BAB I PENDAHULUAN
A. Terminologi Perkara
Perkara tindak pidana korupsi suap terkait sengketa pilkada Lebak-Banten menempatkan Ratu Atut Chosiah yang pada masa itu menjabat sebagai Gubernur
Banten sebagai tersangka, Jumat 20 desember KPK menahan Ratu Atut di rumah tahanan Pondok Bambu Jakarta Timur diduga sebagai tersangka kasus pemberian
hadiah kepada Akil Mochtar saat menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi dan menangani perkara sengketa pemilihan kepala daerah Lebak.
Ratu Atut diketahui mengumpulkan jajaran pegawai yang terlibat dalam sengketa pilkada Lebak di satu rumah di Permata Hijau, Jakarta Selatan, untuk
mempengaruhi bawahan yang akan menjadi saksi dalam persidangan perkara itu. KPK menduga bahwa Ratu Atut bersama adiknya Tubagus Chaeri Wardana
alias Wawan memberikan suap Rp1 miliar kepada Akil Mochtar melalui advokat Susi Tur Andayani, yang juga sudah berstatus tersangka, untuk mengurus penanganan
sengketa pilkada Lebak. Kecurigaan KPK berawal dari harta kekayaan Ratu Atut berdasarkan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LHKPN 6 Oktober 2006 Ratu Atut mencapai Rp41,93 miliar. Asetnya mencakup harta tidak bergerak berupa tanah dan
bangunan Rp19,16 miliar di Jakarta Barat, Serang, Bandung, Cirebon, Cianjur dan Pandeglang.
Harta Ratu Atut juga meliputi sejumlah alat transportasi dengan berbagai merek senilai Rp3,93 miliar, logam dan batu mulia senilai Rp8,22 miliar, Surat Berharga
senilai Rp7,85 miliar dan giro setara kas lain sejumlah Rp2,77 miliar. Berdasarkan Konferensi pers yang diadakan di Gedung
KPK Kuningan
, ketua KPK
Abraham Samad mengumumkan bahwa Ratu Atut terlibat dalam kasus dugaan
suap terkait penanganan sengketa pilkada Lebak dan ditetapkan sebagai tersangka.
1
Atut dijerat dengan Pasal 6 Ayat 1 Huruf a UU No 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat 1 nomor 1 KUHP.
Ratu Atut dinyatakan secara bersama-sama atau turut serta dengan tersangka yang sudah ditetapkan terlebih dulu yaitu adiknya
Tubagus Chaeri Wardana dalam
kasus penyuapan Ketua Mahkamah Konstitusi
Akil Mochtar . Setelah diperiksa
sebagai tersangka untuk pertama kalinya pada 20 Desember
, Atut langsung dijebloskan ke penjara. Atut ditahan selama 20 hari di
Rumah Tahanan Pondok
Bambu Jakarta. Walau begitu, Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi mengatakan
Atut tetap sebagai gubernur sampai Ia ditetapkan sebagai terdakwa. Sedangkan sebagian tugas Atut diserahkan kepada wakilnya.
Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dituntut pidana 10 tahun penjara dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Kabupaten Lebak, Banten
2013 di Mahkamah Konstitusi MK. Atut juga dituntut membayar denda Rp 250 juta subsider 5 bulan kurungan.
Jaksa menilai Atut bersama-sama adiknya, Tubagus Chaeri Wardana melakukan suap Rp 1 miliar kepada mantan Ketua MK M Akil Mochtar. Uang suap diberikan melalui
pengacara Susi Tur Andayani. Dalam sidang di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Tipikor, Jakarta,
Senin 1182014, Jaksa Penuntut Umum JPU membeberkan kronologis penyuapan itu. Jaksa menerangkan, awal perkara ini terjadi saat kemenangan pasangan Iti
Octavia Jayabaya-Ade Sumardi dalam Pilkada Lebak 2013 digugat oleh pasangan Amir Hamzah-Kasmin bin Saelan melalui penasihat hukum Rudi Alfonso ke MK
pada 8 September 2013.
B. Dakwaan Perkara