Masalah yang dihadapi pada sisi usahatani manggis adalah produktivitas manggis di Kabupaten Tanggamus tersebut masih tergolong rendah, yaitu, rata-
rata 30 –70 kg per pohon, sedangkan potensi hasil manggis umumnya 450-650
kg per pohon. Selain itu, jumlah produksi manggis yang terus mengalami peningkatan ternyata belum menjamin peningkatan pendapatan petani manggis.
Kualitas buah manggis di Kabupaten Tanggamus untuk ekspor sangat rendah hanya 10 layak ekspor dari total produksi, karena penyakit getah kuning
mencapai 20 dan burik buah 25 Berliana, 2012, sisanya dipasarkan di pasar lokal dalam negeri.
Pengembangan potensi wilayah perkebunan manggis belum maksimal, karena
masih tersedia 2 ribu hektar perkebunan manggis yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Tanggamus yang belum diperhatikan oleh pemerintah
Gumay, 2012. Dari beberapa hal tersebut maka, kebijakan peningkatan kualitas dan produktivitas manggis serta dukungan dalam pengembangan
potensi wilayah perkebunan manggis di Kabupaten Tanggamus perlu dilakukan, agar usahatani manggis di Kabupaten Tanggamus dapat berdaya
saing di pasar internasional. Menurut Tomy dalam Pearson, dkk., 2005 dayasaing dibedakan menjadi
keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Peningkatan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif usahatani manggis di Kabupaten
Tanggamus untuk menghadapi persaingan global dapat dilakukan oleh pemerintah melalui regulasi sistem agribisnis, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas buah manggis sebagai buah unggulan dan memiliki daya saing di pasar domestik dan di pasar internasional.
Policy Analysis Matrix PAM merupakan alat analisis yang digunakan dalam
penelitian dengan tujuan menganalisis daya saing produk pertanian dan dampak penerapan kebijakan pemerintah terhadap daya saing produk pertanian.
Dampak kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi keunggulan kompetitif dan komparatif produk pertanian. Muslim dan Nurasa 2001 menyatakan bahwa
keunggulan komparatif berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kegiatan ekonomi, sehingga penting dilakukan analisis sensitivitas keunggulan
kompetitif dan komparatif usahatani manggis di Kabupaten Tanggamus, dengan pertimbangan bahwa kebijakan mikro dan makro pemerintah baik pada sisi
input maupun output akan berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif dan komparatif usahatani manggis di Kabupaten Tanggamus. Hal ini senada dengan
hasil penelitian Aji dalam Pearson,dkk., 2005 yang menyatakan bahwa analisis PAM bersifat statis sehingga perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk
mengetahui sensitivitas daya saing usahatani manggis di Kabupaten Tanggamus, apabila terjadi perubahan pada sisi input dan output.
Langkah akhir yang dapat dilakukan adalah menarik kesimpulan dari hasil
analisis serta memberikan saran terbaik kepada pemerintah sebagai penentu kebijakan regulasi, dan saran kepada petani manggis sebagai produsen untuk
dapat meningkatkan daya saing buah manggis. Skema kerangka pemikiran operasional penelitian disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Paradigma Analisis Keunggulan Kompetitif dan Keunggulan
Komparatif Usahatani Manggis di Kabupaten Tanggamus, 2012
Usahatani manggis
Proses Produksi
Output Buah
Manggis Input
1. Saprodi -benih
-pupuk -obat-obatan
2. Tenaga kerja 3. Alsintan
4. Lahan
Harga Input Harga Output
Biaya Produksi Cost
Penerimaan Revenue
Pendapatan Benefit
Analisis Daya Saing
Tidak Berdaya Saing
Berdaya Saing
Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif
-Policy Analyisis Matrix PAM
-Analisis Sensitivitas
Kebijakan Pemerintah
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data
yang berhubungan dengan penelitian. Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan sumberdaya alam, tenaga kerja
dan modal yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan atau aktifitas tersebut. Dalam penelitian ini, hal yang berhubungan dengan
usahatani dapat dilihat pada Tabel 5.
Policy analysis matrix PAM adalah alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui dampak kebijakan pemerintah dan kegagalan pasar dalam keuntungan privat dan keuntungan sosial dari sistem usahatani dan dalam
efisiensi penggunaan sumberdaya. Dalam penelitian ini, hal yang berhubungan dengan PAM dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Variabel usahatani manggis yang akan diteliti
No. Variabel
Satuan
1. Produksi adalah hasil panen yang diperoleh dari hasil
usahatani yang berupa buah manggis, dihitung dalam periode tahunan.
Kgtahun
2.
3.
4. Penerimaan petani adalah jumlah uang yang diterima
petani, diperoleh dari hasil penjualan hasil panen, penerimaan tersebut dalam present value PV.
Penerimaan total dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah seluruh hasil produksi dengan harga jual.
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Biaya produksi terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel, dihitung dalam periode tahunan. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam
berusahatani yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume produksi, yang meliputi penyusutan alat, nilai sewa
lahan, dan pajak lahan, dihitung dalam periode tahunan. Rp
Rptahun
Rptahun
5. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani dan jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan produksi output yang dihasilkan, berupa biaya pupuk,
obat-obatan, dan tenaga kerja, dihitung dalam periode tahunan.
Rptahun
6. Biaya tenaga kerja adalah banyaknya biaya yang harus
dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja tersebut, baik dari dalam maupun luar keluarga, dihitung dalam
periode tahunan. Rptahun
7. Harga input adalah harga yang dibayar oleh petani untuk
membeli faktor-faktor produksi, seperti sarana produksi pupuk dan pestisida dan peralatan pertanian, dihitung
dalam periode tahunan. Rpunit
8. Harga produk output adalah harga yang diterima oleh
petani dari menjual hasil panen. Rpkg
9. Pendapatan adalah balas jasa yang diterima petani dari
kerja dan pengelolaan usahataninya. Besarnya pendapatan dapat dihitung dengan mengurangi penerimaan usahatani
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dihitung dalam periode tahunan.
Rptahun
Tabel 6. Variabel dan Indikator PAM yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian
No. Variabel
Satuan
1. Harga pasar, harga privat atau harga finansial adalah harga
yang benar-benar terjadi dalam transaksi antara penjual dan pembeli atas output maupun input
Rpkg
2. Harga sosial, harga bayangan, atau harga ekonomi adalah
harga pada pasar persaingan sempurna yang mewakili biaya imbangan sosial.
Rpkg
3. Biaya input tradable adalah biaya atas sejumlah input yang
dapat diperdagangkan di pasar dunia sehingga memiliki harga pasar internasional seperti pupuk dan pestisida.
Rpunit
4. Biaya input non-tradable adalah biaya atas sejumlah input
yang tidak dapat diperdagangkan secara internasional, seperti lahan dan tenaga kerja.
Rpunit
5. Keuntungan finansial privat profitability adalah selisih
antara penerimaan usahatani dengan total biaya yang diperhitungkan dengan menggunakan harga pasar.
Rpha
6. Keuntungan ekonomi sosial provitability adalah selisih
antara penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani yang diperhitungkan dengan menggunakan harga sosial.
Rpha
7.
8.
9. Divergensi adalah perbedaan antara perhitungan privat
dengan perhitungan sosial yang disebabkan oleh adanya distorsi kebijakan atau kegagalan pasar.
Privat cost ratio
PCR adalah rasio biaya faktor domestik yang dihitung pada harga privat dengan selisih antara
penerimaan privat dengan biaya input tradable privat. Domestic resource cost
ratio DRCR adalah rasio biaya faktor domestik pada harga sosial dengan selisih antara
penerimaan pada harga sosial dengan biaya input tradable pada harga sosial.
Rpha
-
-
Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian adalah suku bunga
pinjaman komersial, yaitu 17,91 suku bunga rata-rata pada 5 tahun terakhir 2008-2012. Tingkat suku bunga privat dan sosial diasumsikan sama, dan