Analisis Kolom dengan Software PCA Col 3 Kesimpulan

h Melakukan analisis model running : Analize – Run Analysis – Run Now. Pastikan tidak ada pesan warning yang tampil. Gambar 3.18 Tampilan Beban yang Akan di- RUN 3.6 Analisis Kolom dengan Software PCA Col 3.63 PCA Col dapat digunakan untuk mengecek secara cepat kekuatan kolom suatu struktur. Kolom adalah suatu struktur yang menahan gaya aksial tekan dan tarik dan momen secara bersamaan. Jarang ditemukan kolom yang menahan gaya aksial sentris dalam sebuah perencanaan. Penggunaan software PCA Col ini memerlukan data-data sebagai berikut: • Dimensi kolom • F’c beton • Tulangan, jumlah tulangan, dan fy tulangan • Beban yang ditinjau aksial dan momen • Kolom dianalisis dengan peraturan ACI 318-02 Urutan penggunaan software PCA Col yaitu: A. Proses awal yaitu dengan memasukkan nama pekerjaan, pilih satuan metric, analisa menggunakan peraturan ACI 318-02, pilih investigation karena proses ini untuk memeriksa kelayakan kolom. Input – General Information. Gambar 3.19 Tampilan Informasi Awal PCA Col B. Proses berikutnya adalah memasukkan data input berupa data fc’ dan fy Input-Material Properties. Gambar 3.20 Memasukkan data fc’ dan fy C. Kemudian memasukkan ukuran kolom, widthalong x =800mm, dan depthalong y = 500mmInput-Section-Rectangular. Gambar 3.21 Tampilan Memasukkan Data Ukuran Kolom D. Kemudian masukkan data tulangan kolom yaitu 18 D 18. Pilih sides different, karena letak tulangan yang tidak simetris, kemudian masukkan nilai selimut betonInput-Reinforcement-Sides Different. Gambar 3.22 Tampilan Memasukkan Data Tulangan dan Tebal Selimut Beton E. Kemudian masukkan data aksial dan momen yang akan ditinjau, dalam hal ini yang dimasukkan hasil analisis hitungan manual kolom pada kondisi balanced.Input-Loads-Factored. Gambar 3.23 Tampilan Memasukkan Data Gaya yang Akan Ditinjau F. Lakukan analisis dataSolve-Execute. Gambar 3.24 Tampilan Hasil Analisis Software PCA Col

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Pendahuluan

Untuk mengetahui perilaku beton bertulang pasca bakar maka digunakan beberapa test yaitu : 1. Hammer test Non-destructive test untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton permukaan. 2. Core Drill Destructive test untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton inti dengan adanya koreksi sampel. Hasil sampel diuji menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton. 3. Uji kuat tarik tulangan baja dengan sampel panjang 35 cm. Pada dasarnya untuk mengetahui perilaku beton bertulang pasca bakar, perlu menggunakan data valid sevelum terbakar. Pada studi kasus ini tidak didapatkan data awal struktur bangunannya, jadi pembandingan data digunakan terhadap hitungan SAP 2000 dengan data awal dari lantai 2. Data awal untuk kuat tarik tulangan baja tidak didapatkan karena bangunan merupakan bangunan lama, jadi tulangan baja awal menggunakan keluaran pabrik untuk tulangan baja polos yaitu 240 Nmm 2 . Data ini kemudian dibandingkan terhadap data tulangan setelah terbakar. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Gambaran Visual Kerusakan Struktur Hasil evaluasi struktur lantai 3 secara visual dan titik kerusakan telah diplot dalam bentuk gambar seperti pada gambar berikut : Gambar 4.1 Denah Eksisting Gedung Lantai 3 FMIPA USU Gambar 4.2 Kondisi Visual Struktur Balok di Gedung Lantai 3 FMIPA USU Hasil evaluasi visual memperlihatkan bahwa beberapa elemen struktur balok pada lantai 3 telah terdapat retak rambut. Plesteran yang menutupi balok telah pecah- pecah dan terlepas. Hasil evaluasi visual dan perhitungan menggunakan SAP 2000 lebih diutamakan untuk keperluan studi kelayakan kerusakan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan struktur retrofit ataupun rekomendasi pembongkaran sebagian atau total.

4.2.2 Evaluasi Bahan-bahan yang Terbakar

Dengan mengevaluasi secara visual benda-benda yang terbakar di lokasi kejadian, maka dapat diperhitungkan panas tertinggi yang terjadi. Beberapa bahan yang ditemukan di gedung lantai 3 FMIPA USU yaitu : Gambar 4.3 Botol Kaca Terbakar Gambar 4.4 Pelapis Polimer Karet No Bahan Titik Leleh C 1 Botol Kaca 753 2 Pelapis Polimer Karet 327 Tabel 4.1 Titik Leleh Beberapa Bahan yang Ditemukan di FMIPA USU Melihat dan menganalisa bahan-bahan yang terbakar dapat diketahui seberapa besar temperatur yang terjadi sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan, maka dapat diperkirakan suhu tertinggi akibat kebakaran berkisar antara 400 - 700 C. Panas dan durasi kebakaran dapat mempengaruhi tingkat kerusakan material beton bertulang dan kekuatan dari tulangan yang menyebabkan menurunnya kekuatan struktur gedung secara keseluruhan. Tabel 4.2 Perkiraan suhu bakar berdasarkan kondisi fisikpermukaan beton Hasil pengamatan visual di gedung lantai 3 FMIPA USU menunjukkan kebanyakan beton tampak berwarna pink merah muda dan sebagian juga berwarna white grey putih keabu-abuan. Selain itu pada kolom dan balok muncul retak-retak ringan pada bagian luar beton sehingga dapat dikategorikan ke dalam kerusakan sedang. 4.2.3 Kuat Tekan Sisa Beton 4.2.3.1 Hasil Hammer Test No Jenis Struktur Sudut Tembak Tegangan kgcm 2 1 Kolom As-7 B 212,11 2 Kolom As-7 B 215,06 3 Kolom As-6 B 229,81 4 Kolom As-6 B 198,73 5 Kolom As-5 B 232,76 6 Kolom As-5 B 229,81 7 Kolom As-8 B 373,73 8 Kolom As-8 B 332,61 ∑ 2024,62 Tabel 4.3 Hasil Hammer Test Kolom lantai 3 f’c rata − rata = 2024,62 8 = 253,0775 = 25,30775 Nmm 2 Sd = √21,211 − 25,307752 + 21,506 − 25,307752 + 22,981 − 25,307752 + 19.873 − 25,307752 + 23,276 − 25,307752 + 22,981 − 25,307752 + 37,373 − 25,307752 + 33,261 − 25,3077528 − 1 = 6,376 F’c = f’c rata-rata-1,645Sd = 25,30775 – 1,6456,376 = 14,8192 Nmm 2 No Jenis Struktur Sudut Tembak Tegangan kgcm 2 1 Balok As-5AB 90x40 366,88 2 Balok As-5AB 90x40 312,05 3 Balok As-4AB 90x40 413,01 4 Balok As-4AB 90x40 394,29 5 Balok As-5.6AB 75x40 336,04 6 Balok As-5.6AB 75x40 308,62 7 Balok As-4.5AB 75x40 329,18 8 Balok As-4.5AB 75x40 349,74 9 Balok As-4.5AB 75x40 332,61 10 Balok As-4.5AB 75x40 325,76 11 Balok As-7.8AB 75x40 384,01 12 Balok As-7.8AB 75x40 384,01 13 Balok As-6.7BC 75x40 360,02 14 Balok As-6.7BC 75x40 366,88 ∑ 4963,1 Tabel 4.4 Hasil Hammer Test Balok lantai 3 f’c rata − rata = 4963,1 14 = 354,507 = 35,4507 Nmm 2 Sd = √36,688 − 35,4507 2 + 31,205 − 35,4507 2 + 41,301 − 35,4507 2 + 39,429 − 35,4507 2 + 33,604 − 35,4507 2 + 30,862 − 35,4507 2 + 32,918 − 35,4507 2 + 34,974 − 35,4507 2 + 33,261 − 35,45072 + 32,576 − 35,45072 + 38,401 − 35,45072 + 38,401 − 35,45072 + 36,002 − 35,45072 + 36,688 − 35,4507214 − 1 = 3,12072 F’c = f’c rata-rata-1,645Sd = 35,4507 – 1,6453,12072= 30,3327 Nmm 2 Dari hasil Hammer Test terhadap kolom maupun balok menunjukkan bahwa telah terjadi degradasi kekuatan beton dan suhu panas kebakaran yang tidak merata pada semua tempat menyebabkan ketidakseragaman kekuatan sisa beton pasca kebakaran.

4.2.3.2 Hasil Pengujian terhadap Sampel Core Drill

Pengujian dilakukan di 2 titik di lantai 2 dan 2 titik di lantai 3, hasil pengujian adalah sebagai berikut : No Nama Benda Uji silinder Tegangan kgcm 2 1 Balok Lantai 2 162,39 2 Kolom Lantai 2 89,40 3 Balok Lantai 3 94,24 4 Kolom Lantai 3 85,75 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Sampel Core Drill Hasil pengujian terhadap sampel Core Drill menunjukkan perbedaan kekuatan tekan yang cukup jauh dengan hasil pengujian dengan menggunakan Hammer Test. Jadi dipilih data dari hasil pengujian terhadap sampel Core Drill yaitu: a. Sebelum Terbakar f’c balok = 162,39 kgcm 2 = 16,239 Nmm 2 f’c kolom = 89,40 kgcm 2 = 8,94 Nmm 2 Kedua data ini digunakan untuk nilai kuat tekan ke dalam SAP 2000. b. Setelah Terbakar f’c balok = 94,24 kgcm 2 = 9,424 Nmm 2 f’c kolom = 85,75 kgcm 2 = 8,575 Nmm 2

4.2.3.3 Kuat Tarik Sisa Baja Tulangan

Sampel baja tulangan diambil dari tulangan kolom yaitu tulangan utama dan tulangan sengkang yang diperhitungkan dapat memperlihatkan dan mewakili kondisi baja tulangan pasca kebakaran. Panjang tulangan yang diperlukan sepanjang 30 cm untuk masing-masing sampel. Hasil pengujian diperlihatkan pada tabel berikut : No Jenis Benda Uji σ y Nmm 2 σ u Nmm 2 ε 1 Tulangan polos D-10 305,51 430,15 32,23 2 Tulangan polos D-25 339,44 534,15 27,58 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Sampel Tulangan Baja Pasca Bakar Dari hasil uji tarik dibandingkan terhadap kuat tarik baja tulangan polos dari pabrik yaitu 240 Nmm 2 maka diketahui bahwa tulangan struktur gedung belum luluh.

4.3 Pembahasan Penelitian

Sebelum perhitungan struktur, perlu diperhatikan bahwa kemungkinan turunnya nilai kuat tekan struktur tidak hanya diakibatkan oleh kebakaran. Salah satu alasannya seperti ketidakseragaman waktu pengecoran dan pemasangan bekisting yang kurang tepat. Gambar 4.5 Beberapa kerusakan yang kemungkinan tidak hasil dari akibat kebakaran Setelah mengetahui semua hasil penelitian maka perhitungan momen sisa dari struktur dapat dihitung. Untuk pemodelan frame menggunakan data ukuran balok dan kolom yang sudah diambil sebelumnya yaitu: No Jenis Struktur Ukuran cm 1 Sloof 25 x 30 2 Balok 15 x 20 40 x 70 25 x 80 30 x 80 25 x 90 40 x 90 3 Kolom 20 x 30 25 x 30 50 x 80 Tabel 4.7 Data ukuran sloof, balok, dan kolom yang digunakan dalam SAP 2000 f’c balok = 16,239 Nmm 2 f’c kolom = 8,94 Nmm 2 fy = 300 Nmm 2 Menurut SNI 03-1726-2003 : Gempa = Zona III, kondisi tanah sedang Faktor keutamaan I diambil = 1 gedung umum untuk hunian, perniagaan dan kantoran Faktor reduksi kekuatan bangunan R m = 5,5 beton bertulang, rangka pemikul momen biasa u1 = I x g R = 1 � 9,81 5,5 = 1,78364 u2 = 30 x u1 = 0,3 x 1,178364 = 0,53509

4.3.1 Pemodelan Struktur Menggunakan SAP 2000

Gambar 4.6 Pemodelan struktur ke dalam SAP 2000

4.3.2 Analisa Perhitungan Hasil Data SAP 2000 Lantai 3

Hasil yang diambil dari data output SAP 2000 yaitu berupa nilai momen maksimum baik dari tumpuan maupun lapangan, nilai lintang maksimum, dan nilai normal maksimum dari penampang balok dan kolom. Data tersebut antara lain: 1. Balok Memanjang 9,3 m Momen tumpuan maksimum = -310,4461 KNm Momen lapangan maksimum = 218,5744 KNm Lintang maksimum tumpuan = 186,7623 KN Lintang maksimum lapangan = 66,1171 KN Normal maksimum = -44,3054 KN 2. Balok Melintang 7,3 m Momen tumpuan maksimum = -310,4461 KNm Momen lapangan maksimum = 218,5744 KNm Lintang maksimum tumpuan = 186,7623 KN Lintang maksimum lapangan = 66,1171 KN Normal maksimum = -44,3054 KN 3. Kolom Momen tumpuan maksimum = 164,0767 KNm Momen lapangan maksimum = 18,9471 KNm Lintang maksimum = 66,2927 KN Normal maksimum = -758,9725 KN

4.3.3 Analisa Perhitungan Hasil Data SAP 2000 Lantai 2

Hasil yang diambil dari data output SAP 2000 yaitu berupa nilai momen maksimum baik dari tumpuan maupun lapangan, nilai lintang maksimum, dan nilai normal maksimum dari penampang balok dan kolom. Data tersebut antara lain: 1 Balok Memanjang 9,3 m Momen tumpuan maksimum = -379,2622 KNm Momen lapangan maksimum = 206,1728 KNm Lintang maksimum tumpuan = 234,9667 KN Lintang maksimum lapangan = 71,4348 KN Normal maksimum = -70,159 KN 2 Balok Melintang 7,3 m Momen tumpuan maksimum = -379,2622 KNm Momen lapangan maksimum = 206,1728 KNm Lintang maksimum tumpuan = 234,9667 KN Lintang maksimum lapangan = 71,4348 KN Normal maksimum = -70,159 KN 3 Kolom Momen tumpuan maksimum = -189,9323 KNm Momen lapangan maksimum = -19,416 KNm Lintang maksimum = -80,5531 KN Normal maksimum = -1609,3353 KN

4.3.4 Analisa Perhitungan Hasil Data SAP 2000 Lantai 1

Hasil yang diambil dari data output SAP 2000 yaitu berupa nilai momen maksimum baik dari tumpuan maupun lapangan, nilai lintang maksimum, dan nilai normal maksimum dari penampang balok dan kolom. Data tersebut antara lain: A. Balok Memanjang 9,3 m Momen tumpuan maksimum = -454,7464 KNm Momen lapangan maksimum = 209,4471 KNm Lintang maksimum tumpuan = 238,2795 KN Lintang maksimum lapangan = 91,5162 KN Normal maksimum = 278,61KN B. Balok Melintang 7,3 m Momen tumpuan maksimum = -454,7464 KNm Momen lapangan maksimum = 209,4471 KNm Lintang maksimum tumpuan = 238,2795 KN Lintang maksimum lapangan = 91,5162 KN Normal maksimum = 278,61KN C. Kolom Momen tumpuan maksimum = -254,6448 KNm Momen lapangan maksimum = -93,6439 KNm Lintang maksimum = -77,3734 KN Normal maksimum = -2479,466 KN Hasil output dari SAP 2000 ini merupakan perhitungan terhadap pemodelan struktur yang mewakili keadaan gedung dan kekuatan gedung sebelum terjadi kebakaran. Hasil perhitungan SAP ini kemudian dibandingkan terhadap perhitungan manual momen tahanan, gaya geser tahanan, dan gaya aksial tekan kolom bangunan setelah kebakaran menggunakan data-data setelah kebakaran.

4.3.5 Analisa Perhitungan Manual Setelah Kebakaran

Data-data yang didapat setelah kebakaran yaitu: 1 fc’ kolom = 8,575 Nmm 2 2 fc’ balok = 9,424 Nmm 2 3 Tulangan utama Ø 25 mm : a � y = 339,44 Nmm 2 b � u = 534,15 Nmm 2 4 Tulangan sengkang Ø 10 mm : a � y = 305,51 Nmm 2 b � u = 430,15 Nmm 2 5 Jumlah tulangan: a. Balok Memanjang 90x40 cm Tumpuan Lapangan b. Balok Melintang 90x40 cm Tumpuan Lapangan c. Kolom 80x50 cm 4.3.6 Perhitungan Momen Tahanan Balok Memanjang Lantai 3 9,3 m 4.3.6.1 Tumpuan Mu = -310,4461 KNm As = 4 D 22 = 4 x 3,14 x 11 2 = 1519,76 mm 2 As’ = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1519,76 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0044699 �′ = ��′ �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0033524 � � = ��−� ′ �.�� � 0,85.�1.��′ = 0,0044699 − 0,0033524 � 339,44 Nmm 2 0,85 � 0,85 � 9,424 Nmm 2 � � = 0,055711 �� ∅.�.� 2 = � ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � �� = {� ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � } . ∅. �. � 2 Mr = {0,0033524 � 339,44 Nmm 2 x 0,0044699 0,0033524 − 1 x 1 - 0,425 x 0,055711 + 1 – 50 mm 850 mm } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 303,2233 KNm

4.3.6.2 Lapangan

Mu = 218,5744 KNm As = 4 D 22 = 4 x 3,14 x 11 2 = 1519,76 mm 2 As’ = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1519,76 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0044699 �′ = ��′ �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0033524 �� ∅.�.� 2 = ∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ �� = {∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ } . ∅. �. � 2 Mr = {0,8 x 0,0044699 x 339,44 Nmm 2 x 1 – 0,588 x 0,0044699 x 339,44 Nmm 2 9,424 Nmm 2 } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 254,0659 KNm 4.3.7 Perhitungan Momen Tahanan Balok Melintang Lantai 3 7,3 m 4.3.7.1 Tumpuan Mu = -310,4461 KNm As = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 As’ = 2 D 22 = 2 x 3,14 x 11 2 = 759,88 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00335242 �′ = ��′ �.� = 759,88 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00223494 � � = ��−� ′ �.�� � 0,85.�1.��′ = 0,00335242 − 0,00223494 � 339,44 Nmm 2 0,85 � 0,85 � 9,424 Nmm 2 � � = 0,0557096 �� ∅.�.� 2 = � ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � �� = {� ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � } . ∅. �. � 2 Mr = {0,00223494 � 339,44 Nmm 2 x 0,00335242 0,00223494 − 1 x 1 - 0,425 x 0,0557096 + 1 – 50 mm 850 mm } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 303,2218 KNm

4.3.7.2 Lapangan

Mu = 218,5744 KNm As = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 As’ = 2 D 22 = 2 x 3,14 x 11 2 = 759,88 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00335242 �′ = ��′ �.� = 759,88 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00223494 �� ∅.�.� 2 = ∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ �� = {∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ } . ∅. �. � 2 Mr = {0,8 x 0,00335242 x 339,44 Nmm 2 x 1 – 0,588 x 0,00335242 x 339,44 Nmm 2 9,424 Nmm 2 } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 195,5305 KNm

4.3.8 Perhitungan Gaya Geser Tahanan Balok Utama Lantai 3 90x40 cm

2

4.3.8.1 Tumpuan

Vu = 186,7623 KN ∅ �������� = 10 mm Jarak sengkang s = 150 mm Kuat Tekan f’c = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h-d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm Vs = ��.fys.d � = 2.�.� 2 . fys.d � = 2 � 3,14 � 5�� 2 x 305,51N ��2 x 850 mm 150 �� Vs = 271,802 KN Vc = 1 6 . ���′ . �. � = 1 6 x √9,424 x 400 mm x 850 mm Vc = 173,958 KN Vr = Vs + Vc. ∅ = 271,802 KN + 173,958 KN x 0,75 pasal 11.3.2.3 Vr = 334,32 KN

4.3.8.2 Lapangan

Vu = 66,1171 KN ∅ �������� = 10 mm Jarak sengkang s = 250 mm Kuat Tekan f’c = 9,424 Nmm 2 fy s = 305,51 Nmm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h-d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm Vs = ��.fys.d � = 2.�.� 2 . fys.d � = 2 � 3,14 � 5�� 2 x 305,51N ��2 x 850 mm 250 �� Vs = 163,081 KN Vc = 1 6 . ���′ . �. � = 1 6 x √9,424 x 400 mm x 850 mm Vc = 173,958 KN Vr = Vs + Vc. ∅ = 163,081 KN + 173,958 KN x 0,75 pasal 11.3.2.3 Vr = 252,779 KN

4.3.9 Perhitungan Kapasitas Beban Aksial dan Momen Kolom Lantai 3 50cm x 80cm

Pu = -758,9725 KN Momen tumpuan maksimum = 164,0767 KNm Dimensi kolom = 500 x 800 mm Tinggi kolom = 450 mm Kuat Tekan f’c = 8,575 Nmm 2 Diameter tulangan longitudinal = 18 mm Diameter tulangan sengkang = 10 mm Jumlah tulangan longitudinal = 18 buah fy tulangan longitudinal = 339,44 Nmm 2 fyh tulangan sengkang = 305,51 Nmm 2 Luas Penampang Ag = 400000 mm 2 Untuk mengetahui penampang kolom masih kuat terhadap beban, maka perlu dihitung titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, dan titik balanced: • Titik Po aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0 Po = 0,85 x f’c Ag - Ast + fy x Ast Po = 0,85 x 8,575 400000 – 4578,12 + 339,44 4678,12 Po = 4470,0722 KN Pn max = 0,8 x Po = 0,8 x 4470,0722 KN = 3576,0578 KN • Titik Mn aksial tarik maksimum, dimana Pn = 0 Mn = As.fy.d – 0,59. ��.�� �� ′ . � = 2339,06 x 339,44 x 750 – 0,59. 2339,06 � 339,44 8,575 � 500 = 508,73046 KNm • Titik Balanced Mn balanced ; Pn balanced a. d’ = tebal selimut beton + Øsengkang + � 2 d’ = 50 + 10 + 18 2 = 69 d = h – d’ = 800 – 69 = 731 mm As = As’ = 9 x � x r 2 = 9 x 3,14 x 9 2 = 2289,06 mm 2 b. c b = d. 600 600+�� = 731 x 600 600+339,44 = 466,874 a b = � 1 .c b = 0,85 x 466,874 = 396,843 c. fs’ = E s . � s ’ = 200000 x 0,003. Cb−d′ �� = 200000 x 0,003. 466,874−69 466,874 = 511,325 MPa fy tulangan tekan sudah leleh sehingga fs’ = fy C c = 0,85.fc’.a b .b = 0,85 x 8,575 x 396,843 x 500 = 1446,2447 KN C s = As.fs’ = 2289,06 x 511,325 = 1170,4536 KN T s = As’.fy = 2289,06 x 339,44 = 776,9985 KN P nb = C c + C s - T s = 1446,2447 + 1170,4536 - 776,9985 = 1839,6998 KN d. M nb = C c . ý. � b 2 + C s. ý − �′+ T s d-ý ý = ℎ 2 M nb = 1446,2447 x 800 2 x 396,843 2 + 1170,4536 x 800 2 − 69 - 776,9985 x 731 - 800 2 = 114,9167 KNm M nb; P nb = 114,9167 KNm; 1839,6998 KN Kondisi balanced ini kemudian dicek ke program PCA Col yaitu: Gambar 4.7 Hasil Investigasi Kolom Lantai 3 Menggunakan Software PCA Col Dari hasil investigasi kondisi balanced kolom lantai 3 terhadap diagram interaksi P-M, tampak bahwa nilai gaya tekan aksial dan momen sisa kolom masih memenuhi. 4.3.10 Perhitungan Momen Tahanan Balok Memanjang Lantai 2 9,3 m 4.3.10.1 Tumpuan Mu = -379,2622 KNm As = 4 D 22 = 4 x 3,14 x 11 2 = 1519,76 mm 2 As’ = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1519,76 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0044699 �′ = ��′ �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0033524 � � = ��−� ′ �.�� � 0,85.�1.��′ = 0,0044699 − 0,0033524 � 339,44 Nmm 2 0,85 � 0,85 � 9,424 Nmm 2 � � = 0,055711 �� ∅.�.� 2 = � ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � �� = {� ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � } . ∅. �. � 2 Mr = {0,0033524 � 339,44 Nmm 2 x 0,0044699 0,0033524 − 1 x 1 - 0,425 x 0,055711 + 1 – 50 mm 850 mm } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 303,2233 KNm

4.3.10.2 Lapangan

Mu = 206,1728 KNm As = 4 D 22 = 4 x 3,14 x 11 2 = 1519,76 mm 2 As’ = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1519,76 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0044699 �′ = ��′ �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0033524 �� ∅.�.� 2 = ∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ �� = {∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ } . ∅. �. � 2 Mr = {0,8 x 0,0044699 x 339,44 Nmm 2 x 1 – 0,588 x 0,0044699 x 339,44 Nmm 2 9,424 Nmm 2 } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 254,0659 KNm 4.3.11 Perhitungan Momen Tahanan Balok Melintang Lantai 2 7,3 m 4.3.11.1 Tumpuan Mu = -379,2622KNm As = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 As’ = 2 D 22 = 2 x 3,14 x 11 2 = 759,88 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00335242 �′ = ��′ �.� = 759,88 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00223494 � � = ��−� ′ �.�� � 0,85.�1.��′ = 0,00335242 − 0,00223494 � 339,44 Nmm 2 0,85 � 0,85 � 9,424 Nmm 2 � � = 0,0557096 �� ∅.�.� 2 = � ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � �� = {� ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � } . ∅. �. � 2 Mr = {0,00223494 � 339,44 Nmm 2 x 0,00335242 0,00223494 − 1 x 1 - 0,425 x 0,0557096 + 1 – 50 mm 850 mm } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 303,2218 KNm

4.3.11.2 Lapangan

Mu = 206,1728 KNm As = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 As’ = 2 D 22 = 2 x 3,14 x 11 2 = 759,88 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00335242 �′ = ��′ �.� = 759,88 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00223494 �� ∅.�.� 2 = ∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ �� = {∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ } . ∅. �. � 2 Mr = {0,8 x 0,00335242 x 339,44 Nmm 2 x 1 – 0,588 x 0,00335242 x 339,44 Nmm 2 9,424 Nmm 2 } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 195,5305 KNm

4.3.12 Perhitungan Gaya Geser Tahanan Balok Utama Lantai 2 90x40 cm

2

4.3.12.1 Tumpuan

Vu = 234,9667 KN ∅ �������� = 10 mm Jarak sengkang s = 150 mm Kuat Tekan f’c = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h-d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm Vs = ��.fys.d � = 2.�.� 2 . fys.d � = 2 � 3,14 � 5�� 2 x 305,51N ��2 x 850 mm 150 �� Vs = 271,802 KN Vc = 1 6 . ���′ . �. � = 1 6 x √9,424 x 400 mm x 850 mm Vc = 173,958 KN Vr = Vs + Vc. ∅ = 271,802 KN + 173,958 KN x 0,75 pasal 11.3.2.3 Vr = 334,32 KN

4.3.12.2 Lapangan

Vu = 71,4348 KN ∅ �������� = 10 mm Jarak sengkang s = 250 mm Kuat Tekan f’c = 9,424 Nmm 2 fy s = 305,51 Nmm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h-d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm Vs = ��.fys.d � = 2.�.� 2 . fys.d � = 2 � 3,14 � 5�� 2 x 305,51N ��2 x 850 mm 250 �� Vs = 163,081 KN Vc = 1 6 . ���′ . �. � = 1 6 x √9,424 x 400 mm x 850 mm Vc = 173,958 KN Vr = Vs + Vc. ∅ = 163,081 KN + 173,958 KN x 0,75 pasal 11.3.2.3 Vr = 252,779 KN

4.3.13 Perhitungan Kapasitas Beban Aksial dan Momen Kolom Lantai 2 50cm x 80cm

Pu = -1609,3353 KN Momen tumpuan maksimum = -189,9323 KNm Dimensi kolom = 500 x 800 mm Tinggi kolom = 450 mm Kuat Tekan f’c = 8,575 Nmm 2 Diameter tulangan longitudinal = 25 mm Diameter tulangan sengkang = 10 mm Jumlah tulangan longitudinal = 18 buah fy tulangan longitudinal = 339,44 Nmm 2 fyh tulangan sengkang = 305,51 Nmm 2 Luas Penampang Ag = 400000 mm 2 Untuk mengetahui penampang kolom masih kuat terhadap beban, maka perlu dihitung titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, dan titik balanced: • Titik Po aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0 Po = 0,85 x f’c Ag - Ast + fy x Ast Po = 0,85 x 8,575 400000 – 8831,25 + 339,44 8831,25 Po = 5848,81 KN Pn max = 0,8 x Po = 0,8 x 5848,81 KN = 4679,049 KN • Titik Mn aksial tarik maksimum, dimana Pn = 0 Mn = As.fy.d – 0,59. ��.�� �� ′ . � = 4415,63 x 339,44 x 750 – 0,59. 4415,63 � 339,44 8,575 � 500 = 814,9882 KNm • Titik Balanced Mn balanced ; Pn balanced I. d’ = tebal selimut beton + Øsengkang + � 2 d’ = 50 + 10 + 25 2 = 72,5 d = h – d’ = 800 – 72,5 = 727,5 mm As = As’ = 9 x � x r 2 = 9 x 3,14 x 12,5 2 = 4415,625 mm 2 II. c b = d. 600 600+�� = 727,5 x 600 600+339,44 = 464,639 a b = � 1 .c b = 0,85 x 464,639 = 394,943 III. fs’ = E s . � s ’ = 200000 x 0,003. Cb−d′ �� = 200000 x 0,003. 464,639−72,5 464,639 = 506,379 MPa fy tulangan tekan sudah leleh sehingga fs’ = fy C c = 0,85.fc’.a b .b = 0,85 x 8,575 x 394,943 x 500 = 1439,32 KN C s = As.fs’ = 4415,625 x 506,379 = 2235,979 KN T s = As’.fy = 4415,625 x 339,44 = 1498,840 KN P nb = C c + C s - T s = 1439,32 + 2235,979 - 1498,840 = 2176,459 KN IV. M nb = C c . ý. � b 2 + C s. ý − �′+ T s d-ý ý = ℎ 2 M nb = 1439,32 x 800 2 x 394,943 2 + 2235,979 x 800 2 − 72,5 - 1498,840 x 727,5 - 800 2 = 113,931 KNm M nb; P nb = 113,931 KNm; 2176,459 KN Kondisi balanced ini kemudian dicek ke program PCA Col yaitu: Gambar 4.8 Hasil Investigasi Kolom Lantai 2 Menggunakan Software PCA Col Dari hasil investigasi kondisi balanced kolom lantai 2 terhadap diagram interaksi P-M, tampak bahwa nilai gaya tekan aksial dan momen sisa kolom masih memenuhi. 4.3.14 Perhitungan Momen Tahanan Balok Memanjang Lantai 1 9,3 m 4.3.14.1 Tumpuan Mu = -454,7464 KNm As = 4 D 22 = 4 x 3,14 x 11 2 = 1519,76 mm 2 As’ = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1519,76 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0044699 �′ = ��′ �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0033524 � � = ��−� ′ �.�� � 0,85.�1.��′ = 0,0044699 − 0,0033524 � 339,44 Nmm 2 0,85 � 0,85 � 9,424 Nmm 2 � � = 0,055711 �� ∅.�.� 2 = � ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � �� = {� ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � } . ∅. �. � 2 Mr = {0,0033524 � 339,44 Nmm 2 x 0,0044699 0,0033524 − 1 x 1 - 0,425 x 0,055711 + 1 – 50 mm 850 mm } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 303,2233 KNm

4.3.14.2 Lapangan

Mu = 209,4471 KNm As = 4 D 22 = 4 x 3,14 x 11 2 = 1519,76 mm 2 As’ = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1519,76 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0044699 �′ = ��′ �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,0033524 �� ∅.�.� 2 = ∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ �� = {∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ } . ∅. �. � 2 Mr = {0,8 x 0,0044699 x 339,44 Nmm 2 x 1 – 0,588 x 0,0044699 x 339,44 Nmm 2 9,424 Nmm 2 } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 254,0659 KNm 4.3.15 Perhitungan Momen Tahanan Balok Melintang Lantai 1 7,3 m 4.3.15.1 Tumpuan Mu = -454,7464 KNm As = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 As’ = 2 D 22 = 2 x 3,14 x 11 2 = 759,88 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00335242 �′ = ��′ �.� = 759,88 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00223494 � � = ��−� ′ �.�� � 0,85.�1.��′ = 0,00335242 − 0,00223494 � 339,44 Nmm 2 0,85 � 0,85 � 9,424 Nmm 2 � � = 0,0557096 �� ∅.�.� 2 = � ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � �� = {� ′ . �� � . ρ � ′ − 1. 1 - 0,425. � � + 1 – �′ � } . ∅. �. � 2 Mr = {0,00223494 � 339,44 Nmm 2 x 0,00335242 0,00223494 − 1 x 1 - 0,425 x 0,0557096 + 1 – 50 mm 850 mm } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 303,2218 KNm

4.3.15.2 Lapangan

Mu = 209,4471 KNm As = 3 D 22 = 3 x 3,14 x 11 2 = 1139,82 mm 2 As’ = 2 D 22 = 2 x 3,14 x 11 2 = 759,88 mm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h – d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm fc’ = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 � = �� �.� = 1139,82 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00335242 �′ = ��′ �.� = 759,88 mm 2 400 mm x 850 mm = 0,00223494 �� ∅.�.� 2 = ∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ �� = {∅. � . �� � . 1 - 0,588. � . �� � ��′ } . ∅. �. � 2 Mr = {0,8 x 0,00335242 x 339,44 Nmm 2 x 1 – 0,588 x 0,00335242 x 339,44 Nmm 2 9,424 Nmm 2 } x 0,8 x 400 mm x 850 mm 2 Mr = 195,5305 KNm

4.3.16 Perhitungan Gaya Geser Tahanan Balok Utama Lantai 1 90x40cm

2

4.3.16.1 Tumpuan

Vu = 238,2795 KN ∅ �������� = 10 mm Jarak sengkang s = 150 mm Kuat Tekan f’c = 9,424 Nmm 2 fy s = 339,44 Nmm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h-d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm Vs = ��.fys.d � = 2.�.� 2 . fys.d � = 2 � 3,14 � 5�� 2 x 305,51N ��2 x 850 mm 150 �� Vs = 271,802 KN Vc = 1 6 . ���′ . �. � = 1 6 x √9,424 x 400 mm x 850 mm Vc = 173,958 KN Vr = Vs + Vc. ∅ = 271,802 KN + 173,958 KN x 0,75 pasal 11.3.2.3 Vr = 334,32 KN

4.3.16.2 Lapangan

Vu = 91,5162 KN ∅ �������� = 10 mm Jarak sengkang s = 250 mm Kuat Tekan f’c = 9,424 Nmm 2 fy s = 305,51 Nmm 2 b = 400 mm h = 900 mm d’ = 50 mm d = h-d’ = 900 mm – 50 mm = 850 mm Vs = ��.fys.d � = 2.�.� 2 . fys.d � = 2 � 3,14 � 5�� 2 x 305,51N ��2 x 850 mm 250 �� Vs = 163,081 KN Vc = 1 6 . ���′ . �. � = 1 6 x √9,424 x 400 mm x 850 mm Vc = 173,958 KN Vr = Vs + Vc. ∅ = 163,081 KN + 173,958 KN x 0,75 pasal 11.3.2.3 Vr = 252,779 KN

4.3.17 Perhitungan Kapasitas Beban Aksial dan Momen Kolom Lantai 1 50cm x 80cm

Pu = -2479,466 KN Momen tumpuan maksimum = -254,6448 KNm Dimensi kolom = 500 x 800 mm Tinggi kolom = 450 mm Kuat Tekan f’c = 8,575 Nmm 2 Diameter tulangan longitudinal = 25 mm Diameter tulangan sengkang = 10 mm Jumlah tulangan longitudinal = 18 buah fy tulangan longitudinal = 339,44 Nmm 2 fyh tulangan sengkang = 305,51 Nmm 2 Luas Penampang Ag = 400000 mm 2 Untuk mengetahui penampang kolom masih kuat terhadap beban, maka perlu dihitung titik aksial tekan maksimum, titik aksial tarik maksimum, dan titik balanced: • Titik Po aksial tekan maksimum, dimana Mn = 0 Po = 0,85 x f’c Ag - Ast + fy x Ast Po = 0,85 x 8,575 400000 – 8831,25 + 339,44 8831,25 Po = 5848,81 KN Pn max = 0,8 x Po = 0,8 x 5848,81 KN = 4679,049 KN • Titik Mn aksial tarik maksimum, dimana Pn = 0 Mn = As.fy.d – 0,59. ��.�� �� ′ . � = 4415,63 x 339,44 x 750 – 0,59. 4415,63 � 339,44 8,575 � 500 = 814,9882 KNm • Titik Balanced Mn balanced ; Pn balanced a d’ = tebal selimut beton + Øsengkang + � 2 d’ = 50 + 10 + 25 2 = 72,5 d = h – d’ = 800 – 72,5 = 727,5 mm As = As’ = 9 x � x r 2 = 9 x 3,14 x 12,5 2 = 4415,625 mm 2 b c b = d. 600 600+�� = 727,5 x 600 600+339,44 = 464,639 a b = � 1 .c b = 0,85 x 464,639 = 394,943 c fs’ = E s . � s ’ = 200000 x 0,003. Cb−d′ �� = 200000 x 0,003. 464,639−72,5 464,639 = 506,379 MPa fy tulangan tekan sudah leleh sehingga fs’ = fy C c = 0,85.fc’.a b .b = 0,85 x 8,575 x 394,943 x 500 = 1439,32 KN C s = As.fs’ = 4415,625 x 506,379 = 2235,979 KN T s = As’.fy = 4415,625 x 339,44 = 1498,840 KN P nb = C c + C s - T s = 1439,32 + 2235,979 - 1498,840 = 2176,459 KN d M nb = C c . ý. � b 2 + C s. ý − �′+ T s d-ý ý = ℎ 2 M nb = 1439,32 x 800 2 x 394,943 2 + 2235,979 x 800 2 − 72,5 - 1498,840 x 727,5 - 800 2 = 113,931 KNm M nb; P nb = 113,931 KNm; 2176,459 KN Kondisi balanced ini kemudian dicek ke program PCA Col yaitu: Gambar 4.9 Hasil Investigasi Kolom Lantai 1 Menggunakan Software PCA Col Dari hasil investigasi kondisi balanced kolom lantai 1 terhadap diagram interaksi P-M, tampak bahwa nilai gaya tekan aksial dan momen sisa kolom masih memenuhi. Lantai Kode Dimensi cm Tulangan Terpasang Mu KNm Mr KNm Penurunan Keterangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan 1 Balok Utama Memanjang 90 x 40 7 D 22 7 D 22 -454,7464 - 303,2233 - 33,32 Perkuatan - 209,4471 - 254,0659 - Memenuhi 1 Balok Utama Melintang 90 x 40 5 D 22 5 D 22 -454,7464 - 303,2218 - 33,32 Perkuatan - 209,4471 - 195,5305 6,64 Perkuatan 2 Balok Utama Memanjang 90 x 40 7 D 22 7 D 22 -379,2622 - 303,2233 - 20,05 Perkuatan - 206,1728 - 254,0659 - Memenuhi 2 Balok Utama Melintang 90 x 40 5 D 22 5 D 22 -379,2622 - 303,2218 - 20,05 Perkuatan - 206,1728 - 195,5305 5,16 Perkuatan 3 Balok Utama Memanjang 90 x 40 7 D 22 7 D 22 -310,4461 - 303,2233 - 2,33 Perkuatan - 218,5744 - 254,0659 - Memenuhi 3 Balok Utama Melintang 90 x 40 5 D 22 5 D 22 -310,4461 - 303,2218 - 2,33 Perkuatan - 218,5744 - 195,5305 10,54 Perkuatan Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Momen Sisa Setelah Terbakar Lantai Kode Tulangan Terpasang ∅ mm Jarak Sengkang mm Vu KN Vr KN Penurunan Keterangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan 1 Balok Utama Memanjang 10 100 250 238,2795 - 334,32 - - Memenuhi - 91,5162 - 252,779 - Memenuhi 2 Balok Utama Memanjang 10 100 250 234,9667 - 334,32 - - Memenuhi - 71,4348 - 252,779 - Memenuhi 3 Balok Utama Memanjang 10 100 250 186,7623 - 334,32 - - Memenuhi - 66,1171 - 252,779 - Memenuhi Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Gaya Geser Sisa Setelah Terbakar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pengujian dan perhitungan yang dilakukan terhadap benda uji sebelum dan sesudah kebakaran terjadi selama mengerjakan Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada struktur balok gedung FMIPA USU penurunan momen sisa maksimum terjadi pada lantai 1 di bagian tumpuan yaitu sebesar 33,32 dari -454,7464 KNm menjadi 303,2218 KNm. 2. Hasil struktur balok gedung pada semua lantai FMIPA USU masih aman terhadap gaya geser. 3. Hasil struktur kolom gedung pada semua lantai FMIPA USU masih dapat menahan semua kombinasi kuat tekan dengan analisis menggunakan software PCA Col .

5.2 Saran