39
variabel independen secara bersama-sama simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu pengujian uji signifikansi silmultan Uji F
juga dapat dilihat melalui ketentuan berikut ini : 1.
Jika nilai F
hitung
nilai F
tabel
, maka terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai F
hitung
≤ nilai F
tabel
, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.
3.8.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual secara individual parsial terhadap
variabel dependen Lubis dkk, 2007 : 51. Hasil uji signifikansi parameter individual uji t dapat dilihat melalui uji regresi dengan menggunakan SPSS yaitu
apabila p-value sig lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05 5 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara individual parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu pengujian uji signifikansi parameter individual Uji t juga
dapat dilihat melalui ketentuan berikut ini : 1.
Jika nilai T
hitung
nilai T
tabel
, maka terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai T
hitung
≤ nilai T
tabel
, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen
3.8.3.4 Uji Koefisien Determinasi R
2
Universitas Sumatera Utara
40
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen Lubis dkk,
2007:48.Koefisien determinasi dapat diketahui dengan mengolah data dengan menggunakan SPSS yang merupakan nilai R square. Namun untuk regresi linear
berganda sebaiknya menggunakan R square yang disesuaikan atau Adjusted R square karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan
dalam penelitian. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0 sampai 1 Lubis dkk, 2007 : 48.
3.8.3.5 Uji Hipotesis dengan Menggunakan Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya
terhadap variabel dependen Gozali, 2006. Terdapat tiga cara dalam melakukan pengujian moderating yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual.
Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar
variabel dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik Ghozali, 2006 : 164. Untuk mengatasi multikolinieritas ini maka dikembangkan metode lain yang disebut uji
residual. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan uji residual dalam menguji moderating.
Model ini menggunakan konsep lack of fit yaitu hipotesis moderating ini diterima terjadi jika terdapat ketidakcocokan yang diperoleh dari deviasi
hubungan linear antara variabel independen.Hipotesis moderating diterima jika
Universitas Sumatera Utara
41
nilai t hitung adalah negatif dan signifikan.Model ini terbebas dari gangguan multikolinearitas karena hanya menggunakan satu variabel bebas.
Z = � + �
1
X
1
+ e |e| =
� + �
1
Y Z =
� + �
2
X
2
+ e |e| =
� + �
2
Y Keterangan :
Y = Belanja Modal �= Konstanta
X
1
=Rasio Kemandirian X
2
=Rasio Efektivitas X
3
=Rasio Efisiensi Z = Pendapatan Asli Daerah variabel moderating
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Undang-Undang Republik Indonesia R.I. No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi
yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera
Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.
Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatera.Dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22PemPDRI pada
tanggal 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan.Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949,
dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi TapanuliSumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 pada
tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera Utara.
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km². Menurut Keputusan
Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare ha.Yang terdiri dari Kawasan Suaka AlamKawasan
Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi
Universitas Sumatera Utara