ada transfer dari petani produsen kepada produsen input non- tradable.
c. Kebijakan Input-Output
Menurut Pearson, dkk, 2005, dalam buku “Aplikasi Policy Analysis
Matrix Pada Pertanian Indonesia ”, kebijakan output dan input dalam
PAM adalah :
1 Effective Protection Coefficient : EPC = A - B I - J
EPC adalah indikator yang menunjukkan tingkat proteksi simultan terhadap output dan input tradeable. Kebijakan masih
bersifat protektif jika nilai EPC 1. Semakin besar nilai EPC berarti semakin tinggi tingkat proteksi pemerintah terhadap
komoditas pertanian domestik.
2 Net Transfer : NT = Q - R+W
Transfer bersih merupakan selisih antara keuntungan bersih yang benar-benar diterima produsen dengan keuntungan bersih
sosialnya. Nilai NT 0 menunjukkan tambahan surplus produsen yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang
diterapkan pada input dan output, dan sebaliknya, nilai NT 0 menunjukkan tidak ada surplus produsen yang disebabkan oleh
kebijakan pemerintah yang diterapkan pada input dan output,
3 Profitability Coefficient : PC = H P
Koefisien keuntungan adalah perbandingan antara keuntungan bersih yang benar-benar diterima produsen dengan keuntungan
bersih sosialnya. Jika PC 0, maka berarti secara keseluruhan kebijakan pemerintah memberikan insentif kepada produsen, dan
sebaliknya, jika PC 0, maka berarti secara keseluruhan kebijakan pemerintah tidak memberikan insentif kepada
produsen.
4 Subsidy Ratio to Producer : SRP = I X
SRP adalah indikator yang menunjukkan proporsi penerimaan pada harga sosial yang diperlukan apabila subsidi atau pajak
digunakan sebagai pengganti kebijakan. Nilai SRP negatif - menunjukkan kebijakan pemerintah yang diterapkan
menyebabkan petani mengeluarkan biaya produksi terhadap input lebih besar dibanding biaya imbangan untuk berproduksi.
Sebaliknya nilai SRP positif + menunjukkan kebijakan pemerintah yang keuntungan sosial diterapkan menyebabkan
petani mengeluarkan biaya produksi terhadap input lebih rendah dibanding biaya imbangan untuk berproduksi.
Dalam penelitian ini, analisis daya saing menggunakan PAM Policy Analysis Matrix
dibatasi hanya pada analisis keuntungan privat, keuntungan sosial, keunggulan kompetitif, dan keunggulan komparatif.