commit to user
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Endometriosis adalah penyakit yang masih banyak menimbulkan masalah sejak dipublikasikan pertama kali pada tahun 1800 hingga sekarang. Hal
ini dikarenakan gejala klinis, diagnosis, pengobatan dan patogenesisnya yang belum jelas sehingga dikatakan sebagai
The Disease of Theory
. Endometriosis merupakan kelainan ginekologis yang bersifat jinak, akan tetapi dampak klinis
yang ditimbulkannya cukup serius yaitu meningkatnya infertilitas, nyeri panggul kronis dan risiko menjadi ganas.
1,2
Pada beberapa penelitian molekuler, dilaporkan mengenai peningkatan risiko keganasan ovarium yang berasal dari
endometriosis ovarii endometrioma. Apabila sudah terjadi perubahan menjadi karsinoma ovarii akan mengakibatkan prognosis yang jelek pada penderita
endometrioma. Pada penelitian ini akan dicari hubungan antara endometrioma dan karsinoma ovarii melalui jalur molekuler.
Endometriosis merupakan suatu campuran antara kelainan jinak dan ganas. Endometriosis tidak dapat disebut sebagai kondisi premaligna, tetapi data
epidemiologi, histopatologi dan molekuler memberi kesan mempunyai potensi untuk menjadi ganas. Sampson pada tahun 1925 pertama kali melaporkan bahwa
endometriosis dapat berubah menjadi ganas. Kriteria menurut Sampson menyatakan bahwa endometriosis dan karsinoma ovarii dapat terjadi bersamaan
dalam satu ovarium.
3,4,5
Penelitian oleh Fukunaga, Ogawa dan Oral menyatakan insiden endometriosis dengan karsinoma ovarii sekitar 8-30. Seidman dan
commit to user
2
Nishida menyatakan risiko transformasi ke arah keganasan dari endometrioma sekitar 0,7-1,6 dalam waktu 8 tahun. Samsulhadi juga pernah melakukan
penelitian endometrioma berubah menjadi ganas sekitar 0,7-1. Data dari
National Swedish Cancer
2006 menyatakan adanya peningkatan risiko terjadinya karsinoma ovarii sebesar 2,5 kali pada wanita endometriosis yang
melakukan follow up diatas 10 tahun. Ness juga menyatakan wanita yang terkena karsinoma ovarii 1,7 kali dengan riwayat endometriosis. Brinton menyatakan
adanya risiko keganasan ovarium pada wanita dengan endometriosis sebesar 4 kali setelah dilakukan follow up selama 10 tahun.
2,3,4,5
Penelitian Kawaguchi tentang karakteristik klinikopatologi pasien endometriosis yang berhubungan
dengan karsinoma ovarii yaitu
clear cell
61, endometrioid 33, musinosum 4 dan serosum 2. Penelitian Nezhat tentang gambaran histopatologi pada
karsinoma ovarii yang berhubungan dengan endometriosis yaitu endometrioid 60,
clear cell
15 dan sisanya tipe lain, dimana 40 karsinoma ovarii terjadi pada stadium satu. Penelitian lain oleh Deligdisch didapatkan histopatologi
karsinoma ovarii stadium satu tipe non serous endometrioid dan
clear cell
sebesar 71 dan tipe serous sebesar 29. Berdasarkan penelitian Okamura dan Kitabuchi , angka kejadian keganasan endometriosis akan meningkat pada jenis
atipikal endometriosis menjadi karsinoma endometrioid sebesar 60-80. Terdapat tiga kriteria yang menunjukkan neoplasma ganas berasal sel endometriosis yaitu
1 jaringan jinak berdampingan dengan jaringan ganas pada suatu organ, 2 karsinoma tersebut merupakan tumor primer, 3 terdapat gambaran kelenjar dan
stroma.
6,7,8
commit to user
3
Karsinoma ovarii secara teoritis juga disebabkan perubahan genetik karena kerusakan epitel ovarium selama proses ovulasi. Karsinoma ovarii lesi
awal dapat berasal dari endometriosis atau metaplasi duktus muleri epitel permukaan ovarium. Penelitian Bulun, Kitawaki, Wieser dan Arvanitis
menyatakan terdapat hubungan antara endometriosis dan karsinoma ovarii berkenaan dengan faktor risiko, perubahan genetik, penyimpangan aktivitas
onkogen dan jalur antiapoptosis. Penelitian Kitawaki dan Wieser menyatakan bahwa endometriosis mempunyai etiologi multidimensional seperti herediter,
hormonal dan imunologis.
5,6,7,8,9
Persamaan teori antara endometriosis dan karsinoma ovarii yaitu darah haid berbalik
retrograde menstruation
, peningkatan gonadotropin, inflamasi kronis dan yang terpenting adalah perubahan
genetik. Apoptosis dan angiogenesis terlibat dalam patogenesis endometriosis. Ketahanan hidup jaringan endometrium ektopik dipengaruhi oleh peran penting
apoptosis dan pasokan darah yang luas di dalam dan di sekitar jaringan endometriosis.
Penurunan apoptosis
menguntungkan ketahanan
hidup endometriosis karena neovaskularisasi merupakan syarat utamanya. Aktivitas
apoptosis dicerminkan dengan indeks apoptosis yang ternyata rendah pada epitelium permukaan ovarium normal dan tumor jinak tetapi meningkat pada
tumor garis batas
borderlinelow malignat
dan ganas.
4,7,8,9
Publikasi tentang
Hallmark of Cancer
pada tahun 2000, memperlihatkan bahwa endometriosis merupakan proses neoplasma dengan melihat persamaan berdasarkan
klinikopatologi, molekuler dan genetik.
8,10
Berdasarkan bukti-bukti epidemiologi yang menyatakan adanya hubungan antara endometriosis dan karsinoma ovarii maka dilakukan penelitian
commit to user
4
dengan pendekatan molekuler. Ciri-ciri suatu malignansi sebagaimana dikenal sebagai
The Hallmark of Cancer
, digunakan dalam pendekatan ini.
8,9,10
Bax
Bcl-2 assosiated x protein
merupakan famili dari Bcl-2 yang teridentifikasi pertama kali
sebagai fasilitator
apoptosis proapoptosis.
Keganasan biasanya
menyebabkan
overekspresi
dari protein anti apoptosis Bcl-2,
underekspresi
dari protein proapoptosis Bax dan
inaktivasi
dari gen p53 pada saat selesai proses mutasi.
9,11,12,13,14,15,16,17
Berdasarkan beberapa alasan di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ekspresi Bax pada endometrioma dan karsinoma
ovarii, sehubungan dengan kesamaan dan perbedaan sifat serta patogenesis antara kedua kelainan tersebut melalui jalur molekuler yaitu potensi menghindari
apoptosis.
1.2.Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan ekspresi Bax antara endometrioma dan karsinoma ovarii ?
1.3. Tujuan Penelitian