Pendapatan Asli Daerah Tinjauan Teori .1 Belanja Modal

16 Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Memungut PAD Rasio Efisiensi = Realisasi Penerimaan PAD

2.1.3 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber- sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah.Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD.Semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan Pemerintah daerah terhadap bantuan Pemerintah pusat. Halim 2002, menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Adapun kelompok pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: 1. Pajak Daerah. 2. Retribusi Daerah. 3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan. 4. Lain-lain PAD yang sah. Pada Permendagri No 52 Tahun 2016 penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PADmemperhatikan hal - hal sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 17 1Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah: - Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan PeraturanPemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang RetribusiPengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan IzinMempekerjakan Tenaga Kerja Asing. - Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harusdidasarkan pada data potensi pajak daerah dan retribusidaerah di masing-masing pemerintah provinsi dan pemerintahkabupatenkota serta memperhatikan perkiraan pertumbuhanekonomi pada Tahun 2016 yang berpotensi terhadap targetpendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahunsebelumnya. Untuk itu, pemerintah daerah harus melakukan upayapeningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari pajakdaerah dan retribusi daerah, mengingat tren peningkatan pajak daerah dan retribusi daerah selama 5 tahun mulai dari Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015 secaranasional meningkat rata- rata sebesar Rp26,56 trilliun atau25,61, denganuraian untuk pemerintah provinsi rata- ratameningkat sebesar Rp17,65 trilliun atau 24,21 dan untuk pemerintah kabupatenkota rata-rata meningkat sebesarRp8,90 trilliun atau 29,20.Tren proporsi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap totalpendapatanasli daerah selama 5 tahun mulai dari TahunAnggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015 secaranasional rata- rata sebesar 79,28, dengan uraian untukpemerintah provinsi rata-rata sebesar 42,67 Universitas Sumatera Utara 18 dan untukpemerintah kabupatenkota rata-rata sebesar 6,63. Selanjutnya, tren proporsi pajak daerah dan retribusi daerahterhadap total pendapatan selama 5 tahun mulai dari TahunAnggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015 secaranasional rata-rata sebesar 16,65, dengan uraian untukpemerintah provinsirata-rata sebesar 87,78 dan untukpemerintah kabupatenkota rata- rata sebesar 64,22 -Dalamrangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah,PemerintahDaerah harus melakukan kegiatan penghimpunan data obyekdan subyek pajakdaerah dan retribusi daerah, penentuanbesarnya pajakdaerah dan retribusi daerahyang terhutangsampai dengan kegiatan penagihan pajakdaerah dan retribusi daerah kepada wajib pajakdaerah dan retribusi daerahsertapengawasan penyetorannya - Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotorpaling sedikit 10 sepuluh per seratus, termasuk yang dibagihasilkan pada kabupatenkota, dialokasikan untukmendanai pembangunan danatau pemeliharaan jalan sertapeningkatan modal dan sarana transportasi umumsebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. - Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupatenkota, dialokasikan paling sedikit 50 lima puluh per seratus untukmendanaipelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan olehaparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 19 - Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan sebagian dialokasikan untuk penyediaanpenerangan jalan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 ayat 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. - Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dialokasikan untukmendanai penerbitan dokumen izin, pengawasandi lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, biaya dampak negatif dariperpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, dankegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam peraturan daerah sebagaimanadiamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97Tahun 2012. - Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dialokasikan untuk mendanai peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum sesuaidenganketentuan peraturan perundang – undangansebagaimana diamanatkan dalam Pasal 9 PeraturanPemerintah Nomor 97 Tahun 2012. - Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yangditerima oleh Satuan Kerja Perangkat DaerahSKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan Pola PengelolaanKeuangan-Badan Layanan Umum Daerah PPK-BLUD,dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatanPAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan RetribusiPelayanan Kesehatan. Universitas Sumatera Utara 20 2. Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilaikekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehanmanfaat ekonomi, sosial danatau manfaat lainnya dalam jangkawaktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang PedomanPengelolaan Investasi Daerah. 3 Penganggaran Lain - lain PAD Yang Sah: - Pendapatan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain - lain PAD yang sah, obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek Hasil Pengelolaan dana bergulir dari delompok masyarakat Penerima. - Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain - Lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya. - Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP milik pemerintah daerah yang belum menerapkan PPK - BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 9002280SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan serta Universitas Sumatera Utara 21 Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah. - Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi daerah dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain - Lain PAD Yang Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek sesuai kode rekening berkenaan. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah menggunakan variable rasio efektivitas, kemandirian, dan efesiensi, belanja modal dan pendapatan asli daerah menunjukan hasil yang beragam, masing-masing peneliti menggunakan variabel yang berbeda dari tahun ke tahun. Tiap peneliti selalu bervariasi sesuai dengan kebutuhan peneliti dandisesuaikan dengan keadaan pendapatan asli daerah tersebut namun, untuk penelitian yang khusus membahas tentang pengaruh pendapatan asli daerah memoderatori dana bagi hasil, pertumbuhan ekonomi, dan belanja modal terhadap kinerja keuangan daerah memang masih sedikit didapat. penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 22 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Sirait 2009 Variabel Dependen: Peningkatan Pendapatan Per Kapita. Variabel Independen: Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah. Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Pendapatan Per Kapita. Silitonga 2009 Variabel Dependen: Belanja Modal Variabel Independen: Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Tingkat Kemandirian Daerah tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal Wijaya 2012 Variabel Dependen: Pendapatan Asli Daerah. Variabel Independen: Belanja Modal dan Fiscal stress. Variabel Moderating: Dana Bagi Hasil Pajak Dan Bagi Hasil Bukan Pajak. Secara parsial dan simultan, Belanja Modal dan Fiscal Stress berpengaruh terhadap peningkatan PAD pada pemerintah Kabupaten Kota di Sumatera Utara. Secara simultan, Belanja Modal dan Fiscal Stress dengan DBH Pajak dan Bukan Pajak sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap peningkatan PAD pada pemerintah Kabupaten Kota di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 23 Zega 2014 Variabel Dependen: Belanja Modal Variabel Independen: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah. Variabel Moderating: Dana Alokasi Khusus. PAD, DAU, DBH, SiLPA dan Luas Wilayah berpengaruh terhadap Belanja Modal secara simultan dan parsial. Berdasarkan hasil analisis data yang telah di bahas di atas, maka Hipotesis penelitian yang menyatakan PAD, DAU, DBH, SiLPA dan Luas Wilayah berpengaruh terhadap Belanja Modal secara simultan dapat diterima. Namun secara parsial ada beberapa variabel yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap Belanja Modal. Variabel PAD secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal dalam penelitian ini. Menunjukkan bahwa PAD sangat berperan penting dalam pembangunan daerah. Universitas Sumatera Utara 24 Adisti 2015 Variable Dependen: Belanja Modal. Variabel Independen: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUMDANDANA ALOKASI KHUSUS Secara simultan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan KabupatenKota di Sumatera Barat. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan KabupatenKota di Sumatera Barat. Angka koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0.596. Hal ini berarti 59,6 variasi dari Belanja Modal dijelaskan oleh variasi dari ke-tiga variabel independen Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, sedangkan sisanya 40,4 dijelaskan oleh faktor lain. Universitas Sumatera Utara 25 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Menurut Erlina 2008 : 38 menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatumodel yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independenyaitu rasio kemandirian, rasio efektivitas dan rasio efisiensi, satu variabel dependen yaitu belanja modal dan juga satu variebel moderating yaitu pendapatan asli daerah. Adapun yang menjadi kerangka konseptual dari penelitian ini adalah: H 1 H 2 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dalam pasal 1 menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Rasio Efektivitas X1 Rasio Kemandirian X2 Rasio Efesiensi X3 Belanja ModalY Pendapat Asli Daerah Z Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Efektivitas,Kemandirian Dan Efisiensi Terhadap Belanja Modal Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Rasio Efektivitas,Kemandirian Dan Efisiensi Terhadap Belanja Modal Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah di Provinsi Sumatera Utara

1 2 8

Pengaruh Rasio Efektivitas,Kemandirian Dan Efisiensi Terhadap Belanja Modal Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Rasio Efektivitas,Kemandirian Dan Efisiensi Terhadap Belanja Modal Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah di Provinsi Sumatera Utara

2 2 3

Pengaruh Rasio Efektivitas,Kemandirian Dan Efisiensi Terhadap Belanja Modal Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah di Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Belanja Daerah Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Di Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Belanja Daerah Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Di Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Belanja Daerah Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Di Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Belanja Daerah Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Di Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara

0 0 25

Pengaruh Belanja Daerah Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderating Di Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara

0 0 3