Penurunan produksi pada sektor pertanian dapat disebabkan beberapa faktor antara lain yaitu hama dan penyakit tanaman yang meningkat, bencana alam yang
melanda daerah sentra produksi, konversi lahan, perubahan iklim, dan faktor- faktor lainnya. Jika dilhat menurunnya luas panen untuk tanaman pangan yang
terjadi di Sumatera Utara memiliki kemungkinan besar terjadinya konversi lahan sehingga mengakibatkan produksi-produksi tanaman pangan tersebut menurun.
5.2 Analisis Location Quotient LQ
Pembangunan yang dilakukan berdasarkan komoditi unggulan maka dapat memberikan pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi baik secara regional
maupun nasional. Khusunya bagi sektor pertanian dapat memberikan efek pengganda pada sektor pertanian karena outputnya dapat menjadi input untuk
sektor-sektor lainnya. Penilaian sebelumnya menunjukkan subsektor tanaman pangan di Sumatera Utara
tidak mampu untuk bersaing secara regional dengan daerah-daerah lain dan tidak menjadi subsektor yang unggul. Subsektor tanaman pangan bahkan tidak memiliki
keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing secara regional. Hal ini sangat mengkhawatirkan dikarenakan Sumatera Utara mengemukakan untuk mencapai
keberhasilan pada program swasembada pangan. Untuk itu perlu melakukan pembangunan pertanian di subsektor tanaman pangan sehingga dapat diharapkan
membantu keberhasilan pencapaian swasembada tanaman pangan. Untuk melihat bagaimana komoditi unggulan subsektor tanaman pangan di
Sumatera Utara dapat ditinjau dari analisis location quotient. Pada umumnya analisis ini digunakan untuk menentukan komoditi unggulan atau dapat
Universitas Sumatera Utara
menentukan sektor atau subsektor basis di suatu daerah. Analisis ini dapat diaplikasikan ke berbagai variabel sehingga penggunaannya dapat mewakili
berbagai interpretasi pandangan. Interpretasi komoditi unggulan yang
memberikan pengaruh petumbuhan ekonomi yang baik dapat menggunakan variabel dari data PDRB atau untuk menggambarkan komoditi yang paling
produktif maka dapat menggunakan variabel data produktivitas. Untuk penelitian ini menggunakan produksi komoditas subsektor tanaman pangan
karena selain untuk melihat komoditas unggulan juga untuk melihat pemenuhan kebutuhan pangan Sumatera Utara dalam rangka untuk mencapai keberhasilan
swasembada pangan.
Tabel 5.8 Nilai LQ Komoditi Pangan Sumatera Utara, Tahun 2010 - 2014 2010
2011 2012
2013 2014
Padi 1.001
0.622 0.618
0.598 0.603
Jagung 1.388
0.809 0.798
0.730 0.717
Kedelai 0.192
0.144 0.074
0.047 0.070
Kacang Tanah 0.390
0.163 0.195
0.185 0.180
Ubi Kayu 0.699
0.523 0.557
0.725 0.694
Ubi Jalar 1.615
1.068 0.863
0.559 0.724
Sumber : Badan Pusat Statistik Diolah Jika dilihat berdasarkan nilai LQ komoditi pangan Sumatera Utara pada Tabel 5.7
maka didapatkan bahwa tidak ada komoditas pangan yang dapat dijadikan komoditi unggulan. Hal ini dilihat dari tidak adanya komoditas subsektor tanaman
pangan tersebut yang menunjukkan nilai LQ secara konsisten diatas nilai satu LQ1. Berarti dengan kata lain bahwa pemenuhan kebutuhan akan komoditas
pangan di Sumatera Utara berfluktuasi sehingga terkadang mampu memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan daerah sendiri dan terkadang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Komoditi yang sama sekali tidak pernah mencapai nilai LQ1 atau dengan kata lain yang tidak pernah mencapai pemenuhan kebutuhan di Sumatera Utara adalah
komoditi kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Sedangkan padi sendiri hanya mampu memenuhi kebutuhan Sumatera Utara sekali dalam lima tahun terakhir
sehingga komoditi ini pun tidak dapat dijadikan komoditi unggulan selama periode tahun 2010 – 2014. Untuk ubi jalar dapat mencapai pemenuhan kebutuhan
Sumatera Utara dua kali yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2011. Pemerintah, penyuluh maupun petani serta pihak-pihak terkait yang bergerak di
bidang pertanian khusunya subsektor tanaman pangan di Sumatera Utara perlu melakukan pembangunan sehingga Sumatera Utara mampu setidaknya memenuhi
kebutuhan pangan. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan akan bahan pangan yang semakin meningkat sedangkan keterseidaan akan bahan tersebut sangat terbatas.
Dengan demikian dapat membantu Sumatera Utara terlepas dari ketergantungan import untuk bahan pangan khususnya.
Jika dilihat per kabupatenkota maka setiap wilayah memiliki komoditas unggulan yang berbeda-beda. Komoditi yang menjadi unggulan didominasi oleh komoditas
padi sawah hampir di setiap kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Komoditi jagung menjadi komoditas yang tidak banyak diunggulkan di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Komoditi Unggulan Menurut KabupatenKota di Sumatera Utara Periode Tahun 2010 – 2014
Kabupaten Kota Padi
Sawah Padi
Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Nias v
- -
- -
-
v Mandailing Natal
v
- -
v
- -
-
Tapanuli Selatan v
- -
v v
- -
Tapanuli tengah v
v
- -
v v
-
Tapanuli Utara
-
v
- -
v v
v Toba Samosir
v
- -
- -
v
-
Labuhanbatu v
- -
- -
- -
Asahan v
- -
- -
v
-
Simalungun
- -
v
-
v
-
v Dairi
-
v v
-
v
-
v Karo
-
v v
- -
- -
Deli Serdang v
- -
- -
- -
Langkat v
- -
- -
- -
Nias Selatan
- -
- -
- -
v Humbang
Hasundutan
v v
- -
v -
v Pakpak Bharat
- v
v -
- -
v Samosir
v -
- -
v -
v Serdang Bedagai
v -
- -
- -
-
Batu Bara v
- -
- -
- -
Padang Lawas Utara
v
- -
v
- -
-
Padang Lawas v
- -
v v
- -
Labuhanbatu Selatan
- -
- v
- -
-
Labuhanbatu Utara
v
- -
- -
- -
Nias Utara
- -
- -
- -
v Nias Barat
v -
- -
- -
-
Sibolga
- -
- -
- -
-
Tanjungbalai v
- -
- -
v v
Pematangsiantar
- -
- -
- v
-
Tebing Tinggi
- -
- -
- v
-
Medan v
- -
- v
- v
Binjai v
- -
- v
- -
Padangsidimpuan v
- -
- -
- -
Gunungsitoli v
- -
- -
v v
Sumber : Lampiran
Universitas Sumatera Utara
Kabupatenkota di Sumatera Utara yang memiliki komoditi unggulan paling banyak antara lain adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Dairi, dan Humbang
Hasundutan yaitu dengan empat jenis komoditi tanaman pangan yang
diunggulkan. Tapanuli Tengah mengunggulkan padi baik sawah maupun ladang, kacang tanah dan ubi kayu. Tapanuli Utara mengunggulkan padi ladang, kacang
tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Dairi memiliki empat jenis komoditi yang diunggulkan yaitu padi ladang, jagung, kacang tanah, dan ubi jalar sedangkan
untuk Humbang Hasundutan memiliki komoditi yang diunggulkan seperti padi baik padi sawah maupun padi ladang, kacang tanah dan ubi jalar. Untuk Kota
Sibolga tidak dapat mengunggulkan salah satu komoditi tanaman pangan, hal ini dikarenakan daerah Sibolga merupakan daerah pesisir sehingga masyarakat
sebahagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan atau bergantung hidup pada hasil laut.
Universitas Sumatera Utara
43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kondisi produksi untuk subsektor tanaman pangan disetiap tahunnya selama periode tahun 2010 - 2014 berfluktuatif namun secara umum dalam periode
tersebut tren produksi mengalami penurunan. 2. Berdasarkan nilai LQ di Sumatera Utara dalam periode 2010 – 2014 tidak ada
komoditi pada subsektor tanaman pangan yang dapat diunggulkan. Komoditi padi saja tidak mampu konsisten dalam memenuhi kebutuhan di Sumatera
Utara. Komoditi padi hanya mampu memnuhi kebutuhan di Sumatera Utara di tahun 2010 dengan nilai LQ 1,001. Komoditi yang mampu memenuhi
kebutuhan di Sumatera Utara sebanyak dua kali adalah komoditi ubi jalar yaitu pada tahun 2010 – 2011.
3. Nilai LQ yang menentukan komoditi unggulan untuk setiap kabupatenkota yang ada di Sumatera Utara berbeda-beda untuk di setiap kabupatenkota.
Komoditi padi mendominasi menjadi komoditi unggulan di Sumatera Utara berdasarkan kabupatenkota periode tahun 2010 – 2014. Kabupatenkota yang
memiliki komoditi unggulan paling banyak antara lain adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Dairi, dan Humbang Hasundutan dengan
empat jenis komoditi. Kota Sibolga tidak memiliki komoditi unggulan di subsektor tanaman pangan.
Universitas Sumatera Utara