Tanaman Sawi Brassica juncea L

daun yang tumbuh kemudian hingga membentuk krop bulat panjang yang berwarna putih. Susunan dan warna bunga seperti kubis Sunarjono, 2007 . Di Indonesia dikenal tiga jenis sawi yaitu: sawi putih atau sawi jabung, sawi hijau dan sawi huma. Sawi putih B. Juncea L. Var. Rugosa Roxb. Prain memiliki batang pendek, tegap dan daun lebar berwarna hijau tua,tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sawi hijau, memiliki ciri-ciri batang pendek, daun berwarna hijau keputih - putihan, serta rasanya agak pahit, sedangkan sawi huma memiliki ciri batang kecil - panjang dan langsing, daun panjang - sempit berwarna hijau keputih - putihan, serta tangkai daun panjang dan bersayap Rukmana, 1994 . Di antara sayuran daun, caisim merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial dan digemari masyarakat Indonesia. Konsumen menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok maupun sebagai pelengkap masakan tradisional dan masakan cina. Selain sebagai bahan pangan, caisim dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Caisim pun berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja sebagai pembersih darah Haryanto dkk., 2001 . Pada dasarnya tanaman caisim dapat tumbuh dan beradaptasi pada hampir semua jenis media. Kemasaman pH media yang optimum 5 - 6,5. Sedangkan suhu opimum yang dianjurkan adalah 15 – 20 C Uum Sumpena, 2014 . Adapun cara budidaya tanaman caisim meliputi beberapa tahapan antara lain persemaian, pengolahan persiapan media tanam, penanaman, pemupukan dan panen. Cara persemaian bibit, benih harus di rendam dengan propamokarb konsentrasi 0,1 selama ± 2 jam. Media semai terbuat dari campuran pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1. Kemudian benih yang sudah disebar ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 - 3 hari. Bibit caisim berumur 7 - 8 hari setelah semai maka siap dipindahkan ke lahan utama Uum Sumpena, 2014 . Pengolahan media tanam dilakukan satu minggu sebelum tanam. Persiapan media tanam tanaman caisim dapat dilakukan dengan cara memasukan tanah media kedalam polybag. pH yang dianjurkan adalah rendah 6,5. Setelah itu tanahmedia yang sudah dimasukan kedalam polybag harus dibuat lubang tanam sedalam 30 cm. Tanaman caisim ditanam dengan menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm. Disela – sela pengolahan lahan diberikan pupuk kandang dengan dosis 10 tonhektar, pupuk Urea 187 kghektar, KCl 112 kghektar, SP36 300 kghektar Anas D.Susila, 2006 . Kemudian setelah media tanam siap untuk ditanam maka bibit caisim yang sudah berumur 7 - 8 hari dapat dipindahkan. Pemupukan susulan diberikan dengan dosis pupuk Urea 187 kghektar dan KCl 112 kghektar Anas D.Susila, 2006 . Pupuk susulan diberikan ketika tanaman berumur 3 minggu setelah tanam. Setelah dilakukan pemupukan susulan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pemeliharaan dapat berupa penyulaman tanaman yang mati, penyiraman secara rutin. Pengendalian organism tumbuhan dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Pengendalian dapat dilakukan secara manual jika jumlah hama masih dalam ambang batas. Namun jika sudah melebihi jumlah ambang batas maka pengendalian dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida ke hama utama yaitu ulat daun Plutella xylostella . Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan tepat baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya. Kegiatan panen dilakukan pada waktu tanaman caisim berumur 35 – 40 hari setelah tanam Uum Sumpena, 2014 .

B. Kultur Hidroponik

Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Dalam praktek sekarang ini, hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman. Hidroponik sendiri memiliki 6 macam sistem, diantaranya adalah Sistem Sumbu Wick, Sistem Kultur Air Water culture, Sistem Pasang Surut Ebb and Flow Flood and Drain, Sistem Irigasi Tetes Drip Irrigation, Sistem NFT Nutrient film technique, dan Sistem Aeroponik Natasha, 2012. Menurut Raffar 1993 dalam penelitian N. Sumarni 2005 , sistem hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum untuk berproduksi dapat tercapai. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di mana pertumbuhan perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi yang diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang berimbang untuk menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal. Beberapa pakar hidroponik mengemukakan beberapa kelebihan dan kekurangan sistem hidroponik dibandingkan dengan pertanian konvensional Del Rosario dan Santos 1990; Chow 1990. Kelebihan sistem hidroponik antara lain adalah : 1. penggunaan lahan lebih efisien, 2. tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, 3. tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun, 4. kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih, 5. penggunaan pupuk dan air lebih efisien, 6. periode tanam lebih pendek, dan 7. pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.