Hans Küng: persoalan imamat kaum beriman dan peranan Paus?

- Kekudusan adalah ciri Gereja yang paling khusus, karena Gereja merupakan “tempat” kehadiran Allah di dunia ini, yaitu kenisahNya. Allah itu kudus dan sumber kekudusan. - Kekatolikan oleh Congar diberi suatu arti yang lebih menekankan aspek kualitatif dari pada kuantitatif; sedangkan menurut eklesiologi tradisional, kekatolikan terdiri atas penyebaran Gereja antara semua orang pada segala tempat dan pada segala zaman. Tentu saja kekatolikan dalam arti tradisional ini tidak diragukan. Namun menurut Congar yang paling penting adalah kualitas kekatolikan, artinya kemampuan Gereja untuk menjelma atau berintegrasi pada setiap kultur dan pada setiap zaman. - Keapostolikan dilukiskan dengan gambaran reservoir penampung air. Reservoir itu dapat diisi melalui suatu sumber dari dalam yang tidak kelihatan, dan hal ini terjadi di dalam Gereja surgawi. Tetapi di dalam Gereja musafir Gereja yang berziarah, reservoir itu diisi dari luar. Pengisian itu dapat dilaksanakan dengan dua cara: pertama, melalui hujan, yaitu langsung dari langit tanpa perantara apapun ini menurut kepercayaan Protestan; kedua, melalui sistem kanal yang membawa air dari suatu sumber; dan sistem kanal ini terjamin oleh keapostolikan inilah kepercayaan Katolik. 14. Yves Congar: Siapa apa tugas kaum awam? “Pedoman untuk suatu teologi kaum awam”, yang menjadi karya monumentalnya, Congar meletakkan dasar untuk suatu teologi tentang kaum awam, dengan menjelaskan tempat kaum awam dalam Gereja serta menentukan tugasnya yang khusus. - Congar tidak menjelaskan tempat kaum awam dalam Gereja secara negatif, artinya dengan mempertentangkan tempat kaum awam dengan tempat para biarawan atau para imam klerus. Congar menjelaskan tempat kaum awam secara positif, yaitu dengan menunjukkan tugas-tugas khusus kaum awam. - Menurut Congar, tugas kaum awam yang khusus tidak berkenaan langsung dengan anggota-anggota Gereja: ini adalah tugas para imam; dan juga tidak berkenaan langsung dengan Allah: ini adalah tugas para biarawanbiarawati. Tugas kaum awam berkenaan langsung dengan dunia: tugas khusus kaum awam adalah “consecratio mundi” penyucian atau pengudusan dunia. “Consecratio mundi” itu berarti memasukkan dunia dalam rencana keselamatan yang dikehendaki Allah bagi umat manusia dan bagi seluruh dunia. 15. Hans Küng: persoalan imamat kaum beriman dan peranan Paus? 12 Küng menguraikan terutama dua point: imamat para beriman dan peranan Sri Paus. - Berdasarkan imamat umum para beriman, Küng hendak memberikan kemungkinan yang lebih luas kepada semua anggota Gereja dari pada yang diberikan sekarang. Dia menegaskan kembali tesis bahwa perbedaan antara “klerus” dan “awam” tidak berasal dari Gereja-gereja purba. Menurut Küng, pada mulanya hanya ada orang beriman dan semua adalah imam, rohaniwan dan “klerus” juga, karena semua termasuk “cleròs”, yaitu umat yang dipilih Allah. Salah satu istilah yang tepat untuk menunjukkan jabatan-jabatan yang jelas ada di dalam Gereja purba adalah “diakonia”, karena kharisma-kharisma selalu bertujuan dan berfungsi sebagai “diakonia” pelayanan. Lagi pula menurut Hans Küng, dalam Gereja purba yaitu: komunitas Korintus dan Tesalonika tidak terdapat tingkat-tingkat hierarkis seperti pada semua Gereja Timur dan Barat. - Dengan sendirinya dan secara konsekuen, pada akhir bukunya terdapat juga persoalan peranan Sri Paus di dalam Gereja. Berdasarkan proses penyusunan historis dan eksegese biblis yang jelas-jelas parsial seperti diakui oleh dia sendiri, Küng melawan primat yurisdiksi Sri Paus. Yang sulit bagi Küng adalah membuktikan legitimasi suksesi apostolik. Bagaimana caranya guna mengatasi kesulitan ini? Satu-satunya jalan keluar menurut Küng adalah prinsip diakonia: Sri Paus dapat memegang peranan yang sah di dalam Gereja, asal menyesuaikan diri dengan prinsip ini. Menurut Küng, pada abad-abad pertama, para Paus menjalankan jabatannya dalam bentuk “diakonia” dan bukan dalam bentuk “monarki”. Supaya dapat dilegitimasikan dan sekaligus sebagai unsur kesatuan dan bukan perpecahan, Sri Paus harus kembali kepada primat “diakonia” seperti ada di dalam Gereja purba.

16. Perbandingan pemikiran Joseph Ratzinger Karl Rahner Joseph Ratzinger – Benediktus XVI