Instrumen Penelitian Desain Penelitian

4.1.4. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Instrumen ini terdiri dari tiga bagian yaitu : Kuesioner Data Demografi, Kuesioner Spritualitas dan Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa. 1. Kuesioner Data Demografi Pada bagian pertama instrumen penelitian adalah kuesioner data demografi yang meliputi jenis kelamin, umur, agama responden, pekerjaan, tingkat pendidikan responden, hubungan dengan pasien, jenis kelamin pasien, daerah asal, lamanya pasien sakit dan urutan anak yang sakit dalam keluarganya. Data demografi responden tidak dianalisis hanya untuk mengetahui karakteristik responden. 2. Kuesioner Spiritualitas Keluarga Kuesioner spiritualitas ini dimodifikasi dari kuesioner spiritualitas WHO 2010 yang berisi pernyataan untuk mengindentifikasi karakteristik spiritualitas orangtua dan disusun berdasarkan konsep yang terkait. Pernyataan untuk spiritualitas sebanyak 16 buah dengan pembagian hubungan dengan diri sendiri sebanyak 4 buah, hubungan dengan sesama terdiri dari 4 pernyataan, hubungan dengan alam terdiri dari 4 pernyataan, dan hubungan dengan Tuhan terdiri dari 4 pernyataan. Pernyataan positif sebanyak 13 buah soal : 2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,dan16 dan pernyataan negatif sebanyak 3 buah soal : 1,8, dan 15. Universitas Sumatera Utara Kuesioner disajikan dalam bentuk pernyataan dengan skala likert berupa 5 alternatif jawaban. Untuk pernyataan spiritualitas setiap pernyataan positif, jawaban “tidak ada” mendapat nilai 1, “sedikit” mendapat nilai 2, “cukup” mendapat nilai 3, “banyak” mendapat nilai 4, dan “sangat banyak” mendapat nilai 5. Dan pernyataan negatif jawaban “tidak ada” mendapat nilai 5, “sedikit” mendapat nilai 4, “cukup” mendapat nilai 3, “banyak” mendapat nilai 2, dan “sangat banyak” mendapat nilai 1. Skor tertinggi yang didapat yaitu 80 point dan skor terendah adalah 16 point. Berdasarkan rumusan statistika menurut sudjana 1992, p= rentangbanyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah sebesar 48, dan banyak kelas dibagi atas 3 kategori rendah, sedang, tinggi maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 21. Dengan p=21 dan nilai terendah 16 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka spiritualitas responden disajikan berdasarkan kelas interval berikut : Spiritualitas rendah = 16-37 Spritualitas sedang = 38-59 Spiritualitas tinggi = 60-80 3. Kuesioner Koping Keluarga Kuesioner koping keluarga dimodifikasi dari Charles S Carver 1997. Pengukuran kuesioner ini menggunakan skala likert dengan jumlah soal 14 buah. Jawaban “tidak pernah” mendapat nilai 1, “kadang-kadang” mendapat nilai 2, dan “selalu” mendapat nilai 3. Skor tertinggi yang didapat yaitu 42 point dan skor terendah adalah 14 point. Dan dengan p=14 dan nilai terendah 14 sebagai batas Universitas Sumatera Utara bawah kelas, maka tingkat koping responden disajikan berdasarkan kelas interval pertama dan disajikan berdasarkan kelas interval berikut : Maladaptif = 14 - 27 Adaptif = 28 - 41

4.1.5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarganya yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSJD Propinsi SUMUT Medan Tahun 2014

4 86 83

Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara, Medan

0 69 9

HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN Hubungan Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian SBMPTN.

0 4 15

HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI SBMPTN Hubungan Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian SBMPTN.

0 2 18

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

GAMBARAN STRATEGI KOPING YANG DILAKUKAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT.

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG DIRAWAT DENGAN PENYAKIT JANTUNG DI RSUD AMBARAWA 2005

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga 2.1.1. Definisi Keluarga - Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarganya yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSJD Propinsi SUMUT Medan Tahun 2014

0 0 16