BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beras merupakan bahan pangan pokok utama bagi masyarakat Indonesia. Kenyataan bahwa Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan
kerawanan pangan menuntut pemerintah untuk memberi perhatian khusus dalam penanganannya. Salah satu cara untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah
Tangga Miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya adalah dengan penyaluran beras bersubsidi atau sering dikenal dengan Raskin. Pelaksanaan
program ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Raskin diberikan kepada RTS-PM Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat di DesaKelurahan menggunakan data BPS yang terdiri dari Rumah
Tangga Sangat Miskin, Miskin dan Hampir Miskin. Pengkategorian RTM Rumah Tangga Miskin didasarkan pada 14 kriteria antara lain luas rumah kurang dari 8
per orang, lantai rumah dari tanah, dinding rumah dari bambu, tidak mempunyai tempat pembuangan air, tidak meggunakan listrik, sumber air minum dari sumur
atau sungai, memasak dengan kayu bakar atau minyak tanah, makan daging sekali seminggu, membeli pakaian baru hanya satu kali dalam setahun, makan hanya satu
atau dua kali sehari, tidak mampu membayar obat di Puskesmas, pendapatan kurang dari Rp. 600.000bulan, pendidikan tertinggi hanya SD dan tidak mempunyai
barang yang dapat dijual diatas Rp. 500.000. Suatu rumah tangga dikatakan miskin apabila memiliki sedikitnya sembilan dari kriteria tersebut
Dalam pelaksanaannya, program RASKIN memiliki tim koordinasi. Tim Koordinasi RASKIN Pusat beranggotakan unsur dari Kementerian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Universitas Sumatera Utara
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri,
Departemen Sosial, Departemen Pertanian, Kementerian Negara BUMN, Badan Pusat Statistik, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP, dan Perum
BULOG.
Perum BULOG merupakan sebuah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN yang memiliki wewenang untuk menangani kebutuhan
pangan pokok dalam negeri. Inti bisnis Perum BULOG adalah usaha logistik pangan pokok, khususnya beras. BULOG memiliki peranan dalam kegiatan
pelayanan publik yang harus dilaksanakan berkenaan dengan ketahanan pangan. Untuk mewujudkannya, maka BULOG melakukan kegiatan pengadaan dan
pendistribusian beras. Salah satu program kerja BULOG adalah melakukan pendistribusian beras untuk rumah tangga miskin RASKIN. Pendistribusian
RASKIN dilakukan dari gudang BULOG ke titik-titik distribusi yang ditunjuk pada tiap-tiap kabupatenkota. Dalam pelaksanaan program RASKIN seluruh biaya
opersional dari gudang menuju titik distribusi menjadi beban Perum BULOG.
Biaya operasional merupakan biaya yang mutlak dimiliki setiap perusahaan. Tinggi rendahnya biaya operasional sangat berpengaruh pada produktivitas dan
kelancaran operasional perusahaan. Karena itu, maka perusahaan selalu berupaya untuk mengeluarkan biaya operasional yang seefisien mungkin. Salah satu bagian
dari biaya operasional adalah biaya pendistribusian barang sampai ke konsumen, dalam kasus ini adalah pendistribusian RASKIN dari gudang ke titik distribusi.
Pendistribusian RASKIN dilakukan setiap bulan dari gudang ke titik-titik distribusi di setiap kabupatenkota. Perum BULOG Sub Divre Medan sebagai
pelaksana program RASKIN untuk beberapa wilayah seperti Deli Serdang, Serdang Berdagai, Langkat, Medan, Binjai dan Tebing Tinggi juga dituntut untuk
melakukan perencanaan dalam pendistribusian RASKIN sehingga biaya distribusi yang dikeluarkan seoptimal mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Pendistribusian RASKIN ke titik distribusi tentunya membutuhkan biaya transportasi yang cukup besar. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang baik
untuk meminimumkan biaya pendistribusian tersebut agar tidak menghambat operasional perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan biaya pendistribusian ini adalah metode transportasi.
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber
–sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat
–tempat yang membutuhkan secara optimal. Sasaran persoalan transportasi adalah mengalokasikan barang yang ada pada titik sumber sedemikian rupa hingga
terpenuhi semua kebutuhan pada titik tujuan. Sedangkan tujuan utamanya adalah untuk mencapai jumlah biaya distribusi yang minimum.
Dengan kegiatan pendistribusian RASKIN pada Perum BULOG Sub Divre Medan, maka perhitungan dan pengoptimalan biaya distribusi dapat dilakukan
dengan metode transportasi. Pengaplikasian metode transportasi pada kegiatan pendistribusian ini diharapkan dapat menghasilkan biaya distribusi yang seoptimal
mungkin.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memberi judul tulisan ini dengan
“Aplikasi Metode Transportasi dalam Optimasi Biaya Distribusi Beras Miskin RASKIN pada PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN
”
1.2 Rumusan Masalah