Penghasilan Suku Kecemasan Pasien Preoperasi di RSUD Dr. Pirngadi Medan

kepribadiannya dan lebih sukar mengalami stress karena memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi ketika menghadapi suatu masalah NurwansyahAmatria,2013. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien preoperasi, salah satunya yakni tipe operasi yang akan dijalaninya. Menurut Long1996, bedah minor merupakan pembedahan yang sederhana dan sedikit menimbulkan faktor resiko dan dilakukan pada bagian kecil pada tubuh. Bedah minor ini menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan yang minim. Penelitian oleh Wardhani 2012 menunjukkan bahwa kecemasan lebih tinggi pada pasien preoperasi mayor daripada pasien preoperasi minor. Menurut Gruendemann Fernsebner 2006 faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien preoperasi yaitu: pertama, dukungan keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien preoperasi merasakan dukungan keluarga yang mempengaruhi kecemasannya menjelang operasi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pasien yang mengatakan cemas karena tidak ada keluarga yang mengurus persiapan operasi 36,7, takut karena sendirian di rumah sakit 53,3 dan pasien yang mengatakan takut jika tidak ada yang menemani selama persiapan menjelang operasi 43,3. Dukungan keluarga sangat bermanfaat dalam membuat individu membagikan kecemasan yang ia alami dan mendapatkan solusi alternatif yang akan mempengaruhi pola fikirnya Gruendemann Fernsebner,2006. Conel 2005 juga menyatakan bahwa kecemasan akan rendah apabila individu memiliki dukungan sosial yang baik, dukungan sosial tersebut diperoleh dari keluarga, teman dan atasan. Hal ini sesuai dengan penelitian Utami,dkk 2013 bahwa dukungan keluarga mempengaruhi kecemasan pasien kemoterapi sehingga membuat pasien kemoterapi lebih tenang dan nyaman dalam menjalani masa kemoterapi. Penelitian oleh Nurpeni,dkk 2014 juga mengatakan adanya peningkatan dukungan keluarga menurunkan kecemasan pasien kemoterapi. Kedua, dukungan petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan sedikit pasien yang mengalami cemas karena faktor dukungan petugas kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pasien yang mengatakan bahwa pasien menyatakan cemas karena perawat tidak memperhatikan kondisi pasien 26,7, dan pasien khawatir karena kurangnya informasi dan penjelasan tentang operasi oleh petugas kesehatan 13,3. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan dari petugas kesehatan terhadap pasien preoperasi. Potter 2005 mengatakan bahwa komunikasi terapeutik dapat menurunkan kecemasan pasien, karena pasien merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan, perasaan, informasi dalam mempersiapkan pelaksanaan operasi. Nuralita Hadjam 2002 mengatakan bahwa layanan keperawatan yang dipersepsikan pasien adalah sebagai pelayanan yang ramah, tanggap terhadap kebutuhan pasien cepat dan tepat serta didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan akan menimbulkan respon yang baik dari pasien karena menimbulkan rasa tenang selama menjalani proses di rumah sakit. Sebaliknya bila perawat tidak ramah dan kurang tanggap dengan kondisi pasien selama berada di rumah sakit, hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak puas yang kemudian menimbulkan perasaan