Adapun ilustrasi dari komposit berdasarkan penguatnya dapat dilihat pada
Gambar 2.1 : Ilustrasi komposit berdasarkan penguatnya
Komposit isotropik adalah komposit yang penguatnya memberikan penguatan yang sama untuk berbagai arah baik dalam arah transversal maupun longitudinal
sehingga segala pengaruh tegangan atau regangan dari luar akan mempunyai nilai kekuatan  yang  sama.  Sebaliknya  komposit  anisotropik  adalah  komposit  yang
penguatnya  memberikan  penguatan  tidak  sama  terhadap  arah  yang  berbeda, sehingga segala pengaruh tegangan atau regangan dari luar akan mempunyai nilai
kekuatan yang tidak sama baik arah transversal maupun longitudinal. Syarat  terbentuknya  komposit:  adanya  ikatan  permukaan  antara  matriks  dan
filler.  Ikatan  antar  permukaan  ini  terjadi  karena  adanya  gaya  adhesi  dan  kohesi Dalam material komposit gaya adhesi-kohesi terjadi melalui 3 cara utama :
a. Interlocking antar permukaan → ikatan yang terjadi karena kekasaran bentuk
permukaan partikel. b.
Gaya  elektrostatis  →  ikatan  yang  terjadi  karena  adanya  gaya  tarik-menarik antara atom yang bermuatan ion.
c. Gaya  vanderwalls  →  ikatan  yang  terjadi  karena  adanya  pengutupan  antar
partikel. Kualitas  ikatan  antara  matriks  dan  filler  dipengaruhi  oleh  beberapa  variabel
antara  lain:  ukuran  partikel,  rapat  jenis  bahan  yang  digunakan,  fraksi  volume material, komposisi material, bentuk partikel, kecepatan dan waktu pencampuran,
penekanan kompaksi, pemanasan sintering.
2.2 Ikatan Antar Muka
Ikatan  antar  muka  merupakan  ikatan  yang  terbentuk  antara  dua  fasa  yang berbeda.  Dimana  antarmuka  memiliki  fungsi  sebagai  media  transfer  beban  dari
matriks  ke  penguat.  Ikatan  antar  muka  mempengaruhi  kekuatan,  kekakuan,
Universitas Sumatera Utara
ketahanan  mulur  dan  degredasi  akibat  lingkungan  pada  komposit.  Ada  beberapa
ikatan yang terjadi pada antarmuka komposit :
a.
Mechanical bonding
Ikatan  mekanik  paling  efektif  ketika  ketika  gaya  dikenakan  searah  dengan permukaan. Ikatan ini dipengaruhi oleh kekasaran permukaan dimana semakin
besar  interlocking  yang  terjadi  pada  kedua  permukaan.  Sehingga  kekuatan
geser lebih berpengaruh daripada kekuatan tarik.
b.
Electrostatic bonding
Ikatan  ini  terjadi  ketika  permukaan  matriks  dan  penguat  memiliki  muatan yang  berbeda  dimana  yang  satu  positif  dan  yang  satu  negatif.  Ikatan
elektrostatik akan efektif apabila jarak keduanya pendek dan bergantung pada
kerapatan muatan.
c.
Chemical bonding
Ikatan kimia terbentuk antara gugus kimia pada permukaan penguat dan gugus harmonik pada matriks.
d.
Interdiffusion bonding
Ikatan  yang  terjadi  pada  dua  permukaan  polimer,  dimana  molekul  polimer yang  satu  akan  terdifusi  pada  jaringan  molekul  permukaan  lainnya  Syahid,
2011
2.3 Material Penyusun Komposit
Pada  penelitian  ini,  jenis  matriksnya  berupa  resin  epoksi  dan  penguatnya berupa serat rami dan serat buah pinang.
2.3.1 Serat Rami
Tanaman  rami  adalah  tanaman  tahunan  berumpun  yang  menghasilkan  serat dari  kulit  kayunya.  Tanaman  yang  diduga  berasal  dari  Cina  ini  secara  botanis
dikenal  dengan  nama  Boehmeria  nivea  L. Di Jawa Barat dikenal dengan  nama haramay,  sedangkan  di  Minangkabau  dikenal  dengan  romin.  Di  Sumatera  Barat
disebut  kelu  dan  di  Sulawesi  dikenal  gambe.  Dalam  perdagangan  internasional tanaman  ini  dikenal  dengan  sebutan  ramie.  Adapun  sistematika  botani  tanaman
rami dan gambar pohon rami Gambar 2.2 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliosida
Subkelas : Hammamelidae
Ordo : Urticales
Famili : Urticaceae
Genus : Boehmeria
Spesies : Boehmeria nivea
Gambar 2.2 Bentuk Daun Tanaman Rami
Tanaman  rami  Boehmeria  nivea,  L.  Gaud  merupakan  salah  satu  tanaman penghasil serat alam yang dapat menjadi sumber bahan baku produk tekstil seperti
halnya kapas karena memiliki kemiripan dengan kapas, bedanya kapas merupakan serat pendek sedangkan rami adalah serat panjang. Dibanding dengan kapas, serat
rami  lebih  kuat,  mudah  menyerap  keringat  dan  tidak  mudah  kena  bakteri  atau jamur.  Selain  diambil  serat  dari  kulit  batangnya,  semua  bagian  tanaman  rami
dapat  dimanfaatkan.  Akar  tanaman  rhizome  dapat  digunakan  sebagai  bahan tanaman bibit untuk  pengembangan rami, daunnya dapat sebagai pakan ternak,
sedangkan  kulit  batang  dan  kayunya  dapat  digunakan  untuk  bahan  baku  pulp maupun kompos. Rafiuddin, 2014
Bentuk serat rami terdiri dari membujur dan melintang, jika membujur bentuk memanjang seperti silinder dengan permukaan bergaris
– garis dan berkerut-kerut membentuk  benjolan-benjolan  kecil  dan  jika  melintang  bentuk  lonjong
memanjang  dengan  dinding  sel  yang  tebal  dan  lumen  yang  pipih.  Selain  itu, kualitas  serat  rami  adalah  yang  terbaik  dari  serat  lainnya.  Berikut  ini  tabel
karakteristik dari serat rami :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Perbandingan sifat serat rami dengan beberapa jenis serat lain Sifat
Rami Flax
Kapas
Panjangmm 125,0
33,0 25,0
Diameterµm 35,0
19,0 15,0
Daya lenturkgmm
2
95,0 78,0
45,0 Kelembaban
12,0 12,0
8,0 Kehalusan denier
6,0 1,0
3,2 Kekuatan10
8
dynecm
2
91,0 88,0
29,0 Daya mulur
3,7 3,3
6,9
Rami  merupakan  serat  tumbuh-tumbuhan  jenis  Boehmeria  Nivea.  Selulosa mempunyai  rumus  C
6
H
10
O
5 n
,  dimana  “n”  merupakan  derajat  polimerisasinya dan  sebagian  besar  serat  rami  68,6    -  76,2    terdiri  dari  selulosa.  Analisa
Frenderberg, Haworth dan Braun dalam buku Tekstil Fiber menunjukkkan bahwa selulosa dibentuk oleh cincin glukosa, sehingga dapat disebutkan  bahwa  struktur
serat  selulosa  merupakan  kesatuan  dari  anhydro  glukosa  yang  dihubungkan  satu dengan yang lainnya oleh jembatan oksigen pada kedudukan 1
– 4
Gambar 2.3 : Bentuk Serat Rami yang Kering
Kekuatan serat sangat dipengaruhi oleh ukuran diameter serat,  kadar  selulosa, dan  kadar  lignin.  Semakin  besar  diameter  serat,  maka  semakin  rendah  nilai
kekuatan  tarik  tensile  strength  dan  modulus  elastisitas  modulus  of elasticityMOE,  demikian  pula  sebaliknya.  Tingginya  kadar  selulosa  dan
rendahnya kadar lignin rami juga turut meningkatkan kekuatan serat rami. Analisa kimia  memperlihatkan  bahwa  selulosa  merupakan  komponen  utama  dari  serat
rami. Komposisi kimia serat rami dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Sifat fisik dan kimia serat rami Karakteristik
Nilai
Selulosa  berat 68,6
– 76,2 Lignin  berat
0,6 – 0,7
Hemiselulosa  berat 13,1
– 16,7 Pektin  berat
1,9 Lilin  berat
0,3 Sudut mikrofibril
o
7,5 Kadar air  berat
8,0 Kerapatan mgm
3
1,5
2.3.2 Serat Buah Pinang
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan, kadang dapat ditemukan tumbuh  liar di tepi sungai dan tempattempat  lain, dapat
tumbuh pada ketinggian 1-1.400 meter di atas permukaan laut. Biji buah berwarna kecoklatan  sampai  coklat  kemerahan,  agak  berlekuk-lekuk  dengan  warna  yang
lebih muda. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan  tidak  beraturan  menembus  endosperm  yang  berwarna  agak  keputihan.
Adapun sistematika botani tanaman pinang adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Kelas
: Monokotil Ordo
: Arecales Famili
: Arecaceae Genus
: Areca Spesies
: Areca catechu L. Kandungan  yang  terdapat  pada  pinang  antara  lain,  biji  buah  pinang
mengandung  alkaloid,  seperti  arekolin  C8H
13
NO
2
,  arekolidin,  arekain, guvakolin,  guvasin  dan  isoguvasin,  tanin,  flavan,  senyawa  fenolik,  asam  galat,
getah,  lignin.  Daun  pinang  mengandung  minyak  atsiri.  Serat  sabut  pinang sebagian besar  terdiri dari selulosa dengan berbagai proporsi  yang berbeda-beda
Universitas Sumatera Utara
kandungan  selulosa  sekitar  35  -  50,  hemiselulosa  35  -  64,8,  lignin  13  - 26, pektin dan protopektin.
2.3.3 Resin Epoksi
Epoksi adalah suatu kopolimer, terbentuk dari dua bahan kimia yang berbeda. Ini  disebut  sebagai  resin  dan  pengeras.  Resin  ini  terdiri  dari  monomer  atau
polimer  rantai  pendek  dengan  kelompok  epoksida  di  kedua  ujung.  Epoksi  resin paling  umum  yang  dihasilkan  dari  reaksi  antara  epiklorohidrin  dan  bisphenol-A,
meskipun  yang  terakhir  mungkin  akan  digantikan  dengan  bahan  kimia  yang serupa. Pengeras terdiri dari  monomer polyamine, misalnya Triethylenetetramine
Teta.  Ketika  senyawa  ini  dicampur  bersama,  kelompok  amina  bereaksi  dengan kelompok epoksida untuk membentuk ikatan kovalen.Setiap kelompok NH dapat
bereaksi  dengan  kelompok  epoksida,  sehingga  polimer  yang  dihasilkan  sangat silang, dan dengan demikian kaku dan kuat.
Epoksi  resin  adalah  termasuk  kelompok  plastik  thermosetting  yaitu  tidak meleleh  lagi  jika  dipanaskan  dikarenakan  material  resin  berbentuk  cairan  atau
dapat  berbentuk  padatan,  dan  akan  meleleh  pada  suhu  diatas  200
o
C.  Pada dasarnya  resin  adalah  matriks,  sehingga  memiliki  fungsi  yang  sama  dengan
matriks  yaitu  sebagai  perekatpengikat  dan  pelindung.  Komposit  bahan  kanvas rem  yang  akan  diteliti  adalah  komposit  yang  berpengikat  resin  epoksi,  resin  ini
berfungsi untuk mengikat berbagai zat penyusun di dalam bahan tersebut. Epoksi memiliki modulus young 3100 MPa, kekuatan tarik 65-79 MPa dan densitas 1150
kgm
3
. Pengerasannya terjadi karena reaksi polimerisasi, bukan pembekuan. Oleh karena  itu  epoksi  resin  tidak  mudah  di-recycle.  Contoh  yang  mudah  didapat
pasaran  adalah  plastic-steel  epoxy.  Banyak  dijual  di  bengkel,  toko  material, maupun  supermarket.  Sifat  perekat  -  ikatan  yang  luar  biasa  dari  resin  epoksi
pertama  kali  diakui  oleh  Preiswerk  dan  Gams  pada  tahun  1944  .  Pada  saat  itu perekat  epoksi  resin  diakui  sebagai  perekat  pertama  yang  menampilkan  sebuah
fungsi  kimia  serbaguna  dan  susutnya  sangat  rendah.  Epoksi  dapat  diandalkan dengan kohesi yang sangat baik, integritas struktural , dan adhesi yang luar biasa
untuk semua jenis substrat Akhmad,2014. Selain  itu,  kata  epoksi  berasal  dari  grup  kimia  yang  terdiri  dari  atom  oksigen
yang  diikat  dengan  dua  atom  karbon  yang  sudah  diikat  dengan  cara  tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk  epoksi  yang paling sederhana adalah struktur cincin dengan tiga anggota yang  disebut
“alpha–epoksi”  atau  “1.2–epoksi”.  Struktur  kimia  yang  ideal merupakan karakteristik dari molekul epoksi yang paling mudah diidentifikasikan
dengan  pewarnaan  amber  atau  coklat  epoksi  resin  memiliki  baberapa  kegunaan. Baik resin dalam bentuk cair dan agen curing memiliki viskositas rendah sehingga
mudah  diproses.  Epoksi  resin  mudah  dan  cepat  dicuring  pada  temperatur  mulai dari 5
o
C sampai dengan 150
o
C, bergantung dengan pemakaian agen curing. Salah satu  sifat  epoksi  yang  paling  penting  adalah  kecilnya  penyusutan  bentuk  selama
curing untuk  mengurangi tegangan dalam.  Kekuatan penyerapan yang tinggi dan sifat  mekanik  yang tinggi  juga  meningkatkan sifat isolator listrik,  dan ketahanan
kimia  yang  baik.  Epoksi  biasanya  digunakan  sebagai  bahan  pengikat  adhsives, campuran    caulking,    campuran  pengecoran,    sealant,  pernis  dan  cat,  juga  resin
laminasi yang diaplikasikan dalam beberapa industri.
Epoksi resin dibentuk dari rangkaian panjang struktur molekul mirip  vinylester dengan titik reaktif pada kedua sisi. Akan tetapi, pada epoksi resin titik reaktif ini
bukannya  terdiri  dari  grup  ester  melainkan  terdiri  dari  grup  epoksi.  Ketiadaan grup  ester  berarti  resin  epoksi  memiliki  ketahanan  yang  baik  terhadap  air.
Molekul epoksi juga menyimpan dua grup cincin pada titik tengahnya yang dapat menyerap  baik  tekanan  maupun  temperatur  lebih  baik  dibandingkan  grup  linier
sehingga  epoksi  resin  memiliki  ketangguhan,  kekakuan,  dan  ketahanan  terhadap panas yang sangat baik. Gambar  berikut manunjukkan suatu struktur kimia ideal
dari epoksi resin :
Gambar 2.4 Struktur Ikatan Kimia Resin Epoksi 2.3.4
Karbon Aktif
Karbon  aktif merupakan  senyawa  amorf  yang  dihasilkan  dari  bahan-bahan yang  mengandung  karbon  atau  arang  yang  diperlakukan  secara  khusus  untuk
mendapatkan daya adsorpsi yang tinggi. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa  kimia  tertentu  atau  sifat  adsorpsinya  selektif,  tergantung  pada
besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat
Universitas Sumatera Utara
besar,  yaitu  25-  1000  terhadap  berat  karbon  aktif.  Karbon  aktif  dapat  dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
1. Karbon  aktif  sebagai  pemucat,  biasanya  berbentuk  powder  yang  halus,
digunakan  dalam  fase  cair  dan  berfungsi  untuk  memindahkan  zat-zat pengganggu.
2. Karbon  aktif  sebagai  penyerap  uap,  biasanya  berbentuk  granular  atau  pelet
yang  sangat  keras,  umumnya  digunakan  pada  fase  gas,  berfungsi  untuk pengembalian pelarut, katalis, dan pemurnian gas.
Sifat  adsorpsi  karbon  aktif  sangat  tergantung  pada  porositas  permukaannya, namun  dibidang  industri,  karakterisasi  karbon  aktif  lebih  difokuskan  pada  sifat
adsorpsi dari pada struktur porinya. Bentuk pori bervariasi yaitu berupa: silinder, empat persegi panjang, dan bentuk lain yang tidak teratur Ferdina, 2010.
2.4 Aplikasi KMP Komposit Matriks Polimer
2.4.1 Rem
Rem  adalah  sebuah  peralatan  dengan  memakai  tahanan  gesek  buatan  yang diterapkan  pada  sebuah  mesin  berputar  agar  gerakan  mesin  berhenti.  Rem
menyerap energi kinetik dari bagian yang bergerak. Energi yang diserap oleh rem berubah dalam bentuk panas. Panas ini akan menghilang dalam lingkungan udara
supaya  pemanasan  yang  hebat  dari  rem  tidak  terjadi.  Desain  atau  kapasitas  dari sebuah rem tergantung pada faktor-faktor berikut ini
: 1.
Tekanan antara permukaan rem. 2.
Koefisien gesek antara permukaan rem. 3.
Kecepatan keliling dari teromol rem. 4.
Luas proyeksi permukaan gesek. 5.
Kemampuan rem untuk menghilangkan panas terhadap energi yang diserap. Perbedaan  fungsi  utama  antara  sebuah clutch kopling  tak  tetap  dan  sebuah
rem adalah bahwa clutch digunakan untuk mengaturmenjaga penggerak dan yang digerakan  secara  bersama-sama,  sedangkan  rem  digunakan  untuk  menghentikan
sebuah  gerakan  atau  mengatur  putaran.  Material  yang  digunakan  untuk  lapisan rem harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
b. Mempunyai laju keausan yang rendah.
c. Mempunyai tahanan panas yang tinggi.
d. Mempunyai kapasitas disipasi panas yang tinggi.
e. Mempunyai koefisien ekspansi termal yang rendah.
f. Mempunyai kekuatan mekanik yang mencukupi.
g. Tidak dipengaruhi oleh moisture embun dan oil minyak.
Pada  setiap  kendaraan  bermotor  kemampuan  system  pengereman  menjadi sesuatu  yang sangat penting karena dapat  mempengaruhi keselamatan kendaraan
tersebut.  Semakin  tinggi  kemampuan  kendaraan  tersebut  untuk  melaju  maka diperlukan sistem pengereman yang lebih handal dan optimal untuk menghentikan
atau  memperlambat  laju  kendaraan  tersebut.  Untuk  mencapainya,  diperlukan perbaikan
– perbaikan dalam  system pengereman. Sistem rem  yang  baik adalah sistem  rem  yang  apabila  dilakukan  pengereman  baik  dalam  kondisi  apapun
pengemudi tetap dapat mengendalikan arah dari laju pengereman Hamdi, 2013.
2.4.2 Rem Cakram Disc Brake
Rem  cakram  terdiri  dari  piringan  yang  dibuat  dari  metal,  piringan metal ini  akan  dijepit  oleh  kanvas  rem  brake  pad  yang  didorong  oleh  sebuah  torak
yang  ada  didalam  silinder  roda.  Untuk  menjepit  piringan  ini  diperlukan  tenaga yang  cukup  kuat.    untuk  memenuhi  kebutuhan  tenaga  ini,  pada  rem  cakram
dilengkapi  dengan  sistem  hidrolik,  agar  dapat  menghasilkan  tenaga  yang  cukup kuat. Sistem  hidroulik  terdiri dari master silinder,  silinder roda,  reservoir untuk
tempat  oli  rem  dan  komponen  penunjang  lainnya.
Secara  singkat sistem  kerja  rem  ini  adalah  sebagai  berikut.  Ketika  handle rem  ditarik, bubungan  yang  terdapat  pada  handle  rem  depan  akan  menekan
torak  yang terdapat di dalam master silinder. Torak  ini akan mendorong oli rem kearah  saluran  oli,  yang  selanjutnya  masuk  kedalam  ruangan  pada  silinder  roda.
Pada    bagian    torak    sebelah    luar    dipasang    kanvas    yang    disebut    brake  pad, brake pad  ini akan  menjepit piringan  metal sengan  memanfaatkan gaya tekanan
torak kearah luar yang diakibatkan oleh tekanan oli rem tadi Mustofa, 2010.
Jadi  keunggulan  sistem  hidrolik  adalah  dengan  hanya  membuang sedikit tenaga  untuk  menekan  torak  yang  ada  didalam  master  silinder,  akan  didapat
Universitas Sumatera Utara
tekanan    yang    cukup    besar    pada    bagian    silinder    roda.    Ketika    proses pengereman  roda  telah  selesai,  berarti  torak  pada  master  silinder  akan  mundur
kembali    dengan    bantuan    pegas    yang    terdapat    didalam    master    silinder, akibatnya  ruangan  didalam  master  silinder  akan  melebar  dan  oli  yang  tadi
ditekan pada silinder roda akan mengalir kembali kedalam master silinder. Untuk
menyeimbangi  pembebanan  pada  rem  cakram,  blok  rem diletakkan di antara kedua sisi  cakram dan untuk  mendinginkan cakram  yang panas  akibat  gesekan
saat    pengereman,    dibuat    lubang-lubang    kecil    pada  cakram    dimana    udara
sebagai  pendingin  dapat  mengalir  melalui  lubang tersebut Maleque, 2012. 2.4.2.1
Kanvas Rem Cakram
Kanvas  rem  merupakan  komponen  penting  pada  kendaraan  bermotor.  Untuk
memenuhi syarat dan menjaga keselamatan dalam  mengemudikan kendaraan dan kompetisi  di  pasaran,  bahan  friksi  membutuhkan  performa  friksi  yang  baik  dan
biaya  rendah.  Akan  tetapi,  biasanya  bahan  mentah  dengan  performa  friksi  yang
baik
mempunyai  harga  yang  relatif  tinggi.  Untuk  menghasilkan  “brake  lining”
yang baru dengan nilai yang cukup pada koefisien gesek
μ dan kecepatan wear
yang  rendah,  faktor  biaya  kedua  bahan  mentah  dan  proses  pembuatannya  harus
betul-betul dipertimbangkan. agar didapatkan suatu bahan dengan koefisien gesek
tinggi dan juga wear yang rendah.
Kanvas  rem  memiliki  fungsi  untuk  memperlambat  dan  menghentikan  putaran poros,  mengendalikan  poros  dan  untuk  keselamatan  pengendara  sendiri.  Kanvas
rem  yang  terlalu  keras  menyebabkan  umur  drum  atau  cakram  menjadi  pendek, sedangkan  jika  terlalu  lunak  maka  umur  kanvas  rem  akan  pendek.  Temperatur
kanvas  rem  akan  naik  akibat  gesekan  yang  terjadi  selama    pengereman.  Waktu pengereman  menentukan  temperatur  yang  timbul  pada  kanvas  rem.  Kanvas  rem
terbagi atas 2 berdasarkan komposisi struktur bahan kanvas rem: Wardana, 2012
a. Kanvas Rem Asbestos
Kanvas rem dari bahan asbestos hanya memiliki 1 jenis fiber yaitu asbes yang merupakan  komponen  yang  menimbulkan  karsinogenik.  Hal  ini  bertujuan  agar
membuat  kanvas  menjadi awet, tetapi ada kerugian  yang ditimbulkan antara  lain kelemahan dalam kondisi  basah.  Karena  asbestos  hanya terdiri dari 1  jenis  fiber,
Universitas Sumatera Utara
ketika  kondisi  basah  bahan  tersebut  akan  mengalami  efek  licin  seperti menggesekkan  jari  di  atas  kaca  basah  licin  tidak  pakem,  juga  dapat  membuat
piringan  menjadi  cepat  abis,  rem  kurang  pakem,  asbestos  hanya  bisa  bertahan sampai dengan suhu 200
o
C hal ini berarti bahwa rem asbestos akan blong fading pada temperatur 250
o
C dan harganya juga lebih murah. Kanvas rem asbestos juga tidak ramah lingkungan dan dapat menyebatkan penyakit kanker.
b. Kanvas Rem Non Asbestos