MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02

LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Disusun Oleh : HERU SAMBODO

X7108687

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(2)

commit to user

ii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02

LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh : HERU SAMBODO

X7108687

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul” Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Media Video Compact Disc ( VCD ) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”,

Oleh

NAMA : HERU SAMBODO NIM : X 7108687

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Kuswadi,M.Ag Dra. Sularmi,M.Pd


(4)

commit to user


(5)

commit to user

v MOTTO

Ilmu membuat hidup lebih mudah. Seni membuat hidup lebih indah . Dan Iman membuat hidup lebih terarah ( Mario Teguh )

……Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap”


(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya yang tersusun ini dipersembahkan kepada :

Ayah dan Ibuku ( Sukasto & Sumarni ) tercinta, yang selalu mendoakan dan memberikan segala yang terbaik baik material maupun spiritual.

Ucapan terima kasih untuk Adik-adiku ( Suciana Dwi Irawati, Ribut Harinto Wibowo, & Catur Kresnoto ) yang aku sayangi.

Sahabatku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini


(7)

commit to user

vii ABSTRAK

Heru Sambodo. X7108687 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta . Januari 2010

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA dan hasil belajar IPA dengan menggunakan Media Video Compact Disc ( VCD ) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Laban 02 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah siswa 12 . Teknik pengumpulan data dilakukan melalui, teknik angket, teknik test, teknik observasi, teknik wawancara. Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah model silang terjalin atau interaktif dan diskriptif kualitatif, data diolah sejak pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus pada setiap siklus diakhiri dengan pelaksanaan test sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep IPA dan hasil belajar. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif yang berupa hasil test, angket, observasi, wawancara.

Beradasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Media Video Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal nilai rata – rata 64,37 pada siklus I, nilai rata – rata pada siklus II diperoleh 73,54. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dari 70 sebanyak 7 siswa ( 58,33% ), dan pada siklus II siswa yang memeproleh nilai lebih dari sama dengan 70 sebanyak 12 siswa ( 100 % ). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Media Video compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban kabupaten Sukoharjo sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran IPA dan dapat disarankan kepada guru untuk menggunakan Media Video Compact Disc ( VCD ) karena dapat meningkatkan hasil belajar IPA.


(8)

commit to user

viii ABSTRACT

Heru Sambodo. X7108687 INCREASE OF NATURAL SCIENCE LEARNING WITH MEDIA VIDEO COMPACT DISC (VCD) IN THE FIVE GRADE OF SD NEGERI 02 LABAN SUB DISTRICT MOJOLABAN SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. January 2010 This research aims to improve understanding of the concept of science and science learning outcomes using Media Video Compact Disc (VCD) in the fifth grade SD Negeri 02 Laban Distric Mojolaban Sukoharjo Academic Year 2010/2011.

The method used in this research is qualitative research with the type of Classroom Action Research (CAR). The procedures for this study consisted of four phases, namely stats action, implementing action, observation and reflection. The subjects used in this study were students fifth grade SD Negeri 02 Laban Distric Mojolaban Sukoharjo with student numbers 12 people. The technique of data collection is done through, for the questionnaire technique, test techniques, observation techniques, interview techniques. In this research, data analysis used were cross-tied or interactive models and descriptive qualitative data were analyzed since learning takes place. The research was conducted two cycles in each cycle ends with the implementation of a test that can be known whether there increased understanding of science concepts and learning outcomes. Data obtained in the form of quantitative and qualitative data in the form of test results, questionnaires,observation,interview.

Based on results of this study concluded that the use of Media Video Compact Disc (VCD) can improve student learning outcomes. In the initial condition value - average 64.37 in the first cycle, the value - average gained 73.54 on the second cycle. In the first cycle of students who earn more than the same value of 70 by 7 students (58.33%), and on the second cycle students who get value more than equal to 70 as many as 12 students (100%). Based on the results of these studies show that learning by using the Media Video Compact Disc (VCD) can improve learning outcomes in students' science fifth grade SD Negeri 02 Laban Mojolaban Sukoharjo district so it can be used as an alternative learning science and can be recommended to the teacher to use the Media Video Compact Disc (VCD) as it can improve learning outcomes IPA.


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan – kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuanya, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang ter hormat :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indiyanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Kuswadi, M.Ag selaku pembimbing I yang dengan sabar

mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Dra. Sularmi, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Semua Dosen Program Studi PGSD UNS yang mengarahkan penyelesaian penyusunan skripsi ini.

7. Semua Guru dan rekan sejawat di SD Negeri 02 Laban yang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

9. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(10)

commit to user

x

Semoga kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dissdari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan dunia pendidikan untuk tujuan pendidikan optimal.

Sukoharjo, Januari 2011


(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ...i

HALAMAN PENGESAHAN... ...ii

ABSTRAK... ...iii

ABSTRACT...iv

MOTTO...v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BABIPENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian... 3

BABIILANDASANTEORI ... 5

A. Kajian Teori ... 5

1. Kajian Pembelajaran IPA ... 5

a. Hakekat IPA ... 5

b. Pengertian Belajar ... 7

c. Pengertian Pembelajaran IPA ... 9

d. Tujuan Pembelajaran IPA ... 11

e. Ruang Lingkup IPA ... 11

f. Hasil Belajar ... 12

g. Materi Pembelajaran IPA kelas V yang akan diteliti ... 14

2. Kajian Tentang Media Pembelajaran ... 18

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 18

b. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 20

c. Jenis Media yang digunakan dalam proses pembelajaran... 22


(12)

commit to user

xii

e. Kelebihan dan kekurangan Video Compact Disc ( VCD ) ... 25

f. Penggunaan Video Compact Disc ... 26

g. Cara Menyimpan Video Compact Disc ... 29

B.Penelitian yang relevan... 30

C.Kerangka Perpikir ... 31

D.Hipotesis ... 32

BABIIIMETODOLOGIPENELITIAN ... 35

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B.Bentuk dan Strategi Penelitian ... 35

C.Sumber Data ... 36

D.Subyek Penelitian ... 36

E.Teknik Pengumpulan Data ... 36

F.Validitas Data... 43

G.Analisis Data ... 44

H.Prosedur Penelitian ... 45

I.Indicator Kinerja ... 49

J.Jadwal Penelitian ... 50

BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN ... 51

A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

B.Diskripsi Hasil Siklus I ... 53

C.Diskripsi Hasil Siklus II ... 60

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BABVSIMPULAN,IMPLIKASI,DANSARAN ... 69

A.Kesimpulan ... 69

B.Implikasi ... 70

C.Saran-saran ... 70

DAFTARPUSTAKA ... 72


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

1. Table 1. Jadwal penelitian ... 50

2. Table 2. Aspek frekuensi pertanyaan siswa siklus I ... 55

3. Table 3. Aspek kerjasama siswa dalam kelompok siklus I... 56

4. Table 4. Aspek ketuntasan belajar siswa siklus I...57

5. Table 5. Aspek keaktifan siswa siklus I ... 57

6. Table 6. Aspek frekuensi pertanyan siswa siklus I ... 62

7. Table 7. Aspek kerjasama siswa dalam kelompok siklus II ... 63

8. Table 8. Aspek ketuntasan siswa siklus II ... 63


(14)

commit to user

35

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Interaksi positif antara guru dengan peserta didik dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mengajar. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan kebutuhan, kekurangan, keinginan peserta didik dan memberikan dorongan kepadanya. Keinginan, kenyamanan, dan semangat siswa merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran.

Semangat merupakan pendorong bagi siswa untuk mengetahui dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa mau lebih rajin belajar untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Minat dan semangat siswa sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dewasa ini kebanyakan siswa belajar IPA hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus sehingga tidak sedikit dari mereka mengambil jalan pintas dengan cara meniru pekerjaan teman. Hal ini juga dialami siswa-siswi kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo hasil tes tengah semester satu menunjukan banyak siswa yang belum tuntas kriteria ketuntasan minimal.

Peneliti melihat bahwa siswa SD Negeri 02 Laban kurang semangat, kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran IPA yang mengakibatkan hasil belajar rendah ( dapat dilihat pada lampiran 25 ). Apabila permasalahan tersebut dibiarkan tanpa ada tindakan maka kualitas pembelajaran akan buruk dan hasil belajar menjadi rendah. Di sinilah peran guru sebagai motivator, fasilitator, dan administrator sangat dibutuhkan. Hal ini menuntut guru untuk bersikap lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya. Masalah rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran IPA merupakan hal yang perlu ditangani dengan keprofesionalan guru .

Guru harus pandai-pandai memberdayakan pembelajaran secara inovatif melalui berbagai ide dan gagasan. Kurang motivasi dalam belajar,yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah


(15)

commit to user

tampak jera dan malas sehingga memerlukan penanganan yang intensif dari guru.

Pembelajaran IPA sebenarnya mengedepankan konsep yang lebih mendalam dari seorang guru dengan mengoptimalkan sumber belajar lingkungan. Akan tetapi tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dengan menggunakan lingkungan,oleh sebab itu Video Compact Disc dapat dimanfaatkan sebagai solusinya.

Video Compact Disc ( VCD ) adalah merupakan salah satu media modern yang dikemas secara praktis dalam bentuk kepingan compact disc yang berisikan materi pembelajaran. Video Compact Disc ( VCD ) yang dipakai dalam penelitian ini adalah Video Compact Disc ( VCD ) interaktif. Contoh untuk menanamkan

konsep alat pencernaan manusia dapat menggunakan Video Compact Disc ( VCD ). Selain itu keberhasilan proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor

yang berasal dari diri siswa, salah satu diantaranya adalah motivasi belajar.

Siswa yang mampu memotivasi dirinya secara optimal dalam proses pembelajaran akan berbeda hasil belajarnya apabila dibandingkan dengan siswa yang belum mampu mengoptimalkan motivasinya. Oleh sebab itu guru hendaknya mampu memberikan rangsangan-rangsangan agar motivasi siswa dapat tumbuh dan berkembang sehingga hasil belajar dapat optimal.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian tindakan kelas tentang media pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa khusunya IPA, yang pada akhirnya mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang maju pendidikanya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terdorong untuk mengambil judul penelitian tindakan kelas dengan judul ”Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Media Video Compact Disc (VCD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.”


(16)

commit to user B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang , maka permasalahan penelitian tindakan kelas yang dirumuskan adalah :

1. Apakah media Video Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 ?

2. Bagaimana cara menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) dalam

meningkatkan proses pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan :

1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan media Video Compact Disc

( VCD ) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mendiskripsikan cara menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) dalam meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritik

Dapat menjadi bahan referensi dan rujukan bagi penelitian yang akan datang dalam penelitian yang sama atau hampir sama.

2. Manfaat praktis. a. Bagi siswa


(17)

commit to user

1) Dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

2) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Bagi guru

1) Dapat mengembangkan pembelajaran yang variatif dan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2) Dapat diperoleh strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil pembelajaran IPA.

c. Bagi Sekolah

1) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif,kreatif, dan inovatif di sekolah.

2) Dapat menumbuhkan motivasi teman sejawat dalam

mengembangkan pembelajaran yang bermutu dan inovatif.

3) Dapat meningkatkan angka partisipatif orang tuadan masyarakat dalam mengembangkan sarana dan prasarana.

4) Meningkatnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(18)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kajian Tentang Pembelajaran IPA

a. Hakekat IPA

Menurut (Depdikbud,1994:97) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

IPA merupakan salah satu dari banyak jenis ilmu pengetahuan, mempunyai tiga aspek yaitu sebagai proses, sebagai prosedur, sebagai produk. IPA sebagai proses merujuk suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan para ahli IPA. Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif dan bertujuan.

IPA sebagai prosedur dibangun melalui penalaran inferensi berdasarkan data yang tersedia. Kebenaran diuji lewat pengamatan nyata. Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau direvisi ulang. IPA sebagai produk ilmiah dapat dibagi menjadi fakta, konsep,


(19)

commit to user

lambang, konsepsi atau penjelasan, dan teori. Ketika para ilmuan yang mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah fakta dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan fenomena tersebut. Selanjutnya, mereka membangun sebuah konsep IPA berupa sebuah kata atau gabungan kata atau lebih yang disebut dengan kesimpulan.

Pengertian IPA menurut Fisher (1975) yang dikutip oleh Muh. Amin (1987:3) mengatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”.

IPA atau sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Menurut Sumaji (1998:31), IPA (sains) berupaya untuk membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Sang pencipta (Depdikbud 1993/1994: 97)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamati


(20)

commit to user

berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.

b. Pengertian Belajar.

Menurut M .Dalyono (2005:49) belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya.

Sedangkan menurut Slameto (2003:2) pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude.

Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat, (www.techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-belajar-dan-pembelaj) diakses 6 mei 2010.

Teori Belajar Menurut Watson. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan


(21)

commit to user

respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik#Rujukan) diakses 8 agustus 2010.

Teori Belajar Menurut Clark Hull Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat (http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik#Rujukan) diakses 8 agustus 2010.

Menurut Oemar Hamalik (2001:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Menurut Muhibbin Syah (2003:64) belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).

Bigg ( dalam Muhibbin ) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional, dan


(22)

commit to user

rumusan kualitatif. 1) Secara kuantutatif belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. 2) Secara institusional (tinjauan kelembagaan) belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan tehadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. 3) Sedangkan belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan definisi belajar ialah suatu proses usaha dan perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya.

c. Pengertian Pembelajaran IPA

Menurut Depdikbud (2001:34) Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat

diidentifikasikan

Pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang


(23)

commit to user

dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah

Pembelajaran IPA bukanlah semata-mata pembelajaran hafalan tetapi pembelajaran yang banyak memberikan peluang untuk melakukan berbagai pengamatan dan latihan-latihan terutama yang berkaitan dengan pengembangan cara berfikir yang sehat dan masuk akal. Kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat dilakukan oleh para siswa SD di dalam pembelajaran IPA diantaranya kegiatan

1) Mempelajari berbagai peristiwa alam, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari

2) Belajar menafsirkan suatu kejadian berdasarkan kaidah-kaidah IPA yang telah dipelajarinya.

3) Berlatih menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan

sehari-hari.

4) Mengamati berbagai macam benda atau peristiwa alam

5) Melakukan berbagai macam percobaan IPA

6) Belajar dan berlatih mengkomunikasikan hasil pengamatan kepada orang lain.

Di samping hal tersebut di atas, juga untuk mengenal teknologi sederhana yang ada kaitannya dengan kaidah-kaidah IPA yang telah dipelajari.


(24)

commit to user

Dari beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran IPA adalah usaha sadar dan sengaja dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, di mana perubahan itu dengan didapatkanya kemapuan baru yang berlaku dalam waktu yang lama.

d. Tujuan Pembelajaran IPA.

Menurut Badan Standar Nasional pendidikan (2006:14) Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.


(25)

commit to user

Dari uraian tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa murid dapat memahami konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan mampu menerapkan metode ilmiah yang sederhana serta bersikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan menyadari kebesaran pencipta-Nya.

e. Ruang Lingkup IPA

Menurut Badan Standa Nasional pendidikan (2006:18) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

f. Pengertian Hasil Belajar

Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diberikan. Dengan adanya pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil belajar.

Menurut Crow and Crow dalam Sofyan mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan


(26)

commit to user

dan sikap. Pemerolehan ini termasuk suatu cara baru melakukan sesuatu dan cara mengatasi masalah pada situasi baru.

Sedangkan menurut Skiner dalam teori Kondisioning yang dikutip Gladler dalam Ibrahim mengatakan bahwa hasil belajar merupakan respon (tingkah laku) yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang baru. Nurdin Ibrahim,( Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan , No. 044 Tahun Ke-9, September 2003:73). Dari beberapa definisi di atas bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan dan sikap yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses kegiatan belajar.

Menurut Usman Melayu (1999:55) Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku.Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes, dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.

Bagan 1 Proses Hasil Belajar Pengetahua

n

Perilaku

Belajar Tes Hasil belajar


(27)

commit to user

Dari bagan di atas mencerminkan hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar atau tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat bergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang besangkutan terhadap yang dipelajari.

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh sesorang dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Pencapaian belajar atau hasil belajar diperoleh setelah

dilaksanakannya suuatu program pengajaran. Penilaian atau evaluasi pencapaian hasil belajar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) suatu bidang studi atau mata pelajaran telah dapat dicapai.

Jadi hasil belajar yang dilihat dari tes hasil belajar berupa keterampilan pengetahuan integensi, kemampuan dan bakat individu yang diperoleh disekolah biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai tertentu. Tes bertujuan untuk membangkitkan motivasi siswa agar dapat mengorganisasikan pelajaran dengan baik.

2. Materi Pembelajaran IPA dikelas V SD yang akan diteliti

Pencernaan makanan adalah proses pemecahan makanan menjadi sari-sari makanan sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Proses pencernaan makanan manusia dimulai dari mulut, rongga mulut, kerongkongan, lambung, dan usus. Gambar organ pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar 2.


(28)

commit to user

Gambar 2 Organ pencernaan manusia a. Rongga Mulut

Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dankelenjar ludah. Pencernaan dimulai dari mulut. Gigi akan melumatkan makananyang kita makan. Bentuk gigi ada tiga macam, yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Bentuk gigi yang berbeda-beda ini disesuaikan dengan fungsinya. Gambar penampang gigi dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Penampang gigi

1) Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan berserat.

2) Gigi taring untuk mengkoyak-koyak makanan.

3) Gigi geraham untuk mengunyah dan melumatkan makanan


(29)

commit to user

Gambar 4 Penampang lidah

Proses penghancuran makanan oleh gigi disebut pencernaan makanan secara mekanis. Penghancuran makanan di mulut dibantu oleh lidah. Lidah merupakan otot yang lentur yang permukaannya berbintik-bintik kecil dan peka terhadap rasa. Selain untuk mengecap rasa makanan, lidah juga berfungsi untuk mengatur letak makanan dan membantu proses menelan makanan yang sudah dilumat.

b. Kerongkongan

Setelah mengalami proses di mulut, makanan akan diteruskan ke kerongkongan atau esofagus. Esofagus mendorong makanan turun lewat dada kemudian masuk ke lambung. Esofagus dapat melakukan gerakan bergelombang dan meremas-remas guna mendorong makanan masuk lambung. Gerakan tersebut disebut gerak peristaltik.

c. Lambung

Setelah melewati esofagus, makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung inilah makanan dicerna kembali. Dinding otot lambung akan mengaduk dan melumatkan makanan menjadi bubur. Kemudian mencampurnya dengan cairan pencerna.

Gambar 5 Lambung Cairan pencerna lambung, yaitu:


(30)

commit to user

1) asam klorida, berfungsi membunuh bibit penyakit yang masuk bersama makanan.

2) enzim pepsin, berfungsi mengubah protein menjadi pepton;

3) enzim renin, berfungsi mengumpulkan kasein yang terdapat di dalam air susu.

Setelah dicerna di dalam lambung dan menjadi halus, makanan didorong menuju usus halus. Lambung menjadi kosong. Pengosongan lambung berlangsung antara 3 – 5 jam. Setelah itu kita merasakan lapar. d. Usus Halus

Usus halus terletak tergulung di bagian bawah tubuh. Panjang usus halus sekitar 6 meter. Dindingnya memiliki banyak lipatan dan lekukan sehingga bisa menyerap banyak zat makanan. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari,usus kosong, dan usus penyerapan. Usus dua belas jari dihubungkan dengan kantong empedu pankreas. Kantong empedu menghasilkan cairan empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak. Pankreas menghasilkan enzim. Enzim tersebut adalah sebagai berikut.

1) enzim tripsin, bertugas mengubah protein/pepton menjadi asam amino.

2) enzim lipase, bertugas mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Gambar 6 Usus halus

Selain menghasilkan enzim, usus dua belas jari juga menghasilkan hormone insulin. Hormon ini berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Pada usus kosong tidak dihasilkan enzim, tetapi pencernaan secara enzimatis masih berlangsung. Adapun pada usus penyerapan terjadi


(31)

commit to user

penyerapan sari-sari makanan oleh pembuluh darah. Selanjutnya sari-sari makanan tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.

e. Usus Besar

Usus besar akan menyerap air dan sebagian makanan yang tidak tercerna atau tidak dapat diserap oleh pembuluh darah. Usus besar jauh lebih pendek dari usus halus. Akan tetapi besarnya tiga kali lipat dari usus halus. Lebar usus besar dapat mencapai 7 cm. Ujung usus besar disebut rektum. Di dalam usus besar terjadi pembusukan sisa makanan yang dibantu oleh bakteri koli, misalnyaEscherichia coli.

Gambar 7 Usus besar

Di dalam usus besar terjadi penyerapan air atau penambahan air. Sisa makanan yang sudah busuk dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feses atau tinja.Pada usus besar terdapat tambahan usus yang disebut usus buntu. Pada ujung usus buntu terdapat usus tambahan yang disebut umbai cacing atau apendiks. Peradangan pada usus buntu disebut apendikitis. f. Anus

Bagian akhir dari saluran pencernaan berupa lubang keluar yang disebut anus.Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai tinja dan gas. Gas dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.


(32)

commit to user

3. Kajian Tentang Media Pembelajaran a. Pengertian Media pembelajaran

(Ruminiati,2007:211) menyatakan bahwa media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berarti perantara atau pengantar.Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima.Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran

Menurut Oemar H. Malik (1994:6) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah “Alat, metode, teknik yang dipergunakan dalam rangka mengefektifkan interaksi dan komunikasi antar guru dengan siswa dan proses pembelajaran di sekolah.

Menurut WJS. Poerwodarminto (1989:569) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat (sarana), metode, teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah misalnya: murid, guru, materi pelajaran, alat peraga, misalnya: gambar, radio, video, televisi, majalah, koran.

Menurut Dadang Supriatna (2009:23) menyatakan bahwa berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi ke arah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran . Briggs menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.


(33)

commit to user

Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton

(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan

interaktif.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/) diakses 8 agustus 2010.

Menurut Sutijan dan Kuswadi (2003) media juga diartikan sebagai sarana alat bantu, yang dalam bahasa inggrisnya adalah aids sehingga ada istilah-istilah teaching aids, visual aids, audio aids, audio visual aids. Disamping itu masih ada istilah lain seperti visual material, audio-visual instenetion dan semacamnya.

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik.


(34)

commit to user

Dari berbagai pendapat maka penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bentuk, alat, metode, teknik yang dipergunakan dalam rangka mengefektifkan interaksi dan komunikasi antar guru dengan siswa dalam pelajaran di sekolah. Misalnya: gambar, radio, majalah, televisi, video, dan koran.

b. Landasan Penggunaan media pembelajaran

Menurut I Wayan Santyasa (2007:10) menyatakan bahwa ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

Landasan filosofis menyatakan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat

proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran. Dengan kata lain, siswa diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik

cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi dapat digunakan secara optimal.

Landasan psikologis menyatakan bahwa dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.

Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsiserta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif

Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinu konkrit-abstrak dankaitannya dengan penggunaan media pembelajaran.


(35)

commit to user

Landasan teknologis menyatakan bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah.

Landasan empiris menyatakan bahwa temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya.

Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.

Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materipelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

c. Jenis media yang digunakan dalam Proses Pembelajaran 1) Media Visual

Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau


(36)

commit to user

menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan.

2) Media Audio

Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif.

3) Media Proyeksi Diam

Beberapa media yang termasuk kedalam media proyeksi diam diantaranya adalah:

a) Film Bingkai

Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya perlu ditayangkan dengan proyektor slide.

b) Film Rangkai

Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu. Jumlah gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130 cm tergantung pada isi film itu. Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang berbeda dalam satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan keterampilan, penyimpanannya mudah serta dapat digunakan untuk bahan belajar kelompok atau individu

c) OHT

Over Head Transparancy (OHT) adalah media visual proyeksi, dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau


(37)

commit to user

plastik berukuran 8,5 x 11 inchi. Media ini memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over Head Projector (OHP).

d) Opaque Projektor

Projektor yang tak tembus pandang, karena yang diproyeksikan bukan bahan transparan tetapi bahan-bahan yang tidak tembus pandang (opaque). Kelebihan media ini sebagai media pembelajaran adalah bahwa bahan cetak pada buku, majalah, foto, grafis, bagan atau diagram dapat diproyeksikan secara langsung tanpa dipindahkan ke permukaan transparansi terlebih dahulu.

e) Mikrofis

Mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri atas lambang-lambang visual yang diperkecil sedemikian sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang

4) Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual

Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini adalah:

a). Film gerak

Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat meanarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.

b). Film gelang

Film gelang atau film loop adalah jenis media yang terdiri atas film berukuran 8 mm dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan sehingga film ini akan berulang terus menerus jika tidak dimatikan.


(38)

commit to user c). Program TV

Televisi merupakan media menarik dan modern karena merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.

d). Video

Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.

5) Multimedia

Menurut ( Vaughan, 2004,dikutip dari Dadang Supriatna, 2009 : 14 ).menjelaskan bahwa multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Sejalan dengan hal di atas, multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. Namun kelemahan dari media ini adalah harus didukung oleh peralatan memadai seperti LCD projektor dan adanya aliran listrik.

6) Benda

Benda-benda yang ada disekitar dapat digunakan pula sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan adalah metode demonstrasi atau praktek lapangan.


(39)

commit to user d. Pengertian Video Compact Disc ( VCD )

Menurut Arief S. Sadiman, Raharjo, Anung haryono, Raharjito (2007:86) Video disc adalah tempat penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan (disc) dengan dua system optical dan system capacitance. Menurut seels & Glasgow dikutip dari Ashar Arsyad (2006:33) bahwa dalam perkembangan teknologi media pembelajaran compact disc adalah termasuk dalam kelompok media mutakhir jenis media berbasis mikroposesor. Jadi Video Compact Disc ( VCD ) merupakan salah satu media modern yang dikemas secara praktis dalam bentuk kepingan compact disc yang berisikan materi pembelajaran. Video Compact Disc ( VCD ) yang dipakai dalam penelitian ini adalah Video Compact Disc ( VCD ) interaktif .

Dengan demikian siswa akan tertarik menggunakan media ini dalam pembelajaran dikarenakan dapat menunjukan gerakan suatu benda. Adapun alasan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) adalah : a) Mempermudah dalam menanamkan konsep dengan benar secara langsung kepada sis karena siswa menyaksikan sendiri uatu peristiwa atau kejadian. b) Mengurangi verbalisme, c) Dapat membangkitkan semangat belajar siswa. d) Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenagkan. e) meningkatkan prestasi belajar siswa.

e. Kelebihan dan kelemahan media Video Compact Disc ( VCD )

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:143) menyatakan bahwa kelebihan media Video Compact Disk adalah sebagai berikut :

1) Dapat diputar berulang-ulang.

2) Tayangan dapat diperlambat dan dipercepat. 3) Pengorganisasian alat relative mudah.

4) Tidak memerlukan ruang khusus,

5) Keeping Video Compact Disc ( VCD ) dapat digandakan dan digunakan berulang-ulang.


(40)

commit to user

Kelemahan media Video Compact Disc ( VCD ) adalah sebagai berikut :

1) Harus menggunakan listrik.

2) Keping Video Compact Disc ( VCD ) mudah rusak bila perawatan dan operasinya kurang baik.

3) produksi media tergantung peralatan canggih dan mahal. f. Penggunaan Media Video Compact Disc ( VCD )

Penggunaan media Video Compact Disc ( VCD ) dapat disesuaikan dengan kebutuhandan karakteristik materi.Ada kalanya pemutaran Video Compact Disc ( VCD ) dari awal hingga akhir yang diselingi dengan Tanya jawab atau diskusi, informasi dan dilanjutkan evaluasi. Program media pembelajaran Video Compact Disc ( VCD ) menurut Azhar arsyad (2006:43) dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil,maupun klasikal.

Pola klasikal adalah pemanfaatan Video Compact Disc ( VCD ) pembelajaran yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru dapat menyampaikan materi dengan memutar sebagian isi Video Compact Disc ( VCD ) kemudian pendalamanya melalui penjelasan guru atau keseluruhan isi Video Compact Disc ( VCD ). Hal ini tergantung materi yang terdapat dalam program materi pokok atau program materi pengayaan.

Guru hendaknya dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif, dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan atau tugas yang jawabanya terdapat dalam program. Dalam program klasikal sebaiknya monitor yang digunakan minimalminimal 21 inch, sehingga siswa yang duduk paling belakang dapat melihat jelas.

Di lain pihak penggunaan media Video Compact Disc ( VCD ) untuk kelompok kecil lebih efektif. Tiap kelompok diberikan tugas yang berbeda. Pemanfaatan program ini adalah bahwa sekolah harus menyediakan fasilitas pembelajaran berupa program Video Compact Disc ( VCD ) di luar jam


(41)

commit to user

sekolah dengan menyedikan software (CD) untuk dipinjamkan kepada kelompok pebelajar, dan pada waktu yang lain kelompok harus mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk ditanggapi.

Langkah-langkah penggunaan media Video Compact Disc ( VCD ) dalam pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1989:53) adalah sebagai berikut ;

1) Tahap Persiapan.

Dalam tahap persiapan ini meliputi : (a) Menyusun Jadwal program disesuaikan dengan materi pembelajarn. (b) Mengecek peralatan Video Compact Disc ( VCD ), TV, listrik. (c) Mempelajari bahan penyerta. (d) Menyeleksi isi program akan penting tidaknya bagian-bagian yang akan disajikan. (e) Mengecek kesesuaian isi program dengan judul dan isi yang tertera. (f) Mengatur tempat duduk agar seluruh siswa dapat menangkap isi program pembelajaran. (g) Meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan dalam program.

2) Tahap Pelaksanan.

Dalam tahap pelaksanaan ini meliputi (a) Guru memberikan informasi seperlunya tentang program video pembelajaran dan agar siswa memperhatikan materi yang akan dipelajari. (b) Menjelaskan tujuan dan menjelaskan materi pokok. (c) Memberikan apresepsi dan motivasi. (d) Melaksanakan pengoperasian program dan bahan penyerta. (e) Mengamati dan memantau kegiatan siswa selama program pemutaran Video Compact Disc ( VCD ) berlangsung, meliputi : menjaga suasana kelas yang tertib, mengatur posisi TV dapat terlihat seluruh siswa. (f) Memberikan penguatan, penegasan, pengayan, terhadap tayangan program. (g) Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan. (h) Membuat kesimpulan atau rangkuman, memberikan evaluasi kepada siswa, mematikan program yang sudah selesai.


(42)

commit to user 3) Tahap tindak lanjut.

Dalam tahap tindak lanjut ini meliputi : (a) Pemberian tugas lanjutan kepada siswa. (b) Memberikan Tanya jawab sebagai umpan balik. (c) Apabila pokok materi memerlukan praktikum, guru mengajak siswa untuk mengadakan praktek dilaboratorium. (d) Apabila materi pokok memerlukan referensi tambahan, guru mengajak siswa untuk belajar

diperpustakaan.(e) Menginformasikan tentang pentingnya

memperhatikan atau mendengarkan program video selanjutnya. (f) Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain yang relevan dengan materi yang dipelajari.

d. Kerusakan-kerusakan dan langkah-langkah perbaikan

1). Video Compac Disc ( VCD ) Player mati/led indicator tidak nyala. a) Cek kabel AC (220 V) apa sudah tersambung dengan jala-jala

listrik/PLN.

b) Cek kabel AC (220 V) apa sudah tersambung dengan jala-jala listrik/PLN.

c) Cek saklar on/off pada Video Compact Disc ( VCD ) Player.

d) Cek regulator Video Compact Disc ( VCD ).

2). Gambar pada TV normal tapi suara tidak ada

a) Cek kabel audio yang menuju ke TV,mungkin putus atau kurang connect.

b) Cek bagian audio pada Video Compact Disc ( VCD ),

kemungkinan IC penguat rusak (ganti IC LM 324 atau JRC 4558).


(43)

commit to user

a) Cek kabel video yang menuju ke TV,mungkin putus atau kurang connect.

b) Cek bagian video pada Video Compact Disc ( VCD ) kemungkinan

penguat video rusak.

4). Gambar dan suara tidak ada padahal LCD/layar nyala normal

a) Cek kabel audio-video yang menuju ke TV, mungkin putus/kurang

connect.

b) Cek bagian-bagian video dan audio.

c) Bersihkan IC penguat video dan audio menggunakan thinner. d) Panasi IC dengan Blower/uap panas.Ganti Mpeg Video Compact

Disc ( VCD ). 5). Gambar macet-macet

a) Cek optik Video Compact Disc ( VCD ),bersihkan dengan

kapas(cotton boat). b) Ganti kabel optiknya.

c) Atur trimpot (Vr) yang ada didekat optik.Ganti optik.

6). Kaset tidak bisa keluar

a) Kerusakan ada dibagiuan mekanik.

b) Cek karet-karet pada mekanik.Cek dinamo pada mekanik.

c) Cek gigi-gigi pada mekanik,kemudian beri pelumas(grease) pada gigi mekanik tersebut.

d) Cek gigi-gigi pada mekanik lagi,apakah ada yang sudah

aus.(http://arisfm.wordpress.com/2006/12/16/troubleshooting-vcd-player/),diakses 6 mei 2010.


(44)

commit to user

e. Cara Menyimpan Video Compact Disc ( VCD )

1) Simpan CD/Video Compact Disc ( VCD ) di tempat yang sejuk dan kering

2) Masukkan dalam cover (hard/soft cover)

3) Bersihkan secara berkala, gunakan kain yang halus agar tidak tergores. Hindari menggunakan tissue atau kain seadanya.

4) Jangan memegang permukaan dalam CD/Video Compact Disc (

VCD ) lagsung dengan tangan/jari.

5) Hindarkan terkena sinar matahari langsung

6) Hindarkan CD/Video Compact Disc ( VCD ) dari segala sesuatu

yang dapat menggores permukaannya, baik gesekan,

tempat,ataupun selainnya.

(http://duapusaka.com/index.php?option=com_content&view=artic le&id=18&Itemid=19),diakses 6 Mei 2010.

B. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut peneliti ada beberapa penelitian ada beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, antara lain :

Hanim Nafingah ( 2009 ) yang mengadakan penelitian tentang Pemanfaatan Media VCD Pembelajaran untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Sumberagung II Tulungagung. Dari penelitian ini terbukti bahwa penggunaan media VCD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ade Abdullah Sidiq ( 2010 ) yang mengadakan penelitian Optimalisasi Penggunaan VCD Pembelajaran Ipa Melalui Model Kooperatif Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Dan Prestasi Belajar Siswa VII Semester II Subkonsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup Di SMP Negeri I Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Penelitian ini terbukti bahwa dengan menggunakan media VCD dapat meningkatkan kinerja


(45)

commit to user dan prestasi belajar siswa.

Penelitian diatas menunjukan bahwa penggunaan media VCD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehubung dengan hal tersebut diatas, peneliti merasa perlu untuk menggembangkan agar hasil belajar siswa meningkat.

Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Kerangka Berpikir

Pada umumnya dalam pembelajaran IPA hasil belajar siswa rendah, siswa enggan untuk belajar ataupun mengerjakan tugas IPA dari guru. Mereka kurang bersemangat atau kurang motivasi karena penyampaian materi bersifat monoton tanpa menggunakan media sehingga suasana dalam pembelajaran kurang hidup karena siswa bosan mendengarkan terus keterangan guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran IPA kurang maksimal. Upaya peneliti untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar adalah dengan menggunakan media VCD.

Media Video Compact Disc ( VCD ) merupakan media dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Dengan media Video Compact Disc ( VCD ) siswa dapat lebih mudah dalam melakukan percobaan, bekerja sama melakukan pengamatan, menyimpulkan lalu dapat melaporkan dari hasil percobaan. Sehingga keterlibatan siswa dapat menciptakan iklim kondusif dalam belajar. Media Video Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajar IPA. Dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan semangat yang baru dalam pembelajaran IPA.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) dapat proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas terlihat semangat siswa lebih meningkat, mereka termotivasi untuk cepat-cepat mengerjakan


(46)

commit to user

setiap tugas yang diberikan guru untuk melakukan percobaan agar dapat memahami pembelajaran yang telah dipelajari. Maka pada kondisi pembelajaran IPA anak termotivasi sehingga senang dan bersemangat dalam belajar IPA yang pada akhirnya hasil belajar siswa meningkat. Kerangka pemikirannya dapat dibuat bagan atau skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah :

Gambar 6 Siklus Pembelajaran IPA D. Hipotesis

Hipotesis tindakan yang dapat diajukan berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut adalah bahwa Penggunaan media Video Compact Disc ( VCD ) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.

Kondisi awal

Guru belum

menggunakan media Video Compact Disc

Proses atau tindakan pembelajaran dengan media Video

Compact Dist (VCD) Tindakan

Diharapkan dengan menggunakan media VCD proses

pembelajaran menjadi berkualitas dan hasil belajar IPA menjadi meningkat. Kondisi akhir Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA rendah. Siklus I : pembelajaran IPA

menggunakan media VCD

Siklus II : Siklus I : pembelajaran IPA

menggunakan media VCD


(47)

commit to user

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Laban Kec. Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan pertimbangan di SD Negeri 02 Laban terdapat data yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian.Disamping itu peneliti mengenal lingkungan sekolah tersebut dengan baik. Peneliti adalah guru kelas IV di SD Negeri 02 Laban. Masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi guru Mapel IPA 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama empat bulan. Penelitian berlangsung sejak penyusunan proposal hingga terselesaikanya laporan ini dalam bentuk skripsi, yaitu mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus tahun 2010.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang ditekankan pada pemecahan permasalahan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Masalah yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:2) Ada tiga pengertian yang dapat diterangkan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.


(48)

commit to user

b. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, d. menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggunakan batasan pengertian tiga kata , yaitu (a) penelitian, (b) tindakan, dan (c) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

2. Strategi Penelitian

Dalam mengkaji permasalahan penelitian ini secara lengkap dan detail, diperlukan suatu pendekatan pemecahan masalah melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi yang dipilih oleh peneliti digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisa hasil penelitian. Rancangan tindakan dalam penelitian ini dengan desain yang telah ditetapkan. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain The Action Research Spiral dari Kemmis dan Taggart (1990:11) Adapun gambar desain penelitian (The Action Research) dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:


(49)

commit to user

Siklus I siklus

Siklus I Siklus II

Bagan 2 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)

Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan penelitian yang terdiri dari menyusun rencana umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan sehingga diperbaiki atau dimodifikasi. Dengan mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua, siklus dalam spiral ini berhenti sampai pada siklus ketiga. Karena tindakan substantif yang dilakukan oleh peneliti sudah dievaluasi dalam hasil sangat baik, yaitu peneliti sudah menguasai media Video Compact Disc ( VCD ) yang dicobakan dalam penelitian ini. Siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan Hasil belajar dan suasana pembelajaran sangat menyenangkan.

Observasi refleksi

tindakan Rencana

Observasi

refleksi


(50)

commit to user C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informasi berasal dari siswa siswi kelas V SD Negeri 02 Laban serta teman guru sejawat.

2. Lokasi dan peristiwa

a) Lokasi : Ruang kelas V SD Negeri 02 Laban .

b) Peristiwa : Proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ).

3. Dokumen dan arsip berkaitan dengan proses tindakan berupa angket motivasi siswa, lembar observasi hasil penilaian proses dan perilaku proses tindakan

4. Perekaman dengan menggunakan kamera untuk mengetahui proses pembelajaran IPA dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ).

E. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas (Class Action Research) adalah siswa kelas V sejumlah 12 anak di SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu suatu penelitian sangat membutuhkan data yang objektif untuk mendapatkan data yang objektif perlu diperhatikan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data atau


(51)

commit to user

pengambil data. Untuk mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan teknik tes.

1. Teknik angket

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta informan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari informan yang jumlahnya banyak dan tidak mungkin untuk diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian ini diterapkan sebanyak dua kali, yaitu pada kondisi pratindakan dan pascatindakan. Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam pengumpulan data. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap minat belajar siswa baik sebelum dikenai treatmen maupun sesudah dikenai tretmen.

Menurut Ibnu Hadjar (1999:184-188) menggolongkan angket menjadi empat yaitu angket terbuka dan tertutup, skala, daftar cek, dan bentuk rangking. Sedangkan Suharsimi (1998:140-141) menggolongkan angket sebagai berikut:

a. Berdasarkan cara menjawab dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka dan angket tertutup.

b. Berdasarkan dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua yaitu angket langsung dan angket tidak langsung.

c. Dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi empat yaitu angket pilihan ganda, isian, check list, dan rating scale.

Berdasarkan macam-macam angket diatas, dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan jawaban pilihan ganda.


(52)

commit to user a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan

menurut waktu senggang responden.

d. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab

e. dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Selain memiliki kelebihan Suharsimi (1998:142) juga

mengemukakan kelemahan angket sebagai berikut:

1. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, adahal sukar diulang kembali kepadanya 2. seringkali sukar dicari validitanya

3. walaupun dibuat anonim, kadang responden dengan sengaja

memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 4. seringkali tidak kembali

5. waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Tujuan penggunaan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo baik sebelum dikenai perlakuan ataupun sesudah dikenai perlakuan

2. Teknik test

Test merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.

Keunggulan metode ini adalah :

a. Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi. b. Instrument penelitian yang objektif.


(53)

commit to user Sedangkan kelemahan metode ini adalah :

a. Hanya mengukur satu aspek data.

b. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang.

c. Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan. Adapun jenis-jenis teknik tes adalah berikut ini :

1) Tes Intelegensi

Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.

2) Tes Bakat

Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.

3) Tes Minat

Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).

4) Tes Kepribadian

Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta


(54)

commit to user

bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam

penyesuaian diri.

5) Tes Perkembangan Vokasional menyusun serta mengimplementasikan

rencana pembangunan masa depannya sendiri. 6) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.

Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

3. Teknik Observasi

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan observasi

Keunggulan teknik ini adalah :

a. Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi. b. Hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah.

c. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya.

d. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak. e. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap alat. Kelemahan teknik ini adalah :

a. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.

b. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.

c. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.

d. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.


(1)

E. Pembahasan

Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori yang ada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil yang didapat dapat dijelaskan bahwa :

a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 45 dan pada siklus II 70.

b. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 82.5 dan pada siklus II nilai tertinngi adalah 82.5.

c. Nilai rata – rata kelas mengalami peningkatan pada siklus I 64.37 pada siklus II rata – rata 73.54.

d. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I 58.33 % dan pada siklus II meningkat menjadi 100%.

e. Frekuensi pertanyaan siswa pada siklus I 16.6 % pada siklus II meningkat menjadi 58.33 %.

f. Kerja sama siswa dalam kelompok yang terjalin pada siklus I 16.6 % pada siklus II meningkat menjadi 83 %.

g. Keaktifan siswa pada siklus I siswa yang aktif sebesar 58.33 % pada siklus II meningkat menjadi 83 %.


(2)

Gambar 17. Histogram Perbandingan Indikator Keberhasilan Siklus I dan II

Dimana

P : pertanyaan siswa

K : kerjasama siswa dalam kelompok

Kb : ketuntasan belajar Ks : Keaktifan siswa

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui meningkatnya target setiap indikator dari siklus I ke siklus II. Indikator tersebut antara lain ketuntasan belajar, keaktifan siswa, kerjasama siswa dalam kelompok serta frekuensi pertanyaan siswa. Meningkatnya indikator yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan erat dengan media pembelajaran Video Compact Disc ( VCD ).

Dari hasil tersebut diketahui secara keseluruhan penelitian penerpaan media pembelajaran Video Compact Disc ( VCD ) dapat dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian semua kriteria keberhasilan yang ditetapkan telah terpenuhi yaitu dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa yaitu meningkatnya kerjasama siswa dalam kelompok, jumlah pertanyaan. Dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, rasa ingin tahu.

Kualitas proses dan hasil belajar siswa perlu untuk dikaji ulang atau perlu ditindak lanjuti agar kualitas proses dan hasil belajar siswa di SD Negeri 02


(3)

Laban dapat meningkat. Diyakini bahwa keberhasilan beberapa indikator keberhasilan yang sudah tercapai merupakan dampak positif dari metode mengajar yang telah diterapkan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran dengan menggunakan media VCD pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dapat meningkatkan hasil belajar.

Peningkatan kualitas proses pembelajaran tentang alat pencernaan pada tubuh manusia juga berimbas pada kenaikan kualitas hasilnya. Hal ini dibuktikan


(4)

dengan adanya peningkatan pemahaman tentang alat pencernaan pada tubuh manusia pada siklus I dan siklus II dalam menguasai materi.

Pada siklus I nilai rata-rata kelas 64.37, nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 70, anak yang mendapat nilai diatas KKM adalah 7 siswa, jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM adalah 5 siswa, nilai tertinggi 82,5 nilai terendah 45 Sementara pada siklus II mengalami peningkatan , nilai rata-rata kelas 73,54 nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 70, Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 12 siswa, siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 0 siswa, nilai tertinggi 82,5 nilai terendah 70. Cara penggunaan media VCD yang dapat meningkatkan proses pembelajaran adalah dengan 4 tahap yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut.

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu mengatasi masalah dalam kelasnya yaitu rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dan cara penggunaan media VCD yang dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA. Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) meningkatkan hasil belajar IPA dengan media Video Compact Disc (VCD) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah berhasil dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

B. Implikasi

Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan media VCD. Model yang digunakan dalam penelitian adalah model siklus, yaitu terdiri dari 2 siklus. Siklus I, II dengan pemahaman tentang alat pencernaan tubuh pada manusia.

Masing-masing siklus dilakukan selama 2 pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang. Sebelum


(5)

melaksanakan tindakan dalam setiap siklus, perlu perencanaan. Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan yang satu ke pertemuan yang lain dalam siklus pertama sampai kedua.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang

diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis, yang pada umumnya dimiliki sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran tentang alat pencernaan tubuh pada manusia dengan media VCD harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, keaktifan, kemampuan, dan kemauan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran tentang gaya gesek.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka peneliti merumuskan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru :

a. Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran.

b. Guru diharapkan selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dan mampu memicu keaktifan, keantusiasan, dan ketertarikan siswa terhadap materi dan jalannya pembelajran yang sedang berlangsung.

c. Guru diharapkan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan terhadap masalah dalam pembelajaran.

d. Guru selalu menggunakan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran, memberi motivasi bimbingan belajar pada siswa yang masih


(6)

2. Bagi siswa :

a. Siswa hendaknya lebih membuka diri untuk menerima atau merasakan sesuatu yang pernah dialami sehingga hal itu akan memperkaya kepekaan batin siswa. Dengan demikian, itu akan membantu menghadirkan daya imajinasi dalam proses pembelajaran.

b. Siswa diharapkan untuk dapat berperan aktif dalam upaya penciptaan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

c. Siswa diharapkan dapat berlatih belajar tuntas dan mandiri, tidak hanya selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga harus mampu mengembangkan potensinya di luar kelas.


Dokumen yang terkait

Penggunaan Media VCD Pembelajarn Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pengukuran Waktu Siswa Kelas V SDN Cicinde Utara I

0 7 124

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU SISWA KELAS V SDN CICINDE UTARA I

0 6 124

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

1 8 80

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Media Video Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Pojok Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Media Video Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN METODE CARD SORT PADA KELAS IV SD NEGERI 01 SEMBUNG KECAMATAN WEDI Peningkatan hasil Belajar PKn dengan Metode Card Short Pada Kelas IV SD Negeri 01 Sembung Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 0 16

PENDAHULUAN Meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Deep Dialogue pada siswa kelas V SD Negeri 02 Gebyog Kecamatan Mojogedang Tahun pelajaran 2011 / 2012.

0 3 6

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sambiroto 02 Tayu Pati Tahun P

0 2 16

PENDAHULUAN Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sambiroto 02 Tayu Pati Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 5

NASKAH PUBLIKASI Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sambiroto 02 Tayu Pati Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 18