Teknik Pengukuran Pengukuran di Lapangan .1 Prosedur Penelitian

21 8. Dicatat keadaan khusus pengukuran di lintasan tersebut, termasuk kondisi khusus lingkungan fisik.

3.6.2 Teknik Pengukuran

Untuk memperoleh pencitraan 2D permukaan tanah, elektroda disusun seperti ditunjukkan pada gambar 3.2. pada gambar ditunjukkan jarak antara elektroda yang berdekatan dimisalkan sejauh a. Langkah awal ialah disusun kabel elektoda secara konfigurasi Wenner dimana jarak antara tiap elektrodanya 1. Pengukuran awalnya elektroda yang dipakai ialah elektroda 1,2,3,4. Elektroda nomor 1 dijadikan sebagai elektroda arus C 1 , elektroda nomor 2 dijadikan sebagai elektroda potensial P 1 , elektroda nomor 3 menjadi elektroda potensial P 2 dan elektroda nomor 4 sebagai elektroda arus C 2 . Untuk pengukuran yang kedua elektroda nomor 2,3,4,5 digunakan untuk C 1 ,P 1 ,P 2 ,C 2 secara berurut. Diulangi langkah tersebut sampai pengukuran elektroda 17,18,19,20 dan seterusnya sampaui urutan elektroda yang terakhir dengan jarak antar elektroda 1a. C2 P2 C1 P1 Restivity meter Seperangkat komputer Banyak elektroda Gambar 3.2 Teknik pengukuran dan presentasi data dalam bentuk penampang resistivitas 2D Untuk konfigurasi Wenner – Schlumberger langkah pertama yang digunakan sama dengan Pengukuran diatas. Tetapi untuk pengukuran selanjutnya jarak antar elektrodanya sedikit berbeda. Pengukuran biasanya dimulai dengan Universitas Sumatera Utara 22 jarak untuk setiap elektrodanya adalah 1a. pengukuran susunan pertama faktor n berniali 1 faktor n adalah jarak perbandingan antara C 1 – P 1 atau P 2 -C 2 dengan P 1 – P 2 . Untuk n = 2 jarak antar elektroda C 1 ke elektroda P 1 2 kali jarak antar P 1 dan elektroda P 1 . Untuk urutan pengukuran yang lebih kecil jarak antar elektroda biasanya semakin besar. Untuk menyelidiki lebih dalam lagi jarak antar elektroda P 1 dan P 2 dinaikkan sebesar 2a dan deret pengukuran lain dibuat untuk faktor n yang berbeda. Jika perlu keadaan ini dapat diulangi dengan jarak antar elektroda C 1 – P 1 dan C 2 – P 2 yang lebih besar sehingga penyilidikan bawah permukaan tanah yang lebih dalam lagi dapat diketahui. 2a na C1 P1 P2 C2 a a na na C1 P1 P2 C2 Pengukuran ke-2 2a na C1 P1 P2 C2 a Pengukuran ke-3 Gambar 3.3 Susunan pengukuran untuk konfigurasi Wenner – Schlumberger Ketika jarak elektroda semakin besar, banyaknya jumlah pengukuran akan semakin berkurang. Banyaknya pengukuran dapat diperoleh untuk setiap jarak elektroda.

3.7 Pengolahan Data