3.5.3. Ketahanan Risiko
Pada tingkat dasar, ketahanan mengacu pada kemampuan untuk pulih atau menyesuaikan diri dengan kejadian negatif atau perubahan. Ini merupakan
kemampuan perusahaan dan rantai pasokan untuk bangkit kembali setelah terjadi perubahan. Sementara konsep ketahanan telah dipelajari secara ilmiah
dalam psikologi perkembangan dan ekosistem selama bertahun-tahun, masih merupakan topik yang muncul di SCRM. Bahkan dalam disiplin ilmu yang
berkembang dengan baik definisi ketahanan sering bertentangan dan membingungkan.
3.5.4. Risk Appetite
Risk appetite mencerminkan tingkat risiko bahwa suatu organisasi atau
individu bersedia untuk menerima atau mengambil dalam mengejar tujuannya. Hal ini dapat diukur dari segi dimensi kuantitatif dan kualitatif. Beberapa juga
mengacu pada konsep ini sebagai toleransi risiko atau kecenderungan risiko, topik yang baik didasarkan pada komunitas keuangan.
3.5.5. Analisis Risiko atau Penilaian
Analisis risiko, juga disebut penilaian risiko. Pada analisis risiko tingkat dasar melibatkan identifikasi risiko dan kemudian mengevaluasi atau pemetaan
peristiwa, minimal dua dimensi. Dimensi ini termasuk kemungkinan risiko yang terjadi dan dampaknya jika risiko itu menjadi kejadian risiko. Beberapa teknik
Universitas Sumatera Utara
akan mencetak dua dimensi dan kalikan mereka bersama-sama untuk mencapai keseluruhan nilai risiko.
3.5.6. Rencana Tanggap Risiko
Sebuah rencana tanggap risiko adalah perpanjangan logis dari analisis risiko. Rencana risiko adalah dokumen yang mendefinisikan risiko yang diketahui
dan termasuk deskripsi, penyebab, probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dan tanggapan manajemen risiko yang diusulkan.
3.5.7. Kepatuhan Risiko
Kepatuhan risiko meliputi kegiatan internal yang diambil untuk memenuhi peraturan dan ketentuan yang diperlukan, apakah mereka pemerintah, industri
tertentu, atau diterapkan secara internal. Perusahaan selalu memiliki persyaratan kepatuhan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan lingkungan, dan
sejumlah area lain. Pada tingkat organisasi, kepatuhan dicapai melalui proses manajemen yang mengidentifikasi hukum yang berlaku, peraturan, kontrak,
strategi, dan kebijakan, menilai kondisi kepatuhan saat ini, menilai risiko dan potensi biaya ketidakpatuhan terhadap pengeluaran yang diproyeksikan untuk
mencapai kepatuhan, dan memprioritaskan, dana, dan memulai tindakan korektif yang dianggap perlu.
Universitas Sumatera Utara
3.5.8. Tata Kelola Resiko
Tata kelola risiko meliputi kerangka, peralatan, kebijakan, prosedur, kontrol, dan pengambilan keputusan hirarki yang digunakan untuk mengelola
bisnis dari perspektif manajemen risiko. Struktur pimpinan termasuk chief risk officer
, yang biasanya diidentifikasi sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mengawasi proses manajemen risiko dan menyetujui
laporan kepada komite audit perusahaan dari dewan direksi.
3.6. Pendekatan Manajemen Risiko