Simtom Stres Kerja STRES KERJA 1.

2. Simtom Stres Kerja

Rice 1987 mengelompokkan simtom stres kerja ke dalam 2 bagian besar, yakni simtom psikologis dan fisik. Namun ada satu pembagian lagi oleh Schuler 1980 yakni simtom perilaku berhubungan dengan dampak organisasional pada karyawan. Sehingga terdapat 3 simtom stres kerja yakni simtom psikologis, fisik dan prilaku. a. Simtom psikologis Berikut beberapa simtom psikologis yang sering ditemukan pada orang yang mengalami stres kerja : - Cemas, tertekan, kebingungan dan mudah tersinggung, hal ini dapat terjadi di ruang lingkup pekerjaan atau saat sudah berada di tengah keluarga. - Merasa frustasi dan marah akan pekerjaan yang dihadapi maupun teman kerja. - Sangat sensitif secara emosional dan merasa tertekan. - Efektifitas komunikasi karyawan berkurang dari kemampuannya yang biasa. - Merasa ditolak oleh lingkungan sekitar, dalam hal ini seorang karyawan akan merasa tidak diterima di lingkungan kerja atau bahkan oleh keluarganya sendiri yang kemudian akan membuatnya merasa terasing dan terpisahkan. - Lelah secara mental dan tidak bertenaga. Universitas Sumatera Utara - Kemampuan intelektual secara umum menurun. Kesulitan untuk berkomunikasi, memahami perintah maupun pertanyaan serta kecepatan kerja yang menurun bisa menjadi indikasi simtom intelektual ini - Kurang konsentrasi, kreatifitas dan spontanitas dalam bekerja - Kurangnya motivasi dan kepercayaan diri dalam penyelesaian tugas. - Adanya gejala depresi seperti gangguan tidur, gangguan makan, kelelahan, tidak mampu menyelesaikan tugas, merasa terjebak dalam pekerjaan hingga menurunnya hasrat seksual Rollinson, 2005. b. Simtom fisik Beberapa simtom fisik dibawah ini sering dirasakan oleh seseorang yang mengalami stres. Kelelehan secara fisik, cedera, gangguan tidur dan gangguan pencernaan adalah beberapa hal yang paling sering terjadi Adams dalam Rice, 1987. Berikut simtom fisik lainnya yang dapat dialami seseorang ketika berada dalam keadaan stres - Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya kecemasan. Semakin cemas seseorang, maka semakin meningkat pula sekresi adrenalin yang meningkatkan detak jantung . Peningkatan detak jantung akan berakibat pada peningkatan tekanan darah bahkan hipertensi Sudoyo et al, 2009. Universitas Sumatera Utara - Berpotensi mengalami gejala sakit fisik seperti maag atau dyspepsia serta sesak napas atau sakit kepala. - Mual, sakit leher, bibir kering, pusing dan bersendawa. - Kelelahan fisik dan ketegangan otot yang dapat diakibatkan karena gangguan tidur yang terjadi akibat stres kerja. c. Simtom prilaku Pada karyawan, stres kerja sangat berpengaruh terhadap prilakunya di organisasi di tempat ia bernaung Rice, 1987. Organisasi dan karyawannya akan terus saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Schuller 1980 mengemukakan beberapa prilaku pada karyawan yang mengalami stres kerja : - Rendahnya performansi kerja secara kuantitatif dan kualitatif - Rendahnya keterlibatan dalam pekerjaan, karyawan sering menolak untuk diberi tanggung jawab. - Menunjukkan ketidakpuasan maupun keluhan terhadap banyak tugas yang dikerjakan dirinya sendiri maupun orang lain Miner, 1992. - Kurang perhatian terhadap keadaan perusahaan dan kolega. Hal ini dapat dilihat sebagai kurangnya komitmen karyawan oleh perusahaan. - Absensi yang tinggi diakibatkan rendahnya motivasi bekerja serta kurangnya rasa percaya diri seorang karyawan untuk berhadapan Universitas Sumatera Utara dengan rekan kerjanya. Hal ini juga bisa terjadi karena rasa muak yang dimiliki karyawan terhadap lingkungan kerjanya. - Menyebabkan kecelakaan, ini disebabkan karena kurangnya konsentrasi serta spontanitas karyawan pada saat bekerja. - Hiperaktif, mencari-cari kegiatan dan melakukan hal yang tidak bermanfaat - Meningkatnya konsumsi obat-obatan, misalnya obat tidur atau obat penenang. - Suka menggerutu dan mengeluh tentang banyak hal, khususnya hal yang berkaitan dengan pekerjaan, tugas maupun hubungannya dengan teman kerja Burke dalam Rollinson, 2005. - Meninggalkan pekerjaan baik itu melakukan penundaan atau memang tidak ingin menyelesaikan pekerjaan tersebut. - Menyebabkan konflik bagi karyawan yang lain Venniga Spradley, 1981

3. Dampak Stres Kerja