Robusta utama di Indonesia. Areal kopi robusta tersebar di hampir seluruh kepulauan Indonesia dengan urutan dan persentasi areal sebagai berikut Sumatera 66 , Jawa 12 , Bali dan Nusa Tenggara 8 , Sulawesi 7, Kalimantan 4, serta Maluku dan Papua 1. Daerah penghasil kopi Arabika utama di Indonesia adalah Provinsi- provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Urutan dan persentase daerah penghasil kopi Arabika adalah Sumatra 56 , Sulawesi 22 , Bali dan Nusa Tenggara 10 , Jawa 8 , dan Papua 4 . Kopi Liberika banyak ditanam petani di kawasan lahan pasang surut yang sebagian besar berupa tanah gambut seperti di Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kalimantan Tengah Kabupaten Pulang Pisau, dan Kalimantan Barat Kabupaten Sambas. Karena kopi Liberika memiliki daya adaptasi yang luas, kopi jenis ini juga ditanam secara sporadis pada tanah mineral dan ketinggian yang berbeda-beda di beberapa daerah seperti Sumatra Utara Kabupaten Tapanuli Selatan, Jawa Timur Kabupaten Malang dan Blitar, dan Lampung Kabupaten Tanggamus. Pada era globalisasi ini, pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia seharusnya tidak hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi, akan tetapi juga memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat sehingga diharapkan akan mampu meminimalkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup maupun permasalahan sosial. Pada dasarnya kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan berwawasan ekonomi, Universitas Sumatera Utara lingkungan, dan sosial berawal dari upaya mengelola sumberdaya alam secara bijaksana sehingga dapat menopang kehidupan yang berkelanjutan, bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat dari generasi ke generasi. Bentuk pendekatan dan implementasinya harus bersifat multi sektoral dan holistik yang berorientasi pada hasil nyata yakni : 1 adanya peningkatan ekonomi masyarakat; 2 pemanfaatan sumberdaya lokal dan pelestarian lingkungan hidup; 3 penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan; serta 4 pemerataan akses dan keadilan bagi masyarakat dari generasi ke generasi. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran pentingnya mengelola perkebunan kopi secara berkelanjutan telah menjadi tuntutan global. Adanya kepedulian yang tinggi terhadap pentingnya sebuah produk dihasilkan dari suatu proses yang tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi, namun juga aspek sosial dan lingkungan.

4.2. Profil Singkat Bener Meriah

Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu kabupaten termuda di provinsi Aceh. Kabupaten Bener Meriah merupakan hasil pemekaran dari Aceh Tengah pada tahun 2005. Kondisi umum Kabupaten Bener Meriah digambarkan dalam beberapa aspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan sosial, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Kabupaten Bener Meriah, sebagai kabupaten pemekaran baru, yang diformalkan sejak tahun 2004, telah mencatatkan beberapa pemimpin kepala daerah antara lain: 1. Ir. Ruslan Abdul Gani, Dipl, SE Pj. 2006 2. Ir. H. Tagore Abubakar 2007-2011 3. Drs. T.Islah, Msi Pj 2012 Universitas Sumatera Utara 4. Ir. Ruslan Abdul Gani, Dipl, SE 2012-2017 Karakteristik Lokasi dan Wilayah Luas dan Batas Wilayah Administrasi Bener Meriah memiliki posisi strategis berada di tengah-tengah Provinsi Aceh dengan Ibukota Redelong.Posisi geografis terletak pada 4 o 33’50”- 4 o 54’50” Lintang Utara dan 96 o 40’75”-97 o 17’53”Bujur Timur. Batas wilayah Bener Meriah, Meliputi: a. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Utara; b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur; c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur; dan d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Tengah. Dengan ketinggian rata-rata 100 – 2500 mdpl.Bener Meriahmemiliki luas wilayah darat 1.972,71km 2 atau 197.271,31Ha. Pada tahun 2010, secara administratif Bener Meriah memiliki 10 kecamatan yang terdiri dari 27 mukim dan 234 desa. Universitas Sumatera Utara Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032 Gambar 4.1. Peta Administratif Bener Meriah Topografi Bener Meriah memiliki klasifikasi kelerengan yang terbagi atas kelas kelerengan yaitu: 0-8, 8-15, 15-25, 25-40 dan 40. Berdasarkan gambaran klasifikasi kelerengan tersebut, wilayah Bener Meriahtampak didominasi oleh lahan berkelerengan 40 dengan luasan yang mencapai 89,588,16 Ha atau sebesar 40,81 dari total luas wilayah kabupaten. Adapun pola sebaran topografi Bener Meriah dapat dilihat pada Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Topografi Bener Meriah Kecamatan Kelerengan Total 0 – 8 o 8 – 15 o 15 – 25 o 25 – 40 o 40 o Bandar 16,01 2.624,29 1.408,20 1.233,71 5.018,34 10.300,55 Bener Kelipah - 739,07 607,21 555,67 767,22 2.669,17 Bukit 261,15 3.033,35 873,89 566,16 4.787,67 9.522,22 Gajah Putih - 256,07 1.089,98 1.024,88 3.570,86 5.941,79 Mesidah - 579,78 6.964,41 8.265,00 18.206,28 34.015,47 Permata - 3.855,55 3.683,96 4.639,96 7.231,62 19.414,04 Pintu Rime Gayo - 6.811,19 6.020,73 3.909,27 7.307,65 24.048,84 Syiah Utama - 2.893,89 9.681,24 17.382,37 38.510,33 68.467,83 Timang Gajah - 1.439,25 2.385,53 2.716,84 3.498,58 10.040,20 Wih Pesam - 1.936,47 2.606,55 747,84 689,61 5.980,47 Total 277,16 24.171,91 35.321,70 41.041,70 89.588,16 190.400,63 Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032 Catatan: Ada perbedaan persepsi terhadap luas wilayah Bener Meriah, BPS Bener Meriah dan Pemda Bener Meriah Universitas Sumatera Utara Penggunaan Lahan Pada tahun 2012 luas keseluruhan lahan Bener Meriah adalah 191.969 Ha dengan perincian hutan 104.814 Ha atau 55,50 dari luas total penggunaan lahan. Luas lahan pertanian sawah adalah 3,259 Ha atau 1,73 dan lahan ladangkebun seluas 43,765 Ha atau 22,80. Selebihnya merupakan lahan penggunaan lainnya seluas 31.758 Ha mencapai 16,54 dari luas total Bener Meriah Karakteristik lahan di Bener Meriah masih didominasi oleh hutan. Adanya program perluasan lahan pertanian dan transmigrasi tahun 2010-2012 menyebabkan lahan hutan di Bener Meriah berkurang sebanyak 30.170 Ha.Konversi lahan hutan di dominasi dari pengalihan hutan produksi. Pada tahun 2010, luas hutan produksi masih 70.348 Ha, namun berkurang dari 51.338 Ha menjadi 19.010 Hapada tahun 2012. Dengan demikian terjadi pertambahan luasan hutan lindung dari 64.636Ha pada tahun 2010 menjadi85.804 Ha pada tahun 2012. Luas sawah bertambah 0,7 seiring dengan upaya ekstensifikasi peningkatan produksi bahan pangan pokok berupa kegiatan percetakan sawah baru. Penambahan penggunaan lahan menjadi kebunladang paling tajam, mencapai 21 di mana terjadi antara tahun 2010-2012. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Jenis penggunaan lahan Bener Meriah tahun 2010 dan 2012 Penggunaan Lahan 2010 2012 Selisih Ha Ha Ha Persawahan 2.308,00 1,20 3.259,00 1,70 951,00 0,50 Bangunan Perkarangan 1.399,70 0,73 8.373,00 4,36 6.973,30 3,63 Kebun Ladang 3.138,60 1,63 43.765,00 22,80 40.626,40 21,16 Hutan Lindung 64.636,00 33,67 85.804,00 44,70 21.168,00 11,03 Hutan Produksi 70.348,00 36,65 19.010,00 9,90 - 51.338,00 - 26,74 Lain – lain 50.138,70 26,12 31.758,00 16,54 - 18.380,70 -9,57 Jumlah 191.969,00 100 191.969,00 100 - - Data BPS Bener Meriah, DDA 2011, Diolah Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutan , Dinas Pengairan, BPS 2012 Untuk komoditi perkebunan cenderung mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya, pada tabel berikut mengambarkan produksi beberapa komoditi yang ada di Bener Meriah . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Luas Areal Dan Produksi Komoditi Kopi, Sawit, Kakao dan Tebu Tahun 2007 - 2011 No Komoditi Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1 Kopi Luas Areal ha 39.490,01 39.490,01 43.764,49 43.764,70 45.316,04 Produksi ton 25.305,03 13.189,57 15.973,83 18.660,30 21.404,05 2 Sawit Luas Areal ha 51,45 51,45 1.051,45 1.299,95 1.300,00 Produksi ton 393,03 393,03 393,03 393,03 600,00 3 Kakao Luas Areal ha 237,13 237,13 237,13 933,13 1.300,00 Produksi ton 44,59 44,59 44,59 860,40 860,40 4 Tebu Luas Areal ha 221,70 236,70 236,70 1.391,20 1.441,20 Produksi ton 1.121,40 125,40 125,40 4.258,10 4.258,10 Sumber : Disbunhut Bener Meriah Kopi merupakan komoditi unggulan di Bener Meriah, dimana lebih dari 70 petani merupakan petani kopi, serta telah diakui dunia dengan pengakuaan indikasi geografis, untuk luas areal perkebunan cenderung meningkat dari tahun ke tahunnya, namun pasca konflik tahun 2005 luas areal perkebunan kopi terlantar cenderung meningkat, hal ini disebab migrasi penduduk serta berkembangannya penyakit tanaman dan banyak tanaman kopi tua, pada tahun 2012 luas kebun terlantar mencapai 3.020,13 ha atau 5,86. Universitas Sumatera Utara

4.3. Potensi Pengembangan Wilayah

Bener Meriah mempunyai beragam kekayaan sumberdaya alam antara lain pertanian,perkebunan, pertambangan umum yang memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Bener Meriah.Penentuan sistem perkotaan di Bener Meriah mempertimbangkan aspek- aspek sebagai berikut ini: 1. Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Aceh. 2. Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada dan pengembangannya. 3. Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan. Fungsi dan peran kawasan perkotaan di masing-masing ibukota kecamatan atau pusat-pusat pengembangan pada dasarnya sebagai berikut: 1. Fungsi tempat pasar market-place function bagi barang dan jasa konsumsi dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil pertanian. 2. Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi pada wilayah-wilayah pengembangan. 3. Fungsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian. 4. Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, komunikasi, keamanan, ibadah, rekreasi, administratif, dan lain-lain. Kelengkapan dalam penyediaan prasarana dan sarana baik sosial maupun ekonomi pada dasarnya bergantung pada hirarki kota yang bersangkutan.Selain itu Universitas Sumatera Utara juga terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi pemerintahan yang mempunyai sifat pelayanan hirarkis menurut status administrasi ibukota kabupaten, dan ibukota kecamatan.Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasilitas pusat pelayanannya yang akan dikembangkan di tiap kota. Adapun fungsi yang lain didasari oleh alasan tertentu, yaitu: 1. Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari keberadaan kota tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan perdagangan. 2. Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi utama dan akses ke jaringan transportasi utama. Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi langsung antara wilayah pedesaan dengan pusat regional. Hal ini akan menimbulkan ketidakefisienan, seperti tingginya ongkos transportasi, rendahnya kapasitas dan pemenuhan kebutuhan pelayanan, dan lain-lain yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri. Sistem perkotaan yang membentuk pola struktur ruang di Bener Meriah selain berdasarkan analisa kondisi perkotaan sekarang ini, juga mengacu pada struktur ruang yang lebih makro, yakni pola struktur wilayah Provinsi Aceh. Pola struktur ruang yang dibentuk berdasarkan sistem perkotaan dan pusat pelayanan di Bener Meriah adalah: Universitas Sumatera Utara

1. Pusat Kegiatan Lokal PKL