34
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah hemodialisa di RSUD
Dr.Pirngadi Medan.
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September di Ruang Hemodialisa RSUD Dr.Pirngadi Medan. Responden pada penelitian ini adalah pasien yang
menjalani hemodialisa. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi yang meliputi usia dan jenis kelaminpasien yang menjalani hemodialisa di ruang
hemodialisa di ruang hemodialisa RSUD Dr.Pirngadi Medan
5.1.1 Data Demografi
Deskripsi karakteristik demografi pasien yang menjalani hemodialisa di ruang hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan didapat 65 responden. Terlihat
bahwa mayoritas usia responden berada pada usia 30-60 tahun yaitu sebanyak 54 orang 83,08, mayoritas responden yangberjenis kelamin laki-laki sebanyak 42
orang 64,6.
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Pasien Yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan n= 65
Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
Usia
30 tahun 30-60 tahun
60 tahun 4
54 7
6,15 83,08
10,77
Total Jeni Kelamin
. Perempuan
Laki-laki
Total
65
23 42
65 100
35,4 64,6
100
5.1.2 Tekanan Darah Sebelum Menjalani Hemodialisa
Data tentang perbedaan tekanan darah sebelum dilakukan hemodialisa di Ruang Hemodialisa didapat bahwa mayoritas responden yang memiliki tekanan
darah Hipertensi Stage 1 sebanyak 23 orang 35,4 . Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 5.1.2 Tabel 5.1.2 Distribusi “Tekanan Darah Sebelum Hemodialisa di Ruang
Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
Tekanan Darah Sebelum Hemodialisa N
Tekanan darah normal 11
16,9 Tekanan darah pre-hipertensi
13 20,0
Tekanan darah hipertensi stage 1 23
35,4 Tekanan darah hipertensi stage 2
18 27,7
5.1.3 Tekanan Darah Sesudah Menjalani Hemodialisa
Data tentang perbedaan tekanan darah sesudah dilakukan hemodialisa di Ruang Hemodialisa didapat bahwa mayoritas responden yang memiliki tekanan
darah Hipertensi Stage 2 sebanyak 22 orang 33,8 . Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 5.1.3
Tabel 5.1.3 Distribusi “Tekanan Darah Sesudah Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
Tekanan Darah SesudaHemodialisa N
Tekanan darah normal 11
16,9 Tekanan darah pre-hipertensi
13 20,0
Tekanan darah hipertensi stage 1 19
29,2 Tekanan darah hipertensi stage 2
22 33,8
5.1.4 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Hemodialisa
Data tentang perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Dr.Pirngadi Medan adalah rata-rata
tekanan darah pada pengukuran pertama adalah 2,74 dengan Standart Deviasi 1,05. Pada pengukuran kedua didapat rata–rata tekanan darah 2,80 dengan
Standart Deviasi 1,09. Terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 0,62 dengan Standart Deviasi 0,65. Hasil uji statistic didapat
nilai P = 0,4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisa di RSUD
Dr.Pirngadi Medan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.1.4
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi “Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n=
65”
Variabel Mean
SD SE
P.Value N
Tekanan darah sebelum Hd 2,74
1,05 0,130
Tekanan darah sesudah Hd 2,80
1,09 0,136
0,4 65
Banyak faktor lain yang juga diyakini berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah yang terjadi pada tekanan darah pasien yang menjalani hemodialisa
dfiantaranya; UF selama hemodialisa yaituproses berpindahnya air dan zat melalui membrane semipermeable akibat tekanan hidrostatik didalam kompartemen darah
dan kompartemen dialisat. Pada ultrafiltrasi tekanan negatif diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan penghisap pada membrane dan memfasilitasi pengeluaran
cairan. Pada penelitian ini proses hemodialisa UFG rata-rata antara 1-5 kg penarikan. Seperti tampak pada tabel 5.1.5
Tabel 5.1.5 Distribusi Frekwensi “UFG Responden Selama Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
Rentang UFG N
UFG 2 kg 5
7.7 UFG 2 - 4 kg
32 49.2
UFG 4 kg 28
43.1
Penurunan tekanan darah saat hemodialisa mencerminkan besarnya jumlah cairan yang pindah dari intra vascular ke jaringan sekitarnya. Volume darah dalam
hemodialisa dipertahankan tergantung pada cepatnya pengisian ulang kompartemen darah dari jaringan sekitar. Penurunan volume darah menyebabkan
penurunan cardiac autput yang pada ahirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Pembatasan ultrafiltrasi dapat dicapai dengan perpanjangan durasi HD.
Frekuensi hemodialisa 6xminggu mempunyai resiko lebih kecil terjadi penurunan tekanan darah dibandingkan dengan yang 2-3 kali seminggu. Kadar hematokrit
dapat dipakai sebagai monitor terjadinya perpindahan cairan selama hemodialisis. Faktor lain adalah kadar hemoglobin satu bulan terakhir, kadar Hb pasien
hemodialisa rata-rata adalah anemis yang ditunjukkkan dari frekwensi antara 6-10 gdl. Viskositas darah ini juga dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang.
Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah yang merupakan cairan kental, lengket, yang memberikan
tekanan dua sampai tiga kali lebih besar dari pada air biasa atau larutan garam. Viskositas darah bergantung pada plasma dan sebagaimana pada jumlah sel darah
merah yang ada. Viskositas darah biasanya konstan, tetapi merupakan cairan kental.
Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit berpengaruh pada viskositas, akan tetapi akan meningkat pada polisetemia.
Viskositas darah yang rendah akan berhubungan dengan tekanan darah rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan darah tinggi Green, 2008.
Tabel 5.1.6 Distribusi Frekwensi “Kadar Hb responden Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
Kadar Hb N
6,0 2
3.1 6,2
1 1.5
6,4 1
1.5 6,9
1 1.5
7,2 1
1.5 7,6
1 1.5
7,8 1
1.5 7,9
1 1.5
8,0 2
3.1 8,1
6 9.2
8,2 3
4.6 8,3
4 6.2
8,4 1
1.5 8,5
2 3.1
8,6 1
1.5 8,7
4 6.2
8,8 1
1.5 8,9
5 7.7
9,0 3
4.6 9,1
2 3.1
9,2 5
7.7 9,3
2 3.1
9,4 1
1.5 9,6
1 1.5
9,8 4
6.2 10,0
2 3.1
10,2 2
3.1 10,3
3 4.6
10,5 1
1.5 10,6
1 1.5
Interdialytic Weight Gain IDWG merupakan peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai indikator untuk
mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik. Peningkatan IDWG melebihi 5 dari berat badan kering dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi seperti hipertensi, hipotensi intadialisis, gagal jantung kiri, ascites, pleural effusion, gagal jantung kongestif, dan dapat mengakibatkan kematian.
IDWG dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor baik faktor internal yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, stress, maupun faktor
eksternal yaitu dukungan keluarga dan social serta intake cairan levey, Coresh, Balk, kaustz Levin, 2003. Nilai Interdialytic Weight Gain yang dapat
ditoleransi sekitar 2 hingga 3 pon atau sekitar 0,9 – 1,3 kilogram. Pada penelitian ini didapatkan mayoritas IDWG respondendiatas 5 atau lebih dari IDWG yang
di toleransi, 35 responden atau 53,8 IDWG diatas 1,3 Kg, seperti pada tabel di bawah ini,
Tabel 5.1.7 Distribusi Frekwensi “IDWG Responden Selama Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
IDWG N
0,5-0,8 kg 2
3.1 0,9-1,3 kg
28 43.1
1,4 kg 35
53.8
Etiologi dari gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritik, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati, diabetik, serta penyebab
lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan penyebab yang tidak diketahui Price, 1995. Di dapat mayoritas responden pada penelitian ini etiologinya hipertensi
sebanyak 35 responden atau 53,8, seperti tercantum pada tabel 5.1.8
Tabel 5.1.8 Distribusi Frekwensi “Etiologi Gagal Ginjal Responden Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
Ec. Penyebab Hipertensi N
Hn Hipertensi Nefropati 35
53.8 Dn Diabetik nefropati
7 10.8
GNC glomerulonefritis 13
20.0 PGOI Penyakit Ginjal Obstruksi Infeksi
8 12.3
lain lain 2
3.1
Selain itu QB juga memiliki peranan dalam mempenggaruhi perubahan suatu tekanan darah sebelum dan sesudah hemodialisa, seperti di ungkapkan Pardede
2011,Qb yaitu kecepatan aliran darah yang tercantum di mesin hemodialisa, qb yang di perlukan untuk sirkulasi ini ± 200 – 400 mlmenit. Memulai hemodialisa
Qb 50 mlmenit kemudian dinaikkan 100 mlmenit dan secara bertahap dinaikkan tergantung kecukupan dari aliran darah dari sarana hubungan sirkulasinya. Dari
hasil penelitian didapatkan frekwensi QB seperti pada tabel berikut:
Tabel 5.1.9 Distribusi Frekwensi “QB Responden Selama Hemodialisa di Ruang Hemodialisa BLUD DR. Pringadi Medan, n= 65”
QB N
180 1
1.5 200
3 4.6
220 6
9.2 230
21 32.3
240 9
13.8 250
25 38.5
5.2 Pembahasan