Pengaruh tingkat pengembalian modal (ROE) dan nilai tambah ekonomi (EVA) terhadap harga saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa

(1)

(2)

(3)

(4)

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : M Sulton Hakim Amrulloh

Alamat / Address : Jl.Sari Indah 1 No.5 Babakansari Kiaracondong Bandung

Kode Post / Postal Code : 40283

Nomor Telepon / Phone : 085790712053 Jenis Kelamin / Gender : Pria

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 07 agustus 1988 Status Marital / Marital Status : Belum Menikah Warga Negara / Nationality : Indonesia Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Educational and Professional Qualification Jenjang Pendidikan

Education Information

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang 1995 - 2000 Madrasah Ibtidaiyah An-Nahar -

2001 - 2003 SMP Bina Dharma Bandung -

2004 - 2006 SMA Negeri 16 Bandung -

2007 - 2013 UNIKOM Bandung Manajemen S1

Bandung, Juli 2013

M.Sulton Hakim Nim 21207051


(5)

The Influence of Return On Equity (ROE) and Economic Value Added (EVA)

To Stock Price in Insurance Companies Listed

in Indonesia Stock Exchange

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Jenjang Studi Strata I Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

MUHAMMAD SULTON HAKIM A 21207051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

v Assalamu’allaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur tercurah pada Allah SWT, atas segala kasih dan sayang, hidayah, akal pikiran dan atas segala kemudahan. Hanya karena rahmat, karunia, dan berkah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) terhadap Harga Saham”. Sholawat serta salam kita curahkan pada baginda, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, saudara, dan sahabat-sahabatku. Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh Strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak, baik berupa moral maupun materil, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai hambatan tersebut. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Bapak Dr. Dedi Sulistiyo, ST., M.T. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

vi

5. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si., selaku dosen penguji II skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku dosen penguji I skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh staf dosen pengajar, staf sekretariat (Teh Maya dan Teh Hanna) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, dan adik yang selalu tulus dan tidak pernah henti-hentinya memberikan do’a, dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya selama ini kepada penulis.

9. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA), terimakasih telah menjadi organisasi yang mampu memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga bagi penulis.

10.Sahabatku yang banyak membantu (Herdys, Maulana,)

11.Teman-teman seperjuangan Manajemen-III Angkatan 2009, 2008, 2007. 12.Seluruh anak-anak kostn Kubang sari XII.

13.Anak-anak Group “ Tonji” yang telah banyak memberikan kebahagiaan serta saling berbagi dalam derita juga senang.

14.Serta semua pihak yang telah membantu, mendoakan, dan memberi dukungan kepada penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(8)

vii

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian Skripsi ini baik dalam penulisan, tata bahasa, maupun sistematika penyajiannya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya koreksi, saran serta tanggapan dari semua pihak tentang penulisan ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, juga bisa menjadi inspirasi bagi pembelajaran selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 20 Juli 2013

Penulis,


(9)

viii

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS... 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Profitabilitas (ROE) ... 14

2.1.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas ... 14


(10)

ix

2.1.2.4 Kebaikan Dan Kelemahan EVA ... 22

2.1.2.4.1 Kebaikan EVA………..…….22

2.1.2.4.2 Kelemahan EVA………23

2.1.3 Pengertian Harga Saham ... 24

2.1.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham………25

2.1.3.2 Jenis-jenis Saham ... 26

2.1.3.3 Jenis-jenis Nilai Saham ... 27

2.1.3.4 Metode Analisis Nilai Saham………...28

2.1.3.5 Penilaian Harga Saham………28

2.1.3.6 Hasil Penelitian Terdahulu………..29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 32

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 34

2.2.1.1 Hubungan ROE dan EVA………...…….…….34

2.2.1.2 Hubungan ROE dan Harga Saham……..…….35

2.2.1.3 Hubungan EVA dan Harga Saham……...……36

2.2.1.4 Hubungan ROE dan EVA terhadap Harga Saham……….36

2.3 Hipotesis ... 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 42


(11)

x

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 54

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 59

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Gambaran Umum Perusahaan………....………..67

4.1.1 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk…….………..67

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan….………68

4.1.2 PT Asuransi Ramayana Tbk………..69

4.1.2.1 Sejarah Singkat Perusahan………..……….69

4.1.3 PT Lippo General Insurance Tbk………..70

4.1.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan………70

4.1.4 PT Panin Life Tbk……….72

4.1.4.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...…72

4.1.5 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk……….73

4.1.6 Kegiatan Perusahaan………75

4.2 Analisis Deskriptif………..………76

4.2.1 Perkembangan ROE…...………..76

4.2.2 Perkembangan EVA………..……….83

4.2.3 Perkembangan Harga Saham…….….……….89

4.3 Analisis Verifikatif………..……….95

4.3.1 Analisis Korelasi………...…96

4.3.2 Analisis Jalur……….98

4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi………..…….101


(12)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

5.1 Kesimpulan………..117

5.2 Saran……….120

DAFTAR PUSTAKA ... 123

LAMPIRAN ... 125 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(13)

70

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, (2010).Manajemen Keuangan, Teori Dan Aplikasi Yogyakarta,BPFEYogyakarta.

Amin Widjaja Tunggal, (2001). Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) Dan Value-Based Management (VAM), Harvarindo,2001.

Ardiani Ika S. (2008). Economic Value Added (EVA) : Suatu Alternatif Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Jurnal SOLUSI, vol 7 no. 4, oktober 9-17. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Semarang. Arthur J keown . (2010). Buku Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Jakarta :

PT INDEKS.

Brigham & Houston, (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Alih Bahasa: Alih Akbar Yulianto. edisi.sebelas,Salemba empat, Jakarta.

Brigham & Houston, (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Alih Bahasa: Alih Akbar Yulianto. Edisi sepuluh,Salemba empat, Jakarta.

David Saerang & Wintson Pontoh (2011) Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham.Jurnal Studi pada saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di bursa Efek Indonesia. Vol.6 (2), Juli 2007.

H.M Jogiyanto, (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima,Yogyakarta,BPFEYogyakarta.

Harahap S Sofyan, (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, cetakan ketiga,edisi.1, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mahbub Ahmad & Hening Widi Oetomo, (2007), Analisa Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added Dan Market Value Added Perusahaan Rokok JAMBSP Vol. 4 No.1, Oktober 2007, Issn : 1829-9857 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya.

Meilinda & Endang Tri Widyarti, (2012), Pengaruh Rasio Profitabilitas dan EVA Terhadap Harga Saham. Jurnal Management pada sector industry manufaktur di BEI. Vol. 1 (2) 67-79.

Raja Lambas J. Panggabean, (2005), Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen & bisnis pada perusahaan LQ 45 di BEI. Vol.3 (5)


(14)

Salma Saleh, (2009), Pengaruh ROA,ROE dan EPS Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan pada perusahaan industry pertambangan di bursa Efek Indonesia, Vol.1 (1)

Supriyanto, (2007), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio. Jurnal Manajemen Mutu pada perusahaan emiten yang tergabung dalam kelompok LQ 45 di BEI. Vol.6 (2) 93-106

Ventje llat & Meily Kalalo, (2011), Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham.Jurnal Studi pada perusahaan LQ 45 yang tergabung di bursa Efek Indonesia. Vol.6 (2), Juli 2007.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanti, 2010, Tinjauan Pustaka, Universitas Sumatera Utara.

Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom. Bekasi: Genesis.

Zahara & Haryanti, 2011, Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added Pada PT Telkom PESAT Vol. 4 , oktober 2011, Issn : 1858-2559 Universitas Gunadarma.

http://www.NERACA.co.id http://www.idx.co.id


(15)

(16)

1.1Latar Belakang Penelitian

Pasar modal adalah salah satu alternative yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan datanya. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat. Banyaknya perusahaan yang go public mendorong para investor berhati-hati sebelum mengambil keputusan investasi yang ada. Oleh karena itu, investor harus terlebih dahulu menganalisis informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Pada perusahaan besar yang sahamnya dijual ke masyarakat, maka bursa saham bisa merupakan indeks yang baik untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Harga saham terpengaruh langsung dengan cepat oleh informasi yang tersedia. Dalam laporan keuangan, terdapat analisis rasio keuangan yang ternyata mempunyai pengaruh yang cukupbesar terhadap perubahan harga saham (Susilawati, 2005 : 57).

Dalam mengukur kinerja perusahaan investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity adalah merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Menurut penelitian Standar and Poor 500 di Amerika rata-rata tingkat Return On Equity yang tinggi mempengaruhi harga saham perusahaan-perusahaan tersebut.


(17)

Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain. Angka ini juga secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari berbagai perspwktif contributor pendanaan yang berbeda (Wild, dkk, 2005 : 63). Pada pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uangnya, dan rasio ini menunjukkan seberapa besar pengembalian tersebut. Semakin besar rasio ini dapat mempengaruhi minat investor untuk melakukan pembelian saham. Hasil penelitian Susilawati (2005) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham.

Investor yang akan menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada sebuah perusahaan seharusnya memperhatikan dan mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan tersebut sebelum melihat aspek penting lainnya. Karena kinerja keuangan yang nampak dapat menunjukkan bagaimana modal dan asset yang sudah ada dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan dalam usahanya untuk sustainable dan growth. Selain itu, apabila kondisi keuangannya baik maka diprediksikan perusahaan tersebut akan mampu membiayai kebutuhan akan modal dan kewajibannya serta kesinambungan dalam memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya di masa yang akan datang.

Selama ini pengukuran kinerja manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan karena pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan yang bersangkutan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional lebih menitikberatkan pada sisi financial,


(18)

tanpa mempertimbangkan aspek lain misalnya kesejahteraan pemilik (Prapti Iriana Y A, 2003:225).

Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan (Mulyadi, 2001:415-416).

Berbeda dengan pengukuran kinerja dalam akuntansi tradisional, pengukuran kinerja dengan EVA mempertimbangkan kepentingan Shareholder (yaitu meningkatkan kemakmuran shareholder). Melihat dari kelemahan metode tradisional kini telah muncul metode alternatif untuk mengukur kinerja keuangan yang lebih akurat yaitu Economic Value Added (EVA). Pengukuran kinerja dengan EVA akan menjadikan hasil pengukuran lebih akurat karena EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen.

Selain itu EVA dapat membantu pemilik perusahaan dalam memberi imbalan pada aktifitas yang memberikan nilai tambah dan membuang aktifitas yang mengurangi nilai perusahaan. Namun hingga saat ini metode EVA masih sangat jarang digunakan oleh perusahaan di Indonesia dalam mengukur kinerja keuangan, karena sebagian perusahaan masih menggunakan metode pengukuran kinerja tradisional berupa analisis rasio keuangan yang juga digunakan untuk membantu para investor dan pemegang saham sebagai acuan untuk mengalokasikan dan menanamkan modalnya (Ardiani Ika S dan Sri Yuni,2005:76).

Keunggulan EVA sebagai pengukur kinerja terletak pada kemampuannya untuk menyatukan tiga fungsi penting manajemen, yakni (1) capital budgeting, (2)


(19)

performance appraisal dan incentive compensation (Higgins 1998). Keterbatasan EVA sebagai ukuran kinerja mempunyai keterbatasan antara lain, (1) sebagai alat untuk mengukur kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan, (2) sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bisa mengakibatkan penurunan nilai EVA dalam periode bersangkutan. Hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan dimasa depan, dan (3) EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan kinerja keuangan (Pradhono, Yulius, 2004).

Metode Economic Value Added digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan khususnya di bidang keuangan yang konsisten dengan tujuannya yaitu memaksimumkan kemakmuran perusahaan. Criteria dari penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah ekonomis sebagai berikut: (1) jika Economic Value Added (EVA) > 0, berarti telah terjadi proses nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban, (2) jika Economic Value Added (EVA) = 0, berarti titik impas atau break event point tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis , tetapi perusahaan mampu membayar semua kewajibannya kepada para kreditur, dan (3) jika Economic Value Added (EVA) < 0, berarti tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan karena laba yang tersedia tidak dapat memenuhi harapan para penyandang dana. Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu membayarkan kewajibannya kepada para kreditur.


(20)

Banyak perusahaan yang telah Go Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diantaranya adalah perusahaan dalam kategori jasa keuangan asuransi Alasan obyek penelitian pada perusahaan asuransi karena prospek perkembangan perusahaan asuransi di masa yang akan datang yang akan terus berkembang. Sejak Krisis keuangan yang terjadi di Eropa dan beberapa negara Asia mengancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransinya. “Namun, di Indonesia industri asuransi diprediksikan akan terus berkembang mencapai 30% pada 2012.”

Pertumbuhan asuransi yang mencapai 30% di tahun 2012 akan sangat ditunjang dengan adanya peluang bisnis asuransi. Peluang-peluang tersebut yakni peluang pasar asuransi syariah, micro insurance, kemudian kelas ekonomi menengah yang akan terus berkembang. “Memang kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi masih lemah, tapi kita melihat jumlah kelas menengah di Indonesia akan membesar. pertumbuhan ini pasar potensial asuransi jiwa.

Indikator yang mendorong pertumbuhan asuransi jiwa, selain faktor jumlah penduduk besar, juga karena semakin menarik dan mudahnya sistem asuransi jiwa yang ditawarkan ke masyarakat, serta kondisi ekonomi masyarakat cukup baik”. Sedangkan, penduduk Indonesia termasuk dalam lima besar dunia, ini menjadi pasar yang potensial bagi dunia asuransi. Dengan Jumlah penduduk yang meningkat, menjadi salah satu peluang bagi asuransi jiwa, apalagi didukung dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang relatif stabil, dan terlihat pada pertumbuhan ekonomi nasional terus berkembang menjadi peluang bagi dunia asuransi”.


(21)

Dengan Jumlah penduduk yang meningkat, menjadi salah satu peluang bagi asuransi jiwa, apalagi didukung dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang relatif stabil, dan terlihat pada pertumbuhan ekonomi nasional terus berkembang menjadi peluang bagi dunia asuransi”. Tahun lalu, masyarakat Indonesia yang mengikuti asuransi jiwa baru tujuh persen, tetapi pada 2012 ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Idikator semakin beragamnya produk asuransi jiwa yang ditawarkan menjadi pemicu meningkatnya dunia asuransi, dengan diikuti kemudahan jenis dan sistem produk yang ditawarkan menjadi faktor yang diharapkan akan memicu pertumbuhan asuransi jiwa.

Sementara melihat perkembangannya, asuransi dunia akan terus mengalami pertumbuhan, khususnya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan pertumbuhan rata-rata dua digit sampai dengan 2014, maka total aset industri asuransi jiwa diperkirakan dapat mencapai Rp500 triliun. “Sampai saat ini total aset industri jiwa telah mencapai Rp249 triliun.”

Ketua Bidang Channel Distribusi AAJI, Oemin Handayanto mengatakan, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berasuransi harus melibatkan semua pihak, tidak terkecuali pemerintah dan perusahaan asuransi itu sendiri. “Pemerintah bisa membantu penguatan edukasi di lapangan, sedangkan perusahaan asuransi juga jangan pernah lelah memperkuat kinerja agennya.” .(http://www.NERACA.co.id).

Terdapat 11 perusahaan asuransiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tetapi penulis hanya mengambil 5 perusahaan yaitu PT Lippo General Insurance Tbk, PT


(22)

Panin Life Tbk, PT Asuransi Ramayana Tbk, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.

Tahun ROE (%)

EVA (Rp)

Harga Saham (Rp)

2005 10,27 36.489.394.080 378 2006 7,31 - 9.082.268.000 354 2007 7,22 - 177.047.994.000. 462 2008 7,24 - 262.966.562.000 255 2009 10,49 - 56.852.978.000 410 2010 12,93 10.052.164.000 627

Masalah yang terjadi pada perusahaan asuransi dimana tingkat pengembalian modal pada tahun 2006 dan 2008 mengalami penurunan diikuti dengan menurunnya nilai perusahaan sehingga mengakibatkan harga saham menurun . hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah beban lain-lain dan meningkatnya beban bunga yang berimbas pada penurunan laba bersih dan rata-rata jumlah modal perusahaan mengalami penurunan dan kinerja perusahaan yang buruk dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan sehingga menghasilkan kerugian bagi investor. Hal ini memberikan dampak yang negatif terhadap saham sehingga investor kurang berminat untuk berinvestasi sehingga menurunkan permintaan terhadap saham yang kemudian berdampak pada penurunan harga saham.


(23)

Sedangkan pada tahun 2008 dimana harga saham mengalami penurunan yang tinggi ini disebabkan karena adanya krisis keuangan global. Krisis ini di picu oleh gagalnya Subprime Mortgage yang dibelakukan di Amerika Serikat. Hal ini membuka potensi perusahaan asuransi untuk menderita kerugian karena premi yang diterima pada awal penutupan tidak sebanding dengan resiko yang terjadi, krisis ini juga mempengaruhi harga saham perusahaan asuransi yang go publik. Harga saham mereka juga beresiko turun dan lagi-lagi hal ini dapat membuka potensi perusahaan asuransi mengalami kerugian. Dengan demikian proyeksi rugi/laba perusahaan pun tidak tercapai.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan nilai tambah ekonomi terhadap harga saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI selamaenam tahun berturut-turut di mulai dari tahun 2005 hingga 2010, yang diimplementasikan dengan judul :

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (ROE) DAN Nilai Tambah Ekonomi (EVA) Terhadap Harga Saham Pada perusahaan sektor Asuransi yang tergabung di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2005 – 2010”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

. Berdasarkan latar belakang serta fenomena diatas dan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh IDX berupa data ICMD (Index Capital Market Directory) sebagai informasi umum, bahwa masalah perusahaan sektor asuransi yaitu sebagai berikut :


(24)

1. Tingkat pengembalian modal pada tahun 2006 dan 2008 mengalami penurunan diikuti dengan menurunnya nilai perusahaan sehingga mengakibatkan harga saham menurrun . hal ini disebabkan karena menurunnya laba bersih dan kinerja keuangan perusahaan serta krisis keuangan global.

2. Investor mengharapkan ROE yang tinggi dari suatu perusahaan karena secara teoritis harga saham juga ikut meningkat sehungga akan meningkatkan keuntungan para investor dalam penyertaan modalnya ke dalam perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian diatas maka peneliti bermaksud menguji pengaruh tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi yang berpengaruh terhadap harga saham. Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Tingkat Pengembalian Modal pada perusahaan asuransin yang tergabung di BEI 2005-2010

2. Bagaimana perkembangan Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010

3. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010

4. Bagaimana hubungan Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010


(25)

5. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Nilai Tambah Ekonomi Terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010 secara simultan dan parsial.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, fakta dan informasi dari objek penelitian mengenai Tingkat Pengembalian Modal, Nilai Tambah Ekonomi dan Harga saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan diinterpretasikan guna penyusunan tugas akhir pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini menekankan pada apa yang telah dirumuskan oleh peneliti, yaitu:

1. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Modal pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

2. Untuk mengetahui perkembangan Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

3. Untuk mengetahui perkembangan harga saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

4. Untuk mengetahui hubungan Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.


(26)

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Nilai Tambah Ekonom terhadap Harga saham pada perusahaan keuangan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010 secara simultan dan parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas dasar pemikiran bagi permasalahan yang dibahas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi penulis, organisasi/perusahaan maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kegunaan penelitian ada dua, yaitu kegunaan praktis dan kegunaan akademis.

1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan masukan dan pertimbangan dan dapat dijadikan pembuktian bagi perusahaan sektor maupun subsector keuangan asuransi apakah ada pengaruhnya tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi terhadap harga saham yang tergabung dalam bursa efek Indonesia.

2 Bagi pihak investor

Memberi tambahan bahan pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan investasi. Sebab, tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi karena keduanya mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut.


(27)

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Pengembangan Ilmu

Usulan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khusunya pada bidang manajemen keuangan, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama tentang pengaruh tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi terhadap harga saham sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori keuangan.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain atau para akademisi yang akan mengambil penelitian tentang pengaruh tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi terhadap harga saham sekaligus sebagai referensi penulisanya.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada Perusahaan Asuransi yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia. Dengan mengambil data-data sekunder yang didapat melalui Bursa Efek Indonesia IDX yang beralamat di Jalan Jl. Veteran No. 10, Bandungtlp (022) 421-4349 faks (022) 421-4359 email: pipm.bandung@idx-pipm.net, serta melalui literatur-literatur yang ada.


(28)

Penelitian dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2013. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2

Tabel Jadwal Penelitian dan Pengumpulan Data

o

Bulan Mei Juni Juli Agustus

Kegiatan/ Minggu ke

Pengumpulan Data a.Penyusunan UP b.Bimbingan c.Pendaftaran Seminar UP

d.Seminar UP e.Perbaikan

Pengumpulan Data

(EVA)

Pengumpulan Data

(ROE)

Pengumpulan Data

(CLOSING PRICE)


(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas

Untuk melakukan analisis profitabilitas yang merupakan hasil akhir dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan perusahaan, diperlukan angka-angka indikator. Analisis profitabilitas ini memberikan jawaban akhir tentang efektif tidaknya suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui kemampuan perusahaan mempertahankan kebijakan deviden yang stabil sementara pada saat yang sama dapat mempertahankan kenaikan kekayaan pemegang saham dalam perusahaan. 2.1.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut R. Agus Sartono (2010:122) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen.

Sedangkan menurut Harahap Sofyan Syafri (2008:304) Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.


(30)

Menurut R. Agus Sartono (2010:123) Beberapa jenis rasio profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Gross profit margin

Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik. Tetapi perlu diperhatikan bahwa gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun begitu sebaliknya.

2. Net profit margin

Apabila gross profit margin selama suatu periode tidak berubah sedangkan net profit marginnya mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relative lebih besar dari pada peningkatan penjualan.

3. Return on investment

Return on investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

4. Return on equity

Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.


(31)

5. Profit margin

6. Rentabilitas ekonomi

Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit margin maka dapat di cari earning power atau return on assets ratio. Earning power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva

7. Earning power

Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam meghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga akan meningkat.

Sedangkan menurut Harahap Sofyan Syafri (2008:304) Beberapa jenis rasio profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Margin Laba (Profit Margin)

Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

2. Return on asset

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.


(32)

3. Return on investment / Return on equity

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.semakin besar semakin bagus.

4. Return on Total Asset

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

5. Basic Earning power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.

6. Earning Per Share

Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

7. Contribution Margin

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.

2.1.1.2 Return On Equity (ROE)

Menurut R. Agus Sartono (2010:124) Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang


(33)

perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.

Bagi investor keberhasilan dari upaya menghasilkan laba bagi perusahaan adalah return on equity semakin tinggi rasio ini semakin tinggi permintaan investor untuk membeli saham .sebaliknya makin rendah rasio ini maka investor akan menjual sahamnya . permintaan dan penawaran tersebut akan mempengaruhi harga saham di bursa.

ROE =

2.1.2 Economic Value Added (EVA)

Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennett Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya “ The Quest For Value” (Harper Busines, 1991). Konsep EVA menjadi sistem manajemen keuangan yang hangat dewasa ini. Menurut majalah Economist (2 Agustus 1997) lebih dari 300 perusahaan di dunia telah mengadopsi system berbasis EVA.

2.1.2.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2001:1) Economic Value Added (EVA) adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating costs) dan biaya modal (cost of capital).


(34)

Menurut Brigham dan Houston (2009:69) EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk yahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas .

sedangkan Menurut Anthony dan Govindarajan (2002), EVA atau disebut juga nilai tambah ekonomi adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba bersih operasi (net operating profit), di mana beban modal diperoleh dari perkalian antara jumlah asset yang digunakan. Dengan suatu tingkat tarif (rate). Lebih lanjut lagi Anthony dan Govindarajan(2002) menyatakan bahwa ketika digunakan sebagai ukuran kinerja, EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan nilai EVA dengan mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara EVA diperhitungkan sebagai berikut :

EVA = Laba bersih – Beban modal Dimana :

Beban modal = Biaya modal x modal yang digunakan 2.1.2.2 Komponen Economic Value Added (EVA)

Menurut Young dan O‟Byrne (2001) EVA sama dengan NOPAT dikurangi biaya modal. NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan . sedangkan biaya


(35)

modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan (juga disebut modal atau modal yang dipakai) dikalikan dengan rata-rata tertimbang dari biaya modal (Weighted Average Cost of Capital/WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal (hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham) yang ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang, dan kewajiban jangka panjang lainnya. EVA dapat diukur dengan cara sebagai berikut :

Penjualan bersih – Biaya operasi = Laba Operasi (EBIT) Laba operasi (EBIT) – Pajak = NOPAT

2.1.2.3 Konsep Economic Value Added (EVA)

Sukarno (2002) menyatakan bahwa konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan (selain ROI). Yang menjadi fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai perusahaan (creating a firm‟s value). Penciptaan kinerja dengan EVA dianggap lebih mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham. Jadi, secara definitif EVA juga dapat diartikan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan/atau investasi.


(36)

EVA = NOPAT – CAPITAL CHARGE

Keterangan : EBIT = Laba sebelum beban bunga dan Pajak TAX = Pajak Penghasilan Perusahaan

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang NOPAT = Laba bersih operasi setelah pajak

Lebih lanjut lagi Sukarno (2002) menyatakan bahwa perhitungan NOPAT tidak mengikutsertakan faktor non-operasional, misalnya laba/rugi dari penjualan aktiva tetap dan penghentian usaha. Sedangkan capital charges, sebagai aspek terpenting dan yang spesifik dari EVA, tidak semata-mata memperhitungkan beban bunga yang harus dibayarkan kepada para kreditur, tetapi juga beban-beban yang semestinya dibayarkan kepada para pemegang saham. Capital charges adalah perkalian antara WACC dan invested capital. Dalam hal ini WACC merupakan tingkat return minimum (diberi bobot berdasarkan proporsi masing-masing instrumen pembiayaan dalam struktur modal perusahaan) yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi harapan kreditur dan pemegang saham. Pemberian bobot tersebut dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda senantiasa mengandung resiko yang berbeda bagi investor.

Implementasi konsep EVA yang optimal mengisyaratkan transparansi internal/manajemen dalam menyampaikan laporan keuangan atau kondisi perusahaan. Good corporate governance menjadi prasyarat mutlak untuk mengaplikasikan EVA secara baik dan benar. Secara teoritis, jika nilai EVA perusahaan makin besar berarti


(37)

manajemen telah menciptakan nilai tambah ekonomis yang makin besar bagi operasional perusahaan.

2.1.2.4 Kebaikan dan Kelemahan EVA 2.1.2.4.1 Kebaikan EVA

Menurut Pancawati Hardiningsih (2000:10-11) kebaikan-kebaikan menggunakan EVA adalah sebagai berikut

1. EVA sesuai dengan konsep income dalam ekonomi makro yang besarnya sama .dengan nilai tambah. Oleh karena itu laporan EVA bagi para ekonom lebih relevan dari pada laporan rugilaba konvensional.

2. Laporan nilai tambah tidak hanya menonjolkan kepentingan dan peranan shareholders saja tetapi kepentingan dan peranan stakeholder yang lain sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa perusahaan merupakan suatu usaha bersama.

3 Penggunaan EVA lebih memudahkan untuk penerapan skema bonus kepada para karyawannya berdasarkan nilai tambah yang disumbangkan terhadap perusahaan.

4. EVA merupakan ukuran yang lebih baik daripada ukuran tradisional karena memperhitungkan biaya modal.

5, EVA dapat mengkaitkan perkiraan-perkiraan keuangan perusahaan terhadap income. Dalam jangka panjang dan secara makro nilai tanbah adalah sumber terakhir dari dana yang diperlukan untuk pengembangan perusahaan.


(38)

7. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain, sebagaimana konsep penilaian yang menggunakan analisis rasio. Dalam prakteknya data pembanding ini sering kali tidak tersedia.

2.1.2.4.2 Kelemahan EVA

Kelemahan menggunakan EVA menurut Pancawati Hardiningsih (2000:11-12) adalah :

1. EVA hanya mengukur hasil akhir, dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk melakukan investasi.

3. Konsep ini sangat bergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internal.

4. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini sulit dilakukan bagi perusahaan yang belum go public.

5. EVA sangat sulit diterapkan perusahaan jika kondisi pasar modal disuatu negara kurang efisien. Dengan kata lain EVA masih mengandung unsur keberuntungan karena tinggi rendahnya EVA dipengaruhi oleh gejolak dipasar modal.


(39)

6. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu, karena nilai perusahaan merupakan „akumulasi‟ EVA selama umur perusahaan.

7. EVA tidak merupakan tolak ukur kinerja bisnis yang baik, karena hanya mengukur kinerja keuangan perusahaan sehingga tidak komprehensif.

2.1.3 Pengertian Harga Saham

Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Menurut Anoraga dan Pakarti (2003:58), harga pasar merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah di tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

Menurut Rusdin (2006 : 68), harga pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.

Sedangkan Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu rata-rata dari seluruh harga penutupan (closing price) perusahaan jasa keuangan asuransi di Bursa Efek Indonesia yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

Tinggi rendahnya harga saham perusahaan di pasar modal ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan akan saham perusahaan yang bersangkutan, yang di pengaruhi oleh informasi keuangan.semakin besar permintaan dengan asumsi penawaran tetap, maka semakin tinggi harga saham tersebut ,.sebaliknya jika


(40)

penawaran tinggi karena banyak investor yang menjual saham yang dimilikinya maka akan menyebabkan turunnya harga saham.

2.1.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Pergerakan harga saham di Bursa Efek selalu dipengaruhi berbagai macam antara lain faktor fundamental yang mencakup perkembangan ekonomi dan politik seperti angka pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga yang mempengaruhi kegiatan investasi, gross domestik produk, stabilitas politik dan ekonomi menyangkut moneter, perpajakan infrastruktur serta teknologi informasi (Gunawan 2003:12).

Selain faktor yang disebut di atas yang tak kalah pentingnya juga adalah faktor internal perusahaan itu sendiri yang mencakup laba perusahaan, pendapatan, aliran arus kas, serta indikator rasio-rasio keuangan yang sering digunakan oleh para analisis untuk mengukur rencana keuangan perusahaan.Sebelum para pemodal (investor) melakukan transaksi di pasar modal, baik di pasar perdana maupun sekunder, para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten (perusahaan) yang menerbitkan (menawarkan) saham dibursa efek. Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi pemodal adalah kemampuan emiten dalam mnghasilkan laba. Apabila laba meningkat, secara teoritis harga saham juga meningkat, atau dengan kata lainprofitabilitas akan mempengaruhi harga saham.

Pada umumnya tindakan memaksimumkan nilai perusahaan juga akan memaksimumkan harga saham perusahaan. Dengan demikian pemodal sangat


(41)

berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca dan laporan laba-rugi perusahaan. Data yang terdapat pada neraca perusahaan dapat digunakan untuk menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan yang dapat membantu pemodal untuk menaksir kekuatan keuangan perusahaan. Sedangkan laporan laba-rugi dapat digunakan oleh pemodal untuk mengestimasi profitabilitas perusahaan di masa akan dating.

Oleh karena itu begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham diantaranya faktor fundamental yang meliputi variable Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV).

2.1.3.2 Jenis-Jenis Saham

Menurut Jogiyanto (2008:107) Beberapa jenis-jenis saham ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. saham biasa (common stocks), yaitu jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.

2. saham preferen (preferred stocks), mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond)


(42)

3. saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.

2.1.3.3 Jenis-jenis Nilai Saham

Jenis-jenis nilai saham tersebut menurut Jogiyanto (2008: 117-126) adalah sebagai berikut :

1. Nilai Buku (Book Value)

Merupakan nilai nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai Buku (Book Value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka Nilai Buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

2. Nilai Pasar (Market Value)

Nilai Pasar (Market Value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

3. Nilai Intrinsik

Nilai sebenarnya dari saham. Beberapa pertanyaan mendasar sering dilemparkan, seperti misalnya apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya


(43)

dari perusahaan. Jika tidak, berapa nilai sebenarnya dari saham yang diperdagangkan tersebut. Nilai seharusnya ini di sebut dengan nilai fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsic (intrinsic value).

2.1.3.4 Metode Analisis Nilai Saham

Menurut Jogiyanto (2008: 126) mengemukakan bahwa untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham dilakukan dua teknik analisis, yaitu:

1. Analisis Sekuritas Fundamental (Fundamenta lsecurity analysis)

Analisis fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya). Analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi

2. Analisis Teknis (Technical analysis)

Sedang analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham). Analisis teknikal banyak digunakan oleh praktisi dalam menentukan harga saham.

2.1.3.5 Penilaian Harga Saham

Menurut Husnan (2004 : 133) mengemukakan analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini. Nilai intrinsic menunjukkan nilai sekarang arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut :


(44)

1. Apabila nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar pada saat ini, maka harga saham tersebut dinilai undervalued (harga terlalu rendah) dan seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

2. Apabila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut dinilai overvalued (harga terlalu mahal) oleh karena itu sebaiknya saham tersebut di jual.

3. Apabila nilai intrinsik sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai waja berada dalam kondisi keseimbangan.

Saham yang diperdagangkan dalam bursa saham secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Saham Preferen (preferred stock) 2. Saham Biasa (common stock) 3. Saham Treasuri (treasury stock)

2.1.3.6 Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1. Ramlawati (2011)

Pengaruh faktor fundamental harga saham

Variabel EPS dan PBV berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Sedangkan Variabel DER dan ROI berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

Dari hasil pengujian ini, dapat

dikatakan bahwa perubahan harga

saham pada perusahaan

Sama-sama meneliti Harga saham

Ramlawati meneliti tentang Debt to Equity Ratio, Return On Investment, Earning Per Share, Price to Book Value, dan Stock Price sedangkan penulis meneliti EVA dan Return On Equity terhadap harga saham


(45)

industri tekstil

dan garmen di bursa efek Indonesia

tidak dipengaruhi oleh rasio DER.

2. Ardiani Ika S (2008)

Economic Value Added (EVA) : Suatu alternative pengukuran kinerja keuangan perusahaan

Dengan berbagai pertimbangan mengenai cara penerapan/perhitungan dan penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode EVA serta melihat segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh EVA, ada baiknya agar metode EVA ini juga digunakan dalam pengukuran kinerja agar perusahaan dapat mengetahui kinerja keuangan yang sesungguhnya. Selain itu, metode EVA juga dapat melengkapi laporan keuangan yang selama ini dipakai perusahaan. Apabila metode EVA ini digunakan, perusahaan akan dapat mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah ekonomis. Selain itu, dengan penggunaan laporan keuangan dengan EVA secara bersamaan perusahaan dapat mengukur kinerjanya dengan lebih akurat dan lengkap.

Sama-sama meneliti Economic Value Added (EVA)

Ardiani Ika S meneliti tentang Economic Value Added (EVA) dan kinerja keuangan perusahaan sedangkan penulis meneliti EVA dan Return On Equity terhadap harga saham

3. Mahbub Ahmad & Hening Widi Oetomo

(2007)

Analisa kinerja keuangan dengan metode economic value added dan market value added

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada

beberapa kesimpulan yang bisa ditarik,

yaitu: 1) Secara keseluruhan bisa dikatakan perusahaan rokok yang memiliki saham dengan harga yang tinggi juga memiliki kinerja keuangan yang baik, terbukti dengan perhitungan nilai MVA yang positif (dari tahun

Sama-sama meneliti EVA dan Harga Saham serta EVA berpengaruh terhadap harga saham

Mahbub Ahmad & Hening Widi Oetomo meneliti tentang EVA, MVA, Stock Price, Financial Performance, Simple Regression, Pearson Correlation

sedangkan penulis meneliti EVA dan Return On Equity terhadap harga saham


(46)

2000 – 2004). Dari perhitungan nilai

EVA menunjukkan bahwa semua perusahaan sampel mengalami EVA yang negatif pada

tahun 2003 dan tahun 2004 (hanya PT. Gudang Garam). Sedangkan pada tahun 2000 -2002 semua perusahaan sampel memiliki nilai EVA yang positif.

4. Raja Lambas J. Panggabean (2005)

Analisis perbandingan korelasi eva dan roe terhadap harga saham

EVA dan Harga Saham berpengaruh signifikan sedangkan ROE dan Harga saham tidak berpengaruh signifikan Sama-sama meneliti Economic Value Added (EVA), Return On Equity dan Harga Saham

Raja Lambas J. Panggabean Meneliti tentang Economic Value Added (EVA), Return On Equity dan Harga Saham

sedangkan penulis meneliti EVA dan Return On Equity terhadap harga saham 5. Meilinda Haryuningputri &

Endang Tri Widyarti (2012) Pengaruh rasio profitabilitas dan eva terhadap harga saham

1. Hasil koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,153 atau kemampuan

ROA,ROE,ROS,EPS dan EVA dalam menjelaskan Harga Saham hanya sebesar 15,3%. Sedangkan 84,7% dipengaruhi factor-faktor eksternal antara lain : inflasi,suku bunga,kebijakan moneter dan kebijakan politik,

Sama –sama meneliti return on equity,econo mic value added dan harga saham Meilinda Haryuningputri & Endang Tri Widyarti Alat analisis data menggunakan Uji Asumsi Klasik Regresi sedangkan penulis menggunakan Analisis Path

6. David Saerang & Winston Pontoh

Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham Perusahaan

Secara empiris membuktikan bahwa Tingkat Pengembalian Aktiva (Return On Assets -ROA) signifikan

berpengaruh terhadap Harga Saham yang masuk dalam daftar Indeks LQ-45

Sama-sama meneliti Harga saham

David Saerang & Winston Pontoh Alat analisis data menggunakan Uji Asumsi Klasik Regresi sedangkan penulis menggunakan Analisis Path

7. Ventje Ilat & Meily Kalalo Analisis Pengaruh Tingkat

Secara empiris membuktikan bahwa Tingkat Pengembalian Sama- sama meneliti Return On

Ventje Ilat & Meily Kalalo


(47)

Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham Perusahaan

Ekuitas (Return On Equity -ROE) signifikan

berpengaruh terhadap Harga Saham yang masuk dalam daftar Indeks LQ-45.

Equity dan Harga Saham

Alat analisis data menggunakan Uji Asumsi Klasik Regresi sedangkan penulis menggunakan Analisis Path

8. Supriyanto (2007) Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa secara simultan maupun parsial penjualan

(X1),dividend pay out ratio (X2),debt toequity ratio (X3),return on equity (X4), dan total asset (X5) berpengaruh signifikan terhadap price earninr ratio (Y) Sama-sama meneliti Return On Equity (ROE) Supriyanto Alat analisis data menggunakan Uji Asumsi Klasik Regresi sedangkan penulis menggunakan Analisis Path

9. Salma Saleh (2009)

Pengaruh ROA,ROE dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan

Hasil penelitian ini menguraikan mengenai ROA, ROE, EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industry pertambangan di BEI baik secara simultan maupun parsial.

Sama-sama meneliti ROE dan Harga Saham

Salma saleh meneliti tentang ROA,ROE dan EPS terhadap harga saham sedangkan penulis meneliti EVA dan Return On Equity terhadap harga saham Sumber : Kumpulan Jurnal

2.2 Kerangka Pemikiran

Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan. Dengan mengamati laporan keuangan perusahaan , maka dapat diketahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan.

Menurut R. Agus Sartono (2010:124) Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.


(48)

Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain. Angka ini juga secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari berbagai perspwktif contributor pendanaan yang berbeda (Wild, dkk, 2005 : 63). Pada pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uangnya, dan rasio ini menunjukkan seberapa besar pengembalian tersebut. Semakin besar rasio ini dapat mempengaruhi minat investor untuk melakukan pembelian saham. Hasil penelitian Susilawati (2005) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham.

Menurut Brigham dan Houston (2010:165) EVA berbeda dari ukuran akuntansi tradisional atas laba karena EVA secara eksplisit tidak hanya mempertimbangkan biaya utang, tetapi juga biaya ekuitas.

Sukarno (2002) menyatakan bahwa konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan (selain ROI). Yang menjadi fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai perusahaan (creating a firm‟s value). Penciptaan kinerja dengan EVA dianggap lebih mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham. Jadi, secara definitif EVA juga dapat diartikan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan/atau investasi.

Sukarno (2002) menyatakan bahwa penciptaan kinerja dengan EVA dianggap lebih mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Stern dan Stewart (2005), pencipta konsep EVA, menyatakan


(49)

bahwa secara harafiah suatu peningkatan yang berlanjut dari EVA akan membawa dampak peningkatan pada nilai pasar atau harga saham perusahaan.

Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Menurut Anoraga dan Pakarti (2003:58), harga pasar merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah di tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

Penelitian Susanti (2010) menyimpulkan bahwa faktor profitabilitas berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitiannya menunjukkan profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pengembalian modal (ROE) dan nilai tambah ekonomi (EVA) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi harga saham uraian kerangka pemikiran diatas didapat dalam keterkaitan antar variabel.

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.2.1.1 Hubungan Tingkat Pengembalian Modal (X1) dan Nilai Tambah Ekonomi (X2)

Menurut Brigham dan Houston (2010:165) EVA berbeda dari ukuran akuntansi tradisional atas laba karena EVA secara eksplisit tidak hanya mempertimbangkan biaya utang, tetapi juga biaya ekuitas. EVA bergantung pada tiga


(50)

faktor : tingkat pengembalian seperti yang tercermin dalam ROE; risiko yang akan mempengaruhi biaya ekuitas; dan ukuran yang diukur oleh ekuitas yang digunakan.

Apabila perusahaan mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal maka perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal maka perusahaan mengalami penurunan nilai

2.2.1.2 Hubungan Tingkat Pengembalian Modal (X1) dan Harga Saham (Y) Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi pemodal adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Apabila laba meningkat, secara teoritis harga saham juga meningkat. Atau dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham. Pada umumnya tindakan memaksimumkan nilai perusahaan juga akan memaksimumkan harga saham perusahaan (Ramlawati, 2011:93-111).

Bagi investor keberhasilan dari upaya menghasilkan laba bagi perusahaan adalah return on equity semakin tinggi rasio ini semakin tinggi permintaan investor untuk membeli saham . sebaliknya makin rendah rasio ini maka investor akan menjual sahamnya . permintaan dan penawaran tersebut akan mempengaruhi harga saham di bursa (Supriyanto, 2007:93-106)

Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain. Angka ini juga secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari berbagai perspwktif


(51)

contributor pendanaan yang berbeda (Wild, dkk, 2005 : 63). Pada pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uangnya, dan rasio ini menunjukkan seberapa besar pengembalian tersebut. Semakin besar rasio ini dapat mempengaruhi minat investor untuk melakukan pembelian saham. Hasil penelitian Susilawati (2005) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham. 2.2.1.3 Hubungan Nilai Tambah Ekonomi (X2) dan Harga Saham (Y)

Sukarno (2002) menyatakan bahwa penciptaan kinerja dengan EVA dianggap lebih mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Stern dan Stewart (2005), pencipta konsep EVA, menyatakan bahwa secara harafiah suatu peningkatan yang berlanjut dari EVA akan membawa dampak peningkatan pada nilai pasar atau harga saham perusahaan.

EVA merupakan suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA menyajikan suatu ukuran yang baik mengenai sampai sejauh mana perusahaan telah memberikan tambahan pada nilai pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006 : 69). Menurut sawir (2001 : 48), EVA dapat mempengaruhi nilai perusahaan atau dalam hal ini adalah harga saham.

2.2.1.4 Hubungan Tingkat Pengembalian Modal (X1) dan Nilai Tambah Ekonomi (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

Penelitian Susanti (2010) menyimpulkan bahwa faktor profitabilitas berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitiannya menunjukkan profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang


(52)

baik sehingga dapat memicu untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.

Agar lebih diperoleh gambaran yang lebih baik , maka penulis akan menyajikan pola hubungan antar variable yang akan diteliti tersebut ke dalam gambar paradigma penelitian. Berikut dibawah ini gambar paradigma penelitian. Wild, dkk ( 2005 : 63)

Susanti (2010) Brigham dan Houston

(2010:165)

Sawir(2001 : 48) Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Profitabilitas (ROE) (X1)

Laba Setelah Pajak Modal Sendiri R. Agus Sartono (2010:124)

Economic Value added (EVA) (X2) NOPAT

CAPITAL CHARGES Sukarno (2002:21)

Harga Saham ( CLOSING PRICE ) Anoraga dan Pakarti (2003:58)


(53)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Hipotesis atau dugaan sementara yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H1 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

asuransi yang tergabung dalam BEI.

H2 : Nilai Tambah Ekonomi (EVA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam BEI.

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Tambah Ekonomi (EVA) pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam BEI.

H4 : Profitabilitas (ROE) dan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) berpengaruh terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam BEI .


(54)

3.1 Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, terlebih dahulu perlu untuk menentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai sumber topik untuk penelitian dalam rangka menyusun suatu laporan.

Menurut Husein Umar (2005:303) objek penelitian adalah Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal – hal lain jika dianggap perlu”.

Sedangkan menurut Sugiono (2010:32) objek penelitian adalah Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu :

1. Tingkat Pengembalian Modal (Return On Equity) dan Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added) sebagai variabel bebas (variabel Independen).

2. Harga Saham menggunakan Closing Price sebagai variabel terikat (variabel Dependen).


(55)

Penelitian dilakukan pada 5 perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (Return On Equity) dan Nilai Tambah Ekonomi terhadap harga saham pada perusahaaan asuransi yang terdaftar di BEI.

3.2 Metodologi Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk memncapai tujuan tertentu.

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2012:3) adalah sebagai berikut :

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. mengumpulkan atau mencatat data, baik data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atas data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (kualitatif) dan metode verifikatif (kuantitatif).

Metode deskriptif menurut Umi Narimawati (2008:21) yaitu “menggambarkan/menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar”.


(56)

Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Metode Deskriptif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Deskriptif Perkembangan mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Modal pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

2. Deskriptif Perkembangan Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010

3. Deskriptif Perkembangan Harga Saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

Adapun metode penelitian Verifikatif menurut Umi Narimawati (2008:21) “metode penelitian Verifikatif adalah pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik”.

Menurut Sugiyono (2005:21) menjelaskan bahwa “Penelitian Verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 dan variable X2 terhadap variabel Y yang di teliti”.

Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Penelitian verifikatif bertujuan untuk :


(57)

1. Mengetahui besarnya pengaruh Tingkat Pengembalian Modal terhadap Harga Saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005- 2010.

2. Mengetahui besarnya pengaruh Nilai Tambah Ekonomi terhadap Harga Saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

3. Mengetahui keeratan hubungan Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010. 4. Mengetahui tingkat keeratan Tingkat Pengembalian ModaL dan Nilai Tambah

Ekonomi secara simultan dan parsial terhadap Harga Saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI 2005-2010.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Moh. Nazir (2010:30) “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Langkah–langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah Menetapkan pemasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Berdasarkan pengertian diatas, maka desain pada penelitian dijelaskan sebagai berikut :


(58)

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI periode 2005-2010 mengenai perkembangan tingkat pengembalian modal (Return On Equity) dan perkembangan nilai tambah ekonomi (Economic Value Added) serta perkembangan harga saham.

2. Mengumpulkan data-data mengenai perkembangan tingkat pengembalian modal (Return On Equity) dan perkembangan nilai tambah ekonomi (Economic Value Added) serta perkembangan harga saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI periode 2005-2010.

3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori mengenai tingkat pengembalian modal (Return On Equity) , nilai tambah ekonomi (Economic Value Added) dan harga saham pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI periode 2005-2010.

4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel-variabel dan membuat definisi operasional dari masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 8. Menyusun laporan hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :


(59)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode

Penelitian Unit Analisis

Time Horizone

T-1 Descriptive Descriptive and Survey

Profitabilitas (ROE)

Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive and Survey

NilaiTambah Ekonomi (EVA)

Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive

and Survey Harga saham

Cross Sectional T4, T5 Descriptive and Verifikatif Descriptive and Explanatory Survey pengaruh Profitabilitas (ROE) dan nilai tambah ekonomi (EVA) terhadap Harga saham secara parsial maupun simultan

POLLED DATA

Keterangan :

T1 = Pengaruh tingkat pengembalian modal (ROE) pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam bursa efek Indonesia.

T2 = Nilai Tambah Ekonomi pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam bursa efek Indonesia.


(60)

T3 = Harga saham pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam bursa efek Indonesia.

T4,T5 =Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) terhadap Harga Saham pada perusahaan asuransi yang tergabung dalam bursa efek Indonesia.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati (2010:31) sebagai berikut:

Tingkat Pengembalian Modal (ROE)

(X1)

Nilai Tambah Ekonomi (EVA)

(X2)

Harga Saham


(61)

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. “

Jadi operasionalisasi variabel penelitian dalam hubungan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memudahkan dalam menetapkan pengukuran terhadap variabel-variabel yang akan diamati dan sebelum melakukan penelitian lebih jauh lagi, penulis harus melakukan perumusan operasional variabel yang akan diteliti nantinya. Maka, dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu: 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (Variabel X1dan X2)

Menurut Umi Narimawati (2007:55) Variabel bebas adalah sebagai berikut: “Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain atau merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi“.

Variabel bebas atau variabel independen (Variabel X1 dan X2) pada penelitian ini adalah profitabilitas dan nilai tambah ekonomi. Indikator yang digunakan adalah profitabilitas (Return On Equity) dan Economic Value Added (EVA).

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Variabel Y)


(62)

“Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas atau variabel yang variabelnya diamati atau diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas”.

Dalam penelitian ini harga saham (variabel Y) sebagai variabel dependen. Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran

Profitabilitas (ROE)

(X1)

Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.

R. Agus Sartono (2010:124)

-laba bersih setelah pajak - modal sendiri

ROE =

R. Agus Sartono (2010:124)

RASIO

EVA (X2)

EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk yahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA

mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah

dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas .

Brigham dan Houston (2009:69)

EVA = Net Operating After

Tax (NOPAT) – Capital Charge

Brigham dan Houston (2009:69)


(1)

117 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Nilai Tambah Ekonomi terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan tingkat pengembalian modal (Return On Equity) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2005 sampai 2010 mengalami fluktuatif. Diantara 5 (lima) perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010 diketahui bahwa perusahaan yang paling berkontribusi pengaruhnya terhadap perubahan adalah PT Asuransi Ramayana. disebabkan meningkatnya laba bersih dan rata-rata jumlah modal perusahaan mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir sehingga target atau proyeksi laba perusahaan dapat tercapai. Sedangkan perusahaan yang memiliki kontribusi terkecil terhadap perubahan yaitu PT Lippo General Insurance Tbk ini di karenakan tidak stabilnya perkembangan laba bersihnyadan rata-rata jumlah modalnya cenderung menurun. Penurunan tingkat pengembalian modal yang signifikan terjadi pada tahun 2007 sehingga laba bersih perusahaan mengalami penurunan, perusahaan mengalami kerugian atas hasil investasi dan kerugian ini akan menganggu proyeksi rugi/laba perusahaan dan tentunya juga akan


(2)

mempengaruhi produk asuransi yang akan ditawarkan. Untuk itu perusahaan harus terus berupaya untuk meningkatkan keuntungan dan efektivitas manajemen. 2. Perkembangan nilai tambah ekonomi (Economic Value Added) pada perusahaan

asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2005 sampai 2010 mengalami fluktuatif. Diantara 5 (lima) perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010 diketahui bahwa perusahaan yang paling berkontribusi pengaruhnya terhadap perubahan adalah PT Asuransi Ramayana. Disebabkan perusahaan mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal sehingga perusahaan mampu mempertahankan pertumbuhan bagi pemegang saham dan meningkatkan hasil investasi bagi pemegang polis atau mampu memenuhi semua kewajibannya terhadap kreditur atau pemegang saham. Sedangkan perusahaan yang memiliki kontribusi terkecil terhadap perubahan yaitu PT Panin Life Tbk ini di karenakan perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap kreditur atau para pemegang saham. Penurunan nilai tambah ekonomi yang signifikan terjadi pada tahun 2007 dan 2008 sehingga gagal mempertahankan pertumbuhan bagi pemegang saham, asuransi jiwa juga gagal meningkatkan hasil investasi bagi pemegang polis, terutama nasabah produk unit link.

3. Perkembangan harga saham pada perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2005 sampai 2010 mengalami fluktuatif. Diantara 5 (lima) perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010 diketahui bahwa perusahaan yang paling berkontribusi pengaruhnya terhadap


(3)

perubahan adalah PT Asuransi Ramayana. Disebabkan meningkatnya laba perusahaan dan terpenuhinya factor-faktor fundamental yang mempengaruhi perusahaan sehingga mempengaruhi minat investor untuk melakukan pembelian saham sehingga harga saham perusahaan ikut meningkat. Sedangkan perusahaan yang memiliki kontribusi terkecil terhadap perubahan yaitu yaitu PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ini di karenakan menurunnya laba perusahaan sehingga minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut kecil. Penurunan harga saham yang signifikan terjadi pada tahun 2008 dikarenakan krisis keuangan tahun 2008. Krisis juga mempengaruhi harga saham perusahaan asuransi yang telah go public. Harga saham mereka juga beresiko turun dan lagi-lagi hal ini dapat membuka potensi perusahaan asuransi mengalami kerugian. Dengan demikian proyeksi rugi/laba perusahaan pun tidak tercapai untuk itu perusahaan harus terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dalam upaya meningkatkan keuntungan agar banyak menarik minat investor untuk membeli saham.

4. Hubungan antara Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi pada Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah kuat dan searah. Hal ini diketahui berdasarkan nilai koefisien korelasi antara Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi sebesar 0,141 artinya hubungan antara Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi sangat rendah. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan Tingkat Pengembalian Modal dengan Nilai Tambah Ekonomi pada Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 sampai dengan


(4)

tahun 2010 adalah searah, artinya jika Tingkat Pengembalian Modal maka Nilai Tambah Ekonomi juga akan naik.

5. Secara Simultan, diketahui koefisien korelasi (R) antara modal kerja dan likuiditas dengan profitabilitas sebesar 0,427. Nilai tersebut menunjukkan hubungan yang terjadi antara tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi dengan harga saham berada dalam kategori hubungan yang sedang. Nilai Koefisien Determinasi atau R Square sebesar 0,182. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi secara simultan memberikan pengaruh terhadap harga saham sebesar 18,2% dan sisanya 81,8% harga saham dipengaruhi oleh faktor lain, seperti angka pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, gross domestik produk, faktor internal perusahaan dan faktor fundamental. Sedangkan besarnya pengaruh langsung tingkat pengembalian modal terhadap harga saham adalah 17,55% dan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,24% sehingga pengaruh totalnya sebesar 17,79%. Selanjutnya, besarnya pengaruh langsung nilai tambah ekonomi terhadap harga saham sebesar 0,16% dan pengaruh tidak langsung sebsar 0,24% sehingga pengaruh totalnya sebesar 0,40%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan saran bagi perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam Pengambilan keputusan mengenai tingkat pengembalian modal perusahaan, sebaiknya pihak manajemen perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan pengelolaan tingkat pengembalian modal


(5)

yang baik dengan didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas, sehingga akan memberikan dampak yang positif pada perusahaan khususnya dalam peningkatan perolehan laba.

2. Diharapkan agar Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk terus meningkatkan nilai tambah ekonomi perusahaan. Untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi perusahaan dapat di lakukan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dengan baik agar perusahaan mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya terhadap para pemegang saham.

3. Sebaiknya Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selalu meningkatkan harga saham perusahaan perusahaan melalui peningkatan kinerja perusahaan yang baik dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan dan harus bisa menghasilkan keuntungan bagi investor sehingga minat investor dalam berinvestasi saham perusahaan tersebut sangat tinggi, dengan demikian perkembangan harga saham perusahaan setiap tahunya akan meningkat.

4. Pihak manajemen perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diharapkan tetap memperhatikan tingkat pengembalian modal perusahaan karena penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengembalian modal saling berhubungan positif dengan nilai tambah ekonomi, artinya semakin besar tingkat pengembalian modal akan memperbesar nilai tambah ekonomi


(6)

perusahaan yang nantinya mengurangi tingkat risiko perusahaan dan terhindar dari kesulitan keuangan.

5. Pihak manajemen perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diharapkan memperbaiki kinerja keuangan dalam pengelolaan tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi perusahaan. Pengelolaan tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi adalah hal yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan kerena dengan pengelolaan tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi yang baik akan meningkatkan harga saham perusahaan. Hal ini juga dibuktikan dari hasil penelitian bahwa tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomi memberikan pengaruh terhadap harga saham.