BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah deskriptif korelasi yang mengidentifikasi hubungan spiritualitas dengan strategi koping
keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4.1.1. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di unit rawat jalan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara bulan Oktober 2012 dengan jumlah sekitar 377 orang.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria
yang dikehendaki peneliti Hidayat, 2007. Adapun kriteria sampel yang digunakan terdiri dari :
1 Keluarga yang memiliki atau yang merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa. 2
Keluarga pasien dengan usia 18-60 tahun yang merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Menurut Arikunto 2006, jika jumlah populasi yang kurang dari 100 orang maka seluruh populasi dijadikan sampel. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100
orang maka dapat diambil antara 10-20. Roscoe 1975 dalam Sekaran,U, 1992
Universitas Sumatera Utara
memberikan pedoman penentuan jumlah sampel, sebaiknya ukuran sampel diantara 30 sd 500 elemen. Oleh karena itu jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 15 dari 377 orang yaitu sebanyak 56 orang.
4.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 04 Maret hingga 24 Juni 2013.
Lokasi penelitian ini dipilih oleh peneliti karena merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang khusus menangani masalah kesehatan jiwa dan jumlah pasien
yang di rawat jalan sangat banyak.
4.1.3. Pertimbangan Etik
Dalam penelitian ini peneliti tetap berpedoman pada prinsip-prinsip etik penelitian yaitu: Pertama prinsip manfaat Beneficence, berpedoman pada prinsip
ini peneliti lebih dahulu memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Jika calon responden
bersedia maka responden harus menandatangani surat persetujuan menjadi responden Informed consent. Tetapi jika responden menolak maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati haknya sesuai dengan prinsip Autonomy. Ketiga adalah prinsip kerahasiaan yaitu untuk menjaga kerahasiaan identitas
responden, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama responden dalam lembar kuesioner Anonimity. Pada lembar kuesioner hanya ditulis nomor kode
tertentu oleh peneliti. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh penulis Confidentiality.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Instrumen Penelitian