19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Dareah Penelitian
Penulis  melakukan  pemilihan  daerah  penelitian convenience  sampling yaitu dengan teknik  sengaja  memilih  sesuai  dengan keinginan  peneliti  dengan
pertimbangan  tertentu.  Provinsi  Sumatera  Utara  dipilih  dengan  pertimbangan bahwa  provinsi ini  sedang  dalam  program  pencapaian  peningkatan  produksi
tanaman  pangan  berdasarkan ungkapan Gubernur  Sumatera  Utara  dalam  acara yang  diadakan di  Tanjung  Morawa,  Deli  Serdang pada  bulan  Januari 2015 lalu
yaitu  Pencanangan  Swasembada  Pangan  Tingkat  Provinsi  Sumut.  Subsektor tanaman  pangan yang  sedang  dikonsentrasikan di  daerah  penelitian  antara  lain
adalah padi sawah, padi ladang, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Hal ini  dilakukan  sebagai  langkah  nyata  pemerintah  Sumatera  Utara  untuk  aktif
terlibat  dalam  program  swasembada  pangan. Untuk  dapat melaksanakan terwujudnya  swasembada  pangan tersebut  di  Sumatera  Utara  maka  perlu
melakukan  pembangunan  di  subsektor  tanaman  pangan.  Pembangunan  tersebut dilakukan  berdasarkan  pembangunan  terhadap komoditas  unggulan  sebagai
langkah  awal  untuk  melakukan  pembangunan  pertanian pada  subsektor  tanaman pangan. Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah  data  sekunder  yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data sekunder didapatkan dengan mencari informasi dapat bersumber dari badan publikasi  terkait  seperti  Badan  Pusat  Statistik  Sumatera  Utara,  Dinas Ketahanan
Pangan  Sumatera  Utara,  penelitian-penelitian  terdahulu dan  informasi-informasi dari bahan penunjang lainnya.
3.3 Metode Analisis
Untuk permasalahan 1 dan 2 yaitu tentang kondisi produksi dan kondisi secara ekonomi subsektor  tanaman  pangan di  Sumatera  Utara adalah  dengan  metode
deskriptif.  Metode  ini  adalah  metode  yang  digunakan  untuk  menjabarkan  data- data yang ada dan menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut  sesuai  dengan  yang  telah  dipublikasikan  oleh  lembaga-lembaga  terkait seperti  Badan  Pusat  Statistik, Badan  Ketahanan  Pangan  dan  lainnya. Data-data
yang  digunakan  tersebut  adalah data-data time  series yaitu  data  selama  periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Untuk  melihat  komoditas  unggulan  pada  sektor  pertanian  khususnya  tanaman pangan  maka  digunakan  analisis Location  Quotient  LQ. Metode  ini  digunakan
untuk dapat mengetahui mampu tidaknya suatu komoditas untuk dapat memenuhi kebutuhan  daerah  sendiri  atau  bahkan  dapat  berkontibusi  untuk  memenuhi
kebutuhan daerah lain. Secara umum dikatakan metode ini digunakan untuk dapat menentukan  komoditas  mana  yang  dapat  dijadikan  sebagai  sektor  basis mampu
memenuhi  kebutuhan  pasar  domestik  dan  pasar  luar  daerah maupun sektor non basis hanya  mampu  memenuhi  kebutuhan  daerah  itu  sendiri,  dengan  tujuan
Universitas Sumatera Utara
untuk  dapat  melihat  keunggulan  komparatif  suatu  daerah  dalam  menentukan sektor unggulannya.
Penggunaan metode ini  dapat diaplikasikan kedalam beberapa kataegori  variabel yang  ingin  diketahui.  Variabel-variabel  yang  umumnya  digunakan  untuk
mengetahui  sektor  basis  berdasarkan  kontribusinya  terhadap  pertumbuhan ekonomi  adalah  menggunakan  nilai  PDRB.  Untuk  mengetahui  tingkat
produktivitas  yang  paling  baik  adalah  dengan  menggunakan  kategori  variabel produktivitas.  Untuk  penelitian  ini  digunakan  kategori  variabel  produksi  karena
yang ingin ditinjau adalah ketersediaan tanaman pangan tersebut untuk memenuhi kebutuhan  daerah  di  Sumatera  Utara  sehingga  dapat  membantu  terlaksananya
swasembada  pangan. Oleh  karena  perumusan  nilai  LQ tersebut  adalah  sebagai berikut :
=
dimana : LQ
= Locaton Quotient Xr
= Produksi komoditi i pada tingkat Provinsi Sumatera Utara RVr
= Total produksi tanaman pangan di tingkat Provinsi Sumatera Utara Xn
= Produksi komoditi i di Indonesia RVn
= Total produksi tanaman pangan di Indonesia Dengan kriteria :
LQ  1 : maka komoditas tersebut menjadi komoditi unggulan di Sumatera Utara karena  mampu  berproduksi  lebih  banyak  daripada  jumlah  kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
terhadap komoditi tersebut di Sumatera Utara. Berarti komoditi tersebut merupakan basis.
LQ = 1 :  maka  komoditi tersebut berproduksi  hanya  mampu  memenuhi
kebutuhan yang ada di Sumatera Utara LQ    1 :  maka  komoditi tersebut jumlah  produksinya tidak dapat  memenuhi
kebutuhan yang ada di Sumatera Utara sehingga diperlukan pasokan dari luar sehingga komoditi tersebut merupakan non-basis
Untuk  dapat  menentukan  nilai  LQ  disetiap  kabupatenkota  dalam  penenlitian  ini adalah  dengan  membandingkan  produksi  yang  ada  disetiap  kabupatenkota
dengan produksi  yang  ada di Sumatera Utara. Oleh karena itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
dimana : LQ
= Locaton Quotient Xr
= Produksi komoditi i pada tingkat kabupatenkota RVr
= Total produksi tanaman pangan di tingkat kabupatenkota Xn
= Produksi komoditi i di Sumatera Utara RVn
= Total produksi tanaman pangan di Sumatera Utara Arti  dari  nilai  LQ  sama  halnya  dengan  perhitungan  untuk  nilai  LQ  di  Provinsi
Sumatera  Utara  namun  pada  tingkat  kabupatenkota  produksi  tanaman  pangan tersebut dikaitkan dengan kebutuhan pada tingkat kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan pada data time series atau data yang dihitung berdasarkan selama periode tertentu. Periode untuk penelitian ini adalah
dimulai  tahun  2010  sampai dengan  tahun  2014.  Pengertian  komoditi  unggulan melalui  nilai  LQ  pada  data  seperti  ini  adalah  dengan  melihat  komoditi  yang
konsisten  memberikan  nilai  LQ   1  untuk  setiap  tahunnya  selama periode tersebut.
3.4 Definisi dan Batasan Operasional