Kerangka Pikir Media Kartu Bergambar

5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Protista dengan kompetensi dasar menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan KD 2.3. 6. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Kautsar dengan subyek penelitian siswa kelas X 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X 6 sebagai kelas kontrol.

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru Biologi yang mengajar di kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan kemampuan berpikir kritis secara optimal, khususnya pada uraian materi pokok Protista. Materi Protista mengkaji ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. Oleh karena itu materi tersebut akan lebih dipahami siswa salah satunya dengan mengkreasikan gambar ke dalam kartu sehingga siswa tidak hanya dapat belajar tetapi juga bermain sehingga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan joyfull learning dalam proses pembelajaran. Media kartu bergambar dirasakan cocok dengan materi Protista karena dapat menyediakan gambar asli adanya Protista di lingkungan sekitar. Melalui media kartu bergambar ini, pengertian-pengertian yang tadinya bersifat abstrak dapat menjadi kongkrit. Sehingga siswa lebih mudah dalam menggali dan mengolah informasi yang dibutuhkan. Penggunaan media kartu bergambar tersebut akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa student centered adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa dilatih untuk bekerja dengan sesama siswa. Siswa belajar berani bertanya atau mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran berlangsung. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sedangkan variabel terikatnya ialah keterampilan berpikir kritis. Hubungan antara hasil variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut: Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Keterangan: X = Media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; Y = Kemampuan berpikir kritis siswa.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada uraian materi pokok Protista. H 1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu X Y bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada uraian materi pokok Protista. 2. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Bergambar

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan Gearlach dan Ely Fathurrohman, 2009: 65 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Menurut Brown dalam Steofandi, 2010: 35 mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan guru atau siswa dalam pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Hal ini juga diperkuat oleh Hamalik dalam Arsyad, 2000: 15 bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Terdapat beberapa manfaat lain dari penggunaan media pengajaran dalam proses belajar siswa, seperti yang diungkapkan Sudjana dan Rivai dalam Arsyad, 2007: 24 manfaatnya, yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran; 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Beberapa pakar media pendidikan membuat suatu pengklasifikasian media pembelajaran, yang mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri khas suatu media. Salah satu penggolongan media yang dikenal adalah menurut Brezt dalam Steofandi, 2010: 30, mengidentifikasi media ke dalam tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Gambar merupakan salah satu media visual dua dimensi. Media visual yaitu suatu media berupa image atau perumpamaan yang digunakan dalam menafsirkan sesuatu secara jelas, tidak abstrak. Media visual memiliki beberapa keunggulan diantaranya, yaitu: dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, selain itu juga dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata Arsyad, 2000: 89. Sadiman, dkk 2008: 29-31 menyatakan beberapa kelebihan media bergambar diantaranya adalah : 1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. 2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu siswa dapat dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. 3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman. 5. Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Media kartu bergambar merupakan modifikasi dari media gambar. Media kartu atau flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata Herlina, 2011: 8. Kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang KBBI, 1991 dalam Prapita, 2009: 4. Sedangkan Prapita 2009: 4 menyatakan bahwa media kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar. Media bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17 × 22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan. Menurut Arsyad 2007: 120-121 kartu bergambar biasanya berukuran 8 x 12 cm atau disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.

B. Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Jigsaw

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA REALIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

1 28 54

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Assalam Lampung Selatan Se

2 27 65

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

0 7 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

1 14 63

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)

0 18 65

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS

0 4 67

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

ENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)

1 7 65

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 2 222