Analisis sensitivitas juga terdapat kelemahan – kelemahan yaitu: a
Analisa ini tidak dapat digunakan untuk pemilihan proyek karena merupakan analisa partial dan hanya untuk merubah satu parameter
pada suatu saat tertentu. b
Analisa ini hanya mengatakan apa yang akan terjadi bila suatu variabel berubah dan bukan untuk menentukan layak atu tidaknya
suatu proyek.
B. LANDASAN EMPIRIS
1. Eko Wahyudi 2009 melakukan penelitian dengan menggunakan analisis
diskriptif tentang Analisis Ekonomi Proyek Waduk Kedung Bendo di Kabupaten Pacitan Jatim. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
profitabilitas yaitu dengan mengetahui NPV, Net BC Ratio dan IRR. Penelitian ini diketahui bahwa dalam jangka waktu 25 tahun NPV
menunjukkan positif.
Modal awal
yang digunakan
sebesar Rp.320.383.612.582 yang ditanamkan untuk konversi akan memberikan
keuntungan sebesar Rp158.610.000 selama kurun waktu proyek berjalan. IRR yang diperoleh sebesar 15,19 discount rate 12 sehingga layak
untuk dijalankan. Selain itu, BC Ratio menunjukkan angka 1,26 1, yang berarti bahwa proyek tersebut layak karena mempunyai nilai prioritas
tinggi dalam urutan pembangunan.
2. Adhi Setyawan pada tahun 2008 melakukan penelitian tentang Evaluasi
Proyek Revitalisasi Pasar Delanggu Klaten. Penelitian ini menggunakan data primer dari wawancara dengan masyarakat sekitar proyek, yamg
memanfaatkan keramaian untuk menjalankan usaha. Data sekunder yang digunakan berasal dari kantor pengelola pasar Kabupaten Kalten, BPS
Klaten dan PT Karya Bayu Persada investor. Harga pedoman yang digunakan ialah shadow price. Teknik analisis yang digunakan adalah
NPV, IRR, BCR, dan PVK. NPV proyek ini -97.607.483,26 0, IRR 1112 BCR 0,991 PVK 0,991. Sehingga dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi proyek ini tidak layak dijalankan dan investasi awal tidak dapat terbayar kembali sebelum umur
ekonomi berakhir.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Rasiana Kartikasari pada tahun 2007
tentang Evaluasi
Proyek Revitalisasi
Pasar Nusukan
dengan menggunakan kriteria investasi yang menunjukkan bahwa NPV 0 yaitu
sebesar 625.103,68 0. Sedangkan IRR 12,002 12 atau IRR discount rate, sehingga dapat dikatakan bahwa Proyek Revitalisasi Pasar Nusukan
secara ekonomi layak dan menguntungkan. Payback periode yaitu 24 tahun 11 bulan, serta investasi dapat terbayar kembali sebelum umur
ekonomis berakhir.
4. Penelitian tentang Analisis Finansial Perluasan RS. Panti Waluyo yang
dilakukan oleh Haola Amini dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2001-2005. Penelitian ini menggunakan dasar
harga pasar market price dengan umur ekonomi selama 25 tahun. Proyek Perluasan RS. Panti Waluyo membutuhkan biaya sebesar Rp.
34.645.506.920,00. Dengan penilaian IRR discount rate yaitu 12 11 dan BC ratio 6,701. Sedangkan NPVnya Rp. 2.150.099 0 dengan
payback periode selama 22 tahun maka proyek ini layak dan menguntungkan untuk dijalankan. Investasi awal yang ditanam dapat
terbayar kembali sebelum umur ekonomis berakhir. Akan tetapi proyek ini mengalami keterlambatan penyelesaian dari waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
C. KERANGKA PEMIKIRAN