Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar a. Pengertian Belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi Djamarah dan Zain, 2006: 11. Menurut Dimyati dan Mudjiono 1999:295 Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah- ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Akibat dari belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik makin bertambah baik. Cronbach dalam Sardiman 2005:20 memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior us a result of experience . Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Harold Spears dalam Sardiman 2005:20 memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction . Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mcngikuti petunjukarahan. Geoch dalam Sardiman 2005:20, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice . Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. commit to user Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenamya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan. Slameto 2003:2 mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemarnpuan seseorang dalarn berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenamya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam commit to user diri siswa, seperti kesehatan, keterarnpilan, kemapuan dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai. b. Ciri belajar Ciri belajar yang baik menurut Dimyati dan Mudjiono 1999:8 adalah : l memperoleh hasil belajar dan pengalarnan hidup 2 terjadi proses intemal dalam diri pebelajar 3 terjadi jika pebelajar merniliki motivasi yang kuat c. Peran pengajar dalam belajar Peranan pengajar sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif dalam kelas, yang lazim disebut sebagai proses belajar mengajar. Menurut James B Brown dalam Suryosubroto 2002:3 tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan profesional yaitu terpenuhnya l0 kompetensi guru yang meliputi Suryosubroto, 2002:4: a Menguasai bahan 1 menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah 2 menguasai bahan pengayaan penunjang bidang studi b Mengelola program belajar mengajar l merumuskan tujuan instruksional commit to user 2 mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional dengan tepat 3 melaksanakan program belajar mengajar 4 mengenal kemampuan anak didik c Mengelola kelas l mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran 2 menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi d Menggunakan media atau sumber l mengenal, memilih dan menggunakan alat media 2membuat alat bantu pelajaran yang sederhana 3 menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar 4 menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan lapangan e Menguasai landasan pendidikan f Mengelola interaksi belajar mengajar g Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran h Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan 1 mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan penyuluhan 2 menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan i Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan j Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran d. Teori belajar Terdapat beberapa teori dalam belajar. Dimjati dan Mudjiono 1999:9-17 mengungkapkan teori-teori tersebut: commit to user l Belajar Menurut Pandangan Skinner Skinner dalam Dimjati dan Mudjiono 1999 berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: a Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar b respon pebelajar c konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadinya stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Menurut skinner, pengajar perlu memperhatikan dua hal penting yaitu: a pemilihan stimulus yang bersilat diskrirninatif b penggunaan penguatan Adapun langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan adalah sebagai berikut: a pertama, mempelajari keadaan kelas. Pengajar mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif akan diperlemah atau dikurangi b kedua, membuat daftar penguat positif. Pengajar mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan sebagai penguat. c ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya commit to user d keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan itu menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya. 2 Belajar menurut Gagne Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono 1999 mengungkapkan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari : l stimulasi yang berasal dari lingkungan dan 2 proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Gagne juga mengungkapkan bahwa belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu : kondisi internal, kondisi eksternal dan hasil belajar. Belajar adalah keadaan internal dan proses kognitif siswa.dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut terdiri atas informasi verbal, keterampilan intelektual, ketrampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. 3 Belajar menurut pandangan Piaget Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono 1999 berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus - menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan commit to user adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelektual semakin berkembang. Perkembangan intelektual meliputi tahap-tahap berikut: l sensori motor 0-2 tahun 2 praoperasional 2-7 tahun 3 operasional konkret 7-l I tahun 4 operasional formal diatas I I tahun Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakannya. pada tahap pra- operasional,. anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana berpartisipsi, mernbuat gambar dan mengolong-golongkan. Pada tahap operasional konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengembangkan penalaran logis walaupun kadang memecahkan masalah secara trial dnn error. pada tahap operasi formal anak dapat berfikir abstrak seperti pada orang dewasa. Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu: a menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri b memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut c mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pemyataan yang menunjang proses pemecahan masalah d menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. commit to user 4 Belajar menurut Rogers Rogers dalam Dimyati dan Mudjiono 1999 mengungkapkan bahwa praktek pendidikan yang baik menekankan pada siswa yang belajar, bukan pada pengajaran. Praktek tersebut ditandai dengan guru yang dominan dan pelajar yang hanya menghafalkan pelajaran. Rogers mengungkapkan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan, yaitu: a menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya b siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya c Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa d belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar e belajar yang bemakna dalam masyarakat modem berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama dengan melakukan pengubahan diri secara terus-menerus f belajar mengalami experiental learning dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri. Belajar mengalami dapat memberi peluang untuk belajar kreatif, self evaluation dan kritik diri. hal ini berarti bahwa evaluasi dari instruktur bersifat sekunder commit to user g belajar rnengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh- sungguh. e. Faktor yang mempengaruhi belajar pembelajaran Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor Slameto: 2003. Faktor tersebut saling berkaitan dan bersinergi mempengaruhi hasil belajar. Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah kondisi anak, bahan belajar, kegiatan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar serta evaluasi. l Kondisi siswa Kondisi siswa meliputi derajat kesehatan, tingkat intelegensi, motif dan tujuan serta gaya belajar dan lingkungan pendukung social support dalam keluarga. 2 Bahan belajar Menurut Sudirman dalam Abdul Bari Djamarah dan Aswan Zain 2006 Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi siswa. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar pengajaran ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Bahan belajar merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena bahan pelajaran itu yang diupayakan untuk dikuasai anak pebelajar. Bahan belajar dapat mempengaruhi motivasi belajar. Biasanya aktivitas belajar dan motivasi akan berkurang jika bahan belajar kurang menarik perhatian. 3 Kegiatan belajar Kegiatan belaiar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar rnengajar akan rnelibatkan semua komponen commit to user pengajaran, kegiatan belajar akan mcnentukan sejauh mana tujuan yang telah, ditetapkan dapat tercapai Abdul Bari Djamarah dan Aswan zain, 1996. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan pebelajar terlibat dalam suatu interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. 4 Metode belajar Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir Djamarah dan Zain,1996 5 Alat dan sumber belajar Yang dimaksud dengan alat dan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan scbagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang Djamarah dan Zain:1996 6 Evaluasi Menurut Brown dalam Abdul Hari Djamarah dan Aswan Zain 1996 evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dengan evaluasi maka diharapkan dapat menentukan seberapa jauh taraf penguasaan dan kemajuan pebelajar dalam menguasai tujuan belajar. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Menurut Adi Negoro dalam Sunarto 2009, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. S. commit to user Nasution dalarn Ridwan 2008 menyatakan prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Menurut W.J.S Purwadarminto dalam Sunarto 2009 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasar pada uraian diatas, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Ngalim Poerwanto 2004:28 memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapot. commit to user Selanjutnya Winkel dalam Sunarto 2009 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya Sedangkan menurut S. Nasution dalam Sunarto 1999 mengungkapkan prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki pelajar dalam menerima menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah rnengalami proses belajar rnengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran commit to user terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. b. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung rnendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa Itu adalah sebagai berikut Ahmadi,1998 72 : 1 Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : a Faktor lntelegensi Menurut Kartono dalam Sunarto 2009 kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Slameto 1995:56 mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Muhibbin 1999:135 berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah kemarmpuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau commit to user kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika. b Faktor Minat Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk rnerasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut winkel dalarn Sunarto 2009 minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Selanjutnya Slameto 1995:57 mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Kemudian Sardiman 1992:76 mengemukakan minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya commit to user sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. c Faktor Keadaan Fisik dan Psikis Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya. Kecerdasanintelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya- Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat pcrkembangan scbaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah rnemiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkern dengan kawan commit to user sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. d Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto 1986:28 bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan- kesanggupan tertentu. Kartono dalam Sunarto 2009 menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Menurut Syah Muhibbin 1999:136 mengatakan bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. e Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa urtuk melakukan belajar. commit to user Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.Nasution dalam Sunarto 2009 rnengungkapkan motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk rnelakukan sesuatu. Sedangkan Sardiman 1992:77 mengatakan bahwa motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu a motivasi instrinsik dan b motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dirnaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan . yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan rnotivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. 2 Faktor Eksternal Faktor Eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi rnenjadi beberapa bagian, yaitu : commit to user a Faktor Guru Guru sebagai tenaga berpendidikan rnemiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar rnengajar, membimbing, rnelatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelajaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga rnenunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat rnenunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin. b Faktor Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar. c Faktor Sumber - Sumber Belajar Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi commit to user konkret, mudah dipaharni, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna. Menurut slameto 1995:60 faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat a Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama.dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa arnan itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secart aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Hasbullah dalam Sunarto 2009 mengatakan: Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama- tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Mermperhatikan pernyataan diatas, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan commit to user kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.Sunarto, 2009 b Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa alat- alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-haril belajarnya. Kartono dalam Sunarto 2009 mengemukakan guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan rnemiliki tingkah laku. yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. c LingkunganMasyarakat Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangarr pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.Slameto, 2005. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak, karena dalarn pergaulan sehari- commit to user hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut sebagaimana temannya. c. Alat untuk mengukur keberhasilan belajar Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar 2005 : 8-9 mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas dari kegiatan evaluasi yang mana evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah Dilakukan prosesi pengukuran. Menurut winkel dalam Ridwan 2000, evaluasi berarti penentuan sampai berapa jauh sesuatu berharga bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar Itu sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Bloom telah menerapkan commit to user dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah penggunaan tes selama proses belajar mengajar masih berlangsung, sehingga diperoleh umpan balik mengenai kemajuan yang telah tercapai sedang yang dimaksud evalusi sumatif yaitu penggunaan tes tes pada akhir status periode pengajaran tertentu yang meliputi beberapa unit pelajaran atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin pada saat satu bidang studi selesai dipelajari. Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada siswa,memberikan umpan balik kepada siswa, memberi umpan balik pada tenaga pengajar, memberi informasi pada orang tua memperoleh informasi tentang kelulusan dan mempertanggungjawabkan suatu program studi. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan ujian tertulis, lisan, kuis, praktik maupun presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi berupa nilai atau dinyatakan dalam indek prestasi lP. 3. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi rnelalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Soekidjo Notoatmodjo, 1997 : 127-128. Pengetahuan knowledge adalah hasil tahu dari manusia. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang commit to user untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. b. Aspek pengetahuan Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2005:50-51 pengetahuan memiliki enam tingkatan yang bergerak dari sederhana sampai pada kompleks yaitu : 1 Tahu Know Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah rnerupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari orang lain: menyebutkan, menguraikan; mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2 Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan rnateri tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat rnenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3 Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenamya. Aplikasi disini commit to user diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. 4 Analisis Analysis Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan rnateri atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5 Sintetis Synthetis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6 Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri atau rnenggunakan kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Faktor tersebut dapat dikategorikan dalam faktor internal dan faktor eskternal. commit to user 1 Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia individu. Faktor ini meliputi : umur dan tingkat perkembangan, pengalaman pribadi dan keluasan mendapat akses informasi, serta rnelalui pendidikan baik formal maupun nonformal Suryosubroto, 2002:1 4. Urnur dan tingkat perkembangan seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya, hal ini dikarenakan dua faktor yaitu faktor kematangan dan faktor pengalaman, Seorang yang sudah dewasa memiliki kematangan fungsi otak dan proses fikir sehingga mampu melakukan analisis, sintesis maupun melakukan evaluasi terhadap obyek. Sedangkan dari sisi pengalaman semakin tinggi umur seseorang maka kemungkinan untuk mendapatkan pengalaman yang memungkinkan bertambahnya pengetahuan seseorang. Pengalaman dapat menjadi sumber pengetahuan. Sebagaimana diungkapkan oleh Pitono Suparto, dkk 2000: 17 bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari relevasi dan common sense yang dapat terjadi manakala seseorang berinteraksi dengan lingkungan Pendidikan adalah proses dimana seseorang mendapatkan ilmu dari suatu interaksi antara pengajar dan pebelajar untuk mencapai tujuan melalui metode dan cara-cara tertentu yang terencana. Melalui proses pendidikan memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan, baik berupa ilmu pengetahuan maupun sharing pengalaman dan termasuk didalamnya upaya-upaya untuk rnendapatkan pengalaman baru commit to user 2 Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar tubuh manusia yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengetahuan antara lain : adat dan kebiasaan, hukum dan regulasi, media informasi, sumber informasi Adat dan kebiasaan dalam masyarakat dapat menjadi norma dalam masyarakat dan dianggap sebagai sesuatu yang benar adanya. Adat dan tanggapan dalam masyarakat dapat diturunkan dan diwariskan sebagai pengetahuan. Hal ini sebagaimana diungkapkan Walitzer dalam Pitono Suparto dkk 2000:17 bahwa pengetahuan dapat diturunkan karena adanya kekuasaan. Ketersediaan sumber informasi sangat mempengaruhi penerimaan informasi dan pengetahuan individu. Sumber informasi dapat berupa orang tua, guru, teman dan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu sumber informasi yang tidak kalah penting adalah petugas kesehatan dalam perannya sebagai pendidik. Petugas kesehatan berperan untuk memberikan informasri yang spesifik khusus mengenai masalah kesehatan dan perilaku sehat yang diperlukan bagi masyarakat. Media informasi dapat mempengaruhi kedalaman pencapaian pengetahuan individu. Menurut Soekidjo Notoatmodjo 1993: 109 semakin komplek media semakin besar mampu memberikan dampak bagi pebelajar. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Sebagaimana terdapat dalam teori kerucut Edgard Dale, terdapat commit to user tingkatan-tingkatan kemampuan media dalam memberikan stimulus dan penerimaan bagi tiap individu. 4. Motivasi a- Pengertian motivasi Motivasi berpangkal dari kata rnotif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivita- aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern kesiapsiagaan Sutikno, 2005. Menurut Ahmad Sudradjat 2008 motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Menurut Ensiklopedi Wikipedia, motivasi adalah : the activation or energization of goal-oriented hehavior. Motivation is said to be intrinsic or extrinsic , atau suatu aktivasi atau energy yang menggerakkan pencapaian tujuan, yang terdiri atas motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Romano 2007 mengungkapkan bahwa kata motivasi berasal dari kata lain “ movere , yang berarti menggerakkan. Motivasi didefinisikan sebagai: internal drive that actives behavior and gives it direction and gives it direction , atau dorongan interna yang mengaktifasi dan rnengarahkan perilaku. Menurut Mc. Donald dalam sutikno 2005, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling ” dan, commit to user didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald mengandung tiga elemenciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling , dan dirangsang karena adanya tujuan. Adanya keinginan dan kebutuhan diri individu memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya. Individu yang merasa haus mengarahkan perilakunya untuk minum, demikian pula mahasiswa yang merasa perlu mendapat ilrnu akan berusaha untuk belajar. Istilah yang lain yang sering digunakan dalam menggambarkan motivasi adalah motif. Motif rnerupakan suatu pengertian yang merupakan penggerak, keinginan, rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga alasan dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Motif atau motive dalam bahasa inggris berasal dari kata motion yang berarti berakan atau sesuatu yang bergerak. Gerakan tersebut dikaitkan dengan sesuatu yang dilakukan manusia, yaitu perbuatan dan periiaku Sunaryo, 2004:135. b. Macam-Macam Motif Menurut Sunaryo 2004:138 secara unum terdapat dua macam motif yaitu nrotif prirner dan motif sekunder. Motif primer atau motif dasar adalah motif yang tidak dapat dipelajari dan merupakan insting untuk mempertahankan kelangsungan hidup serta mengembangkan keturunan. Motif ini sering disebut dengan drive . Dorongan muncul dari dalam diri individu dengan tujuan untuk mempertahankan hidup misalnya dorongan untuk makan, karena adanya rasa lapar dorongan untuk berpakaian karena merasa dingin, dan dorongan seksual commit to user untuk mempertahankan keturunan. Dorongan dari luar, atau disebut juga dorongan umum dapat timbul sebagai respon terhadap lingkungan seperti rasa takut rasa ingin tahu serta kasih sayang. Motif sekunder adalah motif yang dapat dimodifikasi, dikembangkan dan dipelajari seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu. Misalnya motif mendapat nilai yang baik mendorong seorang siswa untuk belajar, dan sebagainya. Abu Ahmadi 1999 mengungkapkan bahwa motif dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu: l Motif biologis atau motif biogenetis Motif biologis atau motif biogenetis adalah motif yang berkembang dalam diri individu yang berasal dari kebutuhan individu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai mahluk sosial. Kebutuhan ini rnelingkupi seluruh mahluk hidup termasuk manusia. Yang termasuk motif ini adalah rasa haus, lapar, lelah, dingin dan sebagainya. 2 Motif sosiologis atau motif sosiogenetis Adalah motif yang didapat dari lingkungan atau kebudayaan tempat individu berada dan berkembang serta dipelajari. Motif ini dapat juga diartikan sebagai motif yang dipelajari atas dasar interaksi individu sebagai mahluk social yang hidup di masyarakat. Motif jenis ini dapat dipelajari, dimodifikasi dan dikembangkan sesuai dengan corak budaya di lingkungan. Misalnya keinginan memiliki rumah bertingkat, ingin pergi ke dukun, makan Rawon dan sebagainya. commit to user 3 Motif teologis atau teogenetis Motif teogenetis adalah motif yang mendorong seseorang untuk berhubungan dengan yang maha pencipta atau sesuatu yang dianggap menguasai Cirinya. Misalnya : keinginan untuk beribadah haji, keinginan berdoa dan minta Pengampunan dosa, dan sebagainya. Mod Worth dan Marquis dalam Abu Ahmadi 1999 membagi motif menjadi: l Motif yang berhubungan dengan organic dan berasal dari dalam diri, misalnya motif makan, minum, bernafas, seksual dan istirahat. 2 Motif yang berasal dari lingkungan, yaitu timbul setelah manusia melakukan interaksi dengan lingkungan dan berasal dari luar diri individu. Motif ini dibedakan lagi dalarn : a Motif Darurat Motif darurat atau emergency motive adalah motif yang membutuhkan tindakan cepat dan segera dalam memenuhinya karena tuntutan situasi lingkungan. Misalnya motif melawan ancaman, motif melepaskan diri dari bahaya dan kesulitan serta motif berkompetisi b Motif Obyektif Motif obyektif atau objective motive adalah motif yang terkait langsung dengan lingkungan baik orang maupun benda. Misalnya keinginan memiliki sepeda motor, ingin memiliki nilai baik, motif bahagia dan sebagainya commit to user Abraham Maslow dalam Sunaryo 2004:139 mengungkapkan motif dibagi menjadi: 1 Motif kekurangan Motif kekurangan deficit motive adalah motif yang berfungsi untuk mengatasi peningkatan ketegangan organisme sebagai akibat kekurangan suatu hal. Motif ini menyangkut kebutuhan fisiologis dan rasa aman serta mendorong perilaku yang mendesak pada individu untuk memenuhinya. contoh motif ini adalah rasa lapar kekurangan makanan, rasa sesak kekurangan oksigen, rasa nyeri gangguan organ dan sebagainya. 2 Motif Pertumbuhan Motif pertumbuhan atau being motives adalah motif yang mendorong individu mengungkapkan potensinya. Motif ini memperkaya kehidupan dengan banyak belajar dan mencari pengalaman sehingga menambah semangat hidup,misalnya belajar di sekolah atau mencari pengalaman di luar negeri. Motif pertumbuhan dapat menjdi motif utama apabila motif kekuranga sudah terpenuhi c. Teori Motivasi Landy dan Becker dalam Stonner dkk 1996: 58 mengungkapkan terdapat lima macam teori motivasi. Teori ini meliputi teori kebutuhan, teori keadilan, penguatan, teori harapan dan teori pencapaian tujuan. Kelima teori motivasi ini mengmukakan bagaimana motivasi terbentuk, namun tidak semuanya benar - benar dapat diterima Moreno,2007. commit to user l Teori Kebutuhan Teori kebutuhan memfokuskan pada apa yang dibutuhkan individu untuk hidup secara berkecukupan. Teori ini berfokus pada pemahaman bahwa seseorang menjadi termotivasi jika belum mencapai kebutuhan mencapai kepuasan tertentu dalam kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan lagi menjadi motivator bagi seseorang Stonner, 1996 : 139. Abraham Maslow mengembangkan hirarki kebutuhan, yang mengelompokkan kebutuhan menjadi lima macam sebagaimana digambarkan pada hirarki berikut: Garnbar 2.1 Hirarki Kebutuhan maslow Maslow berpendapat bahwa individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling menoniol atau paling kuat bagi mereka hingga kurun waktu tertentu; dimulai dari kebutuhan fisik yang paling mendasar dan seterusnya berjenjang sampai pada kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan Sosial Aktualisasi Diri Harga Diri Kebutuhan aman dan nyaman Kebutuhan fisiologis commit to user Maslow berpendapat bahwa jika seluruh kebutuhan terpenuhi maka individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dimana mereka akan mencari makna dan melakukan pengembangan pribadi dan secara aktif mencari tanggungjawab baru. Misalnya seorang siswa yang telah terpenuhi kebutuhan fisiknya, dan mendapat nilai yang baik mungkin berminat menjadi ketua OSIS agar rnendapat pengakuan dari lingkungan. Clayton Alfelder dalam Stoner 1996 rnengungkapkan bahwa motivasi dapat diukur dengan hirarki kebutuhan, namun Alfelder menggunakan kategori kebutuhan yang berbeda yaitu: a Kebutuhan eksistensi Yang dimaksud dengan kebutuhan eksistensi adalah kebutuhan dasar dari Maslow. b Kebutuhan keterkaitan yaitu kebutuhan untuk melakukan hubungan dengan orang lain c Kebutuhan pertumbuhan, yaitu kebutuhan akan kreatifitas pribadi atau pengaruh produktif. Teori kebutuhan dari Alfelder inilah yang sering disebut juga sebagai teori ERG Excistence, Relatedness and Growth . Alfelder menekankan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan maka kebutuhan yang lebih rendah akan kembali walaupun telah terpuaskan. Sementara menurut Maslow jika seseorang telah merasa mcncapai suatu kebutuhan maka kehilangan kekuatan maka memotivasi tingkah laku. Maslow memandang orang bergerak menapaki commit to user hirarki kebutuhan sementara Alfelder memandang orang bergerak naik turun pada hirarki kebutuhan dari waktu ke waktu Stoner, 1996 John W. Atkinson dalam Romano 2007 mengungkapkan bahwa ada tiga macam dorongan mendasar dalam diri seseorang yang termotivasi yaitu : kebutuhan untuk berprestasi need for achievement , kebutuhan kekuatan need for power serta kebutuhan untuk berafiliasi need for affiliation Keseimbangan dari ketiga dorongan ini bervariasi dari satu orang ke orang lain,Ada orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang kuat dan pada orang lain rnemiliki kebutuhan afiliasi yang kuat. Prof. Dr. David C. McClelland, psikolog dari Universitas Harvard pada tahun 1961 ,rnerilis sebuah teori yang disebut motivasi berprestasi. Teori ini bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Dari penelitiannya dapat disimpulkan terdapatnya hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Artinya, manajer yang rnempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya juga rendah. Dan ternyata, motivasi berprestasi seseorang sangat berhubungan dengan dua faktor, yaitu tingkat kecerdasan lQ dan kepribadian. Artinya, orang akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi bila memiliki kecerdasam yang memadai dan kepribadian yang dewasa. Ia akan mampu mencapai prestasi rnaksimal. Hal ini karena ia didukung oleh dua kemampuan yang berasal dari kedua falrtor tersebut. IQ merupakan kemampuan commit to user potensi dan kepribadian mempakan kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan fungsi psiko-fisiknya yang sangat menentukan dirinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. David Mc Cleland melalui penelitiannya menunjukkan bahwa kebutuhan yang kuat untuk berprestasi, yaitu dorongan untuk berhasil dan unggul berkaitan dengan sejauh mana orang tersebut termotivasi untuk melaksanakan tugasnya. Orang dengan kebutuhan prestasi yang tinggi suka bertanggung jawab untuk memecahkan masalah; mereka cenderung untuk menetapkan sasaran yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan mengambil resiko vang sudah diperhitungkan untuk mencapai sasaran ini. Mereka juga menghargai umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja. Dengan demikian, mereka yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung termotivasi dengan situasi kerja yang penuh tantangan dan persaingan; orang dengan kebutuhan prestasi yang rendah cenderung akan berprestasi jelek dalam situasi yang sama Romano,2007. Mc. Clelland juga mengungkapkan bahwa kebutuhan untuk berafiliasi adalah kebutuhan untuk ingin tetap bekerja di sekeliling rekan kerjanya. Individu memiliki kecenderungan untuk tetap berada dalam ..lingkungan kenyamanan yang dikenalnya dan dikuasai oleh dirinya.Stoner, 1997 2 Teori Keadilan Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan yang diterima. Keadilan dapat didefinisikan sebagai rasio antara input usaha individu dengan hasil yang mereka dapatkan. Teori ini mengungkapkan bahwa seseorang akan commit to user memotivasi jika mereka mengalami kepuasan dengan yang mereka terima dari upaya dalam proporsi dengan usaha yang mereka telah lakukan. Orang menilai Keadilan dari imbalan yang mereka dapatkan dengan irnbalan yang diterima oleh orang lain untuk input yang serupa Stoner,1996.Teori ini berasumsi bahwa motivasi dapat timbul akibat kondisi ketidakadilan. Ketidakadilan dapat dipersepsikan sebagai kondisi nyata ketidakadilan maupun scbagai ketidakadilan yang dipersepsi. Ketidakadilan nyata dapat terjadi akibat adanya diskriminasi hak dan kewajiban. Misalnya seorang anak pejabat mendapat fasilitas belajar yang lebih dibandingkan siswa lainnya, maka dapat menimbulkan kecemburuan dari siswa lainnya untuk rnelakukan sesuatu, misalnya melakukan protes ataupun berusaha belajar giat untuk menunjukkan bahwa dirinya memiliki hak yang sama dengan siswa lainnya. Keadilan dapat juga merupakan sesuatu nilai yang dipersepsi oleh individu. Contohnya jika seorang siswa mendapatkan nilai yang kurang baik, sementara siswa lainnya mendapatkan nilai yang lebih baik; maka dia dapat menganggap bahwa terjadi ketidakadilan karena keduanya telah sama-sama berusaha belajar, sehingga timbul upayanya untuk mengejar dengan belajar lebih giat atau mengalihkan usahanya untuk mencapai prestasi yang lain. 3 Teori Penguatan Teori penguatan sangat terkait dengan pemikiran dari B.F Skinner tentang tingkah laku, yaitu bahwa tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa depan dalam proses belajar siklis. Proses ini dapat dinyatakan sebagai berikut: commit to user Rangsangan Respons Konsekuensi Respon masa depan Dalam pandangan ini, tingkah laku sukarela seseorang respons terhadap Suatu situasi atau peristiwa rangsangan rnerupakan penyebab dari konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu positif, pada masa depan orang cenderung memberikan respons serupa dalam situasi serupa. Bila konsekuensi tidak menyenangkan orang akan mengubah tingkah lakunya untuk menghindari konsekuensi tadi. Teori penguatan mengasumsikan bahwa motivasi dapat dimodifikasi akibat adanva faktor dorongan dari luar yaitu adanya penguatan dan pengekangan untuk melakukan atau untuk tidak melakukan sesuatu. Penguatan dapat diciptakan oleh lingkungan sosial atau oleh suatu regulasi yang mengatur individu. Penguatan Positif Positive reinforcement baik berupa hadiah atau peningkatan status untuk pencapaian sesuatu dapat mernbangkitkan motivasi individu untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya adanya penguatan negative negative reinforcement dapat menyebabkan seseorang berusaha untuk menghindari sesuatu. Baik penguatan positif maupun penguatan negative kadang diperlukan dalam suatu sinergi sehingga mampu menggerakkan individu Stoner, 1997 4 Teori Harapan Menurut teori harapan orang rnemilih cara bertingkah laku dari antara alternatif serangkaian tindakan, berdasarkan harapan mereka akan apa yang diperoleh dari setiap tindakan. Teori harapan mengasumsikan bahwa seseorang akan memiliki motivasi jika mereka memiliki cita-cita atau visi yang jelas tentang bagaimana mereka akan menjadi atau menuju. Cita-cita memberikan cerminan pada diri commit to user tentang hal-hal yang akan diraih oleh individu atau sekelompok orang yang nantinya akan memacu mereka untuk meraihnya. Gambaran akan masa depan memberikan arah dan tujuan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh individu, kriteria waktu pencapaian serta bagaimana mengatasi hambatan- hambatan dalam upaya mencapai tujuan tersebut. David Nadler dan Edward Lawler dalam Stoner 1996:147 mengungkapkan empat macam asumsi berdasarkan pendekatan harapan: a tingkah laku ditentukan dari kombinasi faktor-faktor dalam individu dan faktor dalam lingkungan b individu secara sadar mernbuat keputusan mengenai tingkah laku mereka c individu mempunyai kebutuhan, keinginan serta sasaran yang berbeda d individu memilih diantara altematif tingkah laku atas dasar harapan mereka bahwa suatu tingkah laku akan membawa hasil yang diinginkan. Asumsi diatas menjadi dasar untuk model harapan yang mempunyai tiga komponen utarna yaitu: a Harapan hasil prestasi Individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari tingkah laku mereka. Harapan ini, nantinya akan mcmpengaruhi keputusan mereka tentang cara bertingkah laku. Misalnya seorang siswa yang mengharapkan mendapat nilai tinggi di sekolah, memutuskan untuk mengikuti kursus pelajaran tambahan, dan sebagainya. commit to user b Valensi Valensi adalah kekuatan untuk memotivasi. Hasil dari suatu tingkah laku tertentu mempunyai suatu valensi khusus. Misalnya adanya pemberian beasiswa bagi siswa yang berprestasi memiliki valensi yang tinggi bagi siswa miskin, namun valensi rendah bagi siswa yang relative kaya; bagi siswa yang kaya mungkin lebih baik mereka mendapat piala atau sertifikat. c Harapan prestasi usaha Harapan individu mengenai hambatan dan kesulitan untuk melaksanakan tugas atau mencapai prestasi mempengaruhi keputusan mengenai tingkah laku mereka. Kalau. diberi pilihan, individu cenderung memilih tingkat pelaksanaan yang tampaknya memberi peluang terbaik untuk mencapai hasil yang mereka harapkan Stoner, 1996: 148 5 Teori Menentukan Sasaran Teori menentukan sasaran memusatkan pada proses penentuan sasaran ini. Edwin Locke dalam Moreno 2007 mengungkapkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk menentukan sasaran dan berusaha berjuang keras untuk mencapainya hanya bernanfaat kalau orang tersebut memaharni dan menerima sasaran tertentu. Seseorang tidak akan termotivasi bila mereka tidak mempunyai dan rnengetahui mereka tidak mempunyai ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan tadi. Menurut teori menentukan sasaran, orang termotivasi kalau mereka bertingkah laku dalam cara yang menggerakkan mereka ke sasaran tertentu yang Jelas yang mereka terima dan terdapat harapan cukup besar untuk dicapai. Jadi commit to user teori ini menggabungkan teori harapan dan teori penguatan sebagai cara berbeda untuk menjelaskan mengapa orang bertingkah laku seperti yang ditunjukkan. Edwin Locke dalam Ahmad Sudradjat 2008 mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : a tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; b tujuan- tujuan mengatur upaya; c tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan d tujuan-tujuan menunjang strategi- strategi dan rencana-rencana kegiatan Christoper Earley dan christine Shalley dalam stoner 1996:152 mengungkapkan terdapat empat tahap proses menentukan sasaran: a menetapkan standar untuk dicapai b evaluasi apakah standar tersebut telah dicapai c evaluasi apakah standar sesuai clengan sasaran pribadi d standar diterima, dengan demikian sasaran ditetapakan dan tingkah laku diarahkan ke arah sasarantujuan. d. Pengertian motivasi belajar Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalarn diri siswa yang rnenimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan,sebab seseorang yang tidak mempunyai rnotivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar Sutikno, 2005 Dengan adanya dorongan di atas, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai, maka keadaan yang menyebabkan timbulnya commit to user belajar mereka, sehingga adanya tujuan-tujuan baru yang akan dicapai lagi. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh suatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap murid. Dalam melakukan aktivitas, seseorang didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, instink, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya Pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis. e. Ciri-ciri Motivasi Untuk rnelengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut Ridwan,2002: 1 tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus-rnenerus dalarn waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai 2 ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa tidak memerlukan dorongan dari luar untuk beqprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. 3 menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa. 4 lebih senang bekerja rnandiri. 5 cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif. commit to user 6 dapat mempertahankan pendapatnya. kalau sudah yakin akan sesuatu 7 tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8 senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu. memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik Tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. bahkan lcbih lanjut siswa harus juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pernecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berintcraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal Ridwan, 2002 f. Fungsi Motivasi dalarn Bclajar Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan Adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi Ridwan, 2002: 1 rnendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan commit to user 2 menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3 menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang serasi guna rnencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belaiar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik sebab tidak serasi dengan tujuan. Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang rnelakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. g. Macam-macam motivasi belajar 1 Motivasi irrtrinsik Jenis motivasi ini tirnbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. commit to user 2 Motivasi ekstrinsik Jenis motivasi ini tirnbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. h. Strategi meningkatkan motivasi Sebagai pendidik dan pengajar, guru melakukan kegiatan membimbing dan mendorong siswa dalam kegiatan belajar siswa. Ia disebut juga pembimbing dan motivator yang berperan serta khusus bagi siswa untuk mendorong kegiatan belajar siswa dalam situasi belajar yang dirancang oleh guru. Aspek yang perlu dilihat oleh guru dari siswa adalah perkembangan pribadi seutuhnya yang memiliki nilai-nilai dan norma-norrna dan bagaimana siswa memiliki nilai-nilai tersebut dalam belajar. Guru memerlukan pengetahuan dan keterampilan edukatif untuk melakukan kegiatan ini. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan Motivasi belajar siswa, sebagai berikut Sutikno,2005 : 1 Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada Siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2 Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. commit to user 3 Saingan kompetensi Guru berusaha rnengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4 Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5 Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut nnau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajamya. 6 Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik a membentuk kebiasaan belajar yang baik b membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok c menggunakan metode yang bervariasi, dan d menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran 5. Media Pembelajaran a. Pengertian Kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar. Adapun penjabaran tokoh-tokoh commit to user tentang pengertian media pembelajaran antara lain Heny Sondjaja dan Sobirun, 2008: 1 Menurut Berlach dan mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 2 Menurut Heinich, dkk media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-rnaksud pernbelajaran 3 Martin dan Briggs mengemukakan bahwa media pernbelajaran mencakup semua sumber yang di perlukan untuk melakukan komunikasi dengan si- belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Perangkat keras. 4 Menurut H Malik media pembelajararn adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si-belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu b. Fungsi Media memiliki bcrbagai fungsi antara lain Ahmad Sudradjat, 2008: 1 Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para pebelajar. Pengalaman tiap pebelajar berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. commit to user Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika pebelajar tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke pebelajar. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk Nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar - gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. 2 Media pembelajaran dapat rnelampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para pebelajar tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : a obyek terlalu besar; b obyek terlalu kecil; c obyek yang bergerak terlalu lambat; d obyek yang bergerak terlalu cepat; e obyek yang terlalu kompleks; f obyek yang bunyinya terlalu halus; f obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada pebelajar 3 Media pernbelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara pebelajar dengan lingkungannya. 4 Media menghasilkan keseragaman pengamatan 5 Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 6 Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 7 Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 8 Media memberikan pengalaman yang integralmenyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak commit to user c. Manfaat Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru melalui kiita-kata atau kalimat. Kefektifan daya serap pebelajar terhadap bahan pelajaran yang sulit dan rurnit dapat terjadi dengan bantuan alat bantu Kesulitan anak didik memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan alat bantu. Bahkan diakui alat bantu dapat melahirkarr umpan balik yang baik dari pebelajar. Dengan menggunakan alat bantu yang akseptabel, pebelajar akan lebih bergairah dalam belajar Djamarah dan Zain,2006:2-3 Salah satu upaya untuk mengembangkan variasi belajar adalah dengan memanfaatkan variasi alat bantu, baik dalam hal variasi media pandang, variasi. media dengar, maupun variasi media taktil. Penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan dan rnemelihara perhatian pebelajar terhadap relevansi proses belajar, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, member kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual dan mendorong pebelajar untuk belajar Djamarah dan Zain,2006:3. commit to user Edgar Dalle dalam soekidjo Notoatmodjo 1997: 109 mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman cone of Experience berikut ini : Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman Cone of Experience ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Dapat kita amati, ada tahap-tahap bentuk penyajian pesan melalui media untuk mendapatkan pengalaman belajar senyata mungkin. Pada Kerucut Pengalaman Dale, kita memulai pemelajar orang yang melakukan kegiatan belajar sebagai partisipan commit to user dalam pengalaman aktual, lalu beranjak ke pemelajar sebagai pengamat dari kejadian aktual, lalu ke pemelajar sebagai pengamat dari sebuah halkejadian melalui medium, dan akhirnya ke pemelajar yang mengamati simbol-simbol yang mempresentasikan sebuah halkejadian. Di buku Teknologi Pembelajaran karangan Seels dan Richey tertulis : Dale berkeyakinan bahwa simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman yang kongkrit. Kerucut Edgar Dale ini menyatukan teori pendidikan John Dewey dengan gagasan-gagasan dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu. Kerucut pengalaman merupakan upaya awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audio visual Dale, 1946. Secara umum, semakin kita menapaki ke atas kerucut Pengalaman Dale, akan mendapati media yang lebih abstrak, dan lebih banyak informasi yang dapat di padatkan ke dalam periode waktu yang singkat. Memakan waktu yang lebih banyak jika pemelajar melibatkan diri ke dalam pengalaman langsung yang nyata, pengalaman buatan, atau pengalaman yang didramatisir jika dibandingkan dengan penangkapan informasi dalam sebiah tape video, rekaman audio, serangkaian simbol visual gambar, atau serangkaian symbolverbal. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi pebelajar bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat commit to user digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik gerak dan aktivitas, rnaka rnedia film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat criteria lainnya yang bersifat melengkapi komplementer, seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan pebelajar; ketersediaan; dan mutu teknis Sudradjat, 2008. d. Macam-macam media belajar Pada prinsipnya terdapat tiga macam alat bantu pendidikan Notoatmodjo, 1997: 111: 1 Alat bantu lihat Visual Aids Terdiri atas alat yang diproyeksikan seperti slide, film, film strip dan sebagainya. .Sedangkan alat yang tidak diproyeksikan dapat berbentuk dua dimensi seperti gambar, peta, bagan dan sebagainya, atau bentuk tiga dimcnsi seperti patung, boneka, bola dunia dan sebagainya 2 Alat bantu dengar Audio Aids Ialah alat bantu yang menstimulasi indera pendengaran. Media ini dapat berupa radio, kaset pita, piringan hitam dan sebagainya 3 Alat bantu lihat dengar Audio Visual Aids Ialah alat bantu yang menstirnulasi indera penglihatan dan pendengaran secara bersama, terdiri atas televisi, video VCD,DVD, VTR dan komputer. commit to user e. Media dan Pembelajaran Menurut Moreno dan Mayer 2000 manusia dapat mengintegrasikan informasi dari berbagai alat penerima sensorik sensorik modalitas yang berbeda menjadi satu pengalaman yang bermakna sehingga kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan dan mengkombinasikan beberapa sumber untuk meningkatkan pembelajaran yang bermakna. Terdapat dua teori kognitif Yang mendukung penggunaan rnedia pembelajaran yaitu teori masukan kognitif Cognitive load theory dan teori pembelajaran konstuktivistik constructivistic learning theories . Kedua teori ini mengasumsikan bahwa a memori yang bekerja pada seseorang meliputi memori auditorik dan visual yang masing-masing bekerja sendiri-sendiri b setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas c manusia memiliki sistem yang terpisah untuk merepresentasikan informasi verbal dan non verbal d pembelajaran yang bermakna terjadi manakala pebelajar memilih informasi yang relevan dan mengelompokkan dalam suatu simpanan ingatan dalam bentuk koheren dan membuat hubungan antara ingatan yang tersimpan. commit to user MEMORI SENSORIK MEMORI KERJAWORKING MEMORY PRESENTASI MULTIMEDIA kata kata MEMORI JANGKA PJG terpilih terorganisir kata integrasi terpilih kata terorganisir Gambar 2.3Proses Kognitif Pada pembelajaran Multimedia Sumber : Moreno Richard, 2000 6. Masase Payudara a. Pengertian Masase payudara adalah tindakan perawatan memijat payudara dengan cara teknik tertentu untuk berbagai tujuan. b. Tujuan Tujuan masase payudara adalah: 1 melancarkan ASI 2 mencegah engorgement 3 merawat puting yang tenggelam 4 Mencegah mastitis c. Alat dan Bahan Alat yang diperlukan : l minyak kelapa baby oil Kata-kata Gambar Telinga mata Kata berbasis suara Gambar visual Model mental verbal Model Mental Gambar Pengetahu an sebelumnya commit to user 2 kapas secukupnya 3 bengkok 4 peniti 5 handuk besar 2 buah 6 washlap 2 buah 7 kom yang berisi air hangat maupun dingin d. Teknik Prosedur pelaksanaan masase payudara adalah : 1 Siapkan klien, minta persetujuan setelah mendapatkan penjelasan seperlunya tentang tujuan, jenis prosedur. 2 Tanyakan adakah masalah dengan payudara sebelumnya riwayat tidak menyusui 3 Siapkan alat dan bahan 4 Siapkan lingkungan 5 Cuci tangan 6 Memasang handuk besar dan kecil di bahu dan di bawah perut pasien 7 Membuka pakaian atas pasien 8 Mengompres puting susu selama 2 – 3 menit dengan kapas yang basahi dengan minyak 9 Membasahi telapak tangan dengan minyak 10 Mengangkat kapas yang ada di puting dengan cara memutar dan diangkat keatas setelah 2 – 3 menit 11 Melakukan gerakan yang pertama yaitu telapak tangan berada di belahan commit to user tengah payudara kemudian di putar keatas, kesamping , kebawah dan dihentakkan, dilakukan sebanyak 20 – 30 kali 12 Melakukan gerakan kedua, payudara kiri disangga dengan tangan kiri, tangan kanan dengan menggunakan sisi dari telapak tangan mengurut dari atas sampai bawah dilakukan sampai 20 – 30 kali 13 Melakukan gerakan ketiga, payudara kiri disangga dengan tangan kiri, tangan kanan membuat lingkaran – lingkaran kecil merata dari atas menuju puting 14 Melakukan gerakan keempat, memegang kedua payudara dengan menggunakan dua tangan kemudian di goyang – goyangkan sebanyak lima kali 15 Melakukan masase pada punggung dari atas sepanjang vertebra kearah payudara selama 2 – 3 menit 16 Mengguyur payudara dengan air yang sudah disediakan secara berurutan dari dingin, hangat kemudian dingin lagi 17 Mengeringkan payudara dengan handuk yang berada dibahu sambil menggosok – gosok putting untuk kemudian ditarik 18 Memakaikan lagi baju pasien 19 Mengevaluasi pasien 20 Membereskan alat 21 Mencuci tangan commit to user e. Kedudukan pengajar masase payudara dalam pendidikan Materi pengajaran keterampilan masase payudara merupakan bagian dari pendidikan keperawatan dan merupakan salah satu ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh perawat. dalam Kurikulum Prodi Keperawatan STIKES Annur materi masase payudara termasuk dalam mata ajar Kebutuhan Dasar Manusia dalam Sub Mata ajar Materi ini diberikan kepada mahasiswa tahun pertama semester II STIKES ANnur, 2010 ketrampilan masase payudara sangat penting dan harus dikuasai karena tindakan perawatan payudara merupakan salah satu prosedur yang paling banyak dilakukan pada pasien yang harus dilakukan rawat inap di rumah sakit pada saat mengalami persalinan.

B. Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Meningkatnya Jumlah Rental Video Compact Disc (VCD) Terhadap Keberadaan Bioskop-Bioskop di Kotamadya Medan.

0 19 95

Motivasi Belajar Dan Hubungannya Dengan

0 3 30

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 8 87

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO COMPACT DISK (VCD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Efektivitas Media Pembelajaran Video Compact Disk (VCD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Pada Siswa SMP 2 Mejobo Ku

0 3 12

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO COMPACT DISK (VCD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Efektivitas Media Pembelajaran Video Compact Disk (VCD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Pada Siswa SMP 2 Mejobo Ku

0 3 13

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN POWER POINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVAS

0 0 19

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN VIDEO COMPACT DISK (VCD) PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG.

0 1 8

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL.

0 2 11

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BENTUK VIDEO COMPACT DISC (VCD) DALAM PELATIHAN TEKNIK DASAR AEROBIC GYMNASTICS UNTUK ANAK USIA DINI.

0 1 79

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO COMPACT DISC (VCD) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS (Studi Eksperimen di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah An-Nur Kesambi Dalam Kota Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 11