Efek NS terhadap ginjal

perkemihan, tempat tubulus kontortus proksimal berasal. Setelah memasuki korpuskel ginjal, arteriol aferen biasanya bercabang dan terbagi lagi menjadi dua sampai lima kapiler glomerulus ginjal. 21 Di kutub tubular korpuskel ginjal, epitel skuamosa pada lapisan parietal kapsula Bowman berhubungan langsung dengan epitel kuboid tubulus kontortus proksimal. Tubulus berlekuk ini lebih panjang dari tubulus kontortus distal sehingga lebih sering tampak pada potongan korteks ginjal. 21 Sel-sel tubulus proksimal memiliki sitoplasma asidofilik yang disebabkan oleh adanya sejumlah besar mitokondria. Apeks sel memiliki banyak mikrovili panjang, yang membentuk suatu brush border untuk reabsorpsi. Karena selnya berukuran besar, setiap potongan melintang tubulus proksimal biasanya hanya mengandung tiga sampai lima inti bulat. Pada sediaan histologis, brush border dapat tidak teratur dan lumennya tampak terisi serabut. Kapiler dan komponen mikrovaskular lain banyak dijumpai pada jaringan ikat sekitar. 21 Tubulus kontortus proksimal berlanjut sebagai tubulus lurus yang lebih pendek dan memasuki medula serta menjadi gelung nefron atau yang biasa disebut dengan ansa Henle. Gelung ini merupakan struktur berbentuk huruf U dengan segmen desendens dan segmen asendens; keduanya terdiri atas selapis epitel kuboid di dekat korteks, tetapi berupa epitel skuamosa di dalam medula. Di medula luar, bagian lurus tubulus proksimal dengan diameter luar sekitar 60 µm, tiba-tiba menyempit sampai sekitar 12 µm dan berlanjut sebagai segmen tipis desendens tipis ansa Henle. Lumen pada segmen nefron ini lebar dan dindingnya terdiri atas sel epitel skuamosa dengan inti yang hanya sedikit menonjol ke dalam lumen. 21 Segmen tebal asendens ansa Henle menjadi lurus saat memasuki korteks, dan kemudian berkelok-kelok sebagai tubulus kontortus distal. Selapis sel kuboid tubulus tersebut berbeda dari sel kuboid tubulus kontortus proksimal karena lebih kecil dan tidak memiliki brush border. Karena sel-sel tubulus