Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Pada kestabilan Sampel Enzim Asetilkolonesterase Dari Darah Manusia

(1)

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN PADA

KESTABILAN SAMPEL ENZIM ASETILKOLINESTERASE

DARI DARAH MANUSIA

TESIS

Oleh

TUTI HANDAYANI

047008008/BM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN PADA

KESTABILAN SAMPEL ENZIM ASETILKOLINESTERASE

DARI DARAH MANUSIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Studi Biomedik

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

TUTI HANDAYANI 047008008/BM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN PADA KESTABILAN SAMPEL ENZIM ASETILKOLINESTERASE DARI DARAH MANUSIA

Nama Mahasiswa : Tuti Handayani Nomor Pokok : 047008008 Program Studi : Biomedik

Menyetujui Komisi Pembimbing

(dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D) (Prof. Burhanuddin Nasution, Sp.PK (K)) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 16 Januari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D

Anggota : 1. Prof. Burhanuddin Nasution, Sp.PK (K) 2. Prof. Dr. Dwi Suryanto, MSc


(5)

ABSTRAK

Penelitian tentang Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Pada Kestabilan Sampel Enzim Asetilkolinesterase Dari Darah Manusia dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2008 di laboratorium Terpadu Universitas Sumatera Utara.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) dari darah 10 pria sehat usia 18-25 tahun (mahasiswa Universitas Tjut Nyak Dhien Medan).

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, dan analisa statistik dilakukan dengan ANOVA. Plasma darah yang diperoleh diukur aktifitas enzim asetilkolinesterase (0 minggu), lalu plasma darah tersebut disimpan pada suhu -20≡Χ, 4-6≡Χ, δαν 25-30≡Χ σελαmα 2 δαν 4

minggu kemudian dilakukan pengukuran kembali aktifitas enzim asetilkolinesterase. Pengukuran aktifitas enzim asetilkolinesterase dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer (genesys 5).

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa plasma darah yang disimpan pada suhu -20≡Χ δαν 4-6≡Χ σελαmα 4 mινγγυ τιδακ mεmπενγαρυηι

terhadap kestabilan dan aktifitas enzim asetilkolinestrase. Sedangkan penyimpanan pada suhu 25-30≡Χ σελαmα 2 - 4 minggu berpengaruh terhadap kestabilan aktifitas enzim tersebut.


(6)

ABSTRACT

The research about Effect on Temperature And the Storage length of

Stability of Sample Enzyme Achetylcolinesterase From Blood Human which was

conducted on March until May 2008 at the Interrelated Discipline Laboratory of University of North Sumatra.

The sample of this research has been taken by way of complete simple random sampling from 10 healthy male and with the age of 18 up to 25 (University of Tjut Nyak Dhien Medan).

The method used in this research is complete factorial random, and statistic analysis conducted by way of variant analysis (ANOVA). The obtained Blood plasma is measured through the activities of enzyme achetylcolinesterase (zero week), then the blood plasma was stored in the temperature of -20≡Χ, 4-6≡Χ, ανδ 25-30≡Χ ωιτηιν

2 and 4 weeks then the re-measurement is conducted on the activity of Enzyme Achetylcolinesterase. In term of the measurement of enzyme achetylcolinesterase activity, spectrophotometer (genesys 5).

The result of this research, the blood plasma which was kept in the temperature of -20≡Χ ανδ 4-6≡Χ διδ νοτ αφφεχτ τηε σταβιλιτψ οφ ενζψmε

achetylcolinesterase activities within 4 weeks, while the blood plasma that was stored in the temperature of 25-30≡Χ ανδ τηε ενζψmε αχηετψλχολινεστερασε αχτιϖιτψ τενδσ το

change after being stored within 2- 4 weeks.


(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Pada Kestabilan Sampel Enzim Asetilkolinesterase Dari Darah Manusia. Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Studi Biomedik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Dengan selesainya tesis ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. H. Chairuddin P. Lubis,

DTM&H, Sp.A (K) dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

Direktur Sekolah Pascasarjana USU Medan, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.

M.Sc dan Ketua Program Studi Ilmu Biomedik sekaligus Ketua Komisi Pembimbing, dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D atas kesempatan, fasilitas dan dorongan yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program magister di Sekolah Pascasarjana USU Medan.

Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Prof. Burhanuddin Nasution, Sp.PK (K) (sebagai Anggota Komisi


(8)

Pembimbing) serta Prof. Dr. Dwi Suryanto, MSc dan Dr. Ramlan Silaban, M.Si. (Komisi Pembanding) yang dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, semangat, bantuan serta saran-saran yang bermanfaat kepada penulis dari persiapan penelitian sampai pada penyelesaian tesis ini. Terima kasih juga disampaikan kepada semua dosen yang telah membimbing penulis selama mengikuti program magister ini.

Ucapan terima kasih yang tulus dan rasa hormat penulis sampaikan kepada orang tua penulis Ayahanda H. Sabaruddin Yus dan Ibunda Hj. Siti Markiah yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik penulis sehingga menjadi manusia yang berguna. Suami tersayang Irwansyah Simbolon, yang telah dengan tabah dan sabar memberikan dorongan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Biomedik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Untuk ananda tersayang Alm. Muzuni yang telah memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini, walaupun ananda hanya sebentar bersama penulis. Kedua Mertua penulis Bapak Khaidir Simbolon dan Ibu Maharani serta Bulek Hj. Siti Mudjina juga saudara penulis Mbak Evie, Mas Is, Mas Rudi, Mbak Indri, Mas Herri, Mbak Ida, Mas Budi, Mbak Wana dan adik penulis Suryani Simbolon juga keponakan penulis yang telah memberikan dukungan moril.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh teman-teman seperjuangan, mahasiswa Sekolah Pascasarjana USU Program Studi Ilmu Biomedik angkatan 2004 atas segala kerjasama dan kekompakan yang telah terjalin selama ini.


(9)

Kepada seluruh pihak yang telah membantu selama penulis mengikuti pendidikan ini tak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga.

Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan dalam berbagai bidang, karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran demi penyempurnaan tulisan ini pada masa mendatang. Hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga selalu diberikan petunjuk-Nya, Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan, Juli 2009 Penulis


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Tuti Handayani

2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 April 1971

3. Agama : Islam

4. Status : Menikah

5. Alamat : Jl. Kapt. M. Jamil Lbs No. 199/48 Medan

6. Telp/HP : (061) 7382849 / 081534733550 / (061) 77420170

7. Pendidikan :

SD Budi Satya Medan : 1977 1983

SMP Budi Satya Medan : 1983 1986 SMA Negeri 10 Medan : 1986 1989 Sarjana (S1) Fakultas MIPA USU : 1990 1996 Pascasarjana (S2) Biomedik SPS USU : 2004 2009 8. Riwayat Pekerjaan :

Staf Pengajar SMA Yayasan Perguruan

Pangeran Antasari : 1999 2006

Staf Pengajar SMKN I Medan : 2000 2004 Staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Hipotesis... 5

1.5. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Enzim... 6

2.2. Asetilkolinesterase (AChE)... 7

2.3. Sintesis Asetilkolinesterase (AChE) ... 7

2.4. Fungsi Asetilkolinesterase... 9

2.5. Pengukuran Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase (AChE) 12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

3.2. Alat dan Bahan ... 14

3.3. Rancangan Penelitian ... 14

3.4. Populasi Penelitian ... 15

3.5. Sampel Penelitian ... 15

3.6. Besar Sampel ... 15

3.7. Pelaksanaan Penelitian ... 16

3.8. Variabel yang Diamati... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1. Hasil... 20


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1. Kesimpulan... 28

5.2. Saran ... 28


(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman 1. Rerata Aktifitas Enzim asetilkolinesterase (AChE)... 20


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 1. Hidrolisis asetilkolin oleh asetilkolinesterase (AChE) ... 2

2. Sintesis asetilkolin dari kondensasi kolin dengan asetil CoA yang dikatalisir oleh enzim kolin asetiltransferase ... 8

3. Berbagai peristiwa biokimia yang berlangsung di ujung saraf kolinergik,

Asetilkolin (ACh), Asetilkolinesterase (AChE) dan reseptor (X)... ... 8 4. Ringkasan reaksi asetilkolin di sinaps ... 10 5. Struktur tiga dimensi (3-D) dari asetilkolinesterase (AChE) pada ikan

Torpedo california (Tc AChE) ... 12

6. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase 0 minggu dan

setelah 2 minggu serta 4 minggu penyimpanan... 21 7. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Sebelum

Perlakuan (0 Minggu) Dan Setelah Perlakuan Disimpan Pada Suhu -20≡Χ Σελαmα 2 Μινγγυ δαν 4 Μινγγυ ... 22 8. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Sebelum

Perlakuan (0 Minggu) Dan Setelah Perlakuan Disimpan Pada Suhu 4-6≡Χ Σελαmα 2 Μινγγυ δαν 4 Μινγγυ... 22 9. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Sebelum

Perlakuan (0 Minggu) Dan Setelah Perlakuan Disimpan Pada Suhu 25-30≡Χ Σελαmα 2 Μινγγυ δαν 4 Μινγγυ... 23 10. Grafik Histogram Aktifitas Enzim asetilkolinesterase Yang Disimpan

Pada Suhu -20≡Χ Dαν 4-6≡Χ σετελαη 2 mινγγυ... 24 11. Grafik Histogram Aktifitas Enzim asetilkolinesterase Yang Disimpan

Pada Suhu -20≡Χ Dαν 4-6≡Χ σετελαη 4 mινγγυ ... 24 12. Grafik Histogram Aktifitas Enzim asetilkolinesterase Yang Disimpan

Pada Suhu 4-6≡Χ Dαν 25-30≡Χ σετελαη 2 mινγγυ... 25 13. Grafik Histogram Aktifitas Enzim asetilkolinesterase Yang Disimpan

Pada Suhu 4-6≡Χ Dαν 25-30≡Χ σετελαη 4 mινγγυ... 25


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Data Penelitian ... 31 2. Analisa Data ... 32 3. Surat Keterangan Kesehatan Mahasiswa ... 36


(16)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Pada hakikatnya ini adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas serta menambah produktifitas kerja yang lebih baik.

Pada saat ini, praktek dunia kedokteran modern sering mempergunakan enzim untuk dugaan beberapa penyakit seperti Myocardiac Infarction yang mempergunakan Kreatin Kinase (KK) dan Laktat Dehidrogenase (LDH) serta Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) untuk mengetahui adanya kerusakan jaringan hati dan lainnya. Pengujian dengan enzim di atas berdasarkan jumlahnya dalam darah. Selain jumlah, aktifitas enzim seperti asetilkolinesterase (AChE), juga dapat memberikan informasi penting dan menjadi perhatian dengan timbulnya penyakit. Aktifitas asetilkolinesterase menurun menandakan adanya kerusakan jaringan hati. Penetapan jumlah dan aktifitas enzim yang telah diuji di laboratorium sangat membantu dalam menegakkan diagnosis beberapa penyakit (Mc.Kee and Mc.Kee, 2003).

Asetilkolinesterase (AChE) adalah enzim yang mendegradasi asetilkolin. Asetilkolin adalah suatu neurotransmiter yang berfungsi dalam menghantarkan impuls syaraf. Asetilkolin yang berfungsi dalam transmisi syaraf, harus segera


(17)

didegradasi dalam beberapa milidetik sebelum tiba impuls syaraf berikutnya, untuk mencegah stimulasi berlebihan dari reseptor syaraf (Voet and Voet, 2004). Reaksi kimia hidrolisis asetilkolin oleh asetilkolinesterase (AChE) seperti terlihat pada Gambar 1. di bawah ini:

(Sumber : http:// www/ Chemistry emory-Edu- Justice- Seminar, 2006) Gambar 1.: Hidrolisis asetilkolin oleh asetilkolinesterase (AChE)

Gangguan kesehatan dapat terjadi akibat adanya penumpukan asetilkolin pada ujung syaraf. Hal ini dapat terjadi karena adanya penghambat kompetitif yang menyerang situs aktif dari asetilkolinesterase seperti tacrine edrophonium dan penghambat non kompetitif misalnya propidium gallamine yang berikatan dengan

peripheral site ataupun decamethonium dan BW284c51 yang mampu menyerang

keduanya. Organofosfat yang merupakan satu dari golongan pestisida yang banyak dipergunakan masyarakat juga berpotensi sebagai penghambat kompetitif yang menyerang situs aktif dari asetilkolinesterase. Organofosfat tersebut masuk ke tubuh melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan kulit. Di dalam tubuh organofosfat berikatan dengan enzim asetilkolinesterase dan menghambat kerja


(18)

enzim ini sehingga asetilkolin tidak dihidrolisis menjadi asetat dan kolin (Voet and Voet, 2004; Giles, 2006).

Dengan demikian asetilkolinesterase merupakan enzim yang biasa dipergunakan untuk menunjukkan adanya indikasi keracunan organofosfat, karena asetilkolinesterase tidak berfungsi maka terjadi penumpukan asetilkolin pada ujung syaraf, sehingga syaraf dalam tubuh terus-menerus mengirim perintah kepada otot tertentu. Dalam keadaan demikian otot-otot tersebut senantiasa berkontraksi tanpa dapat dikendalikan. Disamping timbulnya kontraksi gerakan otot tertentu, gejala lain dari keracunan pestisida organofosfat adalah pupil atau celah iris mata menyempit sehingga penglihatan menjadi kabur, mata berair, mulut berbusa atau mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, pusing, lemas, detak jantung cepat, mual, muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, otot-otot tidak dapat digerakkan, lumpuh dan pingsan. Gejala tersebut disebabkan berkurangnya aktifitas enzim asetilkolinesterase karena diikat pestisida organofosfat dan ikatan ini bersifat irreversibel (Voet and Voet, 2004).

Di laboratorium dapat diperiksa aktifitas enzim asetilkolinesterase dengan menggunakan sampel serum darah. Pemeriksaan aktifitas enzim asetilkolinesterase ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, pH, dan waktu. Disamping itu penyimpanan sampel penting diperhatikan untuk mempertahankan kestabilan enzim ini terutama berkaitan dengan temperatur penyimpanan. Enzim asetilkolinesterase yang immobil jika disimpan pada temperatur 4°Χ δαπατ βερταηαν σελαmα 140 ηαρι.


(19)

Plumlee et al (1994) melakukan penelitian tentang pengaruh lama penyimpanan dan suhu penyimpanan pada sampel darah. Hasil penelitiannya menunjukkan sampel darah yang disimpan selama 1 minggu masih dapat digunakan untuk mengukur aktifitas asetilkolinesterase jika disimpan pada suhu 50C sedangkan plasma kolinesterase jika disimpan selama 21 hari pada suhu 40C dalam larutan

citrate-phosphate-dextrose aktifitasnya hanya tinggal 87 % saja (Epstein et.al., 1980;

King and Morgan, 1970).

Penyimpanan enzim asetilkolinesterase ini penting diperhatikan, karena kemungkinan lokasi pengambilan sampel dan tempat analisis sampel bukan berada pada satu daerah, sehingga cara penyimpanan dan transportasinya akan mempengaruhi aktifitas enzim tersebut. Salah satu cara yang saat ini dipergunakan untuk penyimpanan sampel adalah dengan pendinginan (Feld, 2006).

Suhu merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada proses penyimpanan sampel yang akan dianalisis. Perubahan suhu dapat mempengaruhi aktifitas enzim tersebut dan ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi hasil pemeriksaan terhadap aktifitas enzim tersebut.

Pada saat ini kondisi arus listrik di kota Medan dalam keadaan yang tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi suhu penyimpanan sampel yang akan diperiksa dan selanjutnya akan memberikan pengaruh pada kinerja hasil pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan enzim asetilkolinesterase.


(20)

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pengaruh perbedaan suhu dan lamanya penyimpanan terhadap aktifitas enzim asetilkolinesterase.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah :

Untuk melihat hubungan antara suhu penyimpanan dan lamanya waktu penyimpanan dengan aktifitas enzim asetilkolinesterase.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui aktifitas enzim asetilkolinesterase yang disimpan pada suhu –200C, 4-60C dan 25300C , masing-masing selama 2 dan 4 minggu.

1.4 Hipotesis

Suhu 4-60C merupakan suhu yang paling baik untuk penyimpanan selama 2 dan 4 minggu serta tidak mempengaruhi aktifitas enzim asetilkolinesterase.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan juga sebagai bahan informasi untuk laboratorium dan pelayanan kesehatan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Enzim

Reaksi-reaksi biokimia yang sangat kompleks berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup secara terus-menerus dengan kecepatan yang sangat tinggi dan terarah. Reaksi yang kompleks ini dapat juga berlangsung di luar sel, tetapi reaksinya berjalan dengan lambat. Hal ini disebabkan di dalam sel hidup terdapat suatu zat yang bersifat sebagai biokatalisator yaitu enzim. Enzim disintesis dalam sel, dapat mempercepat proses suatu reaksi tanpa mempengaruhi hasilnya, sehingga kecepatan reaksi dapat berjalan sesuai dengan proses biokimia yang dibutuhkan untuk mengatur kehidupan.

Enzim adalah suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses aktifitas biologis. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Karena enzim adalah protein maka enzim memperlihatkan sifat-sifat protein, yaitu amfoter, membentuk larutan koloidal, mempunyai berat molekul yang tinggi dan kehilangan aktivitasnya oleh apa saja yang menyebabkan denaturasi protein seperti panas, asam-basa kuat, logam-logam berat, pelarut organik dan sebagainya.


(22)

Setiap enzim bekerja hanya terhadap zat tertentu saja yaitu suatu substrat. Untuk mempermudah mengenal lebih jauh tentang enzim dilakukan pengklasifikasian sesuai dengan substrat yang dikerjakannya ditambah dengan akhiran ase. The International Union of Biochemistry (IUB), memberikan sistematik penamaan enzim berdasarkan reaksi yang dikatalisnya dan sampai saat ini dikenal enam kelompok besar enzim yaitu oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase (Mc. Kee and Mc. Kee, 2003).

2.2 Asetilkolinesterase (AChE)

Satu dari sekian banyak enzim dalam tubuh adalah asetilkolinesterase atau sering disingkat dengan kolinesterase saja. Studi tentang kolinesterase diawali pada tahun 1914, kemudian dilanjutkan oleh Loewi dan Navratil pada tahun 1926 dengan mengisolasi dari jantung katak untuk membuktikan adanya penghambatan

physostigmin (eserine) dan efeknya pada asetilkolin. Selanjutnya pada tahun 1932

Stedman et al mengisolasi enzim ini dari serum kuda dan dikenal sebagai kolin-esterase (Giles, 2006). Kolinkolin-esterase ini berfungsi untuk mendegradasi asetilkolin menjadi kolin dan asam asetat.

2.3 Sintesis Asetilkolinesterase (AChE)

Struktur asetilkolin yang relatif sederhana, terdapat di sebahagian besar vesikel-vesikel kecil dan bening dalam konsentrasi tinggi di tonjolan-tonjolan akhir neuron yang melepaskan asetilkolin (neuron kolinergik). Asetilkolin disintesis oleh


(23)

adanya kondensasi kolin dan asetil CoA yang dikatalisir oleh enzim kolin asetil transferase yang reaksinya seperti terlihat di bawah ini:

(Sumber : Devlin, 2000)

Gambar 2. : Sintesis asetilkolin dari kondensasi kolin dengan asetil CoA yang dikatalisir oleh enzim kolin asetiltransferase

Kolin juga dibentuk dalam neuron, asetat diaktifkan melalui penggabungan gugus asetat dengan koenzim A reduksi. Reaksi antara asetat aktif (asetil koenzim A) dengan kolin, dikatalisis oleh enzim kolin asetiltransferase. Kolin secara aktif diambil ke dalam neuron kolinergik dengan menggunakan suatu transporter seperti terlihat pada Gambar 3. di bawah ini:

Neuron kolinergik

(Sumber : Ganong, 1995)

Gambar 3 : Berbagai peristiwa biokimia yang berlangsung di ujung saraf kolinergik, Asetilkolin (ACh), Asetilkolinesterase (AChE) dan reseptor (X)


(24)

Enzim kolin asetiltransferase dengan kosentrasi tinggi terdapat di sitoplasama ujung-ujung saraf kolinergik, lokasinya demikian spesifik sehingga adanya enzim ini dengan konsentrasi tinggi di suatu daerah persarafan, menunjukkan bahwa sinaps-sinaps di daerah itu adalah kolinergik (Ganong, 1995). Selain di syaraf asetilkolinesterase (AChE) juga dapat dijumpai di darah.

Kolin diperoleh dari diet, beberapa diperoleh dari reabsorbsi synaptic junction atau dari sumber metabolik lainnya. Sumber terbesar asetil CoA adalah dekarboksilasi piruvat oleh kelompok piruvat dehidrogenase (Devlin, 2000). Asetil CoA disintesis di mitokondria dan kolin asetiltransferase terdapat di sitosol. Sintesa asetilkolin berlangsung pada neuron presinaptik. Asetilkolin dilepaskan dan berinteraksi dengan reseptor nikotinik yang terletak pada membran post sinaptik.

2.4. Fungsi Asetilkolinesterase

Kerja asetilkolin pada membran post sinaptik tersebut di atas diakhiri oleh aksi dari enzim asetilkolinesterase yang menghidrolisis asetilkolin menjadi asetat dan kolin. Kolin hasil hidrolisis ini kemudian dibawa kembali ke membran presinaptik dan dipergunakan untuk sintesis asetilkolin. Asetat direabsorbsi kembali ke darah dan dimetabolisme oleh jaringan selain jaringan syaraf. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 4. di bawah ini:


(25)

(Sumber : Devlin, 2000)

Gambar 4.: Ringkasan reaksi asetilkolin di sinaps

Asetilkolin harus segera dihilangkan dari sinaps untuk dapat terjadinya repolarisasi. Pembersihan berlangsung melalui hidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asetat oleh asetilkolinesterase. Enzim ini juga dinamakan kolinesterase sejati atau spesifik. Afinitas (daya gabung) enzim ini yang paling kuat adalah terhadap asetilkolin, tetapi juga dapat menghidrolisis ester-ester kolin lain. Dalam tubuh ada berbagai macam esterase. Salah satunya yang ada dalam plasma dapat menghidrolisis asetilkolin, tetapi mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari asetilkolinesterase. Oleh sebab itu, enzim yang satu ini dinamakan pseudokolinesterase atau kolinesterase non spesifik.


(26)

Kolinesterase yang terdapat di plasma ini ada di bawah kendali sistem endokrin dan dipengaruhi oleh perubahan variatif fungsi hati. Sebaliknya kolinesterase spesifik yang terdapat di ujung saraf tempatnya sangat terlokalisasi. Pembentukan enzim ini disandikan oleh satu gen tunggal, tetapi dua unit katalitik terbentuk melalui penyambungan alternatif mRNA. Satu terikat pada membran sel melalui kaitan glikolipid sedangkan yang satu lagi biasanya berekor kolagen. Hidrolisis asetilkolin oleh kolinesterase yang berlangsung cukup cepat dapat menjadi dasar penjelasan perubahan konduktans Na+ dan kegiatan listrik yang terjadi pada peristiwa transmisi sinaptik (Ganong, 1995).

Enzim asetilkolinesterase (AChE), mempunyai KM 9,5x 10–9, Kcat 1,4 x 104 S-1, efisiensi katalitik (KCat/KM) 1,5 x 108 M-1S-1 adalah suatu katalisator yang baik. Penelitian tentang asetilkolinesterase (AChE) telah dilakukan pada tahun 1991 oleh Israel Silman dan Joel L. Jussman, pada ikan Torpedo california (Tc AChE) dan mendapatkan struktur 3 dimensi (3-D), catalytic triad pada AChE, seperti terlihat pada Gambar 5. di bawah ini. Didapati 537 residu AChE pada ikan Torpedo


(27)

(Sumber : http://www/Weizman ac-Il-home Joel-papers-science, 2006)

Gambar 5. : Struktur tiga dimensi (3-D) dari asetilkolinesterase (AChE) pada ikan

Torpedo california (Tc AChE)

Sejumlah gas syaraf dan neurotoksin lainnya menginhibisi aktifitas asetilkolinesterase dengan mengadakan reaksi pada bagian aktif serin. Akibatnya toksin ini memperpanjang aksi asetilkolin, sehingga memperpanjang reaksi depolarisasi membran. Inhibitor tersebut dapat mematikan karena pencegahan relaksasi otot pernafasan (Voet and Voet, 2004).

2.5 Pengukuran Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase (AChE)

Aktifitas asetilkolinesterase (AChE) pada eritrosit dan plasma dipergunakan untuk mengetahui derajat inhibisi asetilkolinesterase (AChE) di sinaps. Efek pestisida organofosfat terhadap aktifitas AChE telah diteliti pada 81 orang pekerja pengendali hama dari Northern Omo State Farm di Etiopia, yang mempergunakan chlorpyrifos


(28)

25 dan 48 % ULV dan profenifos 250 EC/ULV. Plasma AChE (PchE) dan eritrosit ChE (AChE) diukur secara elektrometrik sebelum dan sesudah terpapar pestisida. Rata-rata aktifitas PChE dan AChE setelah terpapar pestisida lebih rendah secara signifikan dibanding sebelum terpapar (p<0,05) yaitu sebanyak 16% dan 40% pekerja pest kontrol mempunyai PChE dan AChE di bawah 50% dibandingkan sebelum terpapar. Mason dan Lewis (1989) telah melakukan pengukuran aktifitas AChE plasma dan eritrosit dalam rangka monitoring absorbsi antikolinesterase organofosfat dan memperoleh data penurunan aktifitas enzim signifikan dengan luasnya pencemaran.


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah mulai dari bulan Maret 2008 hingga bulan Mei 2008.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Centrifuge (Fisher scientific), jarum suntik (Terumo), mikro pipet (Biorad), kuvet, lemari pendingin, tabung eppendorf, termometer, spektrophotometer (Genesys 5), spidol, vortex (Thermolyne),dan waterbath. Bahan-bahan yang digunakan adalah: aquadestilata, EDTA, kapas, kit achetylcholinesterase (Ecolin S+), kit total protein (Biuret), tisue dan serum darah yang diperoleh dari sampel mahasiswa.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Analisa statistik dilakukan dengan ANOVA dan menggunakan program komputer SPSS 12 .


(30)

3.4 Populasi Penelitian

Populasi penelitian diambil dari orang sehat pria (mahasiswa Universitas Tjut Nyak Dhien Medan) yang berusia 18-25 tahun, karena subjek penelitian berumur 18 tahun sudah bisa menanda tangani informed consent sendiri dan subjek penelitian dibatasi pada umur 25 tahun, karena aktifitas mereka dianggap masih homogen.

3.5 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik acak sederhana (simple

random sampling) dan memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria inklusi : a. Mahasiswa b. Pria

c. Usia 18-25 tahun

d. Sehat, tidak menderita penyakit hati, mal nutrisi, infeksi akut dan kronis, serta nefrotik sindrom (melalui anamnese).

Kriteria eksklusi :

a. Semua yang tidak sesuai dengan kriteria di atas.

3.6 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus :

1 2

2  2 〈   Z Z 2 n    


(31)

Keterangan :

 = Standar Deviasi = 0,3

(dari penelitian sebelumnya oleh Plumlee, et al, 1994). Z = 1,96

Z = 0,842 1 = 2,0

2 = 2,4 (dari penelitian sebelumnya oleh Plumlee, et al, 1994). n = Besar sampel = 8,9 ! 10 sampel

3.7 Pelaksanaan Penelitian a. Pengambilan Sampel

Dengan menggunakan jarum suntik (terumo), diambil 3 ml dari masing-masing sebanyak 10 orang mahasiswa. Kemudian darah tersebut dimasukkan dalam tabung reaksi yang telah diisi EDTA lalu tiap tabung reaksi tersebut disentrifugasi selama 5 menit. Setelah terjadi pemisahan antara plasma dan darah kemudian dimasukkan sebanyak 200 ∝λ πλασmα κεδαλαm mασινγ-masing mikrosentrifugasi

(tabung eppenddorf) kemudian tiap tabung disimpan pada suhu 200C (freezer), 4-60C (kulkas) serta 25300C (suhu ruang) dan diukur aktifitas asetilkolinesterase


(32)

b. Pemeriksaan sampel

Pada penelitian ini selain dilakukan pengukuran pada aktifitas enzim asetilkolinesterase, juga dilakukan pengukuran total protein untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi pada protein.

b.1 Pemeriksaan enzim asetilkolinesterase (AChE)

Aktifitas enzim asetilkolinesterase (AChE) dapat diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer (Genesys 5). Alat spektrofotometer (Genesys 5) dihidupkan dan dibiarkan pengaturan automatiknya bekerja, sambil menunggu spektrofotometer dapat dipergunakan waterbath dihidupkan dan diukur sampai suhu 37°C. Kemudian dilakukan pembuatan blanko dengan cara dipipet aquadestilata sebanyak 20 l dan dimasukkan dalam tabung eppendorf lalu ditambahkan reagensia 1 (kit cholinesterase) sebanyak 1000 l dan dihomogenkan (vortex mixer) serta diinkubasikan dalam waterbath (37 oC) selama ± 3 mενιτ, σετελαη ιτυ διταmβαηκαν

reagensia 2 (kit cholinesterase) sebanyak 250 l dan dihomogenkan lalu di masukkan dalam kuvet. Pembacaan dilakukan setelah 2 menit pada panjang gelombang 405 nm dan lama pembacaan 3 menit dengan interval 1menit. Untuk pengukuran sampel, dilakukan dengan cara diambil plasma sebanyak 20 l dan di masukkan dalam tabung

eppendorf lalu ditambahkan reagensia 1 (kit cholinesterase) sebanyak 1000 l dan

dihomogenkan (vortex mixer) serta diinkubasikan dalam waterbath (37oC) selama


(33)

dan dihomogenkan lalu di masukkan dalam kuvet, pembacaan dilakukan dengan cara yang sama seperti membaca blanko diatas.

b.2 Perhitungan aktifitas enzim asetilkolinesterase (AChE)

Aktifitas enzim diukur dengan cara mengambil nilai A/min yaitu: nilai rata-rata selisih absorbansi yang dibaca 3 kali dengan inteval 1 menit dan dikalikan dengan 68500 (hasil perkalian oleh kit reagensia asetilkolinestrase).

Hasil perhitungan yang diperoleh lalu dibandingkan dengan nilai normal yang ada yaitu:

Nilai normal : a. Pria : 4620 11500 [U/I] b. Wanita : 3930 10800 [U/I]

b.3 Pemeriksaan total protein

Pemeriksaan total protein dilakukan dengan menggunakan metode biuret, sebagai larutan blanko digunakan 1000∝λ Ρ1 (ρεαγεντ 1) δαν λαρυταν στανδαρ αδαλαη

campuran dari 20∝λ Ρ2 (ρεαγεντ στανδαρδ) δενγαν 1000∝λ ρεαγεντ Ρ1 ψανγ

dihomogenkan (vortex mixer) dan diinkubasikan dalam waterbath selama 10 menit pada suhu 2025 ≡Χ, λαλυ διmασυκκαν κε δαλαm κυϖet. Untuk pengukuran sampel dilakukan dengan cara mencampur 20 ∝λ πλασmα δενγαν 1000∝λ ρεαγεντ Ρ1 κεmυδιαν

dihomogenkan (vortex mixer) dan diinkubasikan dalam waterbath selama 10 menit (20 25≡Χ) λαλυ διmασυκκαν κε δαλαm κυϖετ. Σετελαη σεmυα λαρυταν σελεσai dikerjakan dilakukan pembacaan nilai absorbansi dari sampel pada panjang


(34)

gelombang 546 nm. Pembacaan di lakukan 2 kali dengan selang waktu 30 menit. Hasil yang diperoleh adalah langsung konsentrasi protein dalam larutan tersebut karena alat spektrofotometer langsung membaca absorbansi dengan memperhitumgkan blanko dan standard.

b.4. Perhitungan nilai total protein

Nilai total protein yang diperoleh dari hasil pembacaan oleh spektrofotometer dibandingkan dengan nilai normal total protein. Nilai normal total protein adalah antara 66-87 (g/l).

3.8. Variabel Yang Diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah mencakup nilai aktifitas enzim asetilkolinesterase sebagai variabel terikat dan suhu serta lamanya penyimpanan sebagai variabel bebas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk mengetahui perbedaan aktifitas asetilkolinesterase dilakukan uji ANOVA, jika ada perbedaan dilanjutkan dengan uji TUKEY.


(35)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari penelitian ini didapatkan aktifitas enzim asetilkolinesterase adalah seperti terlihat pada Tabel 1. dibawah ini:

Tabel 1. Rerata Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase (AChE) Rerata Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase (AChE)

[U/I] Lama Penyimpanan Dan Suhu

Penyimpanan

Min Max

Awal 8494 10001

Setelah 2 minggu pada suhu 4-60C 7878 9796 Setelah 4 minggu pada suhu 4-60C 7917 9173 Setelah 2 minggu pada suhu 200C 7984 9901 Setelah 4 minggu pada suhu 200C 7730 9604 Setelah 2 minggu pada suhu 25300C 5833 7001 Setelah 4 minggu pada suhu 25300C 5470 6791

Dengan menganalisa data yang di peroleh dari hasil pengukuran aktifitas enzim asetilkolinesterase sebelum penyimpanan dan setelah dilakukan penyimpanan selama 2 dan 4 minggu pada suhu 200C, 4-60C dan 25300C dapat dilihat pada Gambar 6. grafik histogram dibawah ini:


(36)

Gambar 6. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase 0 Minggu Dan Setelah 2 Minggu Serta 4 Minggu Penyimpanan

dari grafik diatas dapat diketahui bahwa aktifitas enzim asetilkolinesterase sebelum penyimpanan (0 minggu) dan setelah dilakukan penyimpanan selama 2 minggu dan 4 minggu pada suhu 200C dan 4-60C tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05), sedangkan penyimpanan pada suhu 25300C terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Lama penyimpanan (0, 2 dan 4 minggu) pada suhu 200C dan 4-60C dari hasil uji statistik yang dilakukan untuk pengukuran aktifitas enzim asetilkolinesterase tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8 grafik histogram dibawah ini:

8819.4 9432.7 9098.8 8812.1 9048.8 9432.7 6064 9432.7 6280.5 0 5000 10000 15000

0 2 4

Lama Penyimpanan ( minggu )

A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ]

- 20 ≡Χ

4 - 6 ≡Χ


(37)

Gambar 7. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Sebelum Perlakuan (0 Minggu) dan Setelah Perlakuan Disimpan Pada Suhu 200C Selama 2 Minggu Dan 4 Minggu

Gambar 8. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Sebelum

Perlakuan (0 Minggu) dan Setelah Perlakuan Disimpan Pada Suhu 4-60C Selama 2 Minggu Dan 4 Minggu

Sedangkan penyimpanan (0, 2 dan 4 minggu) pada suhu 25300C dari hasil uji statistik yang dilakukan untuk pengukuran aktifitas enzim asetilkolinesterase terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) namun untuk lama penyimpanan setelah 2 dan

4 - 6 ≡Χ

9048.8 8812.1 9432.7 0 5000 10000 15000

0 2 4

Lama Penyimpanan ( minggu )

A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ] 0 2 4

- 20 ≡Χ

9432.7 9098.8 8819.4

0 5000

10000 15000

0 2 4

Lama Penyimpanan ( minggu)

A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ] 0 2 4 n


(38)

4 minggu tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9 grafik histogram dibawah ini:

Gambar 9. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Sebelum

Perlakuan (0 Minggu) dan Setelah Perlakuan Disimpan Pada Suhu 25300C Selama 2 Minggu Dan 4 Minggu

Suhu memiliki pengaruh terhadap aktifitas enzim asetilkolineserase, dari hasil uji statistik diperoleh bahwa aktifitas enzim asetilkolinesterase jika disimpan pada suhu 200C dan 4-60C C setelah 2 minggu dan 4 minggu tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11 grafik histogram dibawah ini:

25- 30 ≡Χ

9432.7 6280.5 6064

0 5000 10000 15000

0 2 4

Lama Penyimpanan ( minggu )

A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ] 0 2 4


(39)

Gambar 10. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Yang Disimpan Pada Suhu 200C dan 4-60C setelah 2 Minggu

Gambar 11. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Yang Disimpan Pada Suhu -200C dan Suhu 4-60C setelah 4 Minggu

Sedangkan aktifitas enzim asetilkolinesterase jika disimpan pada suhu 4-60C dan 25300C setelah 2 minggu dan 4 minggu terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13 grafik histogram dibawah ini:

4 Minggu 8819.4 8812.1 0 5000 10000 15000

- 20 ≡Χ 4 – 6 ≡ 0Χ

Suhu Penyimpanan A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ]

- 20 ≡Χ

4 – 6 ≡ 0Χ

-2 Minggu 9098.8 9048.8 0 5000 10000 15000

-20 ≡Χ 4 – 6 ≡Χ

Suhu Penyimpanan A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ]

-20 ≡Χ


(40)

Gambar 12. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Yang Disimpan Pada Suhu 4-60C dan Suhu 25300C setelah 2 Minggu

Gambar 13. Grafik Histogram Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase Yang Disimpan Pada Suhu 4-60C dan Suhu 25300C setelah 4 Minggu

4 Minggu 6064 8812.1 0 5000 10000 15000

4 ≡Χ - 6 ≡Χ 25 ≡Χ - 30 ≡Χ

Suhu Penyimpanan A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ]

4 ≡Χ - 6 ≡Χ

25 ≡Χ - 30 ≡Χ

2 Minggu 6280.5 9048.8 0 5000 10000 15000

4 ≡Χ - 6 ≡Χ 25 ≡Χ - 30 ≡Χ

Suhu Penyimpanan A k ti fi ta s En z im A C h E [U /I ]

4 ≡Χ - 6 ≡Χ


(41)

4.2. Pembahasan

Pada gambar 6. dapat dilihat aktifitas enzim asetilkolinesterase berbeda bermakna dari saat pengukuran sesaat setelah pengambilan sampel dan setelah disimpan pada suhu 25300C selama 2 minggu dan 4 minggu. Hal ini sesuai dengan penelitian Ono, et all (1981) dan Heins, et all (1995) bahwa sampel enzim asetilkolinesterase tetap stabil jika disimpan pada suhu ruang selama 2 sampai 3 hari. Tetapi jika disimpan pada suhu 40C-60C dan suhu 200C aktifitas enzim asetilkolinesterase tidak berbeda bermakna karena sampel enzim asetilkolinesterase dapat bertahan selama lebih dari 1 bulan. (Fernando, 2002)

Lama penyimpanan tidak memberikan pengaruh pada aktifitas enzim asetilkolineserase jika disimpan pada suhu yang sama, ini dapat dilihat dari gambar 7,8 dan 9.

Dari gambar 9, 10. 11 dan 12. dapat dilihat bahwa suhu penyimpanan memiliki pengaruh pada kestabilan sampel enzim asetilkolinesterase dalam kurun waktu yang sama, ini terlihat bahwa aktifitas enzim asetilkolinesterase tidak memiliki perbedaan bermakna antara penyimpanan pada suhu 40C-60C dan suhu 200C, sedangkan pada suhu 25300C terdapat perbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa suhu memiliki pengaruh pada aktifitas sampel enzim astilkolinesterase. Karena enzim adalah protein maka enzim memperlihatkan sifat-sifat protein yaitu: amfoter, membentuk larutan koloidal, mempunyai berat molekul yang tinggi dan kehilangan aktifitasnya oleh apa saja yang menyebabkan denaturasi protein seperti panas, asam-basa kuat, logam-logam berat, pelarut organik dan sebagainya. Hal ini


(42)

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Plumlee, et.al (1994), pada sampel darah yang berkaitan dengan waktu dan suhu penyimpanan. Hasil penelitiannya didapatkan sampel darah yang disimpan 1 minggu masih dapat digunakan untuk mengukur aktifitas asetilkolinesterase (AChE) jika disimpan pada suhu 50C.

Dari pengukuran nilai total protein pada semua sampel nilainya masih berada pada batas normal yang ditentukan. Ini sesuai dengan penelitian Marjani (2007) bahwa sampel enzim asetilkolinesterase tetap stabil jika disimpan pada suhu ruang selama 2 sampai 3 hari.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Suhu penyimpanan sampel plasma darah dapat mempengaruhi aktifitas dan kestabilan enzim asetilkolinesterase dari darah manusia.

2. Penyimpanan plasma darah pada suhu 200C dan 40C-60C tidak mempengaruhi kestabilan enzim asetilkolinesterase selama rentang waktu 4 minggu dan sampel yang disimpan pada temperatur tersebut masih dapat digunakan.

3. Plasma darah yang disimpan pada suhu ruang tidak dapat dipergunakan untuk mengetahui aktifitas enzim asetilkolinesterase setelah disimpan selama 2 minggu dan lebih (4 minggu).

5.2. Saran

1. Untuk pekerjaan dilaboratorium perlu diperhatikan suhu penyimpanan sampel jika sampel yang akan dianalisa tidak langsung dikerjakan, misalnya jika sampel diperiksa secara kolektif.

2. Perlu adanya penelitian juga untuk mengetahui kestabilan dari reagensia yang digunakan jika disimpan dalam jangka waktu dan temperatur tertentu.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Chibata, I., Tosa, T., Sato, T.and Mori, T., 1978, Immobilized Enzymes, Kodansha LTD, Japan, 134-37.

Devlin, T.M., 2000, Textbook of Biochemistry 3 rd Ed, A. John Wiley and Sons, Inc. Publication, New York.

Epstein, H.M., Jarzemsky, D., Zuckerman, L., and Vagher, P., 1980, Plasma Cholinesterase Activity In Bank Blood, General Article Anasthesia And Analgesia. Vol. 59: 211-4, International Anasthesia Research Society.

Feld, V., 2006, Effect of Temperature on Cholinesterase Storage, ASA review, Applied Science And Analysis, Inc., St. Petersburg, Russia.

Fernando, T., Candido, G.P.; Silvia, M.S.; Jse, C; (2002). A Effect of different variables on whole blood cholinesterase analysis in dogs, Journal of veterinary diagnostic investigation. Vol. 14.: 132-39.

Fleiss, J. L., 1986, The Design and Analysis of Clinical Experiments, Division of biostatistics school of public health Colombia University, John Wiley and Sons, Inc. USA, 369.

Ganong, W.F., 1995, Review of Medical Phsyciology 17 th ad, Jack and De Loris Lange Professor of Phsyciology Emeritus University of California, 93-4. Giles, K., 2006, Cholinesterase, Joel Sussman Group Page, Available from :

Kurt@sgjs6.weizmann.ac.il.

Google Images, 2006, Available from : http//www.chemistryemory-edu-Justice Seminar.

_____________, 2006, Available from : http//www.Weizmann.ac.-il-home-Joe-papers-Science.

Grisan, D.; Sterfeld, M. Eldor, A. ; Glick, D and Sored, H. ; 1999; Structural roles of Achetylcholinesterase variants in biology and pathology, Eur, J. Biochem, The FEBS Journal 264: 672-86.


(45)

Heins, M.; Heil; Withld, 1995, Storage of Serum or Whole Blood Samples ? Effect of Time and Temperature 22 Serum Analytes; European Journal of Clinical Chemistry And Clinical Biochemistry; 231-38.

Henry, R.J, 1964, Clinical Chemistry Principles and Technics, Hoeber Medical Division Harper and Row Publisher, 494-5.

King, J., and Morgan, H.G., 1970, The Temperature Activity Relationships of Serum Cholinesterases, Departement of Biochemistry, Royal Infirmary, Glasgow, J. Clin. Path, 23 : 730-2.

Marjani, Ph.D, (2007). Effect of Storage Time and Temperature on some serum, analytis, The Internet Jurnal of Laboratory Medicine, vol. 2.: 1-14.

Ono, T. Kitaguchi, K. Takehara, M. Shiiba, M. And Hayami, K. 1981, Serum-Constituen Analyses : Effect of Duration and Temperature of Storage of Clotted Blood.

Mc. Kee and Mc. Kee, 2003, Biochemistry : the molecular basis of life, 3rd ed, University of the science in Philadelphia, Mc.Graw Hill, : 165-171, 517-20. Plumlee, K.H., Richardson, E.R., Gardner, I.A. and Galey, F.D., 1994, Effect of Time

and Storage Temperatur on Cholinesterase Activity and Blood From Normal and Organophosphorus Insectiside-Treated Horses, Vol 6, issue 2 : 247-9, Journal of veterinary diagnostic investigation.

Voet, D. and Voet, J.G., 2004, Biochemistry 3rd ed, John Wiley and Sons, Inc.: 758-9.


(46)

Lampiran 1.

1. DATA PENELITIAN

A. Data Aktifitas Enzim Asetilkolinesterase (U/I).

Sampel Pre Perlakua n Post Kulka s 2 Post Freezer 2 Post Ruanga n 2 Post Kulkas 4 Post Freezer 4 Post Ruanga n 4

1 8494 7878 7984 5946 7917 7730 5470

2 9659 9248 9080 6761 9080 8790 6626

3 9453 9248 9248 6145 9156 8697 6084

4 9864 9796 9568 6214 9173 8976 6090

5 9522 9332 9046 6189 8976 8775 5880

6 9453 9264 9075 6617 9075 8984 6485

7 9385 8728 8822 6100 8728 8645 5734

8 8974 8837 8837 5833 8795 8660 5600

9 10001 9301 9901 7001 8746 9604 6791

10 9522 8856 9427 5999 8475 9333 5880

B. Data Total Protein (g/l).

Sampel Nilai Total Protein

1 78,76

2 80,82

3 83,71

4 80,41

5 87,10

6 86,63

7 86,19

8 81,24

9 84,54


(47)

Lampiran 2.

2. ANALISA DATA Suhu perlakuan

Case Processing Summary

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

suhu perlakuan preperlakuan post 2 kulkas post 2 freezer post 2 ruangan post 4 kulkas post 4 freezer post 4 ruangan aktifitas enzim

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Tests of Normality

.256 10 .062 .902 10 .228

.251 10 .075 .880 10 .132

.195 10 .200* .939 10 .543

.269 10 .039 .895 10 .194

.214 10 .200* .849 10 .056

.262 10 .050 .902 10 .229

.177 10 .200* .942 10 .576

suhu perlakuan preperlakuan post 2 kulkas post 2 freezer post 2 ruangan post 4 kulkas post 4 freezer post 4 ruangan aktifitas enzim

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance. *.

Lilliefors Significance Correction a.

Test of Homogeneity of Variances

aktifitas enzim

.149 6 63 .989

Levene


(48)

Descriptives

aktifitas enzim

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

preperlakuan 10 9432.70 430.866 136.252 9124.48 9740.92 8494 10001 post 2 kulkas 10 9048.80 514.620 162.737 8680.66 9416.94 7878 9796 post 2 freezer 10 9098.80 514.813 162.798 8730.52 9467.08 7984 9901

post 2

ruangan 10 6280.50 382.732 121.031 6006.71 6554.29 5833 7001 post 4 kulkas 10 8812.10 386.270 122.149 8535.78 9088.42 7917 9173 post 4 freezer 10 8819.40 493.450 156.042 8466.41 9172.39 7730 9604

post 4

ruangan 10 6064.00 443.150 140.136 5746.99 6381.01 5470 6791 Total 70 8222.33 1391.258 166.287 7890.59 8554.06 5470 10001


(49)

ANOVA

aktifitas enzim

1.20E+08 6 20082768.72 96.880 .000

42056151 1 42056150.91 202.879 .000

78440461 5 15688092.29 75.680 .000

13059669 63 207296.335

1.34E+08 69 (Combined) Contrast Deviation Linear Term Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Homogeneous Subsets

aktifitas enzim

Tukey HSD a

10 6064.00

10 6280.50

10 8812.10

10 8819.40 8819.40

10 9048.80 9048.80

10 9098.80 9098.80

10 9432.70

.936 .795 .054

suhu perlakuan post 4 ruangan post 2 ruangan post 4 kulkas post 4 freezer post 2 kulkas post 2 freezer preperlakuan Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000. a.


(50)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: aktifitas enzim

Tukey HSD

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval (I) suhu

perlakuan (J) suhu perlakuan Lower Bound Upper Bound

post 2 kulkas 383.90 203.615 .497 -236.23 1004.03

post 2 freezer 333.90 203.615 .657 -286.23 954.03

post 2 ruangan 3152.20 203.615 .000 2532.07 3772.33

post 4 kulkas 620.60 203.615 .050 .47 1240.73

post 4 freezer 613.30 203.615 .054 -6.83 1233.43

preperlakuan

post 4 ruangan 3368.70 203.615 .000 2748.57 3988.83

preperlakuan -383.90 203.615 .497 -1004.03 236.23

post 2 freezer -50.00 203.615 1.000 -670.13 570.13

post 2 ruangan 2768.30 203.615 .000 2148.17 3388.43

post 4 kulkas 236.70 203.615 .905 -383.43 856.83

post 4 freezer 229.40 203.615 .917 -390.73 849.53

post 2 kulkas

post 4 ruangan 2984.80 203.615 .000 2364.67 3604.93

preperlakuan -333.90 203.615 .657 -954.03 286.23

post 2 kulkas 50.00 203.615 1.000 -570.13 670.13

post 2 ruangan 2818.30 203.615 .000 2198.17 3438.43

post 4 kulkas 286.70 203.615 .795 -333.43 906.83

post 4 freezer 279.40 203.615 .814 -340.73 899.53

post 2 freezer

post 4 ruangan 3034.80 203.615 .000 2414.67 3654.93

preperlakuan -3152.20 203.615 .000 -3772.33 -2532.07

post 2 kulkas -2768.30 203.615 .000 -3388.43 -2148.17

post 2 freezer -2818.30 203.615 .000 -3438.43 -2198.17

post 4 kulkas -2531.60 203.615 .000 -3151.73 -1911.47

post 4 freezer -2538.90 203.615 .000 -3159.03 -1918.77

Post 2 ruangan

post 4 ruangan 216.50 203.615 .936 -403.63 836.63

preperlakuan -620.60 203.615 .050 -1240.73 -.47

post 2 kulkas -236.70 203.615 .905 -856.83 383.43

post 2 freezer -286.70 203.615 .795 -906.83 333.43

post 2 ruangan 2531.60 203.615 .000 1911.47 3151.73

post 4 freezer -7.30 203.615 1.000 -627.43 612.83

post 4 kulkas

post 4 ruangan 2748.10 203.615 .000 2127.97 3368.23

preperlakuan -613.30 203.615 .054 -1233.43 6.83

post 2 kulkas -229.40 203.615 .917 -849.53 390.73

post 2 freezer -279.40 203.615 .814 -899.53 340.73

post 2 ruangan 2538.90 203.615 .000 1918.77 3159.03

post 4 kulkas 7.30 203.615 1.000 -612.83 627.43

post 4 freezer

post 4 ruangan 2755.40 203.615 .000 2135.27 3375.53

preperlakuan -3368.70 203.615 .000 -3988.83 -2748.57

post 2 kulkas -2984.80 203.615 .000 -3604.93 -2364.67

post 2 freezer -3034.80 203.615 .000 -3654.93 -2414.67

post 2 ruangan -216.50 203.615 .936 -836.63 403.63

post 4 kulkas -2748.10 203.615 .000 -3368.23 -2127.97

Post 4 ruangan

post 4 freezer -2755.40 203.615 .000 -3375.53 -2135.27


(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(1)

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.

Get yours now !


(2)

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.

Get yours now !


(3)

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.

Get yours now !


(4)

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.

Get yours now !


(5)

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.

Get yours now !


(6)

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.

Get yours now !