Gambaran Responden dan Pengetahuan Masyarakat Pluralis Tentang

56

BAB III Gambaran Responden dan Pengetahuan Masyarakat Pluralis Tentang

Bencana Banjir di Kawasan Tempat Tinggalnya 3.1. Karakteristik Responden Indonesia merupakan negeri yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti letak geografis Indonesia, sejarah Indonesia dan masih ada beberapa faktor lainnya. Akibatnya Indonesia terdiri dari banyak masyarakat multikultural. Masyarakat itu tersebar diseluruh Indonesia, termasuk di kota Medan, Jalan Karya Bersama, Lingkungan III, Kelurahan Polonia. Pada tabel di bawah ini, telah dipilih responden berdasarkan etnis, yaitu warga masyarakat Cina ada sebanyak 10 orang 28,57. Responden yang berasal dari etnis Karo ada sebanyak 10 orang 28,57. Responden yang berasal dari etnis India ada sebanyak 10 orang 28,57. Responden yang berasal dari etnis lain sepert Jawa dan Melayu ada sebanyak 5 orang 14,29. Tabel 1 Responden Berdasarkan Etnis No. Etnis Frekuensi Persentase 1. Cina 10 28,57 2. Karo 10 28,57 3. India 10 28,57 4. Etnis lain Jawa dan Melayu 5 14,29 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Universitas Sumatera Utara 57 Warga masyarakat yang berbeda etnis seperti yang telah dipaparkan di atas hidup di dalam lingkungan yang sama. Berbagai aktivitas yang dilakukan tetap berjalan harmonis karena perbedaan etnis yang terjadi merupakan hal yang biasa terjadi. Tabel 2 Responden Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Persentase 1. 16 - 25 Tahun 6 17,14 2. 26 - 35 Tahun 9 25,72 3. 36 - 45 Tahun 10 28,57 4. 46 - 55 Tahun 8 22,86 5. 56 tahun keatas 2 5,71 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan umur, dapat dilihat responden yang berada pada usia 16-25 tahun ada sebanyak 6 orang 17,14. Responden yang berada pada usia 26-35 tahun ada sebanyak 9 orang 25,72. Responden yang berada pada usia 36-45 tahun ada sebanyak 10 orang 28,57. Responden yang berada pada usia 46 – 55 tahun ada sebanyak 8 orang 22,86. Responden yang berada pada usia 56 tahun ke atas ada sebanyak 2 orang 5,71. Responden yang berada pada usia 51- 55 tahun ada sebanyak 6 orang 17,15. Tabel 3 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. Pekerjaan Frekuensi Persentase 1. Pelajar 5 14,28 2. Guru 4 11,43 3. Karyawan swasta 6 17,15 4. PNS Pegawai Negeri Sipil 1 2,85 5. Wiraswasta 13 37,14 6. Ibu Rumah Tangga 6 17,15 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Universitas Sumatera Utara 58 Berdasarkan jenis pekerjaan, banyaknya jumlah responden yang masih pelajar adalah 5 orang 14,28. Responden yang bekerja sebagai guru ada sebanyak 4 orang 11,43. Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta ada sebanyak 6 orang 17,15. Responden yang bekerja sebagai PNS Pegawai Negeri Sipil ada sebanyak 1 orang 2,85. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta ada sebanyak 13 orang 37,14 dan responden yang berperan sebagai ibu rumah tangga ada sebanyak 6 orang 17,15. Tabel 4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Perempuan 25 71,43 2. Laki- laki 10 28,57 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Sedangkan pada tabel 4, berdasarkan jenis kelamin didapati jumlah responden laki- laki adalah 10 orang 28,57. Jumlah responden perempuan ada sebanyak 25 orang 71,43. Tabel 5 Responden Berdasarkan Agama No. Agama Frekuensi Persentase 1. Islam 4 11,43 2. Kristen Protestan 10 28,57 3. Kristen Katolik 4 11,43 4. Buddha 11 31,42 5. Hindu 6 17,15 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Pada tabel 5 didapati responden yang menganut agama yang berbeda yaitu 4 responden 11,43 memeluk agama Islam, 10 responden 28,57 memeluk agama Kristen Protestan, 4 responden 11,43 memeluk agama Kristen Katolik, 11 responden 31,42 memeluk agama Budha, dan 6 responden 17,15 lainnya memeluk agama Hindu. Universitas Sumatera Utara 59 Tabel 6 Lamanya Responden Tinggal di Kawasan Tempat Tinggalnya No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. 9-10 tahun 1 3,58 2. 11-15 tahun - 3. 16-20 tahun 7 25 4. 21-25 tahun 7 25 5. 26-30 tahun 5 17,85 6. 31-35 tahun 5 17,85 7. 36-40 tahun 2 7,14 8. 41-45 tahun 1 3,58 Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 6 di atas, 28 responden yang sudah lama tinggal di lingkungan ini, sebanyak 1 responden 3,58 telah tinggal selama 9- 10 tahun di lingkungan tersebut, sebanyak 7 responden 25 telah tinggal selama 16-20 tahun, sebanyak 7 responden 25 telah tinggal selama 21-25 tahun. Sebanyak 5 responden 17,85 telah tinggal selama 26-30 tahun, sebanyak 5 responden 17,85 yang telah tinggal selama 31-35, sebanyak 2 responden 7,14 yang telah tinggal selama 36-40 tahun dan 1 responden 3,58 yang telah tinggal di daerah tersebut. Ada sebanyak 3 responden 42,86 yang tinggal selama 1-3 tahun di daerah tersebut. Responden yang belum lama tinggal di daerah tersebut yaitu selama 4- 5 tahun ada sebanyak 2 responden 28,57, dan responden yang tinggal selama 6 – 8 tahun ada sebanyak 2 responden 28,57. Tabel 7 Alasan Responden Memilih Tinggal di Lingkungan Ini No. Jawaban Frekue nsi Persentase 1. Karena dari kecil sudah tinggal di lingkungan ini 17 48,57 2. Ikut keluarga yang pindah ke lingkungan ini 10 28,57 Universitas Sumatera Utara 60 3. Lingkungan tempat tinggal ini strategis 8 22,86 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Sedangkan tentang pemilihan tempat tinggal, ada sebanyak 17 responden 48,57 yang menyatakan bahwa mereka memilih lingkungan tempat tinggal tersebut karena sejak mereka kecil sudah tinggal di lingkungan ini bersama orangtuanya. Seiring dengan berjalannya waktu, warga yang tinggal di lingkungan tersebut sejak kecil tumbuh dan menghabiskan masa kecilnya di Jalan Karya Bersama, Lingkungan III, Kelurahan Polonia. Setelah mereka beranjak dewasa bahkan sampai menikah, mereka tetap tinggal di lingkungan tersebut. Sampai mereka berkeluarga dan mempunyai anak, masih tinggal di lingkungan ini. Mengingat harga tanah di masa sekarang yang harganya jauh semakin naik dibandingkan dulu membuat warga masyarakat yang dari kecil sudah tinggal di lingkungan tersebut memutuskan untuk melanjutkan kehidupannya dengan keluarga barunya di lingkungan tersebut bersama kedua orangtuanya juga. Selain alasan di atas, alasan lain mengapa warga masyarakat memilih untuk tinggal di kawasan ini adalah karena ikut keluarga yang pindah ke lingkungan ini. Ada sebanyak 10 responden 28,57 yang terlibat di dalam penelitian ini yang menyatakan alasan tersebut. Awalnya warga tersebut tidak berdomisili di lingkungan tempat tinggalnya sekarang, namun mereka pindah ke lingkungan III karena ikut keluarganya yang pindah ke daerah ini. Banyak pertimbangan mengapa mereka memutuskan untuk pindah. Dulu masih banyak tanah yang kosong di daerah tersebut yang menyebabkan banyak orang yang mau pindah kesana. Lingkungan ini juga tergolong strategis karena lokasi yang dekat dengan pusat kota, selain itu juga banyak kendaraan umum yang melewati daerah ini. Sarana transportasi yang memadai juga Universitas Sumatera Utara 61 merupakan salah satu hal penting yang dicari oleh setiap orang agar dapat menjalankan aktivitas sehari- hari. 3.2. Pengetahuan Responden Tentang Kawasan Tempat Tinggal Lingkungan tempat tinggal yang nyaman merupakan lingkungan tempat tinggal dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga memang mempunyai cara masing- masing untuk membuat lingkungan tempat tinggal mereka menjadi nyaman. Kenyamanan adalah hal yang sangat penting karena apabila kenyamanan dapat ditimbulkan di dalam lingkungan tempat tinggal kita akan menciptakan suasana yang harmonis, tidak hanya di antara anggota keluarga tetapi juga antara tetangga. Tabel 8 Responden Berdasarkan NyamanTidak Lingkungan Tempat Tinggalnya No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Nyaman 33 94,29 2. Tidak Nyaman 2 5,71 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Penelitian ini menunjukkan terdapat sebanyak 33 orang 94,29 yang menyatakan nyaman tinggal di lingkungan ini dan 2 orang 5,71 yang menyatakan tidak nyaman di lingkungan tempat tinggal mereka Kenyamanan tinggal di lingkungan ini disebutkan oleh responden karena hubungan yang harmonis yang terjalin antara setiap warga di lingkungan tersebut. Meskipun ada perbedaan tidak membuat hubungan diantara mereka menjadi canggung atau seperti membedakan antara satu dengan yang lain. Menurut responden, semakin lama mereka tinggal di lingkungan ini, hubungan mereka semakin erat dan berbaur satu dengan yang lain. Hal tersebut yang membuat warga menjadi semakin nyaman tinggal di lingkungan tersebut. Universitas Sumatera Utara 62 Bagi 2 orang responden 5,71 yang menyatakan lingkungan tempat tinggal tidak nyaman disebabkan oleh kondisi lingkungan apabila terjadi banjir. Air yang masuk ke rumah warga menyebabkan warga harus membersihkan rumahnya apabila hujan deras terjadi. Hal tersebut yang membuat responden kurang nyaman tinggal di lingkungan tempat tinggalnya. Tabel 9 Pengetahuan Tentang Perubahan Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ada Perubahan 31 88,57 2. Tidak Ada Perubahan 4 11,43 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Pada tabel 9 di atas, didapati sebanyak 31 responden 88,57 yang menyatakan bahwa di lokasi ini telah terjadi perubahan kondisi lingkungan tempat tinggal dibanding yang dulu pertama sekali mereka tinggal di lingkungan itu. Perubahan yang terjadi dirasakan oleh warga masyarakat sekitar memberikan dampak tersendiri di dalam kehidupan mereka sehari- hari. Namun 4 responden 11,43 yang merasa bahwa tidak ada perubahan yang terjadi pada kondisi lingkungan tempat tinggal mereka selama tinggal disana. Sebanyak 31 responden 88,57 menyatakan bahwa telah terjadi perubahan kondisi lingkungan di daeran tempat tinggal mereka. Perubahan- perubahan yang terjadi yaitu adanya bangunan baru, hal itu dinyatakan oleh 12 responden 34,29. Bangunan baru seperti rumah- rumah yang semakin banyak dibangun di lahan kosong di sekitar lingkungan tersebut. Komplek perumahan juga sedang dirancang untuk dibangun di sekitar rumah warga. Selanjutnya, 19 responden 54,29 melihat tempat tinggal mereka lebih ramai penduduknya dibandingkan dulu. Semakin banyak orang yang membeli rumah di daerah tersebut sehingga semakin ramai warga yang tinggal di lokasi ini. Universitas Sumatera Utara 63 Perubahan kondisi lingkungan yang terjadi selanjutnya adalah penduduk yang menjual tanahnya pada developer, ada sebanyak 2 orang 5,71 yang menyatakan hal tersebut. Lahan kosong milik warga dijual kepada developer sehingga developer dapat membangun perumahan yang berada di lingkungan tersebut. Pembangunan Hermes Palace yang terletak di samping jalan masuk menuju lingkungan III menyebabkan pembangunan Hermes Palace berdampak sedikit banyak ke lingkungan tersebut. Banyak rumah di sekitar Hermes Palace yang dijual ke developer untuk mendukung pembangunan mall tersebut. Akibat pembangunan itu pula jalanan menjadi semakin padat akan kendaraan yang berpengaruh ke lingkungan III karena banyak kendaraan yang memotong dari lingungan tersebut untuk menghindari macet. Tabel 10 Kondisi Jarak Rumah Responden dengan Rumah Tetangga No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Sangat sempit 3 8,57 2. Sudah Pas 30 85,72 3. Jarak antara satu rumah dengan yang lainnya cukup jauh 2 5,71 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Sebanyak 3 orang 8,57 yang menyatakan bahwa jarak antara rumah mereka dengan rumah di sebelahnya sangat sempit. Jarak antara satu rumah dengan rumah lain adalah 3 meter dan disebabkan oleh tidak terlalu luasnya tanah yang ada di lingkungan tersebut. Tetapi meskipun jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain sangat sempit, responden tersebut menyatakan bahwa kondisi itu tidak menyulitkan mereka. Kondisi tersebut justru menguntungkan keluarga tersebut karena untuk berhubungan dengan tetanggganya mereka tidak perlu harus keluar rumah terlebih dahulu agar bisa mencapai rumah di sebelahnya. Cukup Universitas Sumatera Utara 64 berbicara lebih keras saja, tetangga di samping rumah mereka dapat mendengar apa yang dikatakan oleh tetangganya. Ada sebanyak 2 orang responden 5,71 yang menyatakan jarak antara satu rumah dengan yang lainnya cukup jauh yaitu 10 meter. Responden yang mengatakan hal tersebut adalah warga masyarakat yang belum lama tinggal di daerah tersebut sehingga ketika warga itu pertama sekali pindah tidak dapat posisi rumah yang sesuai dengan keinginannya. Namun, meskipun jarak antara rumahnya dengan tetangga cukup jauh tidak membuat keluarga tersebut hanya selalu di dalam rumah. Sambil membeli perlengkapan sehari- hari, ibu rumah tangga dari keluarga tersebut sekaligus berinteraksi dengan warga sekitar. Selanjutnya ada sebanyak 30 responden 85,72 yang menyatakan jarak rumah mereka dengan jarang rumah tetangga sudah pas yaitu 5 meter. Pas yang dimaksud dalam pernyataan ini adalah jarak yang tidak terlalu jauh dan jarak yang tidak terlalu sempit diantara rumah- rumah yang ada di lingkungan III tersebut. Setiap warga yang tinggal disana meskipun sibuk dalam aktivitas sehari- harinya selalu menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan tetangganya. Tabel 11 Pengetahuan Tentang Saluran Pembuangan Air di Depan Rumah Responden No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Sudah bagus 19 54,29 2. Tidak bagus 16 45,71 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 S ebanyak 19 responden 54,29 menyatakan bahwa saluran air yang berada di depan rumah mereka sudah bagus. Bagus disini maksudnya adalah saluran air tersebut berfungsi Universitas Sumatera Utara 65 dengan baik dan lancar. Saluran pembuangan tersebut mengalir dengan lancar dan tidak ada sampah yang berada di saluran air tersebut. Warga masyarakat turut merasakan keuntungan dari lancarnya saluran air apabila berfungsi dengan baik. Cara warga menjaga kebersihan saluran pembuangan air adalah dengan membersihkan sampah yang ada di saluran tersebut secara rutin. Tidak semua warga masyarakat memiliki saluran air yang bagus di rumahnya. Biasanya, saluran air tersebut merupakan saluran air yang kering tidak ada air didalamnya dan terdapat banyak sampah di dalam saluran air tersebut. Ada sebanyak 16 orang 45,71 yang saluran air di depan rumahnya tidak berfungsi dengan baik. Dampak yang kurang menguntungkan juga akan timbul akibat saluran air yang tidak berfungsi dengan baik ini, salah satunya adalah dapat menimbulkan terjadinya banjir apabila terjadi hujan. Foto 7. Salah satu saluran air yang berada di depan rumah warga yang dipenuhi sampah Universitas Sumatera Utara 66 3.3. Pengetahuan Responden Tentang Bencana Banjir di Kawasan Tempat Tinggalnya Tabel 12 Pengetahuan Responden Bahwa Daerah Tempat Tinggalnya Merupakan Daerah Rawan Banjir No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Iya, saya tahu sebelumnya 14 40 2. Saya tidak tahu 21 60 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Sebanyak 14 responden 40 menyatakan bahwa mereka telah mengetahui sebelumnya bahwa daerah tempat tinggal tersebut merupakan daerah yang rawan banjir. Tanah yang rendah membuat sering terjadi banjir di lingkungan ini. Selain itu, apabila terjadi hujan, sungai yang berada di dekat rumah warga akan meluap sehingga air sungai tersebut akan menggenangi jalan dan rumah- rumah tempat tinggal warga. Responden yang tidak tahu sebelumnya mengenai hal ini ada sebanyak 21 orang 60. Responden tersebut tidak terlalu mengetahui apabila daerah tersebut merupakan daerah rawan banjir. Menurut mereka, apabila hujan turun terus- menerus memang akan mengakibatkan banjir, tetapi mereka tidak mengetahui seberapa besar banjir yang dapat terjadi di lingkungan tersebut. Tabel 13 Pengetahuan Responden Tentang Frekuensi Banjir yang Terjadi Setiap Tahun No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Sering 21 60 2. Jarang 14 40 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Universitas Sumatera Utara 67 Sebanyak 21 orang 60 yang menyatakan bahwa sering terjadi banjir di lingkungan III tersebut. Menurut responden banjir seiring terjadi terutama karena rumah tempat tinggal mereka yang tidak jauh dari sungai. Sungai yang berada di dekat tempat tinggal mereka tersebut tidak terlalu bersih. Hal tersebut dikarenakan masih banyak orang yang membuang sampah ke sungai. Akibatnya apabila terjadi hujan deras, sungai akan meluap dan air terus mengalir ke dalam rumah warga masyarakat. Banjir yang terjadi di lingkungan tempat tinggal tentu merupakan hal yang tidak disukai oleh warga masyarakat. Namun lama kelamaan warga masyarakat yang ada di lingkungan ini mulai terbiasa dengan kondisi tersebut sehingga pada saat turun hujan warga dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi banjir yang timbul akibat hujan deras yang terjadi. Responden yang menyatakan sering terjadi banjir menyebutkan dalam sebulan banjir bisa terjadi 1- 3 kali. Berarti banjir dapat terjadi setiap minggunya. Para responden juga menyatakan akibat frekuensi tersebut mereka selalu bersiap siaga sebelum banjir terjadi. Persiapan mereka seperti mengamankan perabotan yang biasanya terkena banjir apabila bencana alam tersebut terjadi. Selain itu para warga masyarakat telah menyiapkan beberapa peralatan dalam mengantisipasi terjadinya banjir agar segala bentuk kerugian dalam di minimalisir. Sebanyak 14 responden 40 menyatakan bahwa banjir jarang terjadi. Responden yang menyatakan hal tersebut merupakan responden yang rumahnya tergolong jauh dari sungai. Hujan deras yang terjadi mengakibatkan sungai meluap, namun luapan sungai tersebut memang dampaknya paling dirasakan oleh warga masyarakat yang tinggal di dekat sungai tersebut. Selain itu menurut responden kondisi rumah mereka seperti renovasi yang telah dilakukan oleh beberapa warga membawa dampak positif apabila terjadi banjir, air tidak terlalu banyak yang masuk ke dalam rumah. Banjir bahkan bisa terjadi selama 4-6 kali selama sebulan. Menurut Universitas Sumatera Utara 68 responden pernyataan mereka didasarkan pada hujan yang terus menerus turun dalam kurun waktu terakhir ini. Tabel 14 Pengetahuan Responden Tentang Kedalaman Genangan Air Akibat Banjir No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Cukup dalam 19 54,29 2. Tidak begitu dalam 16 45,71 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Ada sebanyak 19 responden 54,29 yang menyatakan bahwa genangan air yang terjadi dan masuk ke rumah cukup dalam. Akibat dari genangan air yang cukup dalam tersebut akan membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi pemilik rumah. Responden menyatakan bahwa genangan air yang masuk ke dalam rumah mencapai 10-15cm atau di atas mati kaki. Genangan air ini dapat membuat perabotan yang ada di dalam rumah yang terkena banjir menjadi rusak, terutama perabotan yang terbuat dari kayu. Selain itu sampah yang ikut masuk ke dalam rumah juga menyebabkan bau yang tidak sedap ke dalam rumah dan kondisi ini tentu tidak membuat anggota keluarga nyaman. Selain itu, responden menyatakan genangan air yang masuk ke dalam rumah setinggi 15- 30cm atau setengah betis. Kondisi genangan air ini tentu lebih merugikan daripada yang sebelumnya. Semakin tinggi genangan air yang masuk ke dalam rumah warga masyarakat tentu akan semakin membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi anggota keluarga. Selain lingkungan menjadi kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap, akibat yang ditimbulkan dari tingginya genangan air tersebut adalah terganggunya aktivitas warga masyarakat. Apabila genangan air tetap setinggi itu tentu anggota keluarga akan sulit untuk keluar rumah dan Universitas Sumatera Utara 69 melakukan aktivitasnya sehari- hari. Ada juga responden yang menyatakan genangan air yang masuk ke dalam rumah mencapai 30-50 cm atau selutut. Warga masyarakat berusaha membersihkan rumah dari genangan air, memindahkan perabotan yang ada di dalam rumah ke tempat yang lebih tinggi apalagi kondisi memungkinkan. Selain itu, responden mengemukakan bahwa mereka juga berusaha menyimpan surat- surat berharga agar tidak terkena banjir karena akan sangat merugikan apabila surat berharga tersebut terendam di dalam genangan air yang masuk ke rumah. Ada sebanyak 16 responden 45,71 lainnya menyatakan bahwa genangan air yang ditimbulkan oleh banjir tersebut tidak begitu dalam sehingga dampak yang dirasakan oleh pemilik rumah juga tidak terlalu besar. Tabel 15 Responden Berdasarkan Penyebab Banjir di Lingkungan Tempat Tinggal No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Saluran air yang tidak memadai saluran air yang tidak beres 16 45,71 2. Sampah yang menumpuk dimana- mana 13 37,14 3. Tanah tempat tinggal terlalu rendah 6 17,15 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Sebanyak 16 responden 45,71 menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya banjir dapat disebabkan oleh saluran air yang tidak memadai saluran air yang mampet. Responden yang menyatakan bahwa sampah yang menumpuk dimana- mana merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir yaitu sebanyak 13 responden 37,14. Masalah sampah memang Universitas Sumatera Utara 70 bukan masalah baru bagi lingkungan ini. Sampah yang dibuang sembarangan masih menjadi masalah utama. Himbauan mengenai akibat dari sampah yang dibuang sembarangan juga tidak merubah kebiasaan masyarakat setempat. Akibat dari membuang sampah ke sungai, yaitu menyebabkan meluapnya air sungai ketika hujan turun. Selain itu faktor penyebab terjadinya banjir menurut 6 responden 17,15 lainnya adalah tanah tempat tinggal yang terlalu rendah. Tanah di lingkungan III dianggap kurang tinggi sehingga ada beberapa warga masyarakat yang melakukan renovasi terhadap rumahnya untuk menghindari terjadinya banjir dengan menambah tanah atau meninggikan rumahnya. Tabel 16 Responden Tentang Dampak Banjir di Lingkungan Tempat Tinggal No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Lingkungan menjadi kotor 14 40 2. Air masuk ke dalam rumah 4 11,43 3. Sampah berserakan 14 40 4. Aktivitas terganggu 3 8,57 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Sebanyak 14 responden 40 menyatakan bahwa akibat dari banjir adalah lingkungan menjadi kotor. Ketika banjir surut akan banyak meninggalkan sampah yang membuat lingkungan menjadi kotor. Jenis- jenis sampah seperti Sedangkan 4 responden 11,43 yang menyatakan bahwa banjir yang terjadi di lingkungan tempat tinggal juga dapat masuk ke rumah. Air yang masuk ke dalam rumah dengan arus yang sangat kencang tentu banyak memberikan dampak yang merugikan bagi setiap keluarga yang terkena bencana tersebut. Universitas Sumatera Utara 71 Selanjutnya, sebanyak 14 responden 40 menyatakan sampah yang berserakan dimana- mana juga merupakan dampak yang terjadi apabila terjadi banjir. Sebanyak 3 responden 8,57 menyatakan bahwa akibat terjadinya banjir membuat aktivitas sehari- hari yang dilakukan terganggu. Jalanan yang tergenang banjir tidak memungkinkan warga masyarakat melakukan kegiatan sebagaimana mestinya. Akibat lainnya adalah Tabel 17 Pengetahuan Tentang Banjir Terbesar yang Pernah Terjadi di Kawasan Tempat Tinggal No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tidak tahu 2 5,71 2. 01 April 2011 33 94,29 Jumlah 35 100 Sumber: Data Primer 2012 Ada sebanyak 2 responden 5,71 yang menyatakan tidak tahu kapan banjir yang paling besar terjadi di lingkungan mereka. Menurut responden, setiap banjir yang terjadi hampir sama, apabila hujan turun sangat deras akan mengakibatkan banjir yang sangat merugikan mereka. Sebanyak 33 responden lainnya 94,29 menyatakan bahwa banjir yang paling besar yang pernah terjadi di lingkungan III yaitu banjir yang terjadi pada tanggal 01 April 2011. Hujan yang terjadi sejak kamis malam 31032011 menurut warga memang sangat deras dan tidak baru berhenti menjelang pagi hari. Sementara itu, warga mengatakan bahwa sungai yang berada di lingkungan mereka telah meluap tidak seperti biasanya. Air sungai yang mulai menggenangi jalanan yang berada di depan rumah warga terus mengalir dengan derasnya. Sebagian besar responden mengatakan mereka mengetahui banjir besar yang terjadi di lingkungan tersebut pada pagi hari ketika mereka bangun. Sebagian warga juga terbangun karena bunyi dan suara kepala lingkungan III yang mengingatkan para warga bahwa banjir besar telah terjadi. Pada saat warga Universitas Sumatera Utara 72 masyarakat melihat ke halaman depan dan dapur mereka, air telah masuk ke dalam rumah mereka. Arus air yang mengalir tersebut sangat deras sehinggga membuat warga masyarakat semakin panik, bahkan ada responden yang mengira bahwa air yang mengalir dengan sangat deras tersebut adalah awal terjadinya tsunami. Melihat banjir yang tidak seperti biasanya terjadi di lingkungan mereka, membuat warga masyarakat lingkungan III langsung panik dan membangunkan seluruh anggota keluarga mereka. Responden tersebut juga ada yang memberitahukan kepada tetangga di sebelah rumahnya yang belum bangun pada saat itu. Kondisi yang terjadi pada lingkungan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya sehingga membuat warga segera melakukan berbagai tindakan agar tidak terjadi hal yang tidak mereka inginkan. Beberapa warga pasrah dan tidak memindahkan kursi dan meja mereka, karena anggota keluarga yang lain yang diutamakan terlebih dahulu untuk diamankan. Anak- anak kecil yang dibangunkan awalnya menangis melihat kejadian tersebut, sehingga tugas bagi orangtua di dalam keluarga yang mengalami banjir tersebut semakin berat. Mereka harus menenangkan anggota keluarganya yang panik dan mereka juga tetap berusaha untuk memindahkan segala perabotan yang bisa dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Memindahkan perabotan tersebut bukanlah hal yang mudah. Responden menyatakan setelah mereka memindahkan beberapa barang berharga ke tempat yang aman dan telah mengungsikan anggota keluarga mereka, responden tersebut membantu tetangga mereka yang kesulitan dalam menghadapi banjir ini dikarenakan anggota keluarga yang ada di dalam rumah tersebut sangat sedikit. Dengan bantuan yang diberikan oleh tetangganya, setiap warga menjadi lebih cepat untuk mengungsi dengan anggota keluarga mereka. Selain itu, warga masyarakat lingkungan III juga tidak lupa untuk mengamankan surat- surat berharga yang telah mereka simpan. Mengingat surat tersebut akan sangat sulit apabila diurus kembali membuat responden yang mengalami Universitas Sumatera Utara 73 banjir pada saat itu mengamankan surat terlebih dahulu. Banjir yang terjadi pada awal April 2011 tersebut memang sangat membekas di hati dan pikiran responden yang tinggal di lingkungan III, Kelurahan Polonia. Semenjak kejadian itu, para warga selalu waspada setiap hujan deras turun dan segera mempersiapkan diri mereka apabila sewaktu- waktu banjir besar seperti yang terjadi pada awal April 2011 terjadi kembali. Ada sebanyak 13 responden 39,40 dalam penelitian ini menyatakan bahwa banyak sampah yang ikut terbawa oleh arus air yang mengalir ke dalam rumah pada saat itu. Warga yang melihat hal tersebut tidak dapat berbuat banyak karena kondisi rumah yang tergenang air cukup tinggi. Sampah yang dibawa oleh arus air tersebut berasal dari sampah- sampah yang dibuang ke dalam sungai yang berada di dekat lingkungan III tersebut. Selain itu sampah juga berasal dari sampah yang ada di jalanan di sekitar rumah warga. Keadaan tersebut membuat rumah warga yang terkena musibah tersebut menjadi jorok dan bau. Warga pun hanya bisa pasrah melihat hal tersebut dan mulai membersihkan sampah- sampah tersebut pada saat air telah surut. Selain itu, 20 responden 60,60 menyatakan bahwa masuknya aliran air yang sangat kencang ke dalam rumah merupakan kondisi yang tidak terlupakan dari banjir yang terjadi pada awal April tersebut terhadap rumah mereka. Aliran air yang dingin dan sangat deras membuat warga menjadi ketakutan akan hal- hal yang buruk akan terjadi. Pada saat matahari muncul bahkan sampai menjelang siang aliran air tersebut terus mengalir tanpa henti. Air tersebut berasal dari sungai yang meluap. Akibat dari peristiwa bencana banjir tersebut, warga yang berada di lingkungan III dan sekitarnya hanya dapat mengungsi tidak jauh dari rumah mereka dikarenakan susahnya untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain akibat arus air yang sangat kencang tersebut. Kemacetan juga terjadi di sepanjang ruas jalan bahkan sampai ke jalan raya. Banyak kendaraan yang kebingungan mencari jalan mana yang dapat dilewati meskipun jalanan yang Universitas Sumatera Utara 74 berada di sekitar lingkungan III tergenang air sehingga kendaraan yang lewat harus sangat berhati- hati melewati setiap ruas jalan. Universitas Sumatera Utara 75

BAB IV SOLIDARITAS MASYARAKAT PLURALIS DALAM MENGHADAPI