13
b. Pelatihan dan pendidikan adalah cara yang paling baik dalam
meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas.
c.
Sikap dan nilai yang dianut oleh tenaga kerja juga menentukan daya saing daerah tersebut.
d.
Kualitas hidup masyarakat suatu daerah menentukan daya saing daerah tersebut begitu juga sebaliknya.
7.
Kelembagaan
Kelembagaan merupakan indikator yang mengukur seberapa jauh iklim sosial, politik, hukum dan aspek keamanan mampu mempengaruhi secara positif
aktivitas perekonomian di daerah. Pengaruh faktor kelembagaan terhadap daya saing daerh di dasarkan pada beberapa prinsip sebagai berikut:
a. Stabilitas sosial dan politik melalui sistem demokrasiyang berfungsi
dengan baik merupakan iklim yang kondusif dalam mendorong aktivitas ekonomi daerah yang berdaya saing.
b. Peningkatan daya saing ekonomi suatu daerah tidak akan dapat tercapai
tanpa adanya sistem hukum yang baik serta penegakan hukum yang independen.
c. Aktivitas perekonomian suatu daerah tidak akan dapat berjalan secara
optimal tanpa didukung oleh situasi keamanan yang kondusif.
8. Indikator Governance dan Kebijkan Pemerintah
Indikator Governance dan kebijakan pemerintah dimaksudkan sebagai ukuran dari kualitas administrasi pemerintah daerah, khususnya dalam rangka
menyediakan infrastruktur fisik dan peraturan-peraturan daerah. Secara umum
14
pengaruh faktor governance dan kebijakan pemerintah bagi daya saing daerah dapat didasarkan pada prisip-prinsip seabagi berikut:
a. Dengan tujuan menciptakan iklim persaingan yang sehat intervensi
pemerintah dalam perekonomian sebaiknya diminimalkan. b.
Pemerintah daerah berperan dalam menciptakan kondisi sosial yang terperdiksi serta berperan pula dalam meminimalkan resiko.
c. Efektivitas administrasi pemerintahan daerah dalam menyediakan
infrastruktur dan aturan-aturan berpengaruh terhadap daya saing ekonomi. d.
Efektivitas pemerintah daerah dalam melakukan koordinasi dan menyediakan informasi tertentu pada sektor swasta mendukung saya saing
suatu daerah. e.
Fleksibilitas pemerintah daerah dalam menyesuaikan kebijakan ekonomi merupakan faktor yang kondusif dalam mendukung peningkatan daya
saing daerah.
9. Manajemen dan Ekonomi Mikro
Dalam indicator manajemen dan ekonomi mikro pengukuran yang dilakukn dikaitkn dengan pertanyaan seberapa jauh perusahaan di daerah dikelola
dengan cara yang inovatif, menguntungkan dan bertanggung-jawab. Prinsip- prinsip yang relevan terhadap daya saing daerah di antaranya adalah:
a. Rasio hargakualitas yang kompetitif dari suatu produk mencerminkan
kemampuan managerial perusahaan-perusahaan yang berada di suatu daerah.
15
b. Orientasi jangka panjang manajemen perusahaan akan meningkatkan daya
saing daerah dimana perusahaan tersebut berada. c.
Efisiensi dalam aktivitas perekonomian ditambah dengan kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan adalah keharusan bagi perusahaan
yang kompetitif. d.
Kewirausahaan sangat krusial bagi aktivitas ekonomi pada masa-masa awal.
e. Dalam usaha yang sudah mapan, manajemen perusahaan memerlukan
keahlian dalam mengintegrasikan serta membedakan kegiatan-kegiatan usaha.
Dalam konsep daya saing WEF, dijelaskan beberapa indikator daya saing. Hal itu bisa dimulai dari dan relevan dengan pembangunan di tingkat daerah.
1. Institusi
Baik institusi publik maupun swasta. Institusi publik perlu membangun tata kelola yang baik. Saat ini instrumen teknologi informasi TI telah mampu
membantu pemerintah untuk melayani publik secara lebih akuntabel dan responsif. Namun, ke depan cakupannya perlu diperluas. Adapun institusi
swasta, perlu ada dorongan untuk menegakkan praktik good corporate governance GCG. Dalam hal ini, pemerintah daerah bisa memberikan
stimulusinsentif. 2.
Infrastruktur Infrastruktur merupakan jantung ekonomi. Kapasitas fiskal daerah untuk
pembangunan infrastruktur jelas terbatas. Karena itu, dibutuhkan cara baru.
16
Misalnya, kemitraan bersama masyarakat dan dunia usaha. Infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, dan kereta api di daerah seyogianya diperkuat.
Salah satu yang urgen adalah mengupayakan jalur ganda KA sampai wilayah timur Jawa dan berbagai daerah luar Jawa. Dalam konteks
Indonesia, dua bidang infrastruktur yang tidak boleh dilupakan adalah pertanian dan energi. Infrastruktur pertanian seperti sumber daya air harus
dibangun agar sektor penyerap tenaga kerja terbesar di republik ini bisa terbantu.
3. Kondisi makroekonomi
Kontribusi daerah dalam hal ini, antara lain, soal pengelolaan inflasi. Keberadaan tim pengendalian inflasi daerah TPID sangat membantu
karena penyumbang inflasi di tiap daerah berbeda sehingga membutuhkan solusi unik. Hingga Maret 2014, TPID ada di 33 provinsi dan 168
kabupatenkota. Peran daerah sangat sentral karena menentukan inflasi secara nasional. Butuh banyak inovasi di TPID yang anggotanya termasuk
pemda untuk memastikan masalah dan solusi inflasi bisa dipetakan. 4.
Kesehatan dan pendidikan dasar. Kesehatan dan pendidikan merupakan pilar sumber daya manusia SDM.
Ingat, pembangunan dimulai dari SDM, bukan dari mesin. Soal kesehatan, program-program yang meningkatkan inklusi pelayanan perlu ditingkatkan
dan disinergikan dengan aspek administrasi kependudukan. Program BPJS perlu didorong agar aksesibilitas rakyat terhadap layanan kesehatan semakin
17
besar. Di bidang pendidikan, hambatan soal pendidikan dasar bukan melulu masalah ekonomi. Hambatan nonekonomi itu perlu dicarikan solusi.
5. Pendidikan Tinggi dan Pelatihan.
Kuncinya adalah peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan serta pelatihan ke daerah-daerah. Pendirian politeknik di daerah-daerah bisa
menjadi jawaban. Beasiswa dan pelatihan menjadi kebutuhan mutlak yang mesti digalakkan.
6. Kesiapan teknologi.
Poin penting dalam hal ini adalah bagaimana layanan teknologi meluas ke daerah dalam beragam bentuk, baik untuk pelayanan publik, industri,
maupun penguasaan ilmu. Tingkat kematangan teknologi wajib ditingkatkan dengan terus mendorong dunia usaha meningkatkan nilai tambah produk
dengan sentuhan teknologi. 7.
Kompleksitas bisnis. Peningkatan skala sebuah bisnis mulai kuantitas, kualitas, sentuhan
teknologi produksi, porsi nilai tambah, hingga pemasaran menjadi pekerjaan rumah bersama. Pemerintah pusat dan daerah bisa membantu
dunia usaha, khususnya UMKM, untuk mewujudkan bisnis terintegrasi. 8.
Inovasi. Spirit inovasi selayaknya diinternalisasi ke tubuh institusi publik, swasta,
universitas, dan masyarakat secara umum. Ketersediaan ilmuwan dan engineer di daerah perlu diperbanyak agar ekonomi bernilai tambah.
18
Hasil penelitian KPPOD 2005 yang meneliti daya tarik Investasi Kabupatenkota diIndonesia dengan menggunakan variabel Kelembagaan, Sosial
Politik, Ekonomi Daerah, tenaga kerja, dan produktivitas dan variabel struktur fisik.
2.4 Penelitian terdahulu