47
Keenam, perlu perhatian terhadap kepentingan umum sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi. Guna mendorong laju pertumbuhan industri dalam negeri
agar terpenuhi kewajiban dalam penyediaan fasilitas umum public utility demi penyelenggaraan pembangunan nasional. Ketujuh, instrument hukum mengatur
kontrak pengadaan barangjasa dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah selaku pihak yang terlibat dalam kontrak.
64
B. Pengaturan Mengenai Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa
Peraturan hukum terkait dengan pengadaan barangjasa pemerintah antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan, Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara;. 4.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi; 5.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas KKN; 7.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;
8. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
64
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
48
9. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
10. Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. 11.
Perpres No. 4 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa selanjutnya disebut UU No. 54 Tahun 2010 telah beberapa kali diubaah dengan
Peraturan Presiden, dengan revisi yang pertama dilakukan tanggal 30 Juni 2011 yang dituangkan dalam bentuk Perpres No. 35 Tahun 2011. Alasan revisi yang
pertama yaitu dianggap perlunya konsultan hukum untuk mendampingi instansi pmerintah dalam menghadapi tuntutan dari pihak ketiga. Isi revisi yang pertama
adalah memasukkan jasa konsultasi di bidang hukum meliputi konsultan hukumadvokat atau arbiter dalam kriteria jenis pekerjaanjasa yang boleh
dilakukan dengan cara penunjukan langsung. Revisi yang kedua dituangkan dalam Perpres No. 70 Tahun 2012 yang
mengandung maksud melakukan perubahan yang menyeluruh terhadap sistem pengadaan barangjasa yaitu dengan membuat sistem pengadaan yang lebih
sederhana dan mudah dilakukan. Revisi yang ketiga dituangkan dalam Perpres No. 172 tahun 2014 yang
menimbang bahwa perlunya dilakukan percepatan penyediaan benih dan pupuk kepada petani melalui upaya khusus bantuan langsung benih unggul dan pupuk
Universitas Sumatera Utara
49
untuk mencapai swasembada pangan serta mengantisipasi perubahan iklim yang berdampak pada berubahnya musim tanam. Tepat 1 Desember 2014, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Presiden Perpres Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Diharapkan perubahan yang cukup besar dan mendalam, khususnya terhadap beberapa Pasal-Pasal yang masih multitafsir serta
perluasan terhadap ketentuan pengadaan secara elektronik. Namun hal ini rupanya masih belum termuat pada Perubahan Ketiga Perpres Nomor 54 Tahun 2010 ini.
Perubahan hanya terdapat pada 1 satu ayat saja, yang merupakan penambahan kriteria untuk penunjukan langsung. Penambahan ini berupa sisipan satu huruf,
yaitu Huruf d.1. pada Pasal 38 ayat 5, yaitu kalimat “Pekerjaan Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih padi, jagung, dan kedelai, serta
pupuk yang meliputi Urea, Nitrogen Phosfat Kalium NPK, dan Zwavelzune Ammoniak ZA kepada petani dalam rangka menjamin ketersediaan benih dan
pupuk secara tepat dan cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan.”
65
Revisi yang terakhir dituangkan dalam Perpres No. 4 Tahun 2015 dilakukan untuk mempercepat proses pelaksanaan belanja Negara guna
mempercepat pelaksanaan pembangunan yaitu diperlukan inovasi terhadap pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah dilakukan dengan pemanfaatan
teknologi informasi, maka untuk pelaksanaan kegiatan pengadaan barangjasa pemerintah di Indonesia diatur melalui Peraturan Presiden, yang secara teknis
65
http:www.khalidmustafa.info20141206perpres-no-1722014-tentang-perubahan- ketiga-perpres-no-54-tahun-2010.php
diakses tanggal 1 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
50
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Pasal 1 angka 1 Perpres No. 4 Tahun 2015 menyebutkan
bahwa pengadaan barangjasa pemerintah yang selanjutnya disebut pengadaan barangjasa adalah kegiatan untuk memperoleh barangjasa oleh
KementrianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstitusi yang perosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh barangjasa. Perubahan yang terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
yaitu perubahan sebanyak 19 Pasal yang terkait dengan proses dan pelaksanaan Pengadaan BarangJasa. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
66
Perubahan Pasal
Perpres No. 54 Tahun 2010, 35 Tahun 2011, 70 Tahun 2012, 172
Tahun 2014 Perpres No. 4 Tahun
2015 Bab I, Ketentuan Umum
Pasal I …
4.Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa
Pemerintah uang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga
Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan
merumuskan kebijakan Pengadaan BarangJasa
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106
Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan
BarangJasa Pemerintah. 9.Pejabat Pengadaan adalah
personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan
Langsung. …
4.Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa
Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah
Lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan
dan meumuskan kebijakan Pengadaan BarangJasa
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan BarangJasa Pemerintah sebagaimana
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun
2014 tentang Oerubahan atas Peraturan Presiden
66
http:anwarsyam.staff.ipb.ac.idfiles201501Matriks-Perpres-4-Tahun-2015-ttg- PBJ.pdf
Kamis,28 April 2016.
Universitas Sumatera Utara
51
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
… 9.Pejabat Pengadaan adalah
personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan
Langsung, Penunjukan Langsung, dan E-
Purchasing.
Bab III, Para Pihak Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pasal 17
… 1a Persyaratan Sertifikasi
Keahlian Pengadaan BarangJasa pada ayat 1
huruf e dapat dikecualikan untuk Kepala ULP.
… 2 Tugas pokok dan
Kewenangan Kelompok Kerja ULPPejabat Pengadaan
meliputi: h. khusus Pejabat Pengadaan:
1 menetapkan Penyedia BarangJasa untuk:
a Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan
BarangPekerjaan KonstruksiJasa lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta
rupiah; danatau b Pengadaan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling
tinggi Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah;
… 1a Persyaratan Sertifikasi
Keahlian Pengadaan BarangJasa pada ayat 1
huruf e dapat dikecualikan untuk Kepala ULP.
penjelasan : Ayat 1a Pengecualian sebagaimana
dimaksud dalam ayat ini hanya berlaku dalam hal
Kepala ULP tidak merangkap anggota
Kelompok Kerja ULPPejabat Pengadaan
… 2 Tugas pokok dan
kewenangan Kelompok Kerja ULPPejabat
Pengadaan meliputi : h. khusus Pejabat
Pengadaan: 1 menetapkan Penyedia
BarangJasa untuk: a Pengadaan Langsung atau
Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
BarangPekerjaan KonsultasiJasa lainnya
yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 dua
ratus juta rupiah; danatau b Pengadaan Langsungatau
Penunjukan Langsung untuk
Universitas Sumatera Utara
52
paket Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai
paling tinggi Rp. 50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah;
Pasal 19 1Penyedia BarangJasa dalam
pelaksanaan Pengadaan BarangJasa wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut: …
1.sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Wajib Pokok
Wajib Pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir PPTK Tahunan serta
memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 bila
ada tranksaksi, PPh Pasal 25Pasal 29 dan PPN bagi
Pengusaha Kena Pajak paling kurang 3 tiga bulan terakhir
dalam tahun berjalan; …
2atidak ada 1Penyedia BarangJasa
dalam pelakasanaan Pengadaan BarangJasa
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
… 1.memiliki Nomor Wajib
Pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tehun terakhir; …
2a Persyaratan pemenuh kewajiban perpajakan tahun
akhir sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf I, dikecualikan untuk Pengadaan Langsung
dengan menggunakan bukti pembelian atau kuitansi.
Bab IV, Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa Pasal 25
… 1aPA pada Pemerintah
Daerah mengumumkan Rencana Umum Pengadaan
BarangJasa secara terbuka kepada masyarakat luas,
setelah APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD. …
… 1aPA pada Pemerintah
Daerah mengumumkan Rencana Umum Pengadaan
BarangJasa secara terbuka kepada masyarakat luas,
setelah rancangan peraturan daerah tentang APBD yang
merupakan rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah disetujui bersama oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD …
Universitas Sumatera Utara
53
Bab VI, Pengadaan BarangJasa Melalui Penyedia BarangJasa Pasal 45
1Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan
Jasa Konsultasi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. merupakan kebutuhan operasional KLDI; danatau
b. bernilai paling tinggi Rp.50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah. 1Pengadaan Langsung
dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultasi
yang bernilai paling tinggi Rp.50.000.000,00 lima
puluh juta rupiah. …
Pasal 55 1Tanda bukti perjanjian
terdiri atas: a. bukti pembelian;
b. kuitansi; c. Surat Perintah Kerja SPK;
dan d. surat perjanjian
… 6 Tidak ada
1Tanda bukti perjanjian terdiri atas:
a. bukti pembelian; b. kuitansi;
c. Surat Perintah Kerja SPK; dan
d. surat perjanjian e. surat pemesanan
… 6 Surat Pemesanan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf e digunakan
untuk Pengadaan BarangJasa melalui E-
Purching dan pembelian secara online.
Pasal 70 …
2Jaminan Pelaksanaan dapat diminta PPK kepada Penyedia
Jasa Lainnya untuk Kontrak bernilai di atas Rp.
200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, kecuali untuk
Pengadaan Jasa Lainnya dimana aset Penyedia sudah
dikuasai oleh Pengguna. …
… 2Jaminan Pelaksanaan
tidak diperlukan dalam hal: a. Pengadaan
BarangPekerjaan KonstruksiJasa Lainnya
yang dilaksanakan dengan metode Pengadaan
Langsung, Penunjukan Langsung Untuk
Penanganan Darurat, Kontes, atau Sayembara;
b. Pengadaan Jasa Lainnya, dimana aset Penyedia sudah
dikuasai oleh Pengguna; atau
Universitas Sumatera Utara
54
c. Pengadaan BarangJasa dalam Katalog Elektrik
melalui E-Purching. …
Pasal 73 1Dalam rangka percepatan
pelaksanaan Pengadaan BarangJasa, Kelompok Kerja
ULP dapat mengumumkan pelaksanaan Pengadaan
BarangJasa secara luas kepada masyarakat dengan syarat:
a. setelah penetapan APBD untuk Pengadaan BarangJasa
yang bersumber dari APBD; b. setelah rencana kerja dan
anggaran KementerianLembagaInstitusi
disetujui oleh DPR untuk pengadaan yang bersumber
dari APBN. 2 Dalam hal DIPADPA yang
tidak ditetapkan atau alokasi anggaran yang diadakan,
proses Pemilihan dibatalkan. …
1Kelompok Kerja ULP segera mengumumkan
pelaksanaan pemilihan Penyedia BarangJasa secara
luas kepada mayarakat setelah RUP diumumkan.
2Untuk Pengadaan BarangJasa tertentu.
Kelompok Kerja ULP dapat mengumumkan pelaksanaan
pemilihan Penyedia BarangJasa secara luas
kepada masyarakat sebelum RUP diumumkan.
Pasal 86 …
2aTidak ada 3Para pihak menandakan
Kontrak setelah Penyedia BarangJasa menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan paling lambat 14 empat belas hari
kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ.
… …
2a Dalam proses pemilihan Penyedia
BarangJasa dilaksanakan mendahului pengesahan
DIPADPA dan alokasi anggaran dalam DIPADPA
tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai
Pengadaan BarangJasa yang diadakan, proses
pemilihan Penyedia BarangJasa dilanjutkan
ketahap penandatanganan kontrak setelah dilakukan
revisi DIPADPA atau proses pemilihan Penyedia
BarangJasa dibatalkan. 3Para pihak
Universitas Sumatera Utara
55
menandatangani Kontrak setelah Penyedia
BarangJasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.
Pasal 89 …
2Pembayaran prestasi kerja diberikan kepada Penyedia
BarangJasa setelah dikurangi angsuran pengembalian Uang
Muka, dan denda apabila ada, serta pajak.
3Permintaan pembayaran kepada PPK untuk Kontrak
yanag menggunakan subkontrak, harus dilengkapi
bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor sesuai
dengan perkembangan progress pekerjaannya.
… 4aTidak ada
… …
2Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada
Penyedia BarangJasa senilai prestasi pekerjaan
yang diterima setelah dikurangi angsuran
pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada, serta
pajak. 2aPembayaran untuk
pekerjaan konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang. 3Permintaan pembayaran
kepada PPK untuk Kontrak yang menggunakan
subkontrak, harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada seluruh subkontraktor sesuai dengan
perkembangan progress pekerjaannya.
… 4aKetentuan lebih lanjut
mengenai tata cara pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat 4 huruf b, termasuk bentuk
jaminan diatur oleh Menteri Keuangan.
…
Pasal 91 …
2Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahar dalam
Kontrak Pengadaan BarangJasa meliputi:
a. bencana alam; b. bencana non alam;
… 2Dihapus
… Penjelasan Ayat 1 Contoh
Keadaan Kahar dalam
Universitas Sumatera Utara
56
c. bencana sosial; d. pemogokan;
e. kebakaran; danatau f. gangguan industry lainnya
sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan Menteri teknis terkait.
… Kontrak Pengadaan
BarangJasa antara lain namun tidak terbatas pada:
bencana alam, bencana non alam, bencana sosial,
pemogokan, kebakaran, gangguan industri lainnya
sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
Pasal 93 …
1a Tidak ada …
3 Tidak ada 1PPK dapat memutuskan
Kontrak secara sepihak, apabila:
… 1a Pemberian kesempatan
kepada Penyedia BarangJasa menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 lima puluh hari kalender,
sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a.1. dan huruf
a.2., dapat melampaui Tahun Anggaran
… 3 Dalam hal dilakukan
pemutusan Kontrak secara sepihak oleh PPK karena
kesalahan Penyedia BarangJasa sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, Kelompok Kerja ULP dapat
melakukan Penunjukan Langsung kepada pemenang
cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama
atau Penyedia BarangJasa mampu dan memenuhi
syarat.
Bab VII, Pengadaan Secara Elektronik Pasal 106
1Pengadaan BarangJasa Pemerintah dapat dilakukan
1Pengadaan BarangJasa Pemerintah dilakukan secara
Universitas Sumatera Utara
57
secara elektronik. …
elektronik. …
Pasal 108 …
3Tidak ada 4Tidak ada
… 3KLDI mempergunakan
Sistem Pengadaan BarangJasa Pemerintah
Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP
4Ketentuan lebih lanjut tentang Pengadaan
BarangJasa Pemerintah secara elektronik ditetapkan
oleh LKPP.
Pasal 109 …
7Tidak ada 8Tidak ada
… 7Dalam pelaksanaan E-
Tendering dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran;
b. tidak diperlukan sanggahan;
c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 tiga
peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan dengan
dilakukan negosiasi teknis dan hargabiaya;
d.tidak diperlukan sanggahan banding;
e. untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi:
1 daftar pendek berjumlah 3 tiga sampai 5 lima
penyedia Jasa Konsultasi; 2 seleksi sederhana
dilakukan dengn metode pascakualifikasi.
8 Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Tendering
ditetapkan oleh LKPP.
Pasal 109A Tidak ada
1Percepatan pelaksanaan E-Tendering dilakukan
dengan memanfaatkan Informasi Kinerja Penyedia
BarangJasa
Universitas Sumatera Utara
58
2Pelaksanaan E-Tendering sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dilakukan dengan hanya memasukkan
penawaran harga untuk Pengadaan BarangJasa
yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi,
administrasi, dan teknis, serta tidak ada sanggahan
dan sanggahan banding. 3Tahapan E-Tendering
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling kurang terdiri
atas: a. undangan;
b. pemasukan penawaran harga;
c. pengumuman pemenang.
Pasal 110 1Dalam rangka E-
Purchasing, sistem catalog elektronik E-Cataloque
sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga
BarangJasa. 2Sistem catalog elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diselenggarakan oleh
LKKP. 2aBarangJasa yang
dicantumkan dalam catalog elektronik ditetapkan oleh
Kepala LKPP. 3Dalam rangka pengelolaan
sistem catalog elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan
Penyedia BarangJasa untuk BarangJasa tertentu.
1Dalam rangka E- Purchasing, sistem catalog
elektronik E-Catalogue sekurang-kurangnya
memuat informasi teknis dan harga BarangJasa.
2Sistem catalog elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 diselenggarakan oleh LKKP.
2aBarangJasa yang dicantumkan dalam catalog
elektronik ditetapkan oleh Kepala LKPP.
3Dihapus 4KLDI wajib melakukan
E-Purchasing terhadap barangjasa yang sudah
dimuat dalam sistem catalog elektronik sesuai dengan
kebutuhan KLDI.
Universitas Sumatera Utara
59
4KLDI melakukan E- Purchasing terhadap
barangjasa yang sudah dimuat dalam sistem catalog
elektronik. 5E-Purchasing
dilaksanakan oleh Pejabat PengadaanPKK atau
pejabat yang telah ditetapkan Pimpinan
InstansiInstitusi. 6Ketentuan lebih lanjut
mengenai E-Purchasing ditetpkan oleh LKKP.
Bab XV, Pengendalian, Pengawasan, Pengaduan dan Sanksi Pasal 115
3Tidak ada 4 Tidak ada
… 3Pimpinan KLDI wajib
memberikan pelayanan hokum kepada
PAKPAPPKULPPejabat PengadaanPPHPPPSPM
BendaharaAPIP dalam menghadapi permasalahan
hukum dalam lingkup Pengadaan BarangJasa
Pemerintah 4Khusus untuk tindak
pidana dan pelanggaran persaingan usaha, pelaynan
hokum sebagaimana dimaksud pada ayat 3
hanya diberikan hingga tahap penyelidikan.
Bab XVII, Ketentuan Lain-lain Pasal 129
6 Tidak ada 7 Tidak ada
… 6Ketentuan Pengadaan
BarangJasa di Desa diatur dengan peraturan
BupatiWalikota yang mengacu pada pedoman
yang ditetapkan oleh LKKP. 7Pimpinan KLDI
mendorong konsolidasi pelaksanaan Pengadaan
BarangJasa Pemerintah.
Sumber: anwarsyamapp.ipb.ac.id|
ULP IPB | Perpres No. 4 Tahun 2015
Universitas Sumatera Utara
60
Pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan dengan menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan,
keterbukaan, bersaing, adiltidak diskriminatif dan akuntabel akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses Pengadaan BarangJasa, karena hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dari segi administrasi, teknis dan keuangan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 5 Perpres No. 4 Tahun
2015 yaitu: a.
Efisien, berarti Pengadaan BarangJasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum. b.
Efektif, berarti Pengadaan BarangJasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya c.
Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadan BarangJasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia
BarangJasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya. d.
Terbuka, berarti Pengadaan BarangJasa dapat diikuti oleh semua Penyedia BarangJasa yang memenuhi persyaratancriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas. e.
Bersaing, berarti Pengadaan BarangJasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara sebanyak mungkin Penyedia BarangJasa yang setara dan
memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh BarangJasa yang ditawarkan
Universitas Sumatera Utara
61
secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan BarangJasa.
f. Adiltidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon Penyedia BarangJasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan ketentuan yang terkait dengan
Pengadaan BarangJasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Penetapan prinsip-prinsip dasar tersebut bertujuan untuk :
67
1. Mendorong terwujudnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang lebih
baik; 2.
Menekan kebocoran anggaran pemerintah; 3.
Meningkatkan efisiensi penggunaan uang Negara; 4.
Mewujudkan pemerintahan yang baik.
C. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa