Pengaruh Pembagian Dividen Terhadap Abnormal Return di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

PENGARUH PEMBAGIAN DIVIDEN TERHADAP

ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN DI

BURSA EFEK

INDONESIA

DRAFT SKRIPSI

OLEH

DESY RATNASARI 060521048 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Desy Ratnasari (2010) “Pengaruh Pembagian Dividen Terhadap Abnormal

Return di Bursa Efek Indonesia. Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen

Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen, Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, MBA selaku Dosen Penguji I dan Fadli, S.E, M.Si selaku Dosen Penguji 2

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembagian dividen terhadap abnormal return di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yang terdiri dari uji regresi linier sederhana dengan menggunakan uji t dan koefisien determinan (R2). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 12.00 for windows. Data yang digunakan adalah data sekunder selama tahun 2004 sampai 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumentasi dengan melakukan pengumpulan dan mempelajari dokumen yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia serta buku-buku dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian yang dipublikasikan melalui internet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pembagian dividen berpengaruh terhadap abnormal return di Bursa Efek Indoesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari R Square sebesar 29,70% yang berarti variabel terikat yaitu abnormal return dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas yaitu pembagian dividen sedangkan sisanya 70,30% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Penulis mengucapkan Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pembagian Dividen Terhadap Abnormal Return di Bursa Efek Indoenesia ”.

Penulis mengucapkan terima kasih selama proses penyelesaian skripsi dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang mana penulis banyak menerima tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Nisrul Irawati, MBA selaku Seketaris Departemen Manajemen.

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna, dukungan moril dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dr. Khaira Amalia, S.E, MBA, Selaku Penguji I. 5. Bapak Fadli, S.E, M.Si, selaku Dosen Penguji II


(4)

6. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. 7. Penulis mengucapkan terima ksaih yang sebesar-besarnya kepada orang tua

tercinta Ayahanda Parlaungan Sitanggang dan Ibunda Sumiati yang telah banyak memberikan dorongan moral dan materi serta kasih sayang dan perhatian yang tiada terhingga kepada penulis selama masa kuliah terlebih-lebih selama masa penyusunan skripsi ini.

8. Kak Dani, Kak Vina dan Bang Jum selaku Staf Administrasi Departemen Manajemen atas bantuan dan kerja samanya selama ini.

9. Adinda-Adinda tersayang yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis.

10.Buat sahabat-sahabat, teman-teman dan semua pihak yanga namanya tidak disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan semangat selama ini.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan kiranya Allah S.W.T selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita.

Medan, Juni 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Definisi Operasional Variabel ... 8

3. Populasi Sasaran ... 10

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 12

5. Jenis dan Sumber Data ... 12

6. Teknik Pengumpulan Data ... 12

7. Metode Analisis Data ... 12

BAB II URAIAN TEORITIS ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Saham ... 16

1. Saham Biasa (Common Stocks) ... 16

2. Saham Preferen (Preffered Stocks) ... 18

C. Dividen ... 19

1.Pengertian Dividen ... 19

2.Kebijakan Dividen ... 20

3.Fakfor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 22

4.Kebijakan Pembagian Dividen ... 25

D. Actual Return, Expected Return dan Abnormal Return .. 26

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29

A. PT. Ades Water Indonesia Tbk (ADES) ... 29

B. PT. Tiga Pilar Sejahtra Food Tbk (AISA) ... 30

C. PT. Aqua Golden Missisipi Tbk (AQUA) ... 30

D. PT. Cahaya Kalbar Tbk (CKA) ... 31

E. PT. Davo Mas Abadi Tbk (DAVO) ... 32

F. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) ... 33

G. PT. Indofood Sukses Makmur Tbj (INDF) ... 34


(6)

J. PT. Fast Food Indonesia Tbk (FAST) ... 37

K. PT. Siantar TOP Tbk (STTP) ... 38

L. PT. Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ) ... 38

M. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) ... 39

N. PT. Smart Tbk (SMAR) ... 40

O. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) ... 41

P. PT. Suba Indah Tbk (SUBA) ... 41

Q. PT. Sari Husada Tbk (SHDA) ... 42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Analisis Deskriptif ... 44

1. Pembagian Dividen ... 44

2. Actual Return ... 46

3. Market Return ... 48

4. Perhitungan Alpha (α) dan Beta (β) ... 49

5. Expected Return ... 51

6. Abnormal Return ... 52

B. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 54

1. Uji Parsial (Uji t) ... 55

2. Uji Koefisien Deterninan (R2) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman

di Indonesia ... 3

Tabel 1.2 Dividen Tunai yang Dibayar Selama Tahun 2005-2008 .. 4

Tabel 1.3 Jumlah Populasi Berdasarkan Kriteria Seleksi ... 11

Tabel 1.4 Populasi Sasaran ... 11

Tabel 4.1 Besaran Pembagian Dividen Tunai Tahun 2005-2008 ... 45

Tabel 4.2 Actual Return Perusahaan Selama Tahun 2005-2008 ... 46

Tabel 4.3 Market Return Selama Tahun 2005-2008 ... 47

Tabel 4.4 Nilai Alpha (α) dan Beta (β) ... 50

Tabel 4.5 Expected Return Perusahaan Selama Tahun 2005-2008 .. 51

Tabel 4.6 Abnormel Return Perusahaan Selama Tahun 2005-2008 . 53 Tabel 4.7 Uji Regresi Linier Sederhana ... 54

Tabel 4.8 Uji Parsial (Uji t) ... 56


(8)

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 7


(9)

ABSTRAK

Desy Ratnasari (2010) “Pengaruh Pembagian Dividen Terhadap Abnormal

Return di Bursa Efek Indonesia. Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen

Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen, Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, MBA selaku Dosen Penguji I dan Fadli, S.E, M.Si selaku Dosen Penguji 2

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembagian dividen terhadap abnormal return di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yang terdiri dari uji regresi linier sederhana dengan menggunakan uji t dan koefisien determinan (R2). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 12.00 for windows. Data yang digunakan adalah data sekunder selama tahun 2004 sampai 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumentasi dengan melakukan pengumpulan dan mempelajari dokumen yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia serta buku-buku dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian yang dipublikasikan melalui internet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pembagian dividen berpengaruh terhadap abnormal return di Bursa Efek Indoesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari R Square sebesar 29,70% yang berarti variabel terikat yaitu abnormal return dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas yaitu pembagian dividen sedangkan sisanya 70,30% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal, sedangkan return normal merupakan return yang diharapkan oleh investor. Selain itu untuk studi tentang harga saham, return pasar dapat dianggap sebagi return normal, sehingga merupakan pengurangan bagi return aktual untuk menghasilkan abnormal return.

Investor sebagai penanam modal menganggap pasar modal akan bermanfaat sebagai sarana alternatif investasi untuk mendapatkan pengembalian (return) berupa keuntungan, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan, sedangkan bagi perusahaan pasar modal bermanfaat sebagai salah satu sumber pembiayaan investasi. Bagi investor yang menginvestasikan dananya pada suatu saham perusahaan akan memperoleh pendapatan yang berupa dividen atau capital gains.

Dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki, sedangkan capital gains adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi dari pada harga belinya. Pendapatan ini baru diperoleh jika saham dijual. Capital gains banyak dimanfaatkan oleh para spekulator karena lebih bersifat harian sesuai dengan perubahan harga saham yang terjadi pada setiap hari perdagangan saham. Spekulator harus mempunyai informasi mengenai faktor pemicu perubahan harga saham. Kemungkinan salah satu faktor pemicu adalah besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan.

Reaksi harga saham di pasar dapat juga diakibatkan dari pembagian dividen. Keputusan mengenai pembagian dividen ditentukan oleh kebijakan


(11)

dividen perusahaan, biasanya keputusan ini juga akan mempengaruhi tingkat laba ditahan perusahaan. Karena keputusan ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap investor dan perusahaan, maka manajemen perusahaan harus dapat mengembangkan kebijakan dividen agar dapat memuaskan investor dengan pembagian keuntungan dan memaksimalkan kekayaan perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan.

Reaksi harga saham di pasar dapat diukur dengan menggunakan abnormal return saham sebagai nilai perubahan harga. Pengumuman pembagian dividen dikatakan mengandung informasi apabila memberikan return yang signifikan kepada pasar. Hal sebaliknya juga bila pembagian dividen tidak signifikan maka itu tidak mengandung informasi dan tidak memberikan abnormal return.

Reaksi harga saham atas informasi publik merupakan suatu kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan adanya informasi tersebut. Untuk melihat reaksi harga saham atas suatu even dapat dianalisis dan mengamati variabilitas return saham, yang dihitung dengan abnormal return suatu perusahaan dibagi varian return abnormal. Abnormal return umumnya menjadi fokus dalam mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar. Return ini merupakan return yang terjadi pada waktu ke t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif, sedangkan return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diharapkan oleh investor harus dilakukan dengan mengistemasi dengan berbagai model estimasi seperti mean-adjusted model, market model dan market adjusted model.

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target investasinya karena


(12)

industri makanan dan minuman saat ini sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena sesuai dengan pola hidup masyarakat Indonesia. Jenis komoditi ini sangat praktis dan dapat dibawa dengan mudah kemana-mana. Hal ini didukung pula oleh semakin banyak jumlah wanita yang bekerja di luar rumah sehingga selain pangan ready to eat, permintaan pangan ready to cook serta ready to serve menjadi semakin tinggi. Makanan dan minuman dalam kemasan seperti mie instant dan susuk bubuk adalah pilihan utama bagi pemerintah yang negaranya mengalami bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan lain-lain.

Hasil riset Nielsen Indonesia menggambarkan gemuruh bisnis makanan dan minuman saat ini. Sejak tahun 2005 bisnis makanan dan minuman masuk dalam kelompok fast moving consumer goods (FMCG), selalu tumbuh dua digit dan ini suatu hal jarang dialami oleh industri lain dan dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Selama Tahun 2005-2008

2005 2006 2007 2008 Pertumbuhan industri makanan dan

minuman di Indonesia

20,1% 31,0% 17,5% 14,9% Omset industri makanan dan

minuman (Rp Triliun)

248,87 326,07 383,01 440 Sumber: Susilo, 2009 (Data Diolah SWA)

Tabel 1.1 dapat dilihat walaupun pertumbuhan industri makanan dan minuman mengalami turun naik akan tetapi omset makanan dan minuman setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dengan naiknya omset setiap tahunnya maka dividen tunai yang diterima investor akan berpengaruh juga dan ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut


(13)

Tabel 1.2

Dividen Tunai yang Dibayar Selama Tahun 2005-2008

No Kode Nama Perusahaan 2005 2006 2007 2008

1 ADES Ades Water Indonesia 2 15 10 5

2 AISA Tiga Pilar Sejahtra Food, Tbk 2 7 10 9 3 AQUA Aqua Golden Missisipi, Tbk 1180 830 630 1000

4 CEKA Cahaya Kalbar, tbk 4 9 12 11

5 DAVO Davo Mas Abdi, Tbk 3 2 0 8

6 DLTA Delta Djakarta, Tbk 5 0 8 5

7 INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 17,5 5 31 43 8 MLBI Multi Bintang Indonesia, Tbk 450 569 650 475

9 MYOR Mayora Indah, Tbk 25 25 35 40

10 FAST Fast Food Indonesia, Tbk 18 20 30 45

11 STTP Siantar Top, Rbk 0 5 8,5 9

12 ULTJ Ultra Jaya Milk, Tbk 0 5 7,5 9

13 SKLT Sekar Laut,Tbk 3 3 0 2

14 SMAR Smart, Tbk 10 39 46 5

15 PSDN Prasidha Aneka Niaga, Tbk 9 12 30 20

16 SUBA Suba Indah, Tbk 7 0 15 16

17 SHDA Sari Husada, Tbk 6 0 12 8

Sumber:

Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dividen tunai yang dibayarkan emiten mengalami kenaikan dan penurunan dan bahkan ada sebagian perusahaan yang sama sekali tidak membagikan dividennya kepada emiten seperti yang dilakukan oleh PT. Siantar Top Tbk, dan PT. Ultra Jaya Milk di tahun 2005. PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Suba Indah Tbk, dan PT. Sari Husada Tbk di tahun 2006. PT.Davo Mas Abadi Tbk di tahun 2007. Perusahaan yang tidak membagikan dividen kepada emiten, hal ini disebabkan karena perusahaan ingin memperbesar sumber dana intern perusahaan atau sering disebut dengan laba ditahan dan akan digunakan untuk pengembangan perusahaan. Apabila perusahaan mengumumkan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai divden maka perusahaan akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya akan mengurangi sumber dana intern. Dewan Direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, walaupun terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen karena


(14)

dana kas perlu juga tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasional perusahaan. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa PT. Aqua Golden Missisipi, Tbk yang membayar dividen tunai terbesar selama tiga tahun tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembagian Dividen Terhadap Abnormal Return Saham Peruasahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah sebagai berikut: Apakah pembagian dividen berpengaruh terhadap abnormal return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia?

C. Kerangka Konseptual

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Apabila pembagian dividen diumumkan maka pengumuman ini mengandung informasi maka pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima di pasar. Menurut Yogiyanto (2002:392), event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi waktu pengumuman tersebut


(15)

diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return saham. Jika digunakan abnormal return saham, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return saham kepada pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi pasar tetapi tidak menguji berapa cepat pasar itu bereaksi.

Investor bisa menganggap pengumuman pembagian dividen sebagai suatu sinyal positip maupun negatif. Jika investor menganggap perubahan pembagian dividen merupakan sinyal positip, maka harga saham akan meningkat dan berarti akan mendapatkan abnormal return saham yang positip pada saat pengumuman dividen. Sebaliknya jika investor menganggap perubahan pembagian dividen merupakan sinyal negatif, maka harga saham akan menurun dan investor akan mendapatkan abnormal return saham yang negatif pada saat pengumuman pembayaran dividen.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Sumber: Yogiyanto (2002:392)

Pembagian Dividen (X)

Abnormal Return Saham (Y)


(16)

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: ”pembagian dividen berpengaruh terhadap abnormal return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pembagian dividen terhadap abnormal return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Investor

Memberikan sumbangan informasi bagi investor mengenai dividen yang akan diterima khususnya perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia sehingga dijadikan bahan pertimbangan dalam kegiatan investasi.

b. Bagi Penulis

Menambah wawasan penulis baik dari segi teoritis maupun konseptual mengenai pemahaman pasar modal khusunya mengenai pembagian dividen dan pengaruhnya terhadap abnormal return saham.

c. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi yang menjadi bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.


(17)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah dividen tunai.

b. Abnormal return saham, yang terdiri dari actual return saham dan expected return saham.

2. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, maka definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X) adalah pembagian dividen. Pembagian dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Variabel dividen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan mulai tahun 2005 sampai tahun 2008 (dividen tiap lembar saham). Dividen diukur dari nilai dividend payout ratio. b. Abnormal return saham adalah selisih antara actual return dengan

expected return. Actual return merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi suatu saham pada suatu periode tertentu dan expected return keuntungan yang diharapkan investor.

1) Cara menghitung actual return (Husnan, 2003:69)

1 . 1 . . . − − − = t i t i t i t i P P P R

Ri.t = actual return/return realisasian saham i pada waktu t Pi.t = harga saham i pada waktu t


(18)

Pi.t-1 = harga saham i pada waktu t-1

2) Cara menghitung return pasar (Husnan, 2003:71)       − = − − 1 1 t t t mt IHSG IHSG IHSG R

Rmt = return pasar pada waktu t

IHSGt = indeks harga saham gabungan pada waktu t IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada waktu t-1 3) Cara menghitung expected return (Husnan, 2003:74)

E (Rit) = (Rf + β (Rm - Rf.) E (Rit) = return saham pada waktu ke t Rf = tingkat return bebas resiko β = beta saham individu

Rm = return pasar pada waktu ke t

Koefisien α dan β diperoleh dari perhitungan persamaan regresi runtut waktu anatara return saham (Rit) dengan return pasar (Rmt). Dari koefisien α dan β dapat dihitung expected return tiap-tiap saham atau E (Ri ). Koefisien α dan β dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang di bawah ini:

2 1 1 ) ( ) ( ) (

= = − − − = n i m m m m n i i i t R R R R R R β m t i

t R β R

α = −

N = jumlah saham yang diteliti


(19)

ARit = Rit – E (Rit)

ARit = abnormal return saham i pada waktu t R

it = return realisasian E (R

it) = return saham yang diharapkan 3. Populasi Sasaran

Populasi sasaran merupakan keseluruhan individu dalam area/wilayah/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam menentukan populasi sasaran digunakan beberapa kriteria yang akan mendukung populasi sasaran. Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

a. Perusahaan makanan dan minuman yang telah go public, terdaftar sebagai perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2005 sampai tahun 2008 secara terus menerus.

b. Mempublikasikan laporan keuangannya setiap tahun dan data lainnya yang dibutuhkan selama masa pengamatan.

c. Saham dari perusahaan tersebut aktif diperdagangkan di BEI

d. Emiten terus listing di BEI mulai tahun 2005 sampai tahun 2008 (tidak pernah di-suspend).

Hasil seleksi dari populasi sasaran ditunjukkan pada Tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3

Jumlah Populasi Berdasarkan Kriteria Seleksi

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI berturut-turut mulai tahun 2005 sampai tahun 2008

19 2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan mulai tahun 2005 sampai tahun 2008

(2)

Jumlah sampel penelitian 17


(20)

sasaran dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 1.4 Populasi Sasaran

No Kode Nama Perusahaan

1 ADES PT. Ades Water Indonesia, Tbk 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtra Food, Tbk 3 AQUA PT. Aqua Golden Missisipi, Tbk 4 CEKA PT. Cahaya Kalbar, tbk

5 DAVO PT. Davo Mas Abdi, Tbk 6 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk

7 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 8 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 9 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk

10 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 11 STTP PT. Siantar Top, Rbk

12 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk, Tbk 13 SKLT PT. Sekar Laut,Tbk 14 SMAR PT. Smart, Tbk

15 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk 16 SUBA PT. Suba Indah, Tbk

17 SHDA PT. Sari Husada, Tbk 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia selalui situs sampai dengan Juni 2010.

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

telah dipublikasikan melalui situs

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dengan melakukan pengumpulan dan mempelajari dokumen yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia serta buku-buku dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.


(21)

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data yang ada dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. b. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu pembagian dividen terhadap variabel terikat yaitu abnormal return saham. Pada regresi sederhana hanya terdapat satu b karena hanya ada satu variabel independen. Dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + bX + e

Dimana: Y = Abnormal return saham i pada tahun t a = Konstanta

b = Koefisien regresi X= Pembagian dividen e = Standar error c. Pengujian Hipotesis

1) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji t) bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu pembagian dividen terhadap variabel terikat yaitu abnormal return saham. Bentuk pengujiannya adalah:


(22)

H0 : b1 = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan (Situmorang, 2008:115): Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak pada α = 5% Jka thitung > ttabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima pada α = 5% 2) Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilainnya adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik (Situmorang, 2008:112).


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Basyori (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham”. Sedangkan sampel penelitian ini perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode waktu 2002 sampai dengan 2005 dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel yang akan digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Dipilih perusahaan yang mengumumkan dividen tunai pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005.

2. Dari perusahaan tersebut dipilih perusahaan yang jumlah dividennya berbeda dari periode sebelumnya (naik dan turun).

3. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini.

Dengan kriteria tersebut didapat sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 150 sampel yang terdiri dari 67 perusahaan yang pembayaran dividennya turun dan 83 perusahaan yang pembayaran dividennya naik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu menggunakan uji beda rata-rata atau one sample t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat abnormal return negatif disekitar tanggal pengumuman dividen pada perusahaan yang melakukan penurunan pembayaran dividen, yaitu pada hari kelima setelah pengumuman penurunan pembayaran dividen (T+5), terdapat abnormal return positif disekitar tanggal pengumuman


(24)

dividen pada perusahaan yang melakukan kenaikan pembayaran dividen, yaitu pada hari kedua sebelum pengumuman kenaikan pembayaran dividen (T-2), nilai abnormal return negatif pada hari kelima setelah pengumuman penurunan pembayaran dividen (T+5) dianggap sebagai sinyal negatif bagi investor dan calon investor dimana keadaan ini mencerminkan kinerja perusahaan yang buruk, baik saat ini maupun masa yang akan datang dan nilai abnormal return positif pada hari kedua setelah pengumuman penurunan pembayaran dividen (T-2) dianggap sebagai sinyal positif bagi investor dan calon investor dimana keadaan ini mencerminkan kinerja perusahaan yang bagus, baik saat ini maupun masa yang akan datang.

B. Saham

Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen/preffered stock (Yogiyanto, 2002:312). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Saham Biasa (common stocks)

Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu:

a. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja


(25)

yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

b. Hak menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.

c. Hak Preemtive

Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

2. Saham Preferen (preffered stocks)

Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim


(26)

pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut (Jogiyono, 2002: 320):

a. Preferen terhadap dividen

1) Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

2) Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

b. Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuiditas. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.

C. Dividen

1. Pengertian Dividen

Dividen (dividend) adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan. (Simamora, 2000:423). Terdapat beberapa tanggal penting yang


(27)

menjadi perhatian dalam prosedur pembagian dividen.

a. Tanggal Pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal tersebut dividen menjadi kewajiban perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini biasanya beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran dividen.

b. Cum Dividend adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan dividen.

c. Tanggal pencatatan (date of record) merupakan tanggal yang dipilih oleh dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyususn daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga minggu setelah tanggal pengumuman dividen, namun sebelum tanggal pembayaran dividen.

d. Ex Dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak mendapat dividen.

e. Tanggal Pembayaran (date of payment) adalah tanggal dividen benar-benar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung beberapa minggu setelah tanggal pengumuman dividen.

Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik per lembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya. Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar


(28)

tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen.

2.Kebijakan Dividen

Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan.(Sutrisno, 2000:303)

Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba


(29)

ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga memperkecil pertumbuhan dividen. Dari keterangan diatas ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal.

Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain: (Sutrisno, 2000:304)

a. Posisi solvabilitas perusahaan. Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak


(30)

membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya.

b. Posisi likuiditas perusahaan. Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout rationya kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.

c. Kebutuhan untuk melunasi hutang. Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau me roll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio.

d. Rencana perluasan. Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga


(31)

semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout rationya.

e. Kesempatan investasi. Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas pendapatan. Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

g. Pengawasan terhadap rencana perluasan. Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu,


(32)

perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

4. Kebijakan Pembagian Dividen

Ada beberapa bentuk pemberian dividen tunai atau cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah (Sutrisno, 2000:326):

a. Kebijakan pemberian dividen stabil

Kebijakan ini artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan: (1) bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil, (2) bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, dan (3) akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.

b. Kebijakan dividen meningkat

Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. Misalnya perusahaan akan membayarkan dividen sebesar Rp 600,-


(33)

per lembar dengan pertumbuhan 5%, sehingga tahun depan bisa diprediksikan besarnya dividen akan naik menjadi Rp 630,- per lembarnya.

c. Kebijakan dividen dengan ratio konstan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio. Misalnya ditentukan dividend payout rationya sebesar 60%, maka bila tahun ini perusahaan memperoleh laba per lembar sahamnya Rp 1.500,- maka yang dibayarkan sebagai dividen adalah 60% x Rp 1.500,- = Rp 900,- per lembar.

d. Kebijakan pemberian dividen yang rendah ditambah ekstra

Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen perlembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

D. Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Retur

Abnormal return saham selama periode peristiwa (event periode) didefinisikan sebagai selisis anatara actual return dengan expected return. Actual return merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi suatu saham pada suatu periode tertentu. Expected return merupakan keuntungan yang diharapkan oleh investor.

AR saham i pada hari ke t adalah (Husnan, 2003:67) ARit = Rit – E(Rit)


(34)

R

it = return realisasi E (R

it) = return saham yang diharapkan

Expected return dapat diestimasi dengan menggunakan an model-model seperti berikut:

1. Mean adjusted, menganggap bahwa expected return bernilai konstan dan sama dengan rata-rata return, return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dengan model rata-rata yang diasumsikan, return yang diharapkan dihitung dengan cara membagikan return realisasi suatu perusahaan pada periode estimasi dengan lamanya periode estimasi.

2. Mean model, expected return dihitung dengan dua tahapan (Yogiyanto, 2002:187) yaitu membentu model ekspektasi dengan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi expected return selama periode windows. Model ekspektasi dihitung dengan menjumlahkan nilai aspektasi return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar, tingkat keuntungan indeks pasar, dan bagian return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar.

3. Mean Adjusted Model, menganggap bahwa penduga yang baik untuk mengistemasi return suatu sekuritas dalam return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini tidak diperlukan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, oleh karena itu return yang diharapkan adalah return indeks pasar pasa periode peristiwa tertentu dan return yang diharapkan untuk semua sekuritas pada periode peristiwa tertentu besarnya sama.


(35)

Actual return adalah keuntungan yang dapat diterima atas suatu investasi saham pada periode tertentu, secara matematis diformulasikan sebagai berikut (Husnan, 2003:69): 1 . 1 . . . − − − = t i t i t i t i P P P R

Ri.t = actual return/return realisasian saham i pada waktu t Pi.t = harga saham i pada waktu t

Pi.t-1 = harga saham i pada waktu t-1

Cara menghitunga return pasar (Husnan, 2003:71)       − = − − 1 1 t t t mt IHSG IHSG IHSG R

Rmt = return pasar pada waktu t

IHSGt = indeks harga saham gabungan pada waktu t IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada waktu t-1

Dalam penelitian ini expected return dihirung dengan menggunakan (Husnan, 2003:74)

E (Rit) = αi +βi Rmt

E (Rit) = return saham yang diharapkan αi = intecept untuk sekuritas i


(36)

35

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Ades Water Indonesia Tbk (ADES)

PT. Ades Water Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman (beverage), yakni memproduksi minuman air mineral dalam kemasan botol. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1985 dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Juni 1994 dengan kode saham ADES dan harga saham perdana yang ditawarkan Rp.3.850,-.

Perusahaan ini berkantor pusat pada perkantoran Hijau Arkadia Tower C, Jl. TB. Simatupang Kav 88 Lt. 16-16 Jakarta. Perusahaan ini mempekerjakan sebanyak 2000 karyawan. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Ades Water Indonesia Tbk sebagai berikut:

Komisaris Presiden : Blair Richard Glass Komisaris : Peter Vogt dan Emil Salino Dewan Presiden : Etienne Andre Maria Denet

Direktur : Antonio Del Rosario. Natalia Ngadani, Patrick Leomine, Amrit Kumar Sharestha, Agustinus Gunadharma dan Jian Philippe Gourdon.

Pemegang saham perusahaan : Water Partners Bottling SA 68,26% Underwriter : PT. Pentasena Arthasentosa


(37)

B. Tiga Pilar Sejahtra Food Tbk (AISA)

PT. Tiga Pilar Sejahtra Food Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis makanan berupa mie instant (instant noodles). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1953 dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Juni 1997 dengan kode saham AISA dan harga saham perdana yang ditawarkan Rp.950,-.

Perusahaan ini berkantor pusat di Alun Graha Lt. I Jl Prof. Dr. Doepomo No. 233 Jakarta dan pabriknya di Jl. Raya Bogor Km 33. Perusahaan ini mempekerjakan sebanyak 1172 karyawan. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Tiga Pilar Sejahtra Food Tbk sebagai berikut:

Komisaris Umum : Priyo Hadi Sutanto Wakil Komisaris Umum : Kang Hongkie Widjaja

Komisaris : Budhi Istanto Suwito dan Hans Miniaga Komisaris Independen : Woerjatmoko dan Prof. Dr. Ir. Haryadi

Mapp. Sc

Direktur Umum : Stefanus Joko Mogoginto Wakil Direktur Umum : Herry Beng Koestanto

Direktur : Marsono

Pemegang saham perusahaan : PT. Tiga Pilar Sekuritas 28,91% Underwriter : PT. Trimegah Securindo merupakan perusahaan yang bergerak

C. Aqua Golden Missisipi Tbk (AQUA)

PT. Aqua Golden Missisipi Tbk adalah perusahaan pioneer air mineral di Indonesia yang memulai usahanya pada tahun 1974 dengan satus PMDN


(38)

(Penanaman Modal Dalam Negeri) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Maret 1990 dengan kode saham AQUA dan harga saham perdana yang ditawarkan Rp.7.500,-. Perusahaan ini telah mengeksfor produk-produknya ke Vietnam, Kamboja, Hongkong, New Zealand, Australia, Taiwan dan Kanada. Pada Maret 2001, keluarga Utomo pemilik PT. Aqua Golden Missisipi, Tbk telah mengambil saham Danone Group industri air mineral dari 40% menjadi 70%.

Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. Pulo Lontut No. 3 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perusahaan ini mempekerjakan sebanyak 8448 karyawan. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Aqua Golden Missisipi Tbk sebagai berikut:

Komisaris Utama : Lisa Tirta Utomo Komisaris Independen : R. Soekardi Komisaris : Janto Utomo Direktur Utama : Willy Shidarta

Direktur : John Abdi dan Parmanangsih Pemegang saham perusahaan : PT. Tirta Investama 90,99%

Underwriter : PT. Ficorinvest D. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)

PT. Cahaya kalbar Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produk minyak kelapa sawit (palm oil). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1968 dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Juli 1996 dengan kode saham CEKA dan harga saham perdana Rp.1.100,-.


(39)

Perusahaan ini berkantor pusat di JL. Raya Pliut Selatan Blok S-6 Jakarta-14440. Perusahaan ini mempekerjakan sebanyak 117 karyawan. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Cahaya Kalbar Tbk sebagai berikut:

Komisaris Utama : Hardy Sunarlia Komisaris : Martua Sitorus Komisaris Independen : Soedjiman Direktur Utama : Hendri Saksti

Direktur : Thomas Tonny Muksim, Erik Tjin dan Pencaka Ramajaya

Pemegang saham perusahaan : PT. Cahaya Kalbar Perkasa 50,08% R/N S’Pore A/C IL/J-015110-6 17,87% Underwriter : PT. Aspac Uppindo Sekuritas

E. Davo Mas Abadi Tbk (DAVO)

PT. Davo Mas Abadi Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri biji coklat (cocoa). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1968 dengan status PMDM (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 1994 dengan kode saham DAVO.

Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Tangerang, Jawa Barat. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Davo Mas Abadi Tbk sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Berliana Sukarmadidjaja Komisaris Independen : Achmad Setiawan

Komisaris : Husin Ramelan


(40)

Direktur : Suhanih dan Ariyanto Wibowo

F. Delta Djakarta Tbk (DLTA)

PT. Delta Djakarta Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi minuman bir pertama yaitu Anker Bir dan sekarang juga memproduksi Anker Stout di bawah brand lisensi San Miguel dan Carlsberg. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1932 dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juli 1985 dengan kode saham DLTA dan harga saham perdana Rp.2.950,-. Hasil produksi dipasarkan di dalam dan luar negeri dan perusahaan ini mempekerjakan 558 karyawan.

Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jl. Inspaksi Barat, Desa Setiadharma, Kec. Tambun Bekasi Timur Bekasi-17510. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Cahaya Kalbar Tbk sebagai berikut:

Komisaris Utama : Ir. Tubagus Muhammad Rais

Komisaris : Faustino F. Galang, Minera laudes Borga Bibonia, Mario M. Bagus dan Jaedar Sagala

Direktur Utama : Roberto D. Dc. Leon

Direktur : Eddie Priyono, Willy A. Adipradhana dan Monica C. Segala

Pemegang saham perusahaan : San Miguel Malaysia (L) Pte. Ltd. Malaysia 58,33%


(41)

G. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan tahun 1974 dengan status PMA (Penenaman Modal Asing) dan terbentuk dari merger 19 industri mie instant. Perusahaan ini memproduksi mie insatant, tepung terigu, minyak goring, makanan bayi, biscuit, makanan ringan dan bumbu makanan sehingga perusahaan ini menjadi perusahaan pengolahan makanan terbesar di Indonesia yang menguasai 90% pasar mie instant yang didukung oleh adanya jaringan pemasaran produk terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 19 Juli 1994 dengan harga saham perdana yang ditawarkan Rp.6.200,- dengan kode saham INDF. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Ariobimo Sentral, Lt. 12 di Jl. H. R Rasuna Said X-2, Kav. 5 Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di Pulai Jawa, Suamatera, Kalimantan dan Sulawesi. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai berikut:

Komisaris Umum : Manuel V. Pangilian

Komisaris : Benny Setiawan Santoso, Edward A. Tortorici, Ibrahim Risjad, Albert Del Rosario, Robert Charles Nicholson dan Graham L. Pickles

Komisaris Independen : Utomo Josodiajo, Torstein Stephansen dan Wahjudi Prakarsa

Direktur Umum : Authani Salim

Wakil Direktur Umum : Fransiscus Welirang, Cesar Marikan Dele Gruz dan Dermawan Sarsito


(42)

Direktur : Aswan Tukiaty, Tjhie The Eie, Taufik Wiratmadja, Philip Suwardi Purnama, Mulyawan Tjandra dan Honggo Widjojo Kangmasto

Pemegang saham perusahaan : Lab Hodings Itd 46,53% Underwriter : PT. Merincorp Sewriting Indo

H. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1931 dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) di bawah nama NV Nederlandsch Indische Bierbbrouwerijen dan merupakan industri minuman bir terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Desember 1981 dengan Kode MLBI dan harga saham perdana Rp.1.570,-

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Ratu Plaza Building Lt. 24 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 9 jakarta-10270 dan pabriknya berlokasi di Jl. Daan Mogot Km. 19 Tangerang-15122. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Cosmas Batubara Komisaris Independen : Subarto Zaini

Komisaris :Sri Hartina, Urip Simeon, Theodore Permadi Rachmad, Bobby Hendry Noyo dan Sijbe Hiemstra


(43)

Direktur :Jas Per Christiaan Hamaker, Bambang Britomo, Herman Josep Maria dan Antonius Gerardus Vande Bergri

Pemegang saham perusahaan : Heineken International B.V 75,94% Underwriter : PT. Danareksa (Persero)

I. Mayora Indah Tbk (MYOR)

PT. Mayora Indah Tbk didirikan pada tahun 1977 dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan perusahaan ini dikenal sebagai salah satu industri domestik manufaktur terbesar dan pengolahan bahan makanan di Indonesia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 4 Juli 1990 dengan kode saham MYOR dan harga saham pernana Rp.9.300,- . Perusahaan ini menjalankan usahanya dibidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit.

Kantor pusat perusahaan terletak di Gedung Mayora Jl. Tomang Raya No. 21-23 Jakarta, sedangkan pabriknya terletak di Tangerang dan Bekasi. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Mayora Indah Tbk sebagai berikut:

Komisaris Umum : Jogi Hendra Admadja Komisaris : Hendrawan Admadja Komisaris Independen : Agustian Widjonarko Direktur Utama : Gunawan Admadja

Direktur :Hemawan Lesmana, Andre Sulendra

Admadja dan Ongkie Tedjasurya Pemegang saham perusahaan : PT. Unita Bramindo 32,93%


(44)

J. Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

PT. Fast Food Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1978 oleh Group Gelael, suatu perusahaan keluarga yang menjalankan bisnis pasar swalayan di Indonesia dengan status PMA (Penanaman Modal Aasing). Setelah mendapat hak waralaba eksklusif dari Kentucky Fried Chicken Corporation di Amerika Serikat untuk mengoperasikan restoran-restoran Kentucky Fried Chicken di Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang makanan dan restoran. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Maret 1993 dengan kode saham FAST dan harga saham perdana Rp.1.000,-.

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jl. M. T. Haryono, Jakarta. Perusahaan mempunyai karyawan sebanyak 12.6585 karyawan. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Fast Food Indonesia Tbk sebagai berikut:

Komisaris Utama : Anthony Salim Wakil Komisaris Utama : Elizabeth Gelael

Komisaris : Rudy Tanudjaja Saputra, Benny Setiawan Santoso

Komisaris Independen : Ken Leksono P.L Gunawan Solaiman Direktur Umum : Dick Gelael

Wakil Direktur Umum : Ferry Noviar Yosaputra

Direktur : Ricardo Gelael, Leonny Elimin, Justinus Dalimin Juwoono dan Adhi Indrawan Pemegang saham perusahaan : PT. Gelael Pratama dan PT. Megah Eraraharja


(45)

PT. Siantar Top Tbk didirikan pada tahun 1987 dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis makan berupa makanan ringan seperti mie (snack noodle), biskuit kering, kerupuk (cracker) dan permen (candy). Perusahaan ini pertama kali terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Desember 1996 dengan kode saham STTP dan harga saham perdana Rp.2.200,-

Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Sidoarjo, Surabaya. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Siantar Top Tbk sebagai berikut:

Komisaris Umum : Agus Susanto Komisaris Independen : Hariono Adi Direktur Utama : Shindo Sumidomo Direktur :Pitoyo dan Armin

Pemegang saham perusahaan : PT. Kim Eng Securities 50,72% Underwriter : PT. Jade Securities

L. Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ)

PT. Ultra Jaya Milk Tbk didirkan pada tanggal 2 Nopember 1971 dengan status perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Perusahaan bergerak dalam bidang makanan dan minuman khususnya minuman aseptik yang dikemas dalam kemasan karton yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperatur) seperti minuman susu, minuman sari buah, minuman tradisional dan minuman kesehatan. Perusahaan juga memproduksi rupa-rupa mentega, teh celup,


(46)

konsentrat buah-buahan trapis, susu bubuk dan susu kental manis. Saat ini perusahaan merupakan pimpinan pasar (market lader) untuk pasar susu cair.

Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2 Juli 1990 dengan kode saham ULTJ dan harga saham perdana Rp 7.500,-. Perusahaan berkantor pusat dan pabrik di Jl. Raya Cimarene 131 Padulangan, Bandung-40552. dengan jumlah karyawan sebanyak 1100 orang. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Ultra Jaya Milk Tbk sebagai berikut:

Komisaris Umum : Supiandi Prawirawidjaja

Komisaris : H. Soeharsono Sagir dan endang Suhaja Direktur Utama : Sabana Prawirawidjaja

Direktur : Samudera Prawerawidjaja dan Yulianto Iskandar

Pemegang saham perusahaan : PT. Prawirawidjaja Prakarsa 21,4% Underwriter : PT. Multicor

M. Sekar Laut Tbk (SKLT)

PT. Sekar Laut Tbk didirikan pada tanggal 19 Juli 1976 dengan status perusahaan PMDN (Penanamana Modal Dalam Negeri). Perusahaan ini memproduksi makanan berupa krupuk, mie instant dan hasil laut yang keringkan. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 September dengan kode saham SKLT

Kantor pusat perusahaan di Jl. Raya Darmo No. 23-25 surabaya, Jawa Timur. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. PT. Sekar Laut Tbk sebagai berikut:


(47)

Komisaris independen : Catherine Ong Soen Bie, SE Komisaris : Drs. Renata Asnadi

Presiden Direktur : Herry Sunoso

Direktur : Tjahjano Haryono dan John Canpi Gozal

N. Smart Tbk (SMAR)

PT. Smart Tbk memulai bisnis usahanya di bawah nama PT. Maskapai Penerbangan Samcana Padang Halaban pada tahun 1962, kemudian pada tahun 1991 berganti nama menjadi PT. Sinar Mas Agro Resources dan Technology Corporation atau disingkat PT. Smart Tbk. Perusahaan ini memperoduksi minyak kelapa sawit dengan status PMDN (Penanaman Modal dalam Negeri) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 November 1992 dengan harga saham perdana Rp.3.000,- dan kode saham SMAR. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Smart Tbk sebagai berikut:

Komisaris Presiden : Franky Oesman Widjaja Komisaris : Arthar Yahya

Direksi Presiden : Muktar Widjaja Direktur : Oeminto

O. Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk didirikan di bawah perusahaan CV. Pagoda Palembang pada tahun 1956 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan sumber daya alam dan perusahaan manajemen industri, dimana produksinya terdiri dari kopi, karet, coklat dan vanilla. Perusahaan ini berstatus PMDN (Penanaman Modal Dalam


(48)

Negeri) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Oktober 1994 dengan harga saham IPO Rp.3.00,- dan kode saham PSDN.

Perusahaan ini berdomisili di Jl. Ki Kemas Rindho Kertapati, Palembang dan memiliki karyawan sebanyak 1219 orang. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebagai berikut:

Presiden Direktur : Jeffry Sanusi Soedargo Wakil Predisen Direktur : Didik Tandiano

Direksi :H. Syamsul Bachri Uding, Budi

Pringgasusanto, Lie Sukicenronon, Budinarta dan Moenardji Soedargo

Pemegang saham perusahaan : Innovest Offshone Ventures Ltd 57% Underwriter : PT. Penta Sena Arthasentusa

P. Suba Indah Tbk (SUBA)

PT. Suba Indah Tbk (SUBA) adalah bagian dari Hero Group yang didirikan pada tahun 1975 yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar dan terkenal yang memproduksi makanan dan minuman di Indonesia. Perusahaan manufaktur ini memproduksi makanan berkualitas untuk distribusi eksfor yang luas. Perusahaan ini berstatus PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan mempunyai karyawan 494 karyawan.

Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Desember 1991 dengan harga saham IPO Rp 3.700,- dan memiliki kode SUBA. Perusahaan berdomisili di Cilegon dengan pabrik berlokasi di Jalan Cilegon Anyer Km. 9 Cigading Cilegon. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Mayapada Tower lantai


(49)

20 Suite 01, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 28, Jakarta. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Suba Indah Tbk sebagai berikut:

Komisaris Umum : Benny Tjokrosaputro Komisaris Independen : Insanial Burhamzah Direktur Utama : Teddy Tjokrosaputra

Direktur : Ibnu Sutowo, Kuswadi Muldiyanto dan Haji Nurdin Nawas

Q. Sari Husada Tbk (SHDA)

PT Sari Husada Tbk didirikan pada tahun 1954 oleh Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam rangka membantu Pemerintah Indonesia dalam swasembada protein dengan nama NV Saridele. Perusahaan ini bergerak dalam bidang bisnis makanan dan miuman bernutrisi dan bergizi untuk bayi, anak dan orang dewasa. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesi pada tanggal 1 Maret 1990 dengan kode saham SHDA dan harga saham perdana Rp 500 menjadi

Perusahaan memiliki kantor pusat di Jalan Kusumanegara 173, Yogyakarta serta kantor pemasaran dan Kantor Cabang di Jakarta. Pabrik perusahaan berlokasi di Yogyakarta dan Kemudo, Jawa Tengah. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT. Sari Husada Tbk sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Jahnny Wdjaja Wakil Komisaris umum : Peter Kroes

Komisaris : Chris Britton, Ajay Puri dan Gerrit Keaeris Komisaris independen : Suad Husnan


(50)

Presiden Direktur : Soeloeng Hamunangan Nasoetion Wakil Presiden Direktur : Felix Purwadi Mulia

Direktur : Setyanto, Rachmad Suhappy dan Jenny Go


(51)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan atau dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif. Deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembagian Dividen

Dividen tunai adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh Dewan Direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) menunjukkan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.

Tabel 4.1

Besaran Pembagian Dividen Tunai Tahun 2005-2008

Kode 2005 2006 2007 2008

ADES 2 15 10 5

AISA 2 7 10 9

AQUA 1180 830 630 1000

CEKA 4 9 12 11

DAVO 3 2 0 8

DLTA 5 0 8 5

INDF 17,5 5 31 43

MLBI 450 569 650 475

MYOR 25 25 35 40


(52)

STTP 0 5 8,5 9

ULTJ 0 5 7,5 9

SKLT 3 3 0 2

SMAR 10 39 46 5

PSDN 9 12 30 20

SUBA 7 0 15 16

SHDA 6 0 12 8

Total 1.741,5 1.546 1.535 1.710 Rata-rata 102,44 90,94 90,29 100,59 Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dividen tunai dari 17 perusahaan selama penelitian. Pada tahun 2005 total pembayaran dividen perusahaan sebesar Rp.1.741,5 dan rata-ratanya sebesar Rp.102,44 dan ini mengalami peningkatan sebesar Rp.379 atau Rp.22,29, di tahun ini ada 2 perusahaan atau sebesar 11,76% dari perusahaan yang tidak membayar dividen yaitu PT. Siantar Top Tbk dan PT. Ultra Jaya Milk Tbk dan ada 15 perusahaan atau sebesar 88,24% dari perusahaan yang membayar dividen dan pada tahun ini yang paling tinggi membayar dividen tetap PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. Pada tahun 2006 total pembayaran dividen perusahaan sebesar Rp.1.546 dan rata-ratanya sebesar Rp.90,94 dan ini mengalami penurunan sebesar Rp.195,5 atau Rp.11,5, di tahun ini ada 3 perusahaan atau sebesar 17,65% dari perusahaan yang tidak membayar dividen yaitu PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Suba Indah Tbk dan PT. Sari Husada Tbk dan ada 14 perusahaan atau sebesar 82,35% dari perusahaan yang membayar dividen dan pada tahun ini yang paling tinggi membayar dividen tetap juga PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. Pada tahun 2007 total pembayaran dividen perusahaan sebesar Rp.1.535 dan rata-ratanya sebesar Rp.90,29 dan mengalami penurunan sebesar Rp.11 atau Rp.0,65, di tahun ini ada 2 perusahaan atau sebesar 11,76% dari perusahaan yang tidak membayar dividen yaitu PT. Davo Mas Abadi Tbk dan


(53)

PT. Sekat Laut Tbk dan ada 15 perusahaan atau sebesar 88,24% dari perusahaan yang membayar dividen dan pada tahun ini yang paling tinggi membayar dividen adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Tahun 2008 total pembayaran dividen perusahaan sebesar Rp.1.710 dan rata-ratanya sebesar Rp.100,59 dan ini mengalami peningkatan sebesar Rp.175 atau Rp.10,3, di tahun ini tidak ada dari perusahaan yang tidak membayar dividen dan semua atau sebesar 100% dari perusahaan yang membayar dividen dan pada tahun ini yang paling tinggi membayar dividen kembali dipegang oleh PT. Aqua Golden Missisipi Tbk 2. Actual Return

Actual return saham adalah keuntungan yang diterima atas suatu saham

pada periode tertentu, dihitung dengan pendekatan matematis seperti yang ditunjukkan di Bab I dan berikut perhitungan actual return saham selama tahun 2005-2008:

Tabel 4.2

Actual Return Saham Perusahaan Selama Tahun 2005-208

No Kode

Actual Return

2005 2006 2007 2008 1 ADES 0.093 0.254 0.149 -0.176 2 AISA 0.042 0.200 0.033 -0.419 3 AQUA 0.008 0.339 0.363 -0.307 4 CEKA 0.080 0.630 0.023 0.344 5 DAVO -0.083 0.091 0.200 0.111 6 DLTA 0.038 0.566 0.231 -0.325 7 INDF 0.031 0.636 0.259 0.441 8 MLBI 0.037 0.143 0.088 -0.339 9 MYOR 0.333 1.038 0.399 0.158 10 FAST -0.122 0.572 0.240 -0.032 11 STTP -0.100 -0.222 0.071 -0.507 12 ULTJ 0.375 0.091 0.208 0.166 13 SKLT 0.200 0.500 -0.361 -0.217 14 MSAR 0.086 0.080 -0.105 0.012 15 PSDN -0.492 -0.267 -0.091 0.700 16 SUBA 0.528 -0.227 0.224 -0.279 17 SHDA 0.000 0.111 -0.125 -0.314


(54)

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Tabel 4.2 dapat dilihat hasil perhitungan actual return saham untuk masing-masing saham. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh actual return saham-saham dari 17 perusahaan selama tahun 2005 sampai tahun 2008 ada yang bernilai positif dan ada yang negatif. Bila actual return saham bernilai positif, hal menunjukkan bahwa adanya peningkatan harga saham pada hari ke t dari harga saham pada hari ke t-1 dan nilai negatif menunjukkan harga saham hari ke t lebih rendah jika dibandingkan harga saham pada hari ke t-1.

Pada tahun 2005 ada 13 perusahaan atau sebesar 76,47% dari perusahaan makanan dan minuman yang actual return saham bernilai positif dan ada 4 perusahaan atau sebesar 23,53% dari perusahaan makanan dan minuman yang actual return saham bernilai negatif tahun. Tahun 2006 ada 14 perusahaan atau sebesar 82,35% dari perusahaan makanan dan minuman yang actual return saham bernilai positif dan ada 3 perusahaan atau sebesar 17,65% dari perusahaan makanan dan minuman yang actual return saham bernilai negatif. Tahun 2007 ada 13 perusahaan atau sebesar 76,47% dari perusahaan yang actual return saham bernilai positif dan ada 4 perusahaan atau sebesar 23,53% dari perusahaan yang actual return saham bernilai negatif. Tahun 2008 ada 7 perusahaan atau sebesar 41,18% dari perusahaan yang actual return saham bernilai positif dan ada 10 perusahaan atau sebesar 58,82% dari perusahaan yang actual return saham bernilai negatif. Rata-rata di tahun 2008 banyak perusahaan yang mengalami harga saham menurun dan pada tahun ini juga Bursa Efek Indonesia pernah ditutup untuk beberapa hari karena ada krisis akan tetapi bukan hanya Indonesia saja yang mengalami krisis akan tetapi juga seluruh dunia sehingga disebut krisis global. Penurunan actual return saham ini juga bisa disebabkan akibat


(55)

kekecewaan investor kerana dividen yang diterima tidak sebesar yang diharapkan, sedangkan apabila terdapat peningkatan atau actual return saham bernilai positif hal ini bisa disebabkan karena adanya penyesuaian harga saham terhadap publikasi hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), karena sebelum dibagikannya dividen maka terlebih dahulu dipublikasikan atau diumumkan kepada publik.

3. Market Return

Tabel 4.3

Market Return Selama Tahun 2005-2008

Keterangan 2005 2006 2007 2008 IHSG 280,83 392,45 436,04 326,84

Rm 0,204 0,397 0.111 -0.250

Sumber: Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Tabel 4.3 dapat dilihat market return mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2005, 2006 dan 2007 market return mengalami peningkatan atau bernilai positif dan ini menunjukkan bahwa situasi atau kondisi perdangangan di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2005 sampai 2007 sedang atraktif sedangkan pada tahun 2008 market return mengalami penurunan atau bernilai negatif dan ini menandakan bahwa situasi di Bursa Efek Indonesia sedang tidak aktraktif. Bursa Efek Indonesia di tahun 2008 sedang tidak aktraktif hal ini disebabkan karena keadaan ekonomi Indonesia sedang tidak stabil atau mengalami krisis yang menyebabkan perekonomian memburuk seperti nilai tukar rupiah melemah, harga bahan bakar naik sehingga bahan pangan juga akan meningkat dan ini menandakan perdagangan Indonesia sedang tidak aktraktif dan di tahun 2008 Bursa Efek Indonesia juga pernah ditutup untuk beberapa hari.

Peningkatan dan penurunan market return yang terjadi di Bursa Efek Indonesia ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah: kondisi intrn


(56)

perusahaan-perusahaan yang membuat investor berminat untuk menjual dan membeli saham perusahaan yang bersangkutan. Selain kondisi intrn dari perusahaan, market return dapat dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi, politik dan peraturan pemerintah dan lain-lain.

4. Perhitungan Alpha (α) dan Beta (β)

Alpha dan Beta merupakan koefisien regresi yang menyatakan besarnya nilai Rit jika Rmt = 0 dan koefisien regresi Rit atas Rmt yaitu sebuah parameter yang menyatakan besarnya perubahan nilai Rit jika nilai Rmt berubah satu unit, dimana nilai Ri sebagai variabel dependen dan Rm sebagai variabel independen. Untuk menghindari bias yang timbul dari fluktuasi nilai beta, maka penulis memilih beta dengan periode estimasi yang mendekati event period, yaitu selama 30 hari di setiap tahun (2005, 2006, 2007 dan 2008) penelitian. Nilai α dan β untuk masing-masing saham selama tahun 2005 sampai 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tebel 4.4

Nilai Alpha (α) dan Beta (β) Selama Tahun 2005-2008

No Kode

2005 2006 2007 2008

α β α Β α β α β

1 ADES 0.000 0.897 0.140 0.091 0.332 0.003 0.008 0.000 2 AISA 0.965 -1.652 2.814 -4.774 -0.137 0.063 1.594 -0.134 3 AQUA 3.542 1.254 2.249 -3.249 -0.274 0.017 -0.079 0.024 4 CEKA 0.543 -0.061 0.361 0.301 -0.917 0.000 0.093 -0.043 5 DAVO 1.462 0.089 1.478 0.000 0.179 0.014 0.469 0.898 6 DLTA -0.006 0.978 2.031 0.001 2.252 0.128 0.022 1.550 7 INDF -0.365 0.003 1.014 0.023 0.773 -0.025 -2.149 0.001 8 MLBI 0.251 0.361 1.196 0.808 0.491 0.074 0.813 0.057 9 MYOR 0.003 0.521 1.210 -0.144 0.107 0.052 0.054 -0.100 10 FAST 0.872 -1.635 -0.023 1.162 1.101 -0.001 0.906 3.376 11 STTP 0.156 0.008 -0.244 -0.021 0.000 0.451 -0.682 1.703 12 ULTJ 0.983 0.452 0.368 0.010 -0.732 0.219 1.847 0.156 13 SKLT -0.254 0.333 0.702 0.264 0.065 0.919 1.474 0.270 14 MSAR -0.254 0.006 1.013 0.025 0.361 0.496 -0.913 -2.210 15 PSDN 0.000 0.620 0.276 0.000 -0.561 1.863 0.006 2.740


(57)

16 SUBA 0.363 0.258 4.160 0.776 4.170 -0.742 -0.284 1.439 17 SHDA 0.741 0.362 -0.002 0.776 0.773 2.521 2.364 2.546

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Tabel 4.4 dapat dilihat ada sebagian saham yang bernilai positif dan ada sebagian yang bernilai negatif. Pada tahun 2005 ada 14 perusahaan atau sebesar 82,35% dari saham perusahaan dengan nilai beta positif dan ada 3 perusahaan atau sebesar 17,65% dari saham perusahaan dengan nilai beta negatif. Tahun 2006 ada 13 perusahaan atau sebesar 76,47% dari saham perusahaan dengan nilai beta positif dan ada 4 perusahaan atau sebesar 13,53% dari saham perusahaan dengan nilai beta negatif. Tahun 2007 ada 14 perusahaan atau sebesar 82,35% dari saham perusahaan dengan nilai beta positif dan ada 3 perusahaan atau sebesar 17,65% dari saham perusahaan dengan nilai beta negatif. Tahun 2008 ada 13 perusahaan atau sebesar 76,47% dari saham perusahaan dengan nilai beta positif dan ada 4 perusahaan atau sebesar 23,53% dari saham perusahaan denga beta negatif. Saham dengan beta positif berarti bahwa return saham (return individu) perusahaan berpengaruh terhadap return pasar (return market). Dengam demikian sebagian besar saham perusahaan berpengaruh terhadap market return. 5. Expected Return Saham

Expected return saham merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan investor atas saham yang telah dimilikinya. Berikut data mengenai expected return saham selama tahun 2005 samapi 2008:


(1)

65

3.

Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian berikutnya dapat menguji

faktor lain seperti analisis keuangan karena terdapat kemungkinan bahwa

analisis keuangan berpengaruh terhadap abnormal return.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UMM Press:

Malang.

Basyori, Kurnia. 2008. Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return

Saham. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).

Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba

Empat, Jakarta.

Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.

UPP AMP YKPN, Yogyakarta

--- dan Eny Pudjiastuti. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.

Yogiyanto. 2002. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga,

Jakarta.

M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis

Investasi Di Pasar Modal. Buku 1, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.

Salemba Empat, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi, M. Ja’far Dol, Iskandar Muda,Muslih Luftih dan

Syahyunan. 2008. Analisis Data Penelitian: Menggunakan Program

SPSS. USU Pers, Medan.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Alfabeta, Bandung.

Supranto. 1993. Statistik Pasar Modal. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Susilo, Yongky Surya. 2009. Pertarungan Elegan Merebut 500 T. Majalah

SWA 04/XXXV/19 Februari - 4 Maret 2009.

Sutojo, Heru. 2002. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan.

Salemba Empat, Jakarta.

Sutrisno. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UII, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.

BPFE UGM, Yogyakarta.


(3)

67

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia.

Salemba Empat, Jakarta.

Weston, J. Fred and Eugene F. Brigham 1993. Manajemen Keuangan, Jilid 2.

Jakarta, Erlangga.

Wib


(4)

LAMPIRAN UJI REGRESI LINIER SEDERHANA

No Kode Tahun IHSI IHSG Rit Rm A B E(R-it) Arit

1 ADES 2004 540 233.32 - - - -

2 AISA 600 233.32 - - - -

3 AQUA 100000 233.32 - - - -

4 CEKA 500 233.32 - - - -

5 DAVO 300 233.32 - - - -

6 DLTA 400 233.32 - - - -

7 INDF 1600 233.32 - - - -

8 MLBI 135000 233.32 - - - -

9 MYOR 1500 233.32 - - - -

10 FAST 1810 233.32 - - - -

11 STTP 500 233.32 - - - -

12 ULTJ 400 233.32 - - - -

13 SKLT 100 233.32 - - - -

14 MSAR 8100 233.32 - - - -

15 PSDN 295 233.32 - - - -

16 SUBA 360 233.32 - - - -

17 SHDA 360 233.32 - - - -

18 ADES 2005 590 280.83 0.093 0.204 0.000 0.897 0.204 -0.111

19 AISA 625 280.83 0.042 0.204 0.965 -1.652 1.169 -1.127

20 AQUA 100800 280.83 0.008 0.204 3.542 1.254 3.746 -3.738

21 CEKA 540 280.83 0.080 0.204 0.543 -0.061 0.747 -0.667

22 DAVO 275 280.83 -0.083 0.204 1.462 0.089 1.666 -1.749

23 DLTA 415 280.83 0.038 0.204 -0.006 0.978 0.198 -0.160

24 INDF 1650 280.83 0.031 0.204 -0.365 0.003 -0.161 0.192

25 MLBI 140000 280.83 0.037 0.204 0.251 0.361 0.455 -0.418

26 MYOR 2000 280.83 0.333 0.204 0.003 0.521 0.207 0.126

27 FAST 1590 280.83 -0.122 0.204 0.872 -1.635 1.076 -1.198

28 STTP 450 280.83 -0.100 0.204 0.156 0.008 0.360 -0.460

29 ULTJ 550 280.83 0.375 0.204 0.983 0.452 1.187 -0.812

30 SKLT 120 280.83 0.200 0.204 -0.254 0.333 -0.050 0.250

31 MSAR 8800 280.83 0.086 0.204 -0.254 0.006 -0.050 0.136

32 PSDN 150 280.83 -0.492 0.204 0.000 0.620 0.204 -0.696

33 SUBA 550 280.83 0.528 0.204 0.363 0.258 0.567 -0.039

34 SHDA 360 280.83 0.000 0.204 0.741 0.362 0.945 -0.945

35 ADES 2006 740 392.45 0.254 0.397 0.140 0.091 0.537 -0.283

36 AISA 750 392.45 0.200 0.397 2.814 -4.774 3.211 -3.011

37 AQUA 135000 392.45 0.339 0.397 2.249 -3.249 2.646 -2.307

38 CEKA 880 392.45 0.630 0.397 0.361 0.301 0.758 -0.128

39 DAVO 300 392.45 0.091 0.397 1.478 0.000 1.875 -1.784

40 DLTA 650 392.45 0.566 0.397 2.031 0.001 2.428 -1.862

41 INDF 2700 392.45 0.636 0.397 1.014 0.023 1.411 -0.775

42 MLBI 160000 392.45 0.143 0.397 1.196 0.808 1.593 -1.45


(5)

69

44 FAST 2500 392.45 0.572 0.397 -0.023 1.162 0.374 0.198

45 STTP 350 392.45 -0.222 0.397 -0.244 -0.021 0.153 -0.375

46 ULTJ 600 392.45 0.091 0.397 0.368 0.010 0.765 -0.674

47 SKLT 180 392.45 0.500 0.397 0.702 0.264 1.099 -0.599

48 MSAR 9500 392.45 0.080 0.397 1.013 0.025 1.410 -1.33

49 PSDN 110 392.45 -0.267 0.397 0.276 0.000 0.673 -0.94

50 SUBA 425 392.45 -0.227 0.397 4.160 0.776 4.557 -4.784

51 SHDA 400 392.45 0.111 0.397 -0.002 0.776 0.395 -0.284

52 ADES 2007 850 436.04 0.149 0.111 0.332 0.003 0.443 -0.294

53 AISA 775 436.04 0.033 0.111 -0.137 0.063 -0.026 0.059

54 AQUA 184000 436.04 0.363 0.111 -0.274 0.017 -0.163 0.526

55 CEKA 900 436.04 0.023 0.111 -0.917 0.000 -0.806 0.829

56 DAVO 360 436.04 0.2 0.111 0.179 0.014 0.290 -0.09

57 DLTA 800 436.04 0.231 0.111 2.252 0.128 2.363 -2.132

58 INDF 3400 436.04 0.259 0.111 0.773 -0.025 0.884 -0.625

59 MLBI 174000 436.04 0.088 0.111 0.491 0.074 0.602 -0.514

60 MYOR 5700 436.04 0.399 0.111 0.107 0.052 0.218 0.181

61 FAST 3100 436.04 0.24 0.111 1.101 -0.001 1.212 -0.972

62 STTP 375 436.04 0.071 0.111 0.000 0.451 0.111 -0.04

63 ULTJ 725 436.04 0.208 0.111 -0.732 0.219 -0.621 0.829

64 SKLT 115 436.04 -0.361 0.111 0.065 0.919 0.176 -0.537

65 MSAR 8500 436.04 -0.105 0.111 0.361 0.496 0.472 -0.577

66 PSDN 100 436.04 -0.091 0.111 -0.561 1.863 -0.450 0.359

67 SUBA 520 436.04 0.224 0.111 4.170 -0.742 4.281 -4.057

68 SHDA 350 436.04 -0.125 0.111 0.773 2.521 0.884 -1.009

69 ADES 2008 700 326.84 -0.176 -0.250 0.008 0.000 -0.242 0.066

70 AISA 450 326.84 -0.419 -0.250 1.594 -0.134 1.344 -1.763

71 AQUA 127500 326.84 -0.307 -0.250 -0.079 0.024 -0.329 0.022

72 CEKA 1210 326.84 0.344 -0.250 0.093 -0.043 -0.157 0.501

73 DAVO 400 326.84 0.111 -0.250 0.469 0.898 0.219 -0.108

74 DLTA 540 326.84 -0.325 -0.250 0.022 1.55 -0.228 -0.097

75 INDF 4900 326.84 0.441 -0.250 -2.149 0.001 -2.399 2.84

76 MLBI 115000 326.84 -0.339 -0.250 0.813 0.057 0.563 -0.902

77 MYOR 6600 326.84 0.158 -0.250 0.054 -0.100 -0.196 0.354

78 FAST 3000 326.84 -0.032 -0.250 0.906 3.376 0.656 -0.688

79 STTP 185 326.84 -0.507 -0.250 -0.682 1.703 -0.932 0.425

80 ULTJ 845 326.84 0.166 -0.250 1.847 0.156 1.597 -1.431

81 SKLT 90 326.84 -0.217 -0.250 1.474 0.270 1.224 -1.441

82 MSAR 8600 326.84 0.012 -0.250 -0.913 -2.210 -1.163 1.175

83 PSDN 170 326.84 0.7 -0.250 0.006 2.740 -0.244 0.944

84 SUBA 375 326.84 -0.279 -0.250 -0.284 1.439 -0.534 0.255

85 SHDA 240 326.84 -0.314 -0.250 2.364 2.546 2.114 -2.428


(6)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1

Dviden(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Abnormal

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .530(a) .297 .389 1.93488

a Predictors: (Constant), Deviden

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 172.812 1 172.812 46.160 .000(a)

Residual 262.063 67 3.744

Total 434.875 68

a Predictors: (Constant), Deviden b Dependent Variable: Abnormal

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.294 1.598 2.687 .009

Keterlibatan .288 .072 .330 2.794 .000


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Indonesia

1 44 82

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

6 98 88

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011

1 47 96

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 91 79

Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

0 64 91

Analisis Perbedaan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia

1 78 64

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE 2006 - 2008.

0 0 7

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 5 128

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10