49
independen k = 3, maka berdasarkan model tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.65 dan nilai batas bawah dl sebesar 1.214. Oleh karena
itu, nilai Dw lebih besar dari 1.65 dan lebih kecil dari 4-1.65 du d 4 – du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif
maupun negatif.
4.4 Analisis Regresi Berganda
Didalam penelitian ini menggunakan analis regresi berganda karena terdapat lebih dari satu variabel independen.
Tabel 4.11 Analisis Hasil Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance VIF
1 Constant
.590 .789
.748 .461
IT 11.871
8.071 .272
1.471 .153
.955 1.048
CR -.191
.177 -.205
-1.080 .290
.909 1.100
TATO -.698
.738 -.182
-.946 .353
.878 1.139
a. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0.590 + 11.871X1 – 0.191X2 – 0.698X3 + e
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Konstanta sebesar 0.590 artinya apabila XI dan X2 nilainya nol. b.
Koefesien regresi variabel X1 sebesar 11.871 : artinya apabila X1 dinaikkan 1 maka nilai ROE akan mengalami kenaikan sebesar 11.871 dengan asumsi
bahwa variabel independen lainnya tetap.
Universitas Sumatera Utara
50
c. Koefesien regresi variabel X2 sebesar -0.191 : artinya apabila X2 mengalami
kenaikan 1 maka nilai ROE akan mengalami penurunan sebesar 0.191 dengan asumsi variabel lain nilainya konstan.
d. Koefesien regresi variabel X3 sebesar -0.698 : artinya apabila X3 mengalami
kenaikan 1 maka nilai ROE akan mengalami penurunan sebesar 0.698 dengan asumsi variabel independen lain nilainya konstan.
4.5 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan Uji Adjusted R
2
Uji f dan Uji t t test.
4.5.1 Uji Koefesien Determinasi R
2
Nilai koefesien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefesien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0.5 dan mendekati 1.
Koefesien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah nol sampai
satu. Apabila nilai R Square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
Universitas Sumatera Utara
51
meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12 Uji Koefesien Determinasi
Sumber : Output
SPSS
Table 4.13 menunjukkan bahwa nilai koefesien korelasi R sebesar 0.389 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel Rentabilitas Ekonomis
ROE dengan variabel independennya ITO, CR, TATO adalah lemah dengan didasarkan pada nilai R yang berada di bawah 0.5.
Angka koefesien determinasi Adjusted R square adalah 0.053. Hal ini berarti 53.0 variasi dari perubahan rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh variabel
independen ITO, CR, TATO. Sedangkan 47 lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.389
a
.151 .053
1.47363 a. Predictors: Constant, TATO, IT, CR
b. Dependent Variable: ROE
Universitas Sumatera Utara
52 4.5.2 Uji Signifikan Pengaruh Secara Simultan Uji-F
Tabel 4.13 Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression
10.060 3
3.353 1.544
.227
a
Residual 56.461
26 2.172
Total 66.521
29 a. Predictors: Constant, TATO, IT, CR
b. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS
Dari uji ANOVA Analisis of variance atau uji F, maka didapat Fhitung sebesar 1.544 dengan tingkat signifikan 0.227, jauh lebih kecil dari 0.05. Oleh
karena itu, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi rentabilitas ekonomis. Secara Quick Look bila nilai F dihitung lebih besar dari pada F- tabel
2.975 maka H dapat diterima pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata Ha
ditolak, yang menyatakan semua variabel independen secara serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.
4.5.3 Uji Pengaruh Secara Partial Uji - t
Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut : H1 : Ukuran tingkat perputaran persediaan yang diukur dengan Inventory
Turnover H2 : Ukuran tingkat perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar yang diukur
dengan Current Ratio H3 : Ukuran tingkat efesiensi dalam penggunaan total aktiva yang diukur dengan
Total Asset Turnover
Universitas Sumatera Utara
53
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
hitung
dengan ketentuan : -
Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0.05, maka Ha ditolak. -
Jika t
hitung
t
tabel
pada α 0.05, maka Ha diterima.
Tabel 4.14 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .590
.789 .748
.461 IT
11.871 8.071
.272 1.471
.153 CR
-.191 .177
-.205 -1.080
.290 TATO
-.698 .738
-.182 -.946
.353 a. Dependent Variable: ROE
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.15 variabel IT memiliki koefesien beta positif yaitu
sebesar 11.871 dan t
hitung
sebesar 1.471 dengan tingkat signifikan sebesar 0.153. Sedangkan nilai t tabel uji dua arah dengan tingkat kepercayaan confidance
interval 95 atau α = 5 adalah sebesar 1.701. Artinya variabel IT memiliki
t
hitung
t
tabel
maka dapat diambil kesimpulan H diterima. Signifikansi IT sebesar
0.153 dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian Inventory Turnover IT mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomis
ROE perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Variabel CR memiliki koefesien beta negatif yaitu sebesar -0.191 dan t
hitung
sebesar -1.080 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.290. Sedangkan nilai t tabel uji dua arah dengan tingkat kepercayaan confidence interval
95 atau α = 5 adalah sebesar 1.701. Artinya variabel CR memiliki t
hitung
t
tabel
maka dapat
Universitas Sumatera Utara
54
diambil kesimpulan H diterima. Signifikansi CR sebesar 0.290 dari tingkat
signifikansi 0.05. Dengan demikian Current Ratio CR mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomis ROE perusahaan
manufaktur industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Variabel TATO memiliki koefesien beta negatif yaitu sebesar -0.698 dan t
hitung
sebesar -0.946 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.353. Sedangkan nilai t tabel uji dua arah dengan tingkat kepercayaan confidence interval
95 atau α = 5 adalah sebesar 1.701. Artinya variable TATO memiliki t
hitung
t
tabel
maka dapat diambil kesimpulan H
diterima. Signifikansi TATO sebesar 0.353 dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian Total Asset Turnover TATO mempunyai
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomis ROE perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba dan melangsungkan hidup tanpa terkecuali perusahaan manufaktur. Rentabilitas
ekonomi bisa dilihat pada posisi keuangannya. Dan posisi keuangan tersebut dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan, yang mana laporan keuangan
tersebut nantinya akan dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rasio keuangan mempunyai pengaruh
terhadap rentabilitas ekonomis baik secara simultan maupun secara parsial. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dengan sampel sebanyak 10 perusahaan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
55
Inventory Turnover, Current Ratio, Total Asset Turnover dan variabel dependennya adalah rentabilitas ekonomis ROE.
Berdasarkan hasil dari uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model berdistribusi normal, tidak terjadi multikolineritas, tidak terjadi heterokedastisitas
dan tidak terjadi autokorelasi, sehingga kesalahan bakunya kecil dan uji asumsi klasik baik digunakan untuk memprediksi rentabilitas ekonomis perusahaan
manufaktur. Persamaan regresi digunakan untuk kemampuan memprediksi, dari hasil analisis diperoleh persamaan regresi berganda :
Y = 0.590 + 11.871 IT – 0.191 CR – 0.698 TATO + e
Berdasarkan hasil uji determinasi dengan menggunakan pengukuran adjusted R
2
dengan menggunakan SPSS 18.0 diperoleh nilai adjusted R
2
atau koefisien determinasi adalah sebesar 0.053 atau 53.0. Hal ini berarti 53.0 variasi dari
perubahan rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh variabel independen IT, CR, TATO. Sedangkan 47 lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat dibuktikan bahwa :
1. Hipotesis Pertama
H
1
= Tidak berpengaruh signifikan antara IT dengan ROE Hipotesis tersebut tidak dapat diterima, dari perhitungan uji secara parsial
diperoleh nilai t hitung sebesar 1.471 dengan nilai signifikansinya sebesar 0.153 lebih besar dari 5 atau 0.05. Berarti terdapat pengaruh negatif dan tidak
signifikan antara perubahan variabel IT terhadap perubahan variabel ROE. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian R. M Riady 2006 dimana IT
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROE. Akan tetapi penelitian ini
Universitas Sumatera Utara